Frekuensi BAB Bayi 2 Bulan yang Normal dan Cara Menjaganya
Memantau frekuensi BAB bayi 2 bulan bisa menjadi tanda apakah bayi sudah mendapatkan cukup ASI. Pasalnya, frekuensi hingga tekstur pup b...
Ditulis oleh :
Tim Penulis

Memantau frekuensi BAB bayi 2 bulan bisa menjadi tanda apakah bayi sudah mendapatkan cukup ASI. Pasalnya, frekuensi hingga tekstur pup bayi 2 bulan juga bisa menandakan kondisi kesehatannya, Bu.
Berapa Kali Bayi 2 Bulan Buang Air Besar dalam Sehari?
Bayi yang mendapat ASI eksklusif bisa BAB setiap kali habis menyusu, tapi BAB sekali dalam seminggu pun masih dianggap normal. Normalnya feses si Kecil di usia ini berwarna kuning, hijau, atau cokelat.
Karena masih minum cairan, feses bayi ASI 2 bulan biasanya bertekstur lembek seperti selai kacang atau yogurt. Sementara, jika ia minum sufor umumnya akan lebih menyerupai puding.
Jika Ibu khawatir pupnya tidak normal, coba gunakan AI Poop Tracker sebagai deteksi awal masalah. Setelah mendapatkan hasilnya, Ibu bisa mengonsultasikannya ke dokter!
Penyebab Perubahan Frekuensi BAB pada Bayi 2 Bulan
Berikut beberapa penyebab frekuensi BAB pada bayi 2 bulan bisa berubah dan berbeda setiap harinya:
1. Perubahan Pola Makan
Intensitas BAB bayi 2 bulan bisa berubah akibat pola makan, Bu. Terlebih jika ia tidak mendapatkan cukup ASI.
Bayi yang kekurangan ASI biasanya hanya BAB 1 kali sehari atau bahkan kurang, disertai jumlah popok basah yang sedikit, bibir kering, mata cekung, tampak lemas, hingga berat badan susah naik.
Selain itu, sekitar usia 6 minggu, kandungan kolostrum dalam ASI mulai menghilang, yang dapat menyebabkan frekuensi BAB pada bayi 2 bulan menurun.
Kolostrum mengandung zat gizi tinggi dan bekerja seperti laksatif alami, sehingga saat jumlahnya berkurang, bayi cenderung lebih jarang buang air besar.
2. Gangguan Pencernaan
Selain itu, gangguan pencernaan juga bisa menjadi penyebab perubahan frekuensi BAB bayi 2 bulan.
Jika feses bayi tampak lebih padat dari biasanya, seperti pasta gigi atau berbentuk bulatan kecil, kemungkinan besar bayi mengalami sembelit. Kondisi ini bisa disebabkan oleh kurang ASI.
Sebaliknya, jika feses sangat cair, berlendir, dan frekuensinya meningkat drastis, bayi mungkin mengalami diare.
Diare pada bayi bisa disebabkan oleh infeksi virus, efek samping antibiotik, alergi susu, atau konsumsi jus buah (yang tidak dianjurkan untuk bayi di bawah 1 tahun).
3. Pengaruh Perkembangan Sistem Pencernaan
Frekuensi BAB bayi 2 bulan juga bisa dipengaruhi oleh perkembangan sistem pencernaannya yang masih belum sempurna.
Di usia ini, saluran cerna bayi sedang beradaptasi, sehingga pola BAB bisa saja belum teratur.
Hal ini sangat umum terjadi dan tidak perlu dikhawatirkan selama bayi tampak sehat dan nyaman.
Baik bayi yang diberi ASI maupun susu formula bisa mengalami perubahan frekuensi BAB sebagai bagian dari proses tumbuh kembang pencernaan.
Baca Juga: Warna, Tekstur, dan Frekuensi BAB Normal Bayi 0-1 Bulan
Kapan Orang Tua Perlu Khawatir?
Frekuensi BAB akan berbeda pada setiap bayi, tapi ada beberapa hal yang bisa Ibu jadikan pertimbangan sebelum memeriksakan si Kecil ke dokter.
1. Jika Bayi Tidak BAB Selama Beberapa Hari
Jika frekuensi BAB bayi 2 bulan tidak terjadi selama lebih dari 1 minggu, Ibu sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter.
Meskipun bayi yang diberi ASI eksklusif bisa saja tidak BAB selama beberapa hari, tetap perlu waspada jika sudah melewati 7 hari tanpa buang air besar.
Untuk bayi yang mengonsumsi sufor, sembelit selama 3 hari bisa menjadi gejala kondisi tertentu. Bila kondisi ini disertai muntah atau bayi tampak rewel, segera hubungi tenaga medis.
2. Jika Bayi BAB Terlalu Sering
Bila bayi 2 bulan jadi sangat sering BAB dan fesesnya cair atau berlendir, itu tandanya ia mengalami diare.
Selain peningkatan intensitas, kondisi ini juga bisa menyebabkan dehidrasi, ditandai dengan bibir kering, mata cekung, atau bagian atas kepala yang tampak cekung.
Dalam kondisi ini, penting untuk menjaga asupan cairan dengan memberikan ASI, susu formula, atau larutan elektrolit khusus bayi.
Jika gejala ini muncul, segera hubungi dokter untuk penanganan lebih lanjut ya, Bu.
Baca Juga: Bayi Mengejan tapi BAB Tidak Keluar: Penyebab dan Solusinya
3. Jika Feses Bayi Berwarna Tidak Normal
Warna feses merah, hitam, atau putih bisa menandakan masalah kesehatan seperti perdarahan saluran cerna atau gangguan hati.
Feses berwarna merah bisa jadi disebabkan oleh darah segar akibat sembelit atau feses yang terlalu keras, sedangkan warna hitam mengindikasikan ada perdarahan organ dalam saluran pencernaan yang perlu segera dikonsultasikan ke dokter.
Feses berwarna putih atau abu-abu bisa menandakan adanya gangguan pada hati, terutama terkait produksi empedu.
Jika warna feses bayi tampak mencurigakan atau berbeda dari biasanya, segera periksakan ke dokter untuk memastikan kondisi kesehatannya.
Ibu juga bisa berkonsultasi dengan para ahli lewat BebeCare secara gratis untuk mendapatkan indikasi awal masalah kesehatan pada bayi.
Cara Menjaga Pola BAB Bayi Tetap Sehat
Agar kondisi ini tidak berlarut dan membuat ia tidak nyaman, berikut tips menjaga pencernaan bayi agar pola BAB-nya tetap sehat:
1. Pastikan Asupan ASI Cukup
ASI mengandung zat alami yang berfungsi seperti pencahar ringan dan membantu memperlancar buang air besar.
Kurangnya asupan cairan atau dehidrasi dapat menyebabkan pup bayi menjadi keras dan sulit dikeluarkan.
Oleh karena itu, penting memastikan bayi menyusu dengan baik agar frekuensi BAB tetap lancar dan sehat.
2. Pijat Perut Bayi
Pijat lembut pada perut bayi bisa membantu menenangkan si Kecil dan melancarkan pencernaannya, sehingga dapat menjaga frekuensi BAB bayi 2 bulan tetap normal.
Teknik pijatan yang bisa Ibu lakukan adalah:
- Lakukan gerakan dengan ujung jari melingkar searah jarum jam di sekitar pusar.
- Dorong kaki bayi ke arah perut pelan-pelan untuk mengurangi ketegangan.
- Kombinasikan dengan sentuhan lembut dari atas tulang rusuk ke bawah perut untuk efek menenangkan.
Baca Juga: Normalkah Bayi ASI Tidak BAB? Ini Penyebab dan Solusinya
3. Lakukan Gerakan "Bicycle Exercise"
Kesehatan pencernaan bayi juga bisa dijaga dengan membantu mereka melakukan gerakan fisik ringan.
Karena bayi belum bisa bergerak aktif, Ibu bisa membantu dengan menggerakkan kaki bayi seperti gerakan mengayuh sepeda.
Gerakan ini membantu merangsang usus untuk bergerak sehingga proses buang air besar menjadi lancar.
Aktivitas sederhana ini juga dapat membantu mengurangi perut kembung dan rasa tidak nyaman pada bayi. Lakukan gerakan ini secara perlahan dan rutin untuk hasil yang maksimal.
4. Mandikan Bayi dengan Air Hangat
Memandikan bayi dengan air hangat merupakan cara alami untuk menjaga frekuensi BAB bayi 2 bulan tetap teratur.
Suhu hangat air membantu merilekskan otot-otot perut sehingga memudahkan proses BAB. Setelah mandi, pijatan ringan pada perut bisa menjadi kombinasi yang efektif untuk memperlancar pencernaan.
Cara ini juga membantu bayi merasa lebih tenang dan nyaman, terutama jika sedang mengalami sembelit ringan.
5. Hindari Pemberian Makanan atau Minuman Selain ASI
Untuk menjaga pola BAB bayi 2 bulan tetap sehat, hindari memberikan makanan atau minuman selain ASI sebelum usia 6 bulan.
Pemberian jus atau MPASI terlalu dini bisa menyebabkan gangguan pencernaan dan risiko diare.
Selain itu, pemberian cairan lain seperti air putih tanpa anjuran dokter bisa mengganggu keseimbangan nutrisi bayi. ASI adalah satu-satunya sumber gizi yang aman pada usia ini.
Mengetahui frekuensi BAB bayi 2 bulan sangat penting sebagai proses pengecekan awal kondisi kesehatannya. Terapkan cara-cara di atas agar Ibu tetap bisa menjaga kesehatan pencernaan si Kecil!