8 Ciri Feses Bayi Diare yang Perlu Ibu Waspadai

Ciri feses bayi diare adalah cair, kuning pucat atau hijau, dan lebih sering BAB. Diare juga mengakibatkan bayi lemas, bibir dan mulutnya kering, hingga demam.

Ditulis oleh : Tim Penulis

Ditinjau oleh : Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH

4 min
13 Feb 2024
Profile Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH
Ciri feses bayi diare - Bebeclub


BAB normal bayi bisa 3-4 kali sehari atau hingga 12 kali sehari, tergantung seberapa banyak asupan ASI-nya. Yuk, kenali ciri feses bayi diare agar Ibu bisa cepat berikan pertolongan yang tepat!

Ciri Feses Bayi Diare

Bayi dikatakan diare jika BAB lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi feses yang lebih cair atau berair dari biasanya. Berikut beberapa ciri feses bayi diare dari yang umum sampai perlu diwaspadai:

1. Lunak, Encer, Berair

Tekstur BAB bayi yang normal biasanya padat lembut seperti mentega atau kental sedikit berair. Salah satu ciri khas diare pada bayi adalah konsistensi pup yang sangat encer karena mengandung banyak air.

Kadang bentuk feses bayi diare bisa sangat berair, dan saking encernya feses bisa merembes hingga keluar dari popok si Kecil.

2. Berwarna Kuning Pucat

Warna pup bayi yang normal biasanya kuning keemasan, kehijauan, atau cokelat dengan tekstur padat kental seperti selai mustard. Ciri feses bayi diare bisa dilihat dari perubahan warnanya.

Sementara itu, warna feses bayi diare bisa kuning muda, kuning pucat, hijau pucat, atau mungkin lebih kuning dari biasanya dengan tekstur lebih cair dan berair dibandingkan feses normal.

Lantas, kenapa pup bayi berwarna kuning encer?‌ Infeksi bakteri penyebab diare menghasilkan racun. Racun ini yang membuat usus mengeluarkan air dan elektrolit sehingga tekstur feses menjadi cair dan kuning.

Baca Juga: 5 Penyebab BAB Bayi Kuning Encer dan Solusinya

3. Frekuensi Lebih Sering dari Biasanya

Bayi baru lahir sering BAB hingga 10 kali sehari jika rutin minum ASI, dan itu normal. Setelah usia 2 bulan, frekuensinya bisa berkurang jadi tiap 5–7 hari dan tetap normal asal feses padat dan warnanya normal.

Bayi yang diare akan BAB lebih sering dari biasanya. Jika frekuensinya meningkat dan tampak tidak wajar, bisa jadi itu tanda diare.

Sebagai patokan, berikut adalah frekuensi BAB bayi yang dikategorikan sebagai diare berdasarkan keparahan gejalanya,

  • Ringan: 3–5 BAB cair per hari.
  • Sedang: 6–9 BAB cair per hari.
  • Berat: 10 atau lebih BAB cair per hari.

4. Bau Busuk

Feses bayi yang sehat umumnya berbau asam. Bau ini berasal dari proses fermentasi sebagian laktosa (jenis gula dalam ASI) yang tidak tercerna sempurna oleh bakteri di usus 

Ciri feses bayi diare adalah berbau busuk dan menyengat. Bau ini disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau parasit pada sistem pencernaan bayi. 

Ibu bisa juga cek kondisi pup si Kecil menggunakan , lho. Cukup upload foto foto pupnya di popok, lalu Ibu dapatkan hasil analisisnya secara real time dalam 60 detik.

Hasil skriningnya bisa dikonsultasikan lebih lanjut ke dokter atau ke tim Bebecare yang siap menjawab pertanyaan Ayah Ibu tanpa buat janji lebih dulu.

5. Feses Berbusa

Feses berbusa pada bayi dapat disebabkan oleh beberapa masalah berbeda.

Umumnya ini disebabkan bayi mencret setelah minum ASI, karena mengalami kelebihan laktosa, gula yang terdapat dalam ASI.

Feses bayi diare yang berbau busuk dan tampak berbusa juga dapat menandakan intoleransi terhadap makanan.

6. Feses Berlendir

Jika ada sedikit lendir pada feses bayi, Ibu tidak perlu khawatir karena ini masih tergolong ciri diare yang wajar.

Lendir tersebut dibuat oleh usus untuk menjaga lapisan usus besar tetap lembab dan terlumasi. 

Namun jika BAB bayi berlendir sangat banyak, ini ciri feses bayi diare yang perlu diwaspadai. Lendir yang banyak di feses bayi menandakan ada infeksi di usus yang menyebabkan diare.

7. Feses Berdarah

BAB encer berbau dan bercak kemerahan adalah ciri feses diare yang perlu Ibu waspadai pada bayi. BAB berdarah pada bayi juga bisa terlihat hitam.

BAB berdarah menandakan diare yang disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti Salmonella atau E. coli.

Baca Juga: Infeksi Saluran Pencernaan pada Bayi: Penyebab, Gejala, & Cara Mengatasinya

8. Feses Berminyak

Ciri feses bayi diare lainnya yang perlu diwaspadai adalah ada residu minyak pada pupnya.

Feses bayi berminyak dapat disebabkan oleh infeksi parasit, dengan gejala penyerta bayi sering kentut, kembung, dan sakit perut.

Kondisi ini mungkin akan memerlukan obat khusus sehingga Ibu perlu memeriksakannya ke dokter.

Ciri-Ciri Diare pada Bayi 0–6 Bulan yang Perlu Diperiksa Dokter

Selain melihat ciri-ciri feses, Ayah Ibu perlu mengetahui gejala fisik lain yang muncul saat bayi diare. Apa saja ciri bayi diare yang harus jadi perhatian dan segera diperiksa oleh dokter?

  • Dehidrasi: Tanda-tanda bayi dehidrasi meliputi bibir kering, mulut kering, tidak keluar air mata saat menangis, kulit kurang elastis, BAK sedikit, dan urin yang pekat.
  • BAB makin sering: Makin sering BAB selama lebih dari beberapa hari menandakan masalah serius.
  • Muntah parah: Volume muntah cukup banyak atau berulang kali sebabkan dehidrasi dan perlu segera diatasi oleh dokter. 
  • Demam tinggi: Demam tinggi menunjukkan infeksi bakteri atau virus.
  • Feses berwarna putih: Ini adalah gejala atresia bilier yang berbahaya.
  • Berat badan turun drastis: Pertanda bahwa tubuhnya kehilangan terlalu banyak cairan dan nutrisi.
  • Tidak mau makan atau minum: Ini memperburuk dehidrasinya sehingga memerlukan intervensi medis.

Jika Ayah Ibu mengamati satu atau lebih dari ciri-ciri ini pada bayi yang mengalami diare, segera konsultasi ke dokter untuk mencari tahu penyebab dan perawatan yang sesuai, ya.

Cara Mengatasi Diare pada Bayi

Setelah mengenali ciri feses bayi diare, Ayah Ibu perlu mengetahui perawatan yang tepat. Kebanyakan kasus diare dapat diatasi dengan baik. Berikut beberapa tipsnya:

1. Berikan ASI 

Terus berikan ASI secara rutin seperti biasa untuk mencegah dehidrasi. ASI juga mengandung probiotik dan prebiotik untuk jaga kesehatan pencernaannya.

Jangan memberikan obat-obatan anti-diare tanpa persetujuan dokter, terutama pada bayi di bawah 6 bulan.

2. Rehidrasi dengan Larutan Elektrolit

Ketika diare sudah sampai menyebabkan bayi dehidrasi, si Kecil mungkin jadi lebih jarang pipis atau urin yang keluar hanya sedikit.

Warna urine bayi yang dehidrasi biasanya pekat atau kuning gelap. Hal ini disebabkan tubuh kehilangan banyak cairan dari frekuensi BAB yang sudah terlalu sering. 

Dokter dapat merekomendasikan larutan elektrolit khusus bayi untuk membantu menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang akibat diare.

Pastikan untuk mengikuti petunjuk penggunaan dengan benar.

Baca Juga: Cara Membuat Oralit untuk Bayi Diare dan Takarannya

3. Pantau Popok

Perhatikan popok bayi secara rutin. Jika terdapat ciri feses bayi diare yang berlanjut, konsultasikan dengan dokter.

Pada beberapa kasus, diare dapat menyebabkan bayi BAB lebih dari 10 kali dalam waktu 24 jam.

Ganti popok lebih sering agar bayi tidak mengalami ruam popok. Terutama begitu mulai tercium bau busuk atau mulai berat dan lembab karena basah.

4. Jaga Kebersihan Tangan

Penting untuk mencuci tangan Ayah Ibu dengan sabun sebelum dan setelah merawat bayi, terutama setelah mengganti popok atau membersihkan area genital.

5. Konsultasikan dengan Dokter

Jika diare berlanjut lebih dari 24 jam atau disertai dengan gejala lain, seperti tanda-tanda dehidrasi, segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Sebab, diare harus segera ditangani dengan tepat agar kondisi si Kecil tidak semakin memburuk.

Semoga si Kecil cepat sembuh, ya, Bu, dan selalu ingat untuk jaga kesehatan pencernaannya agar ia bisa tumbuh hebat!

Bebelac Gold

Susu Pertumbuhan Anak 1-5 Tahun​
dengan Advansfibre & Triple Comfort Formula​ untuk Pencernaan Nyaman Kurangi Rewel​

Cek di Sini!

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Ibu

  1. Editorial Staff. (2019, September 24). Signs of Dehydration in Infants & Children. Accessed on 16th May 2025. https://www.healthychildren.org/English/health-issues/injuries-emergencies/Pages/dehydration.aspx
  2. Editorial Staff. (2018). Dehydration and diarrhea in children: Prevention and treatment. Accessed on 16th May 2025. https://caringforkids.cps.ca/handouts/health-conditions-and-treatments/dehydration_and_diarrhea
  3. Editorial Staff. (2025). Diarrhea (0-12 Months). Accessed on 16th May 2025. https://www.seattlechildrens.org/conditions/a-z/diarrhea-0-12-months/
  4. Tim Penulis. (11 November 2015). Tinja Bayi: Normal atau Tidak? (Bagian 1). Diakses pada 16 Mei 2025. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/tinja-bayi-normal-atau-tidak-bagian-1
  5. Gotfried, J. (2023, June). Overview of Gastroenteritis. Accessed on 16th May 2025. https://www.msdmanuals.com/home/digestive-disorders/gastroenteritis/overview-of-gastroenteritis#Causes_v754203


Temukan Topik Lainnya

Artikel Terkait