10 Tips Belajar Membaca Cepat untuk Anak Usia Dini
Orang tua mana yang tak ingin anak tumbuh sehat dan cerdas. Ternyata Bu, belajar membaca adalah kunci penting bagi pembelajaran di usia ...
Ditulis oleh :
Tim Penulis

Orang tua mana yang tak ingin anak tumbuh sehat dan cerdas. Ternyata Bu, belajar membaca adalah kunci penting bagi pembelajaran di usia dini, lho1. Betul bahwa kemampuan membaca anak dipengaruhi oleh faktor genetik. Namun, beragam faktor lingkungan pun pengaruhnya tak kalah besar, Bu1. Faktor-faktor lingkungan inilah yang bisa Ibu dan Ayah maksimalkan, agar si Kecil bisa belajar membaca cepat. Berikut 10 tips sederhana yang bisa Ibu praktikkan di rumah, untuk mendukung proses belajar membaca si Kecil.
Pada dasarnya, anak belajar membaca dengan mengenali huruf atau kombinasi huruf, dan menghubungkan huruf-huruf tersebut dengan bunyi2. Maka, ada dua kemampuan dasar yang diperlukan si Kecil, agar ia bisa belajar membaca cepat. Si Kecil perlu memahami bunyi dari kata yang diucapkan (kesadaran fonemik), serta memahami bahwa huruf yang tertulis itu memiliki bunyinya tersendiri (pemahaman fonik)2.
Nah, langkah-langkah ini bisa Ibu lakukan di rumah, agar si Kecil memiliki kesadaran fonemik dan pemahaman fonik yang baik. Dengan dua kemampuan dasar ini, Ibu bisa mendukung si Kecil memiliki kemampuan belajar membaca cepat.
1. Bacakan Buku Sesering Mungkin
Usia pra sekolah (3-5 tahun) adalah saat yang tepat untuk mulai lebih intens mengajarkan si Kecil membaca. Di usia 3-4 tahun, biasanya si Kecil sedang asyik-asyiknya mengembangkan kemampuan berbicara dan bahasanya3. Ibu pasti menyadari bahwa di usia ini biasanya si Kecil makin bawel, banyak bertanya, dan kosakatanya makin banyak.
Nah, jangan bosan membacakan buku untuk si Kecil ya, Bu. Bila sebelumnya Ibu sudah biasa membacakan buku untuknya, bacakanlah buku lebih sering lagi. Sesering mungkin saat waktu dan situasinya mendukung. Terdengar sederhana ya, Bu, tapi ternyata ini bisa memperkaya kosakata si Kecil, serta menumbuhkan minat bacanya, lho3.
2. Bacakan dengan Suara Keras
Saat membacakan buku, sebaiknya Ibu membacanya dengan suara keras. Hal ini akan membantu memperkaya kosakata si Kecil. Kemampuan oralnya pun akan makin baik lho Bu4.
Di usia 4 tahun, Ibu bisa mulai mengenalkan huruf dan angka. Teknik membaca dengan keras bisa diteruskan. Ketika membaca buku pengenalan alfabet, bacalah tiap huruf dengan keras dan jelas. Dengan cara ini, si Kecil akan mempelajari nama dan bunyi tiap huruf. Di dalam otaknya, akan tercipta memori mengenai hubungan antara huruf tertulis dan pengucapannya1. Hal ini juga membantu si Kecil memahami kata atau teks4. Jadi si Kecil tak sekadar belajar membaca, tapi juga memahami apa yang dibacanya.
3. Libatkan si Kecil saat Membaca
Membaca buku untuk si Kecil artinya adalah membaca bersama. Ini akan jadi kegiatan yang menyenangkan untuk si Kecil. Ajak dan libatkan ia dalam kegiatan membaca buku, supaya ia tak hanya menjadi pendengar pasif.
Misalnya, Ibu bisa mengajak si Kecil membalik halaman buku. Selagi membaca, Ibu juga bisa menunjuk gambar yang ada di buku cerita (misalnya gambar jerapah), dan minta si Kecil menyebutkan binatang apakah itu. Selesai membaca, ajaklah si Kecil mengobrol: buku yang tadi dibaca itu bercerita tentang apa, sayang?5
Selama beraktivitas membaca buku bersama, perhatikan reaksi si Kecil ya, Bu. Bila ia mulai bosan, tak perlu dipaksakan membaca sampai selesai. Satu cerita atau buku tak harus selesai dibaca dalam satu kesempatan, tapi bisa dicicil dalam beberapa kali membaca5.
4. Bacakan Sajak Berima
Tantangan membaca bisa ditambah bila si Kecil sudah berusia 4 tahun. Secara teori, ini adalah usia yang baik untuk mengenalkan kemampuan membaca dasar (pre-reading skills)3.
Selain pengenalan huruf dan angka, Ibu juga bisa membacakan sajak atau cerita berima. Ajaklah si Kecil mencocokkan kata-kata yang memiliki bunyi awal atau akhir yang sama5. Misalnya mobil dan motor, sapi dan sapu, untuk kata dengan bunyi awal sama. Untuk bunyi akhir sama, misalnya kucing dan anjing, jeruk dan garuk.
Si Kecil sudah bisa mengeja? Selamat Bu, berarti sebentar lagi ia pun akan bisa membaca kata-kata mudah dan sederhana3. Mulai dari kata yang terdiri dari dua suku kata sederhana, seperti mama, sapi, susu, dan kiwi. Ibu juga bisa mulai mengajak si Kecil membaca judul dan nama pengarang pada sampul buku3.
5. Pilih Jenis Buku yang Disukai Anak
Cara mengajarkan anak membaca lainnya bisa dilakukan dengan memilih buku bacaan yang disukai anak. Membaca bisa menjadi sumber informasi yang menyenangkan bagi anak. Namun, Ibu bisa melihat kesukaan anak terlebih dahulu.
6. Berikan Ruang Membaca yang Aman
Cara mengajarkan anak membaca tak hanya dengan memilih buku yang tepat, namun juga menyediakan ruangan yang nyaman dan aman bagi anak. Suasa yang tenang, aman, dan penuh buku bisa membangun semangat belajar anak.
7. Gunakan Teknologi yang Ada
Proses belajar membaca bisa menjadi momen yang menyenangkan bagi anak. Anak bisa menggunakan teknologi, seperti gadget untuk belajar baca. Orang tua bisa membantu mengunduh aplikasi yang mendukung anak belajar.
8. Gunakan Lagu untuk Membaca
Salah satu cara belajar membaca adalah dengan menggunakan lagu. Pilihlah lagu dengan lirik yang dapat mendukung anak belajar baca. Pastikan pula anak menyukai lagu tersebut.
9. Tetap Sabar dan Konsisten
Sabar dan konsisten adalah kunci saat mengajarkan anak membaca. Hindari bersikap keras karena hal itu hanya membuat anak tertekan.
10. Dukung dengan Asupan Nutrisi
Selain 4 hal di atas, satu yang tak kalah penting untuk Ibu lakukan adalah memenuhi kebutuhan nutrisi si Kecil. Memberinya segelas susu Bebelac 4 tiga gelas sehari bisa melengkapi asupan gizinya. Berikan sebagai ‘teman’ yang menemani si Kecil saat membaca. Kegiatan membaca pasti akan terasa lebih menyenangkan dan rileks untuk si Kecil. Kandungan minyak ikan, omega 3, dan omega 6 dalam susu Bebelac 4, tak perlu dipertanyakan lagi fungsinya, kan?. Ibu pasti sudah paham mengenai pentingnya nutrisi-nutrisi tersebut untuk perkembangan otak dan kecerdasan anak.
Yuk, Bu, dukung si Kecil belajar membaca cepat dengan melakukan 5 hal di atas secara rutin!
- Charles Hulme danMargaret J. Snowling. (2015). Learning to Read: What We Know and What We Need to Understand Better. Diambil dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4538787/ [Diakses 29 Mei 2021]
- Jackie Mader. (2020). What Parents Need to Know About the Research on How Kids Learn to Read. Diambil dari https://hechingerreport.org/what-parents-need-to-know-about-the-research-on-how-kids-learn-to-read/ [Diakses 29 Mei 2021]
- Amanda Soebadi. (2013). Perkembangan Literasi Anak. Diambil dari https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/perkembangan-literasi-anak [Diakses 28 Mei 2021]
- Hsin Ying Chien. (2020). Effects of Two Teaching Strategies on Preschoolers’ Oral Language Skills: Repeated Read-Aloud With Question and Answer Teaching Embedded and Repeated Read-Aloud With Executive Function Activities Embedded. Diambil dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6985451/ [Diakses 30 Mei 2021]
- Ireska T. Afifa dan Catharine Mayung Sambo. (2016). Membaca bersama Bayi. Diambil dari https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/membaca-bersama-bayi. [Diakses 21 Juli 2020]