6 Manfaat Membacakan Buku Cerita untuk Anak Usia Dini
Orangtua tentu mengharapkan anak mereka dapat tumbuh cerdas, untuk itu mereka akan memilih cara yang tepat untuk kemampuan membaca anak....
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Ditinjau oleh :
Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH
Orangtua tentu mengharapkan anak mereka dapat tumbuh cerdas, untuk itu mereka akan memilih cara yang tepat untuk kemampuan membaca anak. Salah satu solusinya adalah membaca cerita anak sebelum tidur. Faktanya, banyak manfaat yang bisa didapatkan dari membaca cerita anak sebelum tidur.
Penelitian mengungkap, balita akan mempelajari kata baru ke memori otak mereka setiap dua jam. Tingkat perolehannya semakin cepat sehingga pada saat anak-anak berusia enam tahun, mereka akan tahu sekitar tiga belas ribu kata. Cerita pengantar tidur, atau segala bentuk kegiatan membaca cerita anak bersama, telah lama digambarkan sebagai alat akuisisi kosa kata. Penelitian juga menunjukkan anak-anak yang mulai bersekolah dengan kosakata yang lebih kaya memiliki keunggulan tersendiri. Sebab kosakata yang kaya adalah akan meningkatkan pemahaman membacanya.
Bacakan Cerita untuk Anak Sedini Mungkin
Membaca cerita anak sedini itu baik, tetapi batas yang disarankan adalah saat anak sudah bisa duduk yakni sekitar usia delapan bulan. Selain itu, orangtua penting untuk memperkenalkan buku dengan cara membacakannya saat mereka mulai mengeluarkan kata-kata pertamanya. Mulai membaca lebih awal (delapan atau sembilan bulan) juga membuat orangtua lebih sensitif terhadap kemampuan bahasa yang mereka miliki sehingga mereka dapat menyesuaikan cara mereka berinteraksi yang sesuai untuk anak.
Manfaat Membaca Buku Cerita untuk Anak
Berikut ini manfaat yang didapatkan anak usia 1-3 tahun saat orangtua membaca cerita anak setiap hari:
1. Membaca keras mendukung keterampilan berbicara dasar.
Manfaat membacakan buku pada anak adalah agar anak mulai mengenal alfabet. Sebagai orangtua, Anda bisa membaca kata-kata pada sebuah buku akan memperkuat pemahaman balita tentang cara mengucapkan dan melafalkan kata-kata. Membaca keras juga mendorong mereka mengenal alfabet meski tidak secara langsung.
2. Manfaat membaca buku cerita pada anak bisa diperoleh dengan membaca keras-keras mengajarkan bayi tentang dunia.
Bayi yang sudah lebih besar akan mulai mengetahui beberapa benda yang ia pernah lihat sebelumnya dari sebuah buku. Misalnya saat orangtua memberinya buku yang berisi gambar binatang, ia akan perlahan mengingatnya dan dapat mengenalinya saat orangtua mengajaknya ke kebun binatang.
Baca Juga: 4 Kata-kata Motivasi Belajar untuk Anak
Selain itu, saat anak sudah mulai masuk usia prasekolah, manfaat membaca buku cerita yang bisa didapatkan anak antara lain:
3. Membaca cerita anak meningkatkan kosakata.
Semakin banyak orang dewasa membaca cerita anak, semakin besar kosakata yang anak kuasai. Mereka semakin banyak tahu tentang dunia dan tempat mereka tinggal di dalamnya. Hal ini penting bagi anak-anak prasekolah untuk memperluas kosa kata mereka setiap hari dan belajar untuk mengidentifikasi huruf dan mencocokkannya dengan suara.
4. Membaca cerita anak keras-keras mendorong anak untuk membaca sendiri.
Anak-anak yang menghargai buku akan termotivasi untuk membacanya sendiri. Motivasi yang mulai muncul ini harus dimanfaatkan orangtua dengan cara mengajarinya perlahan cara membaca.
Baca Juga: Cara Mendidik Anak agar Semangat Belajar
Walaupun sudah masuk usia sekolah bukan berarti saat di rumah kegiatan membaca tidak perlu dilakukan. Manfaat membaca buku anak saat anak masuk usia sekolah antara lain:
5. Membaca dapat meningkatkan empati pada anak-anak.
Membaca dengan keras dapat membuat anak-anak menggunakan imajinasi mereka untuk menjelajahi orang, tempat, waktu, dan kejadian di luar pengalaman mereka. Eksplorasi ini merupakan komponen kunci dari keterampilan empati anak-anak.
6. Membaca dapat mengembangkan keterampilan literasi tingkat lanjut anak-anak.
Siswa sekolah dasar mulai mempelajari tentang susunan kalimat yang lebih kompleks. Dengan membaca buku anak, maka ini akan membantu mereka melakukan transisi. Transisi tersebut adalah memahami perbedaan bahasa dalam sebuah buku dengan percakapan sehari-hari. Bahasa buku lebih deskriptif dan menggunakan struktur tata bahasa yang lebih formal, sehingga kemampuan literasi anak akan meningkat.
Jadi, membaca cerita anak bukan hal kuno yang patut ditinggalkan karena perkembangan zaman. Membaca cerita anak harus tetap dilestarikan karena manfaatnya banyak untuk anak.