8 Tips Membacakan Anak Buku Cerita Supaya Lebih Seru

Tidak ada kata terlalu dini untuk membacakan buku cerita pada anak. Sebab, membacakan buku dapat memberikan sangat banyak manfaat bagi f...

Ditulis oleh : Tim Penulis

3 min
15 Feb 2022
Membacakan cerita dongeng anak bisa jadi ajang bonding bagi Ibu dan si Kecil.


Tidak ada kata terlalu dini untuk membacakan buku cerita pada anak. Sebab, membacakan buku dapat memberikan sangat banyak manfaat bagi fungsi kognitif anak, ketika organ otaknya sedang bekerja paling optimal menyerap ilmu selayaknya spons. Segala macam kosakata, ekspresi berbicara, dan juga pengetahuan yang terkandung dalam cerita akan dengan mudahnya diserap sehingga kemampuan berbahasanya akan tumbuh dengan baik.

Jadi, yuk, buat kegiatan membacakan buku anak anak jadi rutinitas yang seru supaya anak tidak cepat bosan dengan cara-cara berikut ini! 

Tips Membacakan Buku Cerita untuk Anak

Bu, sesi membaca buku cerita harus menjadi momen yang menyenangkan baik bagi Ibu maupun si Kecil. Bagaimana cara untuk membuat sesi membaca buku cerita menjadi kegiatan yang seru dan menyenangkan? Berikut tipsnya!

1. Membacakan Beragam Jenis Buku Cerita

Ibu, jangan hanya berhenti pada satu jenis buku saja, misalkan pop-up book karena mudah membuat si Kecil tertarik. 

Kenalkan pula si Kecil pada jenis buku lain seperti komik, majalah, ensiklopedia, dan lain sebagainya. Sepanjang isi buku tersebut berkualitas dan sesuai dengan kelompok usia si Kecil, jangan ragu-ragu untuk mengajak si Kecil membaca buku tersebut bersama. 

2. Buat Lingkungan Reading Friendly

ibu membacakan dongeng untuk anaknya

Rasa cinta si Kecil kepada dunia membaca akan tumbuh perlahan tapi pasti jika ia berada di lingkungan yang dekat dengan buku. Contohnya ia terbiasa melihat Ayah dan Ibu menghabiskan waktu sehabis makan malam untuk membaca buku di ruang tengah sambil duduk di atas big-bean empuk.  

Nah, Ibu bisa mulai membuat ruang nyaman yang dapat digunakan untuk membaca bersama-sama dengan si Kecil sehingga membaca menjadi rutinitas baru dengan konotasi positif bagi si Kecil.

Saat waktu membaca tiba, jauhkan atau matikan segala hal yang berpotensi menjadi distraksi bagi anak seperti televisi, komputer, tablet, dan lain sebagainya. 

3. Menggunakan Intonasi Suara yang Beragam

Bayangkan ketika saat sekolah dulu Ibu harus mendengarkan guru sejarah mengajar dengan cara membacakan buku cetak dengan datar dan tanpa ekspresi selama berjam-jam. Sangat membosankan dan membuat mengantuk, bukan? 

Hal itu juga akan terjadi ketika Ibu membacakan cerita tanpa intonasi yang beragam kepada si Kecil. Ia akan bosan dan melarikan diri dari Ibu. Si Kecil akan lebih tertarik untuk memainkan hal lain yang dianggap lebih seru.

Jadi ketika membacakan buku cerita kepada si Kecil, Ibu harus menggunakan intonasi yang beragam sesuai dengan jalan cerita. 

Gunakan intonasi tinggi dengan nada memekik ketika menceritakan hal-hal yang menyenangkan atau gunakan intonasi rendah dengan nada pelan ketika memasuki bagian cerita yang menegangkan. 

4. Menggunakan Suara yang Berkarakter

Bukan hanya intonasi saja yang perlu Ibu perhatikan ketika membacakan cerita untuk si Kecil.  Akan sangat menyenangkan bagi si Kecil ketika Ibu juga membuat suara yang berbeda untuk tiap-tiap karakter di dalam cerita. Seperti suara Winnie the Pooh dibedakan dengan suara Tiger dan Piglet. 

5. Menggunakan Beragam Bahasa Tubuh dan Mimik Muka 

Supaya cerita semakin seru, Ibu dapat menggunakan bahasa tubuh dan mimik muka untuk menggambarkan apa yang sedang yang dilakukan dan dirasakan karakter di dalam cerita. 

Ibu bisa melambaikan tangan sambil memasang wajah ceria saat menceritakan Little Red Riding Hood berpamitan pada ibunya untuk pergi ke rumah nenek. 

Ibu juga bisa membentuk tangan seperti kucing yang akan mencakar sambil memasang wajah menyeringai ketika menceritakan serigala yang akan menerkam Little Red Riding Hood dari belakang. 

Baca juga: Meningkatkan Motivasi Membaca si Kecil

6. Menggunakan Alat Peraga

Selain memanfaatkan bahasa tubuh dan mimik muka, Ibu juga bisa menggunakan alat peraga untuk membuat waktu membaca cerita semakin seru. 

Contohnya saat membaca buku cerita tentang toilet training. Ibu dapat membuat toilet dari kardus bekas susu dan menggunakan salah satu boneka si Kecil untuk memperagakan bagaimana cara menggunakan toilet yang benar. 

Penggunaan properti dalam membaca buku cerita akan memperkaya pengalaman dan pemahaman si Kecil tentang cerita yang dibacakan.

Perkembangan kemampuan bahasa anak juga akan menjadi lebih baik ketika Ibu membacakan buku cerita karena penggunaan properti dapat membantu si Kecil untuk memahami maksud dari kosakata baru.  

7. Bersikap Interaktif

Jangan sampai Ibu terlalu asyik membacakan anak buku cerita hingga lupa untuk membuat kontak mata dan percakapan dua arah. Tahu-tahu si Kecil sudah menguap atau malah asyik memainkan sesuatu di tangannya. 

Bu, buat si Kecil tetap terlibat dalam cerita dengan cara melakukan kontak mata bermakna, mempersilakan si Kecil memperagakan apa yang ada di dalam cerita, dan memberikan pertanyaan-pertanyaan menarik terkait cerita.

  • Menurut Adik, mengapa si Kelinci merasa sedih?

  • Kira-kira apa ya yang akan terjadi kalau Kelinci memakan semua wortelnya sekaligus?

  • Kenapa sih Kelinci takut pada si Serigala?

  • Adik juga sering pergi ke playground sama seperti si Kelinci. Permainan apa yang paling Adik sukai disana?

Selain untuk menjaga agar anak tetap fokus pada cerita, pertanyaan-pertanyaan yang memiliki banyak jawaban tersebut dapat membantu anak untuk berpikir kreatif dan imajinatif. 

8. Jangan Terlalu Cepat

Mungkin Ibu terbiasa membaca untuk diri sendiri sehingga tanpa sadar juga membacakan buku cerita pada anak dengan tempo yang terlalu cepat. 

Perlu diingat bahwa si Kecil masih memiliki keterbatasan pemahaman bahasa dan konsep abstrak sehingga Ibu perlu menyesuaikan kecepatan membaca dengan reaksi si Kecil. 

Ketika ia masih tampak kebingungan, ambil sedikit jeda kemudian jabarkan lagi cerita yang sedang Ibu bacakan perlahan. Mungkin ditambah dengan beberapa contoh sederhana. 

Contohnya saat Ibu membacakan cerita Little Red Riding Hood dan sampai pada bagian, “Muka serigala terlihat merah padam karena marah. Melihat The Red Riding Hood berhasil melarikan diri.” 

Pada bagian ini si Kecil kesulitan untuk memahami arti kata “muka berwarna merah padam”,  maka Ibu harus mengambil waktu untuk menjelaskan pada si Kecil maksud dari muka merah padam. 

Ibu dapat membantu si Kecil memahami kosa kata atau konsep abstrak yang sulit saat membaca buku cerita dengan menunjukkan gambar atau mengaitkannya pada kehidupan sehari-hari si Kecil. 

Dengan mengikuti 8 tips tadi, Ibu dapat membuat kegiatan membaca buku cerita bersama si Kecil menjadi lebih seru! Jadi Ibu dan si Kecil dapat bersenang-senang sambil membaca.

Manfaat Membacakan Buku Cerita pada Anak

Membacakan buku cerita untuk si Kecil memang tampak seperti kegiatan yang sederhana dan sepele. Namun, aktivitas ini ternyata membawa banyak manfaat bagi anak lho, Bu. 

Oleh karena itu, sebisa mungkin Ibu harus membuat sesi membaca buku cerita dengan nyaring sebagai rutinitas harian wajib bersama si Kecil.

1. Membuat si Kecil Merasa Tenang

Sejak usia kandungan memasuki minggu ke-27 hingga ke-29, bayi yang masih berada di dalam perut sudah bisa mendengar suara yang berasal dari luar tubuh Ibu.

Ternyata kemampuan tersebut membuat bayi dapat mengenali suara-suara tertentu yang sering ia dengar. Jadi, ketika sejak di dalam kandungan Ibu sudah sering membacakan buku cerita untuk si Kecil, ia akan langsung mengenali suara Ibu begitu ia dilahirkan di dunia. 

Suara Ibu saat menuturkan cerita begitu akrab di telinga si Kecil sehingga dapat membuatnya merasa lebih tenang. Jadi, ketika si Kecil terlihat gelisah atau kurang enak badan, Ibu dapat membacakan cerita untuk membuat mereka merasa lebih nyaman. 

2. Mendukung Kecerdasan Kognitif Anak

anak membaca cerita dongeng

Membacakan buku cerita pada si Kecil terbukti mampu meningkatkan kemampuan kognitif anak lho, Bu. Sebuah hasil pemindaian otak menunjukkan bahwa mendengarkan cerita mampu meningkatkan bagian otak yang berhubungan dengan citra visual, pemahaman, dan makna kata.  

Sebuah penelitian juga menunjukkan bahwa anak usia taman kanak-kanak yang dibacakan buku cerita minimal 3 kali dalam seminggu memiliki kesadaran fonemik yang jauh lebih baik daripada anak-anak yang lebih jarang dibacakan buku cerita. 

Kesadaran fonemik adalah kemampuan anak untuk memanipulasi suara dari bahasa lisan. Nah, kesadaran fonemik sangat bermanfaat bagi si Kecil sebab dapat membantu memudahkan si Kecil dalam belajar membaca. 

Baca juga: Macam-Macam Kecerdasan Anak dan Cara Mengembangkannya

3. Memperkaya Kosakata Anak 

Mendengarkan cerita membuat si Kecil terekspose pada berbagai macam kosa kata baru sehingga akan membuat kamus pribadinya semakin kaya. 

Sebuah penelitian yang dilangsungkan pada tahun 2019 menunjukkan bahwa anak yang setiap hari dibacakan 1 buku bergambar oleh orang tuanya terekspos oleh sekitar 78.000 kata tiap tahunnya. 

Ketika kegiatan membaca minimal 1 buku per harinya ini dilangsungkan selama 5 tahun, si Kecil akan mendapatkan paparan terhadap 1,4 juta kosakata lebih banyak daripada anak-anak yang tidak dibacakan buku oleh orang tuanya.

Kekayaan kosakata tersebut secara otomatis akan memperkuat keterampilan komunikasi si Kecil. Nah, kemampuan komunikasi yang baik nantinya juga akan mempermudah si Kecil dalam proses bersosialisasi. 

4. Meningkatkan Kemampuan Literasi Anak

Kemampuan literasi meliputi kemampuan anak untuk menulis dan membaca. 

Nah, selama membaca buku bersama dengan Ibu, si Kecil memiliki kesempatan untuk mengenali bentuk huruf dan memahami bahwa huruf-huruf tersebut mewakili setiap kata-kata yang diucapkan. 

Selain mengenali bentuk huruf, saat membaca bersama ibu si Kecil juga belajar bahwa sebuah cerita memiliki alur tertentu dan bagaimana menyusun kata-kata yang sesuai dengan tata bahasa yang benar. 

5. Meningkatkan Kemampuan Mendengar

Kemampuan mendengarkan dengan baik sangat dibutuhkan oleh si Kecil, terlebih lagi ketika ia sudah memasuki usia sekolah. 

Apabila si Kecil terbiasa mendengarkan cerita, secara otomatis kemampuan pemahamannya bertambah sehingga ia dapat mengikuti kegiatan belajar di sekolah juga memahami berbagai bentuk instruksi dengan lebih baik. 

Baca juga: Mengembangkan Kemampuan Bicara Si Kecil

6. Menanamkan Karakter Terpuji 

Cerita anak-anak umumnya mengandung nilai-nilai positif yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai yang umumnya terkandung dalam sebuah cerita adalah kejujuran, kemandirian, sikap suka menolong, dan lain sebagainya. 

Nah, Ibu dapat memanfaatkan waktu membacakan anak buku cerita untuk menanamkan pemahaman tentang nilai-nilai positif tersebut sehingga ia tumbuh menjadi anak dengan karakter yang terpuji. 

7. Meningkatkan Bonding si Kecil dengan Ibu 

Membacakan buku cerita untuk si Kecil merupakan sebuah momen yang sangat berarti lho, Bu. Momen ini dapat Ibu gunakan untuk bersantai sekaligus membangun bonding dengan si Kecil. Pada momen ini anak akan merasa aman dan dicintai oleh Ibu. 

Begitu pula dengan Ibu, melihat si Kecil nyaman dalam dekapan, tentu Ibu akan merasakan kebahagiaan yang tidak ternilai.

Oh iya Bu, selain memberikan stimulasi melalui kegiatan membaca buku cerita bersama, Ibu juga perlu memastikan si Kecil mendapatkan asupan gizi yang optimal dari makanan dan dampingan susu Bebelac 3 Grogreat+ sebagai Partner ibu Hebat, setiap pagi dan malam sebelum tidur.

Hebatnya Bebelac kini dilengkapi formula Triple A (AHA, ALA, DHA) dengan DHA yang lebih untuk mendukung perkembangan akal kreatif si Kecil (happy brain). Bebelac 3 juga menjadi satu-satunya susu pertumbuhan dengan kombinasi FOS:GOS 1:9 yang teruji klinis mendukung kesehatan saluran cerna si Kecil (happy tummy) serta vitamin dan mineral yang penting untuk mendukung tumbuh kembang hebat si Kecil.

Dengan pemberian stimulasi yang tepat dan didukung nutrisi untuk pencernaannya, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang ceria (happy heart) dan makin bersemangat untuk bermain dan mencoba hal-hal baru bersama teman-temannya.

Ingin dapatkan lebih banyak tips dan informasi parenting terbaru menyambut masa prasekolah si Kecil? Yuk, daftarkan diri Ibu di Bebeclub. Ibu juga bisa dapatkan beragam promo dan penawaran menarik seputar susu Bebelac, lho!

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Ibu


Temukan Topik Lainnya

  1. When can my unborn baby hear me? I’d love to be able to read and sing to them. (2023). HealthyChildren.org. https://www.healthychildren.org/English/tips-tools/ask-the-pediatrician/Pages/I%E2%80%99m-pregnant-and-would-like-to-sing-to-my-unborn-baby.aspx#:~:text=%E2%80%8B%E2%80%8B%E2%80%8B%E2%80%8BIt's,your%20body%20like%20your%20heartbeat.

  2. #ToddlerTales - Use of props in Story Starter sessions. (2018, May 24). Coram Beanstalk. https://www.beanstalkcharity.org.uk/blog/toddlertales-use-of-props-in-story-starter-sessions

  3. Ways to Strengthen Children’s Creativity in Child Care – eXtension Alliance for Better Child Care. (2019, August 15). Extension.org. https://childcare.extension.org/ways-to-strengthen-childrens-creativity-in-child-care/

  4. Why Reading Aloud to Kids Helps Them Thrive | Parenting Tips & Advice. (2018). PBS KIDS for Parents. https://www.pbs.org/parents/thrive/why-reading-aloud-to-kids-helps-them-thrive#:~:text=Reading%20aloud%20to%20kids%20has,story%20comprehension%2C%20and%20word%20meaning.

  5. Marcin, A. (2020, October 14). Reading to Children: Why It’s So Important and How to Start. Healthline; Healthline Media. https://www.healthline.com/health/childrens-health/reading-to-children#benefits

  6. Logan, J. A. R., Justice, L. M., Yumuş, M., & Chaparro-Moreno, L. J. (2019). When Children Are Not Read to at Home: The Million Word Gap. Journal of Developmental & Behavioral Pediatrics, 40(5), 383–386. https://doi.org/10.1097/dbp.0000000000000657

  7. Duursma, E., Augustyn, M., & Zuckerman, B. (2008, August). Reading aloud to children: The evidence. ResearchGate; BMJ Publishing Group. https://www.researchgate.net/publication/5373247_Reading_aloud_to_children_The_evidence



Artikel Terkait

icon resep
3 Tahun ke Atas Resep

Resep MPASI Ubi Ungu

Ditulis oleh:
Tim Penulis

Ditinjau oleh:
Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH
4 min
09 Aug 2024