Berat Badan Normal Bayi pada Tahun Pertamanya
Setiap orang tua pastinya mendambakan si Kecil tumbuh optimal. Banyak yang menghubungkan kondisi prima bayi dengan bentuk tubuh yang bes...
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Ditinjau oleh :
Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH
Setiap orang tua pastinya mendambakan si Kecil tumbuh optimal. Banyak yang menghubungkan kondisi prima bayi dengan bentuk tubuh yang besar dan gemuk. Pernyataan tersebut tak sepenuhnya benar dan tak sepenuhnya salah. Ada faktor penentu lain yang menjadi penentu berat badan si Kecil. Jangan bosan juga ya, Bu, untuk memantau berat badan normal bayi sesuai kurva pertumbuhan, terutama di masa 1000 hari pertama kehidupan (HPK). Ini adalah periode penting yang sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang si Kecil.
Pertumbuhan Berat Badan Normal si Kecil di tahun pertamanya
Mungkin Ibu kerap bertanya, apakah pertumbuhan berat badan si Kecil normal atau tidak. Nah, salah satu patokan untuk mengenali pertumbuhan berat badan normal si Kecil di usia 1 tahun yaitu berat badannya mencapai tiga kali berat lahirnya1.
Agar lebih jelas, Ibu dapat melihat patokan pertumbuhan berat badan normal si Kecil sesuai usia dan jenis kelaminnya seperti berikut2.
Angka-angka di atas hanya patokan ya Bu, karena kecepatan pertumbuhan tiap anak berbeda-beda1. Selain itu, Ibu dapat memantau berat badan dan panjang/tinggi badan si Kecil untuk dibuat plot dalam kurva pertumbuhan di Buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak).
Faktor Pendukung Berat Badan Bayi Normal
Ada banyak faktor yang memengaruhi pertumbuhan berat badan bayi normal. Berikut ini hal-hal yang bisa Ibu berikan untuk mendukung kenaikan berat badan si Kecil. Yuk, kita simak bersama.
Memberikan ASI
Pertumbuhan berat badan bayi normal hingga usia 6 bulan bisa dicapai hanya dengan ASI yang memang merupakan sumber nutrisi istimewa bagi bayi. Tak heran bila WHO dan UNICEF menyarankan Ibu untuk memberikan ASI eksklusif sejak bayi lahir hingga usia 6 bulan. Selain itu, bayi perlu sering disusui kapan pun tanpa harus dibatasi oleh waktu dan juga takarannya3.
Tidak perlu merasa khawatir, jika ASI yang Ibu berikan akan berlebihan atau berkurang ya, Bu. Karena uniknya, komposisi dan volume ASI Ibu selalu sesuai dengan kebutuhan dan usia bayi4. Ketika si Kecil baru lahir, payudara Ibu memproduksi ASI pertama yang disebut kolostrum, dengan volume yang sangat sedikit.
Perlahan, produksi ASI meningkat sesuai kebutuhan bayi yang juga bertambah. Pada hari ketiga, volume ASI yang dihisap bayi umumnya mencapai 300—400 ml per hari. Pada hari kelima, kebutuhannya naik lagi menjadi 500—800 ml dalam sehari. Hingga si Kecil berusia 6 bulan, volume ASI yang diisap bayi rata-rata adalah sekitar 750—800 ml sehari4,5.
Bagaimana mengetahui bahwa si Kecil sudah cukup mendapat ASI? Ada beberapa tanda yang bisa Ibu kenali. Antara lain: bayi menyusu 8—12 kali dalam sehari, dengan mengisap tiap payudara minimal 10 menit. Kadang si Kecil tertidur saat menyusu, khususnya pada payudara kedua. Setelah menyusu, Ibu bisa melihat bahwa si Kecil tampak puas4.
ASI bisa tetap dilanjutkan hingga si Kecil berusia 2 tahun3. Namun, pada usia 6 bulan ke atas, kebutuhan nutrisi si Kecil sudah semakin meningkat Bu, maka pemberian ASI harus didampingi dengan makanan lain seperti MPASI, sehingga dapat memenuhi kebutuhan si Kecil.
Baca Juga: Cara Menambah Berat Badan Janin dengan 4 Kebiasaan Baik Setiap Hari
Memberikan MPASI
Pada usia 6 bulan ke atas, di samping ASI, si Kecil membutuhkan MPASI (makanan pendamping ASI)3 yang harus mengandung karbohidrat, lemak, dan protein hewani. Jangan ketinggalan vitamin dan mineral, khususnya vitamin A, zat besi, dan seng untuk melengkapi ASI7.
Jadi, berapa banyak ya, kebutuhan MPASI? Di usia 6—9 bulan, energi yang dibutuhkan bayi dari MPASI adalah 200 kkal/hari. Selanjutnya, pada usia 9—12 bulan, si Kecil membutuhkan 300 kkal dari MPASI6,9.
Kebutuhan ini dapat dipenuhi dengan pemberian porsi, frekuensi, dan tekstur MPASI yang tepat sesuai usia si Kecil. Yuk, kita simak panduan berikut:
Usia 6—9 bulan
- Ibu bisa memberi si Kecil bubur saring, 2—3 kali sehari setiap hari.
- Di awal MPASI, cukup berikan 2—3 sendok makan bubur tiap kali makan.
- Perlahan, naikkan porsinya hingga setengah mangkuk ukuran 250 ml.
- Ibu juga bisa memberikan selingan 1—2 kali sehari, disesuaikan dengan nafsu makan si Kecil6,7.
- Terus berikan ASI sesuai permintaan anak, karena di usia ini, ASI memenuhi lebih dari setengah kebutuhan energinya9.
Usia 9—12 bulan
- Pada usia ini, tekstur MPASI yang diberikan bisa lebih kasar. Misalnya bubur kasar yang tidak disaring, makanan yang dicincang halus atau kasar.
- MPASI bisa diberikan 3—4 kali sehari, dengan volume setengah mangkuk ukuran 250 ml tiap makan.
- Ibu juga dapat memberi camilan, misalnya berupa finger food yang mudah digengggam bayi, 1—2 kali sehari.
- Terus berikan ASI sesuai permintaan anak, karena di usia ini, ASI memenuhi setengah kebutuhan energinya9.
Pijat bayi
Ibu bisa mengoptimalkan pertumbuhan berat badan si Kecil dengan pijat bayi, lho. Selain meningkatkan bonding antara ibu dengan bayi, stimulasi pijat juga akan meningkatkan frekuensi menyusu, meningkatkan berat badan bayi, serta membuat si Kecil tidur lebih lelap dan lama8.
Stimulasi pijat bisa mengoptimalkan tumbuh kembang bayi melalui kombinasi stimulasi raba dan gerak. Ibu bisa melakukan stimulasi pijat 15 menit dalam suasana yang nyaman dan menyenangkan. Misalnya dengan diiringi musik serta kontak mata antara Ibu dengan si Kecil. Sambil memijat, Ibu juga bisa sambil mengobrol dengan si Kecil.
Tidak ada batasan berapa kali dalam sehari stimulasi pijat perlu dilakukan. Namun, bila memungkinkan, Ibu bisa melakukannya 3 kali sehari8. Kegiatan ini bisa menjadi rutinitas yang menyenangkan bagi Ibu dan si Kecil. Perhatikan respons bayi selama dipijat ya, Bu. Hentikan stimulasi bila ia tampak kurang nyaman atau menangis, kemudian periksa kemungkinan penyebabnya8.
Sudah tidak bingung lagi ya, Bu, faktor-faktor yang memengaruhi berat badan normal bayi. Selain memberikan stimulasi yang sesuai dengan usia si Kecil, Ibu juga bisa memberikan nutrisi yang baik dan seimbang untuk pertumbuhannya. Apabila berat badan bayi masih belum sesuai dengan standar usia tumbuh kembangnya, Ibu bisa kunjungi dokter untuk konsultasi lebih lanjut.