Faktor yang Mempengaruhi Kenaikan Berat Badan Bayi
Seberapa banyak bayi menyusu dan seberapa bagus kualitas kandungan ASI menjadi dua contoh faktor yang mempengaruhi kenaikan berat badan bayi.
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Ditinjau oleh :
Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH
Pemantauan pertumbuhan berat badan bayi harus dilakukan setiap bulan hingga si Kecil berusia 12 bulan. Kira-kira, apa saja faktor yang mempengaruhi kenaikan berat badan bayi?
Apa Saja yang Mempengaruhi Berat Badan Bayi?
Ada beberapa hal yang memengaruhi kenaikan berat badan bayi di usia 0-12 bulan, antara lain:
1. Kelahiran Prematur
Badan bayi yang terlahir prematur umumnya cenderung lebih kecil dan beratnya juga lebih rendah daripada bayi lahir cukup bulan.
Untuk mengejar berat badan dan memastikan organ lainnya berfungsi dengan baik, bayi prematur biasanya akan mendapatkan perawatan khusus di NICU.
2. Jenis Kelamin
Jenis kelamin juga bisa menjadi faktor yang mempengaruhi kenaikan berat badan bayi.
Studi dari American Journal of Human Biology menyebutkan, bayi laki-laki dalam kandungan memiliki respon yang lebih cepat terhadap perubahan pola makan Ibu dibandingkan bayi perempuan.
Jadi, bayi laki-laki bisa tumbuh lebih besar dibanding bayi perempuan sejak dalam kandungan. Laju pertumbuhan berat badan anak akan hampir setara di usia 1-3 tahun nanti.
3. Asupan ASI
ASI adalah sumber kalori dan nutrisi harian yang paling utama untuk bayi, terutama saat usianya masih di bawah 6 bulan.
Jika asupan ASI kurang, pertambahan berat badan bayi mungkin akan menjadi lebih lambat atau berat badannya berada di bawah standar kurva pertumbuhan.
Untuk tingkatkan asupan ASI, Ibu bisa menyusui lebih sering. Pastikan bayi menyusu pada satu payudara sampai selesai (10-15 menit) agar mendapatkan asupan hindmilk yang tinggi lemak.
Baca Juga: 10 Cara Membangunkan Bayi untuk Menyusu agar Tidak Rewel
4. Produksi ASI Kurang
Produksi ASI memengaruhi berat badan bayi karena ASI adalah sumber nutrisi utama. Jika ASI cukup, bayi akan mendapat nutrisi optimal yang dibutuhkan untuk tumbuh.
Sebaliknya, produksi ASI yang kurang dapat menghambat bayi mendapatkan asupan lemak dan protein yang optimal untuk kenaikan berat badannya.
Kurangnya produksi ASI bisa disebabkan oleh faktor-faktor seperti salah posisi menyusui, Ibu kelelahan, terlalu stress, kurang nutrisi, kurang minum, atau bayi tidak menyusu di malam hari.
5. Posisi Perlekatan Bayi
Seberapa tepat posisi perlekatan bayi pada puting payudara juga berperan besar sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi kenaikan berat badan bayi.
Posisi yang kurang tepat membuat bayi kesulitan memerah dan menelan ASI, sehingga besar kemungkinannya ia masih merasa lapar setelah menyusu.
Hal tersebut akan membuat si Kecil kekurangan asupan ASI dan pertambahan berat badannya kurang optimal.
6. Nutrisi dalam MPASI
Setelah berusia 6 bulan, Ibu perlu memberikan MPASI untuk memenuhi kebutuhan kalori dan nutrisi harian si Kecil. Dalam memberikan MPASI, ada banyak hal yang perlu diperhatikan.
Porsi, tekstur, dan bahan makanan, semua harus disesuaikan dengan usia si Kecil. Contohnya, bayi 9 bulan perlu MPASI setengah mangkuk ukuran 250 ml dengan tekstur cincang halus.
Jika Ibu memberikan MPASI dengan porsi yang sama namun teksturnya bubur halus (puree), maka kandungan nutrisi di dalamnya lebih sedikit dari yang dibutuhkan si Kecil di usia 9 bulan.
Baca Juga: Bolehkah Bayi 0-4 Bulan Mulai Makan MPASI?
7. Alergi Makanan
Alergi makanan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kenaikan berat badan bayi karena reaksi tubuh terhadap alergen bisa menyebabkan berbagai masalah pencernaan.
Diantaranya adalah muntah atau diare sehingga mengganggu penyerapan nutrisi. Alergi yang tidak segera diketahui juga dapat menyebabkan ketidaknyamanan saat makan.
Hal itu bisa mengurangi selera makan. Kadang bayi yang alergi juga tidak mendapatkan makanan alternatif yang dibutuhkan, sehingga asupan nutrisi pentingnya terhambat.
8. Intoleransi Makanan
Intoleransi makanan dapat menghambat kenaikan berat badan bayi karena tubuh mereka sulit mencerna nutrisi tertentu, seperti laktosa (dari susu) atau gluten (dari gandum).
Gejala intoleransi makanan seperti diare dan kembung juga mengganggu penyerapan nutrisi dan menurunkan nafsu makan bayi.
Hal tersebut dapat mengurangi asupan kalori yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Akibatnya, berat badan si Kecil lebih susah naik.
9. Kondisi Kesehatan
Bayi yang sering sakit (terkena infeksi berulang atau kronis) akan menggunakan lebih banyak kalori dan nutrisi penting yang masuk ke dalam tubuhnya untuk melawan kuman.
Sebuah penelitian juga menunjukkan bayi yang memiliki kondisi jantung tertentu menghabiskan sekitar 40% dari asupan energi yang masuk.
Maka, kondisi kesehatan tertentu yang diiringi dengan rendahnya nafsu makan dapat menjadi faktor yang mempengaruhi kenaikan berat badan bayi.
10. Bayi Sering Menghisap Empeng
Empeng (pacifier) memang memberikan rasa nyaman dan puas pada bayi sehingga ia lebih tidak rewel. Namun, penggunaannya bisa membuat bayi bingung puting dan menolak menyusu.
Jika empeng membuat bayi tidak mau menyusu, lebih baik Ibu hentikan penggunaannya, ya. Selain itu, empeng juga tidak disarankan bagi bayi di atas 6 bulan.
Penggunaan empeng di usia ini dapat membuat bayi lebih mudah kembung, terkena penyakit infeksi, ketergantungan, gigi tumbuh tidak rapi, dan cenderung menolak makan MPASI.
Berat Badan Bayi Usia 0-12 Bulan yang Ideal
Setelah memahami faktor yang mempengaruhi kenaikan berat badan bayi, Ibu sebaiknya juga mengetahui berat badan idealnya. Berikut tabel berat badan ideal bayi 0-12 bulan menurut WHO:
Usia Bayi |
Berat Badan Bayi Laki-Laki |
Berat Badan Bayi Perempuan |
0 Bulan |
2,5 kg - 3,9 kg |
2,4 kg - 3,7 kg |
1 Bulan |
3,4 kg - 5,1 kg |
3,2 kg - 4,8 kg |
2 Bulan |
4,3 kg - 6,3 kg |
3,9 kg - 5,8 kg |
3 Bulan |
5,0 kg - 7,2 kg |
4,5 kg - 6,6 kg |
4 Bulan |
5,6 kg - 7,8 kg |
5,0 kg - 7,3 kg |
5 Bulan |
6,0 kg - 8,4 kg |
5,4 kg - 7,8 kg |
6 Bulan |
6,4 kg - 8,8 kg |
5,7 kg - 8,2 kg |
7 Bulan |
6,7 kg - 9,2 kg |
6,0 kg - 8,6 kg |
8 Bulan |
6,9 kg - 9,6 kg |
6,3 kg - 10,1 kg |
9 Bulan |
7,1 kg - 9,9 kg |
6,5 kg - 9,3 kg |
10 Bulan |
7,4 kg - 10,2 kg |
6,7 kg - 9,6 kg |
11 Bulan |
7,6 kg - 10,5 kg |
6,9 kg - 9,9 kg |
12 Bulan |
7,7 kg - 10,8 kg |
7,0 kg - 10,1 kg |
Untuk lebih memudahkan Ibu memonitor dan mencatat perubahan berat badan bayi dari bulan ke bulan, yuk gunakan AI Growth Tracker yang ada di Bebe Journey!
Baca Juga: Kenali Apa itu Weight Faltering, Penyebab, Ciri, Solusi, & Pencegahannya
Cara Menaikkan Berat Badan Bayi
Apa yang harus dilakukan jika berat badan bayi tidak naik? Ibu dapat menerapkan beberapa cara menaikkan berat badan bayi berikut ini di rumah:
- Memberikan ASI secara eksklusif.
- Memperbaiki posisi menyusui si Kecil.
- Menghentikan pemakaian empeng.
- Memberikan MPASI begitu ia memasuki usia 6 bulan atau menunjukkan tanda siap makan.
- Memberikan menu MPASI yang bergizi seimbang.
- Menaikkan level tekstur MPASI tepat waktu.
- Membuat jadwal makan MPASI yang teratur.
- Memenuhi kebutuhan tidur bayi sesuai usianya.
- Mencari tahu kemungkinan alergi dan intoleransi makanan si Kecil.
- Menjauhkan si Kecil dari paparan alergen.
- Menghentikan pemberian makanan penyebab intoleransi si Kecil.
- Mencari bahan makanan alternatif yang nilai gizinya mirip.
- Membawa si Kecil ke dokter untuk mencari tahu kondisi kesehatan yang mungkin terjadi.
Itulah faktor yang mempengaruhi kenaikan berat badan bayi dan beberapa hal yang dapat Ibu lakukan di rumah supaya berat badan si Kecil ideal.
Jika berat badan si Kecil tidak segera bertambah dan mencapai angka ideal, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.
Ibu juga bisa berkonsultasi secara gratis tentang tumbuh kembang dan kondisi kesehatan anak kapanpun membutuhkan dengan menghubungi BebeCare.