Bolehkah Bayi Baru Lahir Konsumsi Makanan Selain ASI?

Mungkin Ibu pernah dengar berita atau bahkan saran dari kerabat bahwa bayi di bawah 3 bulan boleh diberi makanan, misalnya buah pisang y...

Ditulis oleh : Tim Penulis

Ditinjau oleh : Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK

4 min
17 Jul 2023
Profile Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK
Bayi 3 bulan.


Mungkin Ibu pernah dengar berita atau bahkan saran dari kerabat bahwa bayi di bawah 3 bulan boleh diberi makanan, misalnya buah pisang yang dikerok. Pisang memang mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh, di antaranya karbohidrat, serat, kalium, vitamin B6 dan C, serta antioksidan. Namun, pemberian pisang atau bahan makanan apa pun pada bayi usia 0-3 bulan sangat tidak dianjurkan ya, Bu. Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini!

Bolehkah Bayi Baru Lahir Konsumsi Makanan Selain ASI?

Pada dasarnya, memberikan makanan pada bayi memang sangat penting dan menjadi keharusan. Pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) bertujuan untuk memastikan  bayi mendapatkan tambahan nutrisi yang diperlukan tubuhnya seiring ia bertumbuh kembang.

Akan tetapi, pemberian makanan untuk bayi ada aturannya.

Air Susu Ibu (ASI) adalah satu-satunya makanan yang dibutuhkan bayi usia 0-3 bulan sampai setidaknya 6 bulan. Memberi makanan selain ASI pada bayi sebelum usia 6 bulan bisa berbahaya. 

Pada awal kehidupan si Kecil hingga berusia 6 bulan, bayi dapat memperoleh semua nutrisi yang mereka butuhkan untuk tumbuh dan berkembang melalui ASI. Selama periode ini, ASI sudah mengandung semua zat gizi esensial yang dibutuhkan bayi, termasuk protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral. Kandungan nutrisi tersebut dapat bermanfaat untuk pencernaan, perkembangan otak, serta pertumbuhan si Kecil.

Oleh karena itu, bayi tidak memerlukan apapun selain ASI sebagai sumber nutrisi utama. Bayi baru lahir tidak memerlukan air, teh, jus, bubur, atau makanan lain selain ASI.

ASI sebagai sumber nutrisi mengandung zat-zat yang secara alami disesuaikan dengan kebutuhan bayi, memberikan perlindungan terhadap penyakit, dan mendukung sistem kekebalan tubuh pada bayi. Zat kekebalan yang ada dalam ASI akan ditransfer dari ibu ke bayi untuk membantu mengatur respons imun tubuh terhadap infeksi.

Penelitian menunjukkan, menyusui secara eksklusif selama 6 bulan memberikan manfaat yang signifikan dalam mengurangi risiko bayi terinfeksi berbagai penyakit, seperti diare, infeksi saluran napas, diabetes, obesitas, pneumonia, dan infeksi saluran kemih.

Baca Juga: Kebutuhan ASI Bayi Baru Lahir dan Jadwal Menyusuinya

Risiko Memberikan Makan pada Bayi Baru Lahir

Penting untuk memahami bahwa ASI adalah makanan terbaik, satu-satunya, dan paling optimal untuk mencukupi kebutuhan gizi bayi di awal kelahirannya. Bahkan, pemberian ASI eksklusif sangat disarankan untuk dilakukan selama 6 bulan pertama kehidupan bayi sebelum mulai memperkenalkan MPASI. Sebab, di usia ini sistem pencernaan bayi belum matang dan si Kecil belum siap untuk memproses makanan padat. 

Ada banyak bahaya yang bisa terjadi jika Ibu memberikan makanan padat selain ASI pada bayi di bawah 3 bulan. Berikut penjelasan lengkapnya, Bu.

1. Gangguan Pencernaan

Memberikan makanan selain ASI pada bayi usia 3 bulan bukanlah hal yang baik untuk sistem pencernaannya. Si Kecil masih memiliki sistem pencernaan yang belum matang dan belum dapat bekerja secara efisien. Sistem pencernaan pada bayi belum sempurna dalam memproduksi enzim pencernaan.

Enzim-enzim ini dapat membantu memecah makanan menjadi nutrisi yang dapat diserap oleh tubuh. Pada usia ini, si Kecil memiliki tingkat produksi enzim pencernaan seperti amilase untuk mencerna karbohidrat dan lipase untuk mencerna lemak yang belum optimal.

Akibatnya, bayi mungkin akan menghadapi kesulitan dalam mencerna makanan hingga menimbulkan gangguan pencernaan seperti muntah, mual, sembelit, dan diare.

2. Bayi Bisa Tersedak

Bayi baru lahir memiliki refleks alami untuk menghisap dan menelan cairan seperti ASI. Namun, mereka belum mengembangkan kemampuannya untuk mengunyah dan menelan makanan padat. Memberikan makanan padat kepada bayi usia 3 bulan dapat meningkatkan risiko tersedak.

Memang tersedak merupakan hal yang wajar terjadi ketika si Kecil memulai makan makanan padat. Namun, pada bayi usia 3 bulan sistem pencernaannya belum matang sepenuhnya, sehingga belum bisa menggerakkan makanan secara efektif melalui tenggorokan dan saluran pencernaan.

3. Risiko Obesitas

Memberikan makanan padat pada bayi di bawah 3 bulan tidak disarankan oleh para ahli kesehatan. Sebab dengan memberikan makanan padat terlalu dini pada bayi dapat meningkatkan risiko obesitas di kemudian hari. Bayi yang diberi makanan padat terlalu cepat mungkin mengonsumsi kalori berlebih yang tidak dapat mereka proses dengan baik, karena sistem pencernaan mereka belum sepenuhnya matang.

Hal ini dapat mengarah pada peningkatan berat badan yang berlebihan dan peningkatan risiko obesitas saat mereka tumbuh. Maka dari itu sebaiknya bayi di bawah usia 3 bulan hanya diberikan ASI sebagai asupan nutrisinya. Sebab ASI mempunyai keunikan untuk menyesuaikan nutrisi yang dibutuh bayi sesuai usianya.

4. Sistem Kekebalan Tubuh Menjadi Lemah

Pemberian makanan padat terlalu dini atau pada bayi usia 3 bulan dapat mengurangi manfaat penting yang diberikan oleh ASI.

Sebab ASI mengandung zat gizi penting, antibodi, dan faktor kekebalan lainnya yang membantu membangun sistem kekebalan tubuh bayi. Pada saluran pencernaan terdapat lapisan lendir yang bertindak sebagai perisai dalam melindungi saluran pencernaannya.

Namun, bayi belum mempunyai lapisan lendir yang kuat di sekitar saluran pencernaan sehingga berisiko tinggi terkena berbagai jenis infeksi.

Maka dari itu, hanya dari ASI perlindungan pada saluran pencernaan dapat dibentuk dengan baik, sehingga sistem kekebalan tubuh juga menjadi meningkat.

5. Timbul Luka pada Usus

Untuk mendapatkan manfaat nutrisi yang optimal dari makanan, perlu pencernaan yang baik. Sayangnya, bayi usia 3 bulan mempunyai pencernaan yang belum matang dan tidak siap mengolah makanan padat.

Pemberian makanan padat terlalu dini akan memberikan tekanan berlebihan pada sistem pencernaan bayi dan menyebabkan masalah seperti luka pada usus, seperti peradangan maupun iritasi. Hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka pendek dan jangka panjang, termasuk gangguan penyerapan nutrisi dan adanya masalah pencernaan.

Dalam situasi normal, ASI saja sudah memberikan semua nutrisi yang diperlukan untuk bayi di bawah usia 3 bulan. Bahkan ASI juga akan membantu memberikan perlindungan pada si Kecil dari segala infeksi dan penyakit.

Baca Juga: Panduan Pemberian ASI Eksklusif Bagi Ibu yang Bekerja

Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai pemberian makanan pada bayi usia 0-3 bulan. Penting bagi Ibu untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum memutuskan untuk memberikan makanan padat pada bayi, dan selalu mengikuti pedoman yang direkomendasikan oleh para ahli kesehatan, agar si Kecil mendapatkan asupan nutrisi yang sesuai untuk pertumbuhannya.

Jangan lupa kunjungi BebeJourney sebagai panduan untuk Ibu Hebat mengawali semua kehebatan si Kecil. Di sini, Ibu bisa cek milestone bulanan si Kecil apakah sudah sesuai dengan usianya atau belum, koleksi resep MPASI, juga mengecek grafik pertumbuhan sampai reminder jadwal vaksin. Gratis!


Referensi:

  1. IDAI | Memberi Makan pada Bayi: Kapan, Apa, dan Bagaimana? (2016). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/memberi-makan-pada-bayi-kapan-apa-dan-bagaimana
  2. ‌IDAI | Air Susu Ibu dan Kekebalan Tubuh. (2013). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/air-susu-ibu-dan-kekebalan-tubuh
  3. ‌Nair, A. (2018, October 29). Baby’s Digestive System – When and How It Develops. FirstCry Parenting; FirstCry Parenting. https://parenting.firstcry.com/articles/babys-digestive-system-when-and-how-it-develops/
  4. ‌Feeding your baby: When to start with solid foods. (2019). Unicef.org. https://www.unicef.org/parenting/food-nutrition/feeding-your-baby-when-to-start-solid-foods
  5. ‌IDAI | Nilai Menyusui. (2013). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/nilai-menyusui
  6. IDAI | Air Susu Ibu dan Tumbuh Kembang Anak. (2013). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/air-susu-ibu-dan-tumbuh-kembang-anak
  7. ‌Verywell. (2021). Risks Associated With Starting on Baby Food Too Early. Verywell Family. https://www.verywellfamily.com/potential-risks-when-you-start-baby-food-early-284371
  8. Verywell. (2021). How the GI Tract of Infants Helps Digest Breast Milk. Verywell Family. https://www.verywellfamily.com/infant-digestion-431681
  9. ‌Huh, S. Y., Rifas-Shiman, S. L., Taveras, E. M., Oken, E., & Gillman, M. W. (2011). Timing of Solid Food Introduction and Risk of Obesity in Preschool-Aged Children. 127(3), e544–e551. https://doi.org/10.1542/peds.2010-0740
  10. ‌NHS Choices. (2023). Choking and gagging on food. https://www.nhs.uk/start-for-life/baby/weaning/choking-and-gagging-on-food/
  11. ‌IDAI | Gangguan Pencernaan pada Bayi (I). (2017). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/gangguan-pencernaan-pada-bayi-i


 
alt

Kenali apa itu

Kalkulator Nutrisi

Cek nutrisi si Kecil yuk! Sudah sesuaikah dengan kebutuhannya?

Artikel Terkait