Tabel Berat Badan Bayi (0-12 Bulan) Menurut WHO

Berat badan bayi idealnya bertambah setiap bulan sebagai tanda asupan gizinya optimal. Sudah sesuaikah BB si Kecil dengan tabel berat badan bayi menurut WHO?

Ditulis oleh : Tim Penulis

Ditinjau oleh : dr. Attila Dewanti, SpA (K)

4 min
24 Aug 2022
Profile dr. Attila Dewanti, SpA (K)
Tabel berat badan bayi menurut WHO - Bebeclub.


Berat badan ideal bayi penting untuk Ibu ketahui karena itu merupakan salah satu tolok ukur tumbuh kembang si Kecil. Ibu bisa cari tahu tabel berat badan bayi menurut WHO di bawah ini.

Tabel Berat Badan Ideal Bayi 0-12 Bulan Menurut WHO

Berikut ini adalah tabel berat badan ideal bayi dari usia 0-12 bulan sesuai standar Grafik Pertumbuhan WHO yang dapat Ibu gunakan sebagai patokan pertumbuhan si Kecil: 

Usia

Berat Badan (Kg)

Laki-laki

Perempuan

Baru Lahir (0 Bulan)

2,5 - 3,9

2,4 - 3,7

1 Bulan

3,4 - 5,1

3,2 - 4,8

2 Bulan

4,3 - 6,3

3,9 - 5,8

3 Bulan

5,0 - 7,2

4,5 - 6,6

4 Bulan

5,6 - 7,8

5,0 - 7,3

5 Bulan

6,0 - 8,4

5,4 - 7,8

6 Bulan

6,4 - 8,8

5,7 - 8,2

7 Bulan

6,7 - 9,2 

6,0 - 8,6

8 Bulan

6,9 - 9,6 

6,3 - 9,0

9 Bulan

7,1 - 9,9

6,5 - 9,3

10 Bulan

7,4 - 10,2 

6,7 - 9,6

11 Bulan

7,6 - 10,5

6,9 - 9,9

12 Bulan

7,7 - 10,8 

7,0 - 10,1

Supaya lebih mudah memantau perubahan berat badan si Kecil setiap bulannya, Ibu bisa gunakan tools Grafik Pertumbuhan di Bebe Journey dengan langsung klik gambar di bawah ini, lho!

 

Cara Menaikkan Berat Badan Bayi

 

Berat badan bayi idealnya naik minimal 500-900 gram setiap bulan, tergantung dari usianya saat ini. Jika berat badan si Kecil belum ideal, Ibu bisa menaikkan BB bayi dengan cara berikut: 

1. Menyusui Lebih Sering dan Lebih Lama

Agar BB si Kecil sesuai dengan tabel berat badan bayi menurut WHO, cara paling efektif dan harus diutamakan adalah meningkatkan frekuensi serta durasi menyusui.

Usahakan susui bayi setiap 2-3 jam dengan durasi 20 menit pada setiap sisi.

Jika si Kecil terlihat mengantuk atau berhenti menyusu sebelum 20 menit, coba ganti posisi atau menggelitik kakinya dengan lembut agar bayi mau bangun untuk menyusu kembali.

2. Perbaiki Cara Menyusui

Cara menyusui yang benar dan memastikan perlekatan mulut bayi sudah tepat adalah kunci keberhasilan menyusui bayi sampai kenyang.

Pastikan seluruh puting dan area aerola Ibu masuk ke dalam mulut bayi. Cek juga saat si Kecil mengisap ASI, pipinya tidak boleh terlihat kempot dan tidak terdengar bunyi berdecak. 

Bukti perlekatan sudah tepat adalah jika payudara Ibu tidak sakit karena digigit atau ditarik bayi juga hanya terdengar bunyi menelan, bukan bunyi berdecak. 

Baca Juga: 4 Tanda Bayi Kenyang ASI yang Mudah Ibu Kenali

3. Pijat Bayi

Menurut Journal of Public Health Researchpijat bayi dapat merangsang peredaran darah, meningkatkan metabolisme tubuh, dan memperbaiki fungsi peristaltik usus si Kecil. 

Dengan begitu, pengosongan lambung si Kecil menjadi lebih cepat, mendorong timbulnya rasa lapar, dan meningkatkan nafsu makan agar kebutuhan ASI bayi terpenuhi.

Jika Ibu ingin memijat si Kecil, pastikan melakukannya dengan lembut tanpa tekanan yang terlalu kuat. Jangan lupa melakukan kontak mata untuk menciptakan bonding dan rasa nyaman. 

4. Jangan Berikan Empeng

Memberikan empeng sebagai pengganti menyusui dapat membuat bayi menolak menyusu langsung dari payudara.

Pasalnya, menyedot empeng dalam waktu panjang bisa membuat si Kecil lelah, kembung, dan bingung puting. Jadi, ia merasa tidak nyaman dan menolak menyusu

Bila berlangsung dalam waktu panjang, pertambahan berat badannya tidak akan optimal. Si Kecil jadi kesulitan mencapai angka ideal pada tabel berat badan bayi menurut WHO. 

5. Berikan MPASI Bergizi dan Tinggi Kalori

Jika si Kecil sudah mengonsumsi MPASI, Ibu bisa menyiapkan menu MPASI tinggi kalori untuk mempercepat kenaikan berat badannya.

Beberapa rekomendasi bahan tinggi kalori yang dapat Ibu manfaatkan untuk menu MPASI si Kecil di antaranya adalah telur, keju, full-fat yogurt, daging merah, dan kentang.

Ibu juga bisa menambahkan minyak kelapa, minyak jagung, atau santan sebanyak ½-1 sendok teh ke dalam MPASI yang hendak dimakan si Kecil.

6. Berikan Buah Tinggi Lemak Sehat

Bayi yang sudah mulai MPASI juga perlu mendapatkan makanan selingan (snack) untuk memenuhi kebutuhan energi hariannya.

Untuk bantu meningkatkan berat badannya agar sesuai dengan tabel berat badan bayi menurut WHO, Ibu dapat membuat snack dari buah yang tinggi lemak sehat. 

Contohnya adalah membuat finger food alpukat colek selai kacang, puree pisang campur full-fat yogurt, smoothies mangga santan kental, dan puree kurma tabur keju parut.

Baca Juga: Bolehkah Bayi Usia 0-3 Bulan Diberi Makanan Selain ASI untuk Naikkan BB?

7. Naik Tekstur Tepat Waktu

Selain memengaruhi perkembangan oromotor si Kecil, kenaikan tekstur juga memengaruhi jumlah nutrisi yang masuk ke dalam tubuhnya. 

Sebab, semakin cair MPASI semakin sedikit kandungan kalori dan zat gizi lainnya. Oleh karena itu, si Kecil perlu dinaikkan level teksturnya secara bertahap sesuai kelompok usianya. 

Awali dengan puree saring, kemudian puree kasar, finger foods, makanan lunak dengan lauk cincang, dan akhirnya perkenalkan pada makanan keluarga.

8. Terapkan Feeding Rules

Tidak sedikit bayi MPASI yang melakukan gerakan tutup mulut (GTM). Hal ini kerap membuat Ibu khawatir karena dapat membuat BB tidak sesuai tabel berat badan bayi menurut WHO. 

Untuk menghindari hal tersebut, Ibu bisa menerapkan feeding rules. Diantaranya adalah membuat jadwal makan yang konsisten dan membatasi waktu makan maksimal 30 menit. 

Selain itu dalam proses makan, pastikan Ibu tidak hanya fokus pada menyuapkan makanan. Namun, selalu lakukan responsive feeding supaya si Kecil lebih termotivasi untuk makan. 

9. Susui dan Beri Makan Jauh dari Gangguan

Perhatian bayi masih sangat mudah teralihkan oleh hal-hal yang dianggapnya menarik.

Misalnya di depan si Kecil ada kipas angin yang bergerak memutar dan menimbulkan suara. Bisa jadi, ia lebih memilih memperhatikan kipas tersebut dan menolak menyusu atau tidak mau makan. 

Maka, ciptakan lingkungan makan yang positif dengan menyingkirkan benda yang berpotensi mendistraksi si Kecil seperti TV menyala, smartphone, dan mainan. 

Baca Juga: Kenali Weight Faltering, Gagal Tumbuh yang Berisiko Stunting pada Bayi

10. Konsultasi ke Dokter 

Apabila berat badan si Kecil susah naik mengikuti tabel berat badan bayi menurut WHO, bisa jadi si Kecil memiliki masalah medis. Misalnya tongue tie, gangguan pencernaan, atau alergi makanan tertentu. 

Untuk memastikannya, Ibu disarankan segera menghubungi dokter spesialis anak dan berkonsultasi lebih lanjut. 

Ibu juga bisa hubungi tim ahli kami di Bebecare yang siap 24/7 merespon cepat segala pertanyaan dan kekhawatiran Ibu terkait cara menyusui dan masalah tumbuh kembang bayi setiap bulannya.

 

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Ibu


  1. Weight-for-age. (2024). Who.int. https://www.who.int/tools/child-growth-standards/standards/weight-for-age
  2. Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana. (2022). Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana. https://dp3appkb.bantulkab.go.id/news/patokan-berat-badan-bayi-normal-sesuai-usianya
  3. IDAI | Posisi dan Perlekatan Menyusui dan Menyusu yang Benar. (2019). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/posisi-dan-perlekatan-menyusui-dan-menyusu-yang-benar
  4. Raman, R. (2019, July 5). 11 Healthy, High-Calorie Fruits to Help You Gain Weight. Healthline; Healthline Media. https://www.healthline.com/nutrition/high-calorie-fruits#dried-fruits
  5. IDAI | Memberi Makan pada Bayi: Kapan, Apa, dan Bagaimana? (2016). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/memberi-makan-pada-bayi-kapan-apa-dan-bagaimana
  6. What To Do When Your Breastfed Baby Is Not Growing as Expected. (2017). Parents. https://www.parents.com/breastfed-baby-is-gaining-weight-slowly-4114196
  7. Gassy baby: How to get rid of baby gas fast. (2023). BabyCenter. https://www.babycenter.com/health/conditions/gassy-tummy_10393850
  8. Abubakari, Abdulai, Gisela Kynast-Wolf, and Albrecht Jahn. “Prevalence of Abnormal Birth Weight and Related Factors in Northern Region, Ghana.” BMC Pregnancy and Childbirth 15, no. 1 (2015). https://doi.org/10.1186/s12884-015-0790-y. 
  9. Lestari, Kurniati Puji, Firdha Rahma Nurbadlina, Wagiyo, and Muhamad Jauhar. “The Effectiveness of Baby Massage in Increasing Infant’s Body Weight.” Journal of Public Health Research 10, no. 1 (2021). https://doi.org/10.4081/jphr.2021.2332. 
  10. Lewis, Rhona. “How to Increase Baby Weight: Breastfeeding, Formula, and Solids.” Healthline, July 21, 2020. https://www.healthline.com/health/baby/how-to-increase-baby-weight. 
  11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 2 Tahun 2020 Tentang Standar Antropometri Anak. Diakses pada 25 Juli 2022, dari http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No__2_Th_2020_ttg_Standar_Antropometri_Anak.pdf.
  12. Sekartini, Rini. “Bayi Baru Lahir: Apa Yang Perlu Diperhatikan? (Bagian I).” Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Diakses pada 25 November 2023, dari https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/bayi-baru-lahir-apa-yang-perlu-diperhatikan-bagian-i. 
  13. Sekartini, Rini, Jeanne-Roos Tikoalu. “Air Susu Ibu dan Tumbuh Kembang Anak”. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Diakses pada 25 Juli 2022, dari https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/air-susu-ibu-dan-tumbuh-kembang-anak.
  14. Vincent Iannelli, MD. “Healthy Strategies to Help Your Child Gain Weight.” Verywell Family, November 28, 2022. https://www.verywellfamily.com/high-calorie-foods. 


Temukan Topik Lainnya

Artikel Terkait