Kenali Weight Faltering, Gagal Tumbuh yang Berisiko Stunting pada Bayi
Salah satu masalah berat badan yang harus diwaspadai pada bayi berusia kurang dari 12 bulan adalah weight faltering. Ini adalah kondisi ...
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Ditinjau oleh :
Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH
Salah satu masalah berat badan yang harus diwaspadai pada bayi berusia kurang dari 12 bulan adalah weight faltering. Ini adalah kondisi di mana berat badan bayi turun terlalu drastis atau justru stagnan tanpa perkembangan yang berarti dapat menandakan masalah kesehatan.
Nah, sudah pernah dengar tentang weight faltering, Bu? Kalau belum, yuk simak penjelasan selengkapnya di artikel ini, mulai dari penyebab, dampak, sampai cara mencegahnya!
Apa Itu Weight Faltering?
Weight faltering (gagal tumbuh) atau biasa disebut dengan faltering growth atau failure to thrive adalah kondisi berat badan anak di bawah rata-rata berat badan ideal yang diharapkan untuk usianya saat ini.
Artinya, berat badan anak tidak naik sesuai standar kenaikan minimum setiap bulannya. Sebab, pada masa ini terjadi peningkatan berat badan yang kurang optimal, terutama pada bayi yang mendapatkan ASI baik dalam bentuk eksklusif maupun tidak.
Bayi dapat dikatakan mengalami faltering growth (gagal tumbuh) apabila kenaikan berat badan di bawah persentil 5 (tetap di bawah kurva pertumbuhan standar) atau tren berat badannya stagnan (berhenti naik atau tidak mengalami kenaikan, tapi juga tidak turun) selama 3 bulan, atau menurun selama 3 bulan. Perlu dicatat juga bahwa kenaikan berat badan minimal anak setiap bulannya berbeda-beda.
Masalah berat badan ini umum terlihat pada 15 bulan pertama kehidupan anak, namun cenderung banyak terjadi pada usia 3-12 bulan.
Baca Juga: Pengaruh Kesehatan Pencernaan Pada Tumbuh Kembang Anak
Apa Penyebab Weight Faltering?
Pada umumnya, weight faltering disebabkan kurangnya mendapatkan asupan nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan anak. Namun, kondisi ini juga dipengaruhi oleh berbagai faktor yang harus Ibu pahami dengan baik sebagai risiko dan penyebab adanya gangguan pertumbuhan berat badan. Dengan pemahaman yang baik tentang faktor-faktor ini, Ibu dapat mengatasi weight faltering dengan efektif.
Berikut ini beberapa faktor yang menyebabkan weight faltering:
1. Pemberian Nutrisi yang Kurang Tepat
Memberikan ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang tepat dan sesuai dengan usia anak memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan nutrisi yang semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan anak. ASI eksklusif selama 6 bulan pertama memberikan semua zat gizi yang diperlukan oleh bayi.
Selanjutnya, saat memberikan MPASI pertama setelah usia 6 bulan, penting untuk memastikan bahwa makanan tersebut memiliki keseimbangan nutrisi yang tepat, termasuk energi, protein, dan mikronutrien yang dibutuhkan oleh bayi. Jika tidak, hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi yang diterima oleh si Kecil.
2. Kemampuan Menyerap Nutrisi yang Kurang Baik
Penyebab munculnya gangguan pertumbuhan berat badan ini juga dipengaruhi oleh penyerapan nutrisi yang kurang optimal. Bayi yang berusia 8 minggu, seringkali menghadapi kesulitan dalam hal menyusu dan menelan.
Hal ini disebabkan oleh tahap perkembangan di mana bayi masih belajar dan belum sepenuhnya menguasai keterampilan ini. Kondisi inilah bisa menghambat penyerapan nutrisi pada bayi.
Selain itu, ketika memasuki tahap MPASI, bayi juga terkadang merasa sulit untuk beradaptasi dengan makanan padat karena sudah terbiasa mengonsumsi ASI. Hal ini memang umum terjadi, karena proses MPASI memanglah harus bertahap.
3. Kondisi Medis Tertentu
Sekitar 5% dari kasus weight faltering berasal dari gangguan pada sistem gastrointestinal. Gangguan seperti ini dapat mempengaruhi fungsi saluran pencernaan dan mengganggu kemampuan tubuh dalam menyerap nutrisi, termasuk kalori. Dampaknya adalah bahwa anak tidak mampu mendapatkan jumlah nutrisi yang cukup dari makanan yang dikonsumsinya.
4. Kebiasaan Makan yang Buruk
Apabila terjadi kebiasaan makan yang tidak baik pada anak, gangguan pertumbuhan berat badan pun akan muncul. Selain itu, anak yang mempunyai nafsu makan rendah, kesulitan untuk makan, dan menjadi picky eater juga menjadi faktor terhambatnya asupan nutrisi yang dibutuhkan si Kecil.
Dalam hal ini mungkin anak akan menolak makanan tertentu, jadi anak hanya ingin makan makanan dengan tekstur dan rasa yang diinginkan. Apabila hal ini terjadi dan tidak ada pengaturan pola makan yang lebih baik, maka jumlah nutrisi yang diterima anak juga menjadi terbatas.
Baca Juga: Waspadai Red Flag Perkembangan Anak di Usia 2 Tahun
Dampak Weight Faltering pada Anak
Masalah weight faltering merupakan suatu perhatian serius yang tidak boleh diabaikan dan perlu segera ditangani.
Growth faltering erat kaitannya dengan malnutrisi untuk memenuhi kebutuhan bayi bertumbuh optimal. Asupan nutrisi yang memadai sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, terutama dalam dua tahun pertama kehidupannya (periode emas).
Malnutrisi pertama kali akan mempengaruhi laju pertumbuhan berat badan lalu diikuti panjang badan bayi, dan pada kondisi yang parah akan mempengaruhi lingkar kepala.
Dalam jangka pendek, growth faltering dapat menyebabkan terganggunya respon imun, meningkatkan risiko infeksi, dan kematian bayi.
Apabila dibiarkan terus, anak-anak yang mengalami weight faltering bisa menjadi underweight dan berlanjut menjadi wasting. Ketiga kondisi tersebut bila terjadi berkepanjangan maka akan menjadi stunting.
Growth faltering yang terjadi berkelanjutan dalam jangka panjang juga dapat menyebabkan gangguan pada pertumbuhan selanjutnya, termasuk gangguan pada perkembangan kognitif dan psikomotor, aktivitas fisik, perilaku, kemampuan belajar anak, hingga gangguan emosional dan intelektual.
Ciri-ciri Gangguan Weight Faltering
Seperti yang sudah dijelasakan sebelumnya, ciri-ciri utama dari weight faltering adalah penurunan berat badan atau berat badan stagnan selama 3 bulan. Itulah sebabnya, apabila si Kecil berat badannya turun atau tidak mengalami peningkatan selama 3 bulan, hal ini dapat mengindikasikan adanya masalah dalam pertumbuhannya. Selain itu, terdapat beberapa ciri-ciri lain weight faltering pada anak, antara lain:
-
Mempunyai lingkar kepala yang lebih kecil.
-
Berat badan yang menurun.
-
Terjadi keterlambatan dalam perkembangan keterampilan sosial.
-
Belum mencapai tonggak perkembangan yang seharusnya dicapai sesuai usianya.
Apabila Ibu mengamati beberapa ciri-ciri yang telah disebutkan, segeralah berkonsultasi dengan dokter atau pakar gizi. Nantinya, Ibu akan mendapatkan informasi yang lebih baik mengenai kondisi si Kecil dan membantu menentukan langkah-langkah selanjutnya.
Cara Mencegah Weight Faltering
Untuk mencegah gangguan pertumbuhan berat badan, hal utama yang harus Ibu lakukan adalah dengan mencari sumber permasalahannya terlebih dahulu.
Inilah mengapa memantau pertumbuhan dan perkembangan anak secara berkala sangat penting. Ketika anak teridentifikasi mengalami gangguan pertumbuhan berat badan, langkah-langkah cepat sangat diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut.
Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak bisa lebih mudah dilakukan melalui kegiatan di Posyandu. Jika anak mengalami gangguan pertumbuhan berat badan, hal ini bisa terdeteksi lebih awal. Hanya saja, masih banyak orang tua yang mengabaikan masalah gizi ini sehingga kondisi tersebut baru disadari ketika si Kecil sudah mengalami gangguan pertumbuhan.
Mencegah terjadinya weight faltering yang dapat mengakibatkan stunting adalah hal yang sangat penting, Bu. Berbagai langkah pencegahan dapat diambil, di antaranya adalah sebagai berikut:
-
Memberikan asupan bergizi seimbang.
-
Menerapkan gaya hidup yang bersih dan sehat.
-
Memastikan kecukupan gizi selama masa kehamilan.
-
Melakukan inisiasi menyusui dini (IMD).
-
Memberikan ASI eksklusif.
-
Memberikan MPASI tepat waktu dengan baik dan berkualitas.
-
Selalu melakukan pemantauan tumbuh kembang dan kesehatan secara berkala.
Demikian beberapa hal yang perlu Ibu ketahui mengenai weight faltering, mulai dari pengertian, penyebab, ciri-ciri, dan cara mengatasinya. Peran Ibu dan Ayah sebagai orang tua sangatlah penting dalam memantau pertumbuhan si Kecil agar terhindar dari berbagai gangguan kesehatan.
Semoga artikel ini bermanfaat, ya, Bu! Jangan lupa kunjungi BebeJourney sebagai panduan untuk Ibu Hebat mengawali semua kehebatan si Kecil. Di sini, Ibu bisa cek milestone bulanan si Kecil apakah sudah sesuai dengan usianya atau belum, koleksi resep MPASI, juga mengecek grafik pertumbuhan sampai reminder jadwal vaksin. Gratis!