Ciri-Ciri Kolik pada Bayi, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Tahukah Ibu apa itu kolik? Kolik adalah kondisi di mana bayi menangis terus dan sangat sulit untuk ditenangkan. Lalu, apa yang menyebabk...
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Ditinjau oleh :
Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH
Tahukah Ibu apa itu kolik? Kolik adalah kondisi di mana bayi menangis terus dan sangat sulit untuk ditenangkan. Lalu, apa yang menyebabkan bayi berperilaku seperti ini? Apakah ia sakit atau hanya ingin disayang-sayang? Temukan penyebab, ciri-ciri kolik pada bayi, hingga cara mengatasinya dalam artikel di bawah ini!
Apa Itu Kolik?
Kolik adalah kondisi ketika bayi dalam kondisi sehat menangis tanpa henti selama berjam-jam tanpa alasan yang jelas.
Kolik sangat umum dialami oleh bayi yang baru lahir, namun sering membuat orang tua frustasi. Pasalnya, seperti tidak ada alasan yang jelas kenapa si Kecil menangis sehingga ia sulit sekali untuk ditenangkan.
Kondisi ini umumnya akan memuncak ketika bayi berusia 6 minggu. Frekuensi kolik biasanya akan berkurang secara drastis dengan sendirinya saat ia memasuki usia 3-4 bulan.
Walaupun kolik tidak berbahaya bagi kesehatan si Kecil, tapi penting bagi Ibu dan Ayah untuk mencari tahu hal-hal apa saja yang dapat digunakan untuk mengurangi keparahan dan memperpendek durasi kolik bayi.
Hal tersebut bertujuan untuk mengurangi rasa stres dan meningkatkan kepercayaan diri orang tua dalam proses pengasuhan. Selain itu, upaya penenangan bayi kolik juga berfungsi untuk meningkatkan bonding antara orang tua dan si Kecil.
Ciri-Ciri Kolik Pada Bayi
Satu-satunya hal yang dapat bayi lakukan untuk berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya adalah menangis, terutama pada 3 bulan pertama kehidupannya.
Maka dari itu, wajar kalau Ibu kesulitan dalam membedakan mana tangis yang muncul karena lapar, sakit, popoknya basah, atau kolik.
Berikut ciri-ciri kolik pada bayi yang perlu Ibu ketahui supaya bisa membedakan tangisan kolik dengan tangisan lain:
-
Tangisan berlangsung lebih dari 3 jam dalam satu hari. Kondisi ini biasanya berlangsung selama 3 hari dalam satu minggu.
-
Tangisan lebih sering muncul di siang dan sore hari.
-
Tangisan sangat sulit ditenangkan.
-
Tangan tergenggam kuat saat menangis.
-
Muka tampak memerah.
-
Lutut bayi akan terangkat hingga menyentuh perut.
-
Bayi mengangkat punggungnya hingga melengkung.
-
Perut bayi berbunyi “keroncongan” atau sangat kembung.
Baca Juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Bayi Menangis
Penyebab Kolik pada Bayi
Sebetulnya, belum dapat diketahui secara pasti apa penyebab kolik pada bayi, Bu. Akan tetapi ada beberapa hal yang diduga memicu kondisi ini, Bu. Apa saja?
1. Kondisi Kesehatan
Meski persentasenya hanya di bawah 10%, kolik diduga dapat dipengaruhi oleh kondisi kesehatan saluran pencernaan. Bisa berupa sembelit, alergi, intoleransi laktosa, hingga infeksi virus atau bakteri.
Untuk memastikan apakah kolik si Kecil dipengaruhi oleh kondisi kesehatan, Ibu dapat membawa si Kecil ke dokter.
Jika setelah pemeriksaan tak ditemukan bukti bahwa si Kecil mengalami masalah kesehatan, dokter biasanya akan menyarankan agar bayi ditenangkan atau dibuat nyaman saat kolik.
Baca Juga: Fase Growth Spurt Bikin Bayi Rewel, Ini 5 Cara Mengatasinya
2. Perut Bayi tidak Nyaman
Kolik pada bayi juga mungkin disebabkan oleh kondisi perutnya seperti kembung, lapar, atau justru terlalu kenyang. Supaya perut bayi tidak kembung, pastikan selalu menyendawakan bayi saat ia akan berganti menyusu pada payudara yang lain atau setelah selesai menyusu.
3. Lingkungan yang Tidak Nyaman
Kolik juga bisa terjadi karena si Kecil sensitif terhadap lingkungan sekitarnya. Misalkan, cahaya yang terang, suara yang kencang, dan berbagai hal baru lainnya. Sebab, kini ia sudah berada di lingkungan baru yang berbeda dengan lingkungan di dalam rahim Ibu.
Berada dalam lingkungan yang tidak nyaman seperti ruangan yang terlalu dingin atau terlalu panas juga dapat memicu kondisi ini.
4. Faktor Psikologis
Menjadi ibu baru memang tidak mudah dan melelahkan. Namun, jangan biarkan hal ini membuat Ibu merasa terlampau tertekan. Pasalnya, si Kecil dapat merasakan apa yang Ibu rasakan. Jadi ketika Ibu merasa stres, si Kecil kerap kali ikut rewel dan susah untuk ditenangkan.
Maka, sebaiknya Ibu coba untuk menenangkan diri lebih dulu. Taruh bayi di dalam boks tidurnya kemudian menjauh sejenak untuk menenangkan diri selama 10-15 menit.
Sementara itu, Ibu dapat meminta tolong pasangan atau anggota keluarga lain untuk bergantian mengawasi bayi. Ketika sudah agak tenang, yuk peluk si Kecil untuk membuatnya jadi lebih nyaman.
Baca Juga: Bayi Sering Kaget Saat Tidur, Apa Penyebabnya?
Cara Mengatasi Kolik pada Bayi
Tidak ada pengobatan khusus yang dapat membuat kolik menjauh dari si Kecil. Namun, dokter anak biasanya menyarankan beberapa cara berikut ini untuk bantu meringankan kolik pada bayi:
-
Memastikan bayi tidak merasa lapar.
-
Memastikan popok bayi bersih dan kering.
-
Menyendawakan bayi lebih sering saat menyusu.
-
Apabila si Kecil minum ASI dari botol, coba ganti botolnya. Siapa tahu botol sebelumnya membuat si Kecil menelan terlalu banyak udara.
-
Ayunkan bayi dengan lembut dalam gendongan.
-
Ajak bayi jalan-jalan.
-
Menyenandungkan lagu untuk si Kecil.
-
Ajak bayi berbicara dengan lembut.
-
Gendong dan peluk bayi dengan lembut. Usahakan Ibu dan Ayah bernapas dengan lebih pelan untuk bantu bayi merasa tenang,
-
Mandikan bayi dengan air hangat.
-
Mengusap punggung bayi dengan lembut.
-
Letakkan bayi di pangkuan Ibu atau Ayah dalam posisi tengkurap sambil diusap-usap punggungnya.
-
Letakkan bayi pada ayunan atau kursi yang bergoyang. Gerakannya mungkin akan bantu merasa lebih nyaman.
-
Letakkan bayi pada carseat dan ajak ia berkendara beberapa waktu. Getaran mobil mungkin akan bantu si Kecil merasa lebih nyaman.
-
Memutarkan musik yang menenangkan.
-
Memutarkan white noise seperti suara hujan, kipas angin, atau ombak.
-
Membedong bayi untuk mengurangi stimulasi. Pastikan bedongan tidak terlalu erat dan segera hentikan hal ini ketika bayi menunjukkan keinginan untuk latihan membalik badan.
-
Mengganti lampu ruangan dengan pencahayaan yang lebih redup untuk mengurangi stimulasi pada bayi.
Selain cara-cara di atas, beberapa ibu yang menyusui mengatakan bahwa berhenti mengonsumsi kafein, produk olahan susu, kedelai, telur, kacang-kacangan, dan tepung membuat kolik si Kecil lebih baik.
Sebelum mengambil langkah penanganan tersebut, konsultasikan dulu dengan dokter ya, Bu. Selain itu usahakan untuk menghindari konsumsi satu jenis makanan saja dalam satu waktu. Jangan semuanya sekaligus, ya.
Kapan Ibu Harus Membawa si Kecil ke Dokter?
Bayi mungkin menangis dalam waktu lama karena ada sesuatu yang salah dengan kesehatannya. Segera hubungi dokter anak kepercayaan Ibu jika menemukan gejala di luar ciri-ciri kolik pada bayi berikut ini:
-
Demam tinggi dengan suhu 38°C atau lebih.
-
Tampak lebih lesu atau lebih tidak aktif daripada biasanya.
-
Tidak mau menyusu.
-
Tidak menyedot dengan semangat seperti biasanya saat menyusu.
-
Fesesnya terlihat lebih lembek atau berair.
-
Terdapat darah dalam fesesnya.
-
Muntah-muntah, yaitu ketika susu keluar dari mulut atau hidung bayi dengan paksaan sehingga muncul suara “huwek”. Bukan gumoh, ya, Bu. Gumoh akan keluar sendiri tanpa gerakan paksaan dan suara apapun.
-
Berat badan bayi mengalami penurunan atau tidak bertambah.
-
Tidak dapat ditenangkan apa pun yang Ibu dan Ayah lakukan.
Nah, itulah informasi dasar mengenai apa itu kolik, ciri-ciri kolik pada bayi, penyebab, dan cara mengatasinya. Sekali lagi, Ibu tidak perlu khawatir berlebihan ketika si Kecil mengalami kolik. Karena ini adalah proses pertumbuhan dan perkembangan yang wajar bagi bayi.
Jangan lupa terus pantau tumbuh kembang si Kecil lewat BebeJourney. Di sini ada berbagai fitur edukatif dan menarik untuk mendukungnya tumbuh hebat.
Semoga artikel ini dapat membantu, ya, Bu!