Penyebab, Ciri, dan Penanganan Intoleransi Laktosa pada Anak

Gejala intoleransi laktosa pada anak mirip seperti alergi, yaitu mual dan muntah setelah minum susu. Namun, cara mengatasinya berbeda.

Ditulis oleh : Tim Penulis

4 min
14 Oct 2022


Banyak orang yang masih salah mengira intoleransi laktosa sama dengan alergi susu sapi. Padahal meski gejalanya mirip, kedua kondisi ini sangat berbeda. Ketahui apa itu intoleransi terhadap laktosa, penyebab, ciri-ciri, dan bagaimana cara mengatasinya, yuk, Bu!

Apa Itu Intoleransi Laktosa?

Intoleransi laktosa adalah gangguan pencernaan yang terjadi karena tubuh anak tidak mampu mencerna laktosa.

Laktosa adalah jenis gula alami yang banyak terdapat dalam susu hewani dan produk olahannya, seperti keju, es krim, yogurt, dan mentega (butter). Laktosa juga dapat Ibu temukan dalam sejumlah salad dressing, saus, hingga permen yang terbuat dari susu atau produk olahan susu.

Penyebab Intoleransi Laktosa pada Anak

Intoleransi laktosa disebabkan oleh kurangnya produksi enzim laktase dalam tubuh, yang bertanggung jawab memecah laktosa di usus kecil.

Normalnya, enzim laktase diperlukan untuk mencerna laktosa menjadi gula sederhana (glukosa dan galaktosa), yang kemudian diserap oleh tubuh sebagai sumber energi. 

Kekurangan enzim tersebut menyebabkan laktosa bertahan lama di saluran cerna, menghasilkan gas dan menyebabkan gejala seperti perut kembung setelah mengonsumsi susu. 

Adapun penyebab intoleransi terhadap laktosa terbagi menjadi intoleransi primer (bawaan lahir) dan intoleransi sekunder (dipicu oleh gangguan pencernaan lain yang biasanya sudah lebih dulu dialami si Kecil). 

Berikut beberapa kondisi penyebab intoleransi terhadap laktosa yang perlu Ibu ketahui:

  • Faktor keturunan dari kedua orang tua (genetik). 
  • Penyakit Celiac. 
  • Infeksi usus. 
  • Infeksi bakteri. 
  • Penyakit Crohn.

Gejala Intoleransi Laktosa pada Anak

Gejala intoleransi pada anak biasanya muncul dalam waktu 30 menit sampai 2 jam setelah mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung laktosa. 

Beberapa anak memiliki kemungkinan sangat sensitif terhadap laktosa sehingga gejalanya bisa muncul lebih cepat dan terasa lebih intens. Beberapa tanda dan gejala anak mengalami intoleransi terhadap laktosa adalah:

  • Diare.
  • Mual, terkadang disertai muntah.
  • Kram perut.
  • Perut kembung.

Ibu juga bisa mengecek kondisi pencernaan si Kecil melalui Bebe Journey di website Bebeclub. Nanti hasilnya bisa langsung Ibu dapatkan untuk dikonsultasikan dengan dokter spesialis anak atau Tim Bebecare.

Semua pertanyaan dan kekhawatiran Ibu soal pencernaan anak akan dijawab oleh tim Bebecare yang siap melayani 24 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu.

Perbedaan Gejala Intoleransi Laktosa dengan Alergi Susu Sapi

Melihat dari gejalanya, ada beberapa pembeda antara alergi protein susu sapi atau intoleransi terhadap laktosa

Intoleransi terhadap laktosa bisa terlihat dari kondisi si Kecil yang mengalami:

  • Perut kembung.
  • Diare.
  • Indikasi masalah pada sistem pencernaan lainnya.

Untuk alergi protein susu sapi pada si Kecil, Ibu bisa melihat indikasi seperti:

  • Peradangan.
  • Kesulitan bernapas.
  • Anafilaksis. 

Namun, alangkah baiknya jika Ibu segera melakukan tes medis untuk mengetahui lebih jelas apakah si Kecil mengidap intoleransi atau tidak. Tujuannya, untuk mencari tahu penanganan yang tepat dan sesuai dengan kondisi anak.

Baca Juga: Ciri Alergi Susu Sapi pada Anak dan Cara Mengatasinya

Bagaimana Cara Mengetahui Anak Intoleransi Laktosa?

Cara mengetahui anak mengidap intoleransi terhadap laktosa bisa melalui diagnosis medis. Pasalnya, reaksi akibat intoleransi ini terjadi dalam sistem pencernaan si Kecil. 

Pemeriksaan intoleransi terhadap laktosa pada anak umumnya bisa dilakukan dengan dua cara. Berikut penjelasannya

1. Tes Toleransi Laktosa

Tes toleransi laktosa adalah tes darah yang bertujuan untuk mengetahui kadar glukosa dalam darah. Anak akan diminta untuk mengonsumsi minuman tinggi laktosa (gula).

Setelah 2 jam setelahnya, dokter akan melakukan tes darah untuk mengukur kadar glukosa dalam darah anak.

Jika kadar glukosa dalam darah tidak meningkat, artinya tubuh anak tidak dapat menyerap laktosa dengan baik.

2. Tes Hidrogen

Dokter akan meminta anak untuk mengonsumsi minuman dengan kadar laktosa tinggi. Setelah itu, dokter akan mengukur kadar hidrogen dalam napas anak setiap 15 menit selama beberapa jam.

Cara Mengatasi Intoleransi Laktosa pada Anak

Hingga saat ini belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan masalah akibat penyerapan laktosa yang kurang baik. Kondisi ini hanya bisa dikendalikan gejala dan faktor pemicunya. 

Bahkan, beberapa orang ada yang dapat meredakan gejalanya dengan cara mengubah pola makan, membatasi, dan menghindari jumlah laktosa dari konsumsi susu. 

Lantas, bagaimana cara mengatasi intoleransi laktosa pada anak yang bisa Ibu lakukan? Berikut uraiannya. 

1. Ganti Susu Sapi ke Susu Soya

Si Kecil mungkin akan butuh susu nabati sebagai pengganti susu sapi yang mengandung laktosa. Akan tetapi, baiknya selalu konsultasi dulu ke dokter sebelum memberikan susu alternatif, ya!

Biasanya, susu alternatif yang bisa jadi pengganti susu sapi untuk anak adalah formula isolat protein soya. Ibu pernah dengar tentang isolat protein kedelai?

Isolat protein kedelai adalah bentuk protein paling murni dalam kedelai, sehingga mengandung 90% protein nabati. Jadi, formula soya aman untuk anak yang tidak cocok atau intoleran terhadap laktosa dalam susu sapi.

Selain tinggi protein nabati, susu formula isolat protein soya juga mengandung berbagai nutrisi yang bantu melengkapi kecukupan nutrisi harian si Kecil, seperti tiamin, folat, riboflavin, serta vitamin D, E, dan K. Kandungan mineralnya juga cukup lengkap, seperti potassium, magnesium, zat besi, dan zinc. 

Nah jika si Kecil sudah berusia di atas 1 tahun, Ibu bisa berikan susu Bebelac Gold Soya. Dengan kandungan 2 kombinasi serat FOS dan Inulin serta Triple A (DHA, LA, ALA), Bebelac Gold Soya adalah pilihan susu formula bebas laktosa yang tepat untuk optimalkan 7 kehebatan si Kecil dan perkuat daya tahan tubuhnya. Si Kecil bebas mengawali langkah hebatnya dengan optimal.

Baca Juga: 10 Cara Mengatasi Perut Kembung pada Anak di Rumah

2. Berikan Asupan Tinggi Probiotik dan Prebiotik

Tahukah, Bu? Cara mengatasi intoleransi terhadap laktosa bisa dengan mengonsumsi probiotik dan prebiotik, lho. Bagaimana bisa? 

Begini, Bu, probiotik adalah bakteri baik yang dapat membantu menjaga kesehatan sistem pencernaan. Prebiotik sendiri adalah jenis serat yang dapat menjaga kesehatan saluran cerna dengan memberi asupan makanan untuk bakteri baik. 

Hasil studi yang dipublikasikan pada jurnal Nutrients membuktikan bahwa konsumsi probiotik dan prebiotik dapat mengurangi gejala masalah pencernaan akibat laktosa. 

3. Hindari Konsumsi Makanan Mengandung Laktosa

Pada sebagian anak, gangguan pencernaan akibat laktosa bisa bersifat sementara dan akan membaik setelah beberapa minggu. 

Untuk meredakan dan mencegah keparahan gejala, si Kecil perlu menghindari konsumsi produk olahan susu. Berikut penjelasannya: 

  • Batasi minum susu, maksimal 118 ml atau setara dengan satu cangkir kecil. Semakin sedikit susu yang anak konsumsi, semakin kecil risiko timbulnya gejala. 
  • Coba minum susu bersamaan dengan makanan lain, Bu. Ini dapat memperlambat proses pencernaan dan mengurangi gejala intoleransi akibat laktosa. 
  • Pilih produk susu bebas atau rendah laktosa, seperti keju cheddar dan yogurt. Belilah produk atau bahan makanan yang kandungan laktosanya sedikit atau bebas laktosa. 

Selain itu, ada berbagai makanan bebas laktosa tinggi kalsium yang mampu menggantikan asupan kalsium dari susu sapi. Misalnya:

  • Brokoli dan sayuran hijau lainnya.
  • Produk yang diperkaya kalsium, seperti roti dan jus.
  • Ikan salmon.
  • Susu kedelai atau susu beras.
  • Jeruk.
  • Kacang almond. 

4. Perbanyak Vitamin D untuk Penyerapan Kalsium

Tubuh membutuhkan vitamin D untuk menyerap kalsium yang didapat dari makanan. Jadi, pastikan si Kecil juga mencukupi kebutuhan vitamin D hariannya, ya Bu!

Vitamin D memang banyak terkandung dalam susu sapi, tapi untuk anak yang tidak cocok dengan susu hewani bisa mendapatkan asupan vitamin D dari telur, hati, atau yogurt yang mengandung vitamin D. 

Agar produksi vitamin D dalam tubuh tetap lancar, Ibu dan si Kecil juga dapat rutin berjemur sinar matahari di pagi hari, lho!

Ingin tahu lebih banyak lagi seputar cara menjaga kesehatan pencernaan anak dan tips parenting lainnya? Jangan lupa daftarkan diri Ibu di Bebeclub!

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Ibu


  1. Shoemaker, S. (2017, June 24). Lactose Intolerance 101 — Causes, Symptoms, and Treatment. Healthline; Healthline Media. https://www.healthline.com/nutrition/lactose-intolerance-101
  2. Lactose intolerance - Symptoms and causes. (2022). Mayo Clinic; https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/lactose-intolerance/symptoms-causes/syc-20374232
  3. Lactose intolerance - Diagnosis and treatment - Mayo Clinic. (2022). Mayoclinic.org; https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/lactose-intolerance/diagnosis-treatment/drc-20374238
  4. Children's Health Team. (2020, February 4). 5 Can’t-Miss Signs That Your Child Is Lactose Intolerant. Cleveland Clinic; Cleveland Clinic. https://health.clevelandclinic.org/5-cant-miss-signs-child-lactose-intolerant/
  5. NHS Choices. (2023). Lactose intolerance. https://www.nhs.uk/conditions/lactose-intolerance/
  6. Szilagyi, A., & Ishayek, N. (2018). Lactose Intolerance, Dairy Avoidance, and Treatment Options. Nutrients, 10(12), 1994. https://doi.org/10.3390/nu10121994
  7. Leis, R., de Castro, M.-J., de Lamas, C., Picáns, R., & Couce, M. L. (2020). Effects of Prebiotic and Probiotic Supplementation on Lactase Deficiency and Lactose Intolerance: A Systematic Review of Controlled Trials. Nutrients, 12(5), 1487. https://doi.org/10.3390/nu12051487


Temukan Topik Lainnya

Artikel Terkait