6 Mitos tentang Susu Cair yang Tak Perlu Dipercaya Lagi
Mitos susu cair yang paling sering beredar adalah bisa membuat anak gemuk. Faktanya, kombinasi kelebihan asupan kalori dan kekurangan aktivitas fisiklah yang membuat anak gemuk.
Ditulis oleh :
Tim Penulis

Masih banyak orang tua yang ragu memberi susu kotak kepada anak karena percaya mitos susu cair mengandung banyak gula dan bisa menyebabkan kegemukan. Yuk, pahami fakta-fakta susu formula cair agar Ibu tak lagi salah kaprah!
Apa Itu Susu Formula Cair?
Susu formula cair (liquid formula) adalah susu sapi yang sudah diolah khusus agar mudah dicerna dan ditambah nutrisi penting untuk bantu penuhi kebutuhan gizi anak.
Susu formula cair umumnya dipilih karena praktis, higienis, dan cocok dikonsumsi saat bepergian atau saat ingin menghemat waktu.
Sebab, berbeda dengan formula bubuk yang harus ditakar dan diseduh dulu dengan air hangat, takaran susu formula cair konsisten sehingga bisa langsung diminum tanpa perlu dicampur air.
Mitos dan Fakta Seputar Susu Cair Anak
Susu formula cair bukanlah produk baru di pasaran. Namun, kenyataannya masih banyak mitos susu cair yang berseliweran. Berikut enam mitos beserta fakta ilmiah yang mematahkan anggapan tersebut.
1. Mitos: Susu Cair Kurang Bergizi Daripada Susu Bubuk
Susu formula cair dibuat dari susu sapi segar yang sudah dicampur dengan nutrisi penting, seperti protein, lemak, vitamin, mineral, AA & DHA, omega-3, serta FOS dan GOS sesuai kebutuhan gizi anak.
Semua bahan dicampur di tangki khusus, lalu dipanaskan pada suhu tinggi menggunakan metode UHT (Ultra High Temperature).
Sebuah jurnal terbitan dari International Dairy Journal (2022) menyatakan, proses pemanasan cepat dari UHT tidak merusak kandungan gizi susu.
Susu kemudian dikemas dalam kotak steril agar tetap bersih dan aman diminum anak. Kemasan ini juga melindungi susu dari udara dan cahaya yang bisa merusak nutrisinya.
Baca Juga: 5 Manfaat Susu Formula yang Mengandung AA & DHA Tinggi
2. Mitos: Minum Susu Cair Membuat Anak Cepat Gemuk
Banyak yang percaya mitos susu cair bikin anak gemuk. Faktanya, minum susu saat sarapan justru bantu penuhi kebutuhan vitamin dan mineral, seperti vitamin A, B1, B2, B12, D, kalsium, kalium, dan fosfor.
Berat badan anak naik karena asupan kalori berlebih. Kalau kalori yang masuk lebih banyak dari yang dibakar, kelebihan itu disimpan jadi lemak.
Artinya, bukan cuma susu yang bikin gemuk, tapi semua makanan bisa membuat anak kelebihan berat badan kalau dikonsumsi berlebihan.
Kunci utamanya adalah menjaga keseimbangan antara kalori yang masuk dan keluar. Anak yang rutin sarapan malah punya risiko 29% lebih rendah mengalami berat badan berlebih.
3. Mitos: Balita Tidak Boleh Minum Susu Cair
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memperbolehkan anak minum susu kotak cair bila usianya sudah di atas 1 tahun.
Fakta susu cair ini ditentukan para ahli karena di usia tersebut, saluran cerna si Kecil sudah lebih matang, jadi sudah siap mencerna protein susu sapi dalam jumlah besar.
4. Mitos: Anak Harus Minum Susu Khusus Agar Tumbuh Optimal
Mitos susu cair ini keliru dan tidak usah dipercaya. Susu bukan asupan nutrisi utama anak dan tidak dapat dijadikan sebagai pengganti makanan. Susu hanyalah pelengkap gizi dari makanan utama.
Asupan gizi anak yang paling penting dan harus diutamakan adalah pola makan sehat terdiri dari sumber karbohidrat, protein, lemak sehat, serat, asam esensial, air, serta vitamin dan mineral.
Meskipun susu formula sudah diperkaya oleh banyak nutrisi, satu kotak susu cair tetap tidak bisa menyajikan asupan gizi selengkap dan variatif menu makanan sehat.
Terlebih, menganggap susu sebagai asupan utama hanya membuat konsumsinya jadi berlebihan Padahal, asupan susu harian maksimal 400 ml atau 2 gelas.
5. Mitos: Minum Susu Cair Dingin Membuat Anak Diare
Mitos ini belum terbukti. Hingga saat ini, belum ada penelitian tentang efek atau kaitan konsumsi susu yang dingin dengan kemunculan gejala diare pada anak.
Namun, diare setelah mengonsumsi susu bisa jadi pertanda intoleransi laktosa. Intoleransi laktosa adalah kondisi tubuh yang tidak bisa mencerna laktosa atau gula alami susu karena kekurangan enzim laktase.
Diare setelah minum susu juga bisa jadi tanda alergi. Protein susu merupakan salah satu pemicu alergi makanan terbanyak di dunia. Selain diare, tanda-tanda alergi susu pada anak, yaitu:
- Kulit kemerahan, gatal, dan berbentol
- Sesak napas, batuk, mengi
- Mata berair dan merah
- Muntah
- Hidung berlendir
Baca Juga: Perbedaan Laktosa vs. Sukrosa dalam Susu dan Dampaknya pada Anak
6. Mitos: Susu Mentah (Raw Milk) Lebih Sehat Daripada Susu RTD
Mitos ini tidak tepat. Susu mentah adalah susu yang baru diperah dan belum melalui proses pemanasan atau sterilisasi apa pun.
Minum susu mentah dapat meningkatkan risiko anak mengalami keracunan makanan, karena susu mentah masih mengandung banyak bakteri, parasit, dan mikroorganisme lain.
Jenis susu kotak cair atau RTD (ready to drink) telah mengalami proses sterilisasi dengan cara pasteurisasi atau ultra high temperature untuk membunuh kuman.
Semua mitos susu cair ini harus segera diluruskan. Bila dibiarkan saja, akan ada informasi sesat yang justru mengganggu pemenuhan asupan gizi si Kecil jadi tidak optimal.
Padahal, susu kotak justru bisa menjadi pelengkap kebutuhan gizi harian anak yang mudah dan praktis.
Daftar jadi member Bebeclub untuk baca ratusan artikel parenting dan pemenuhan gizi anak terlengkap dan terverifikasi ahli. Dengan jadi member, Ibu juga bisa dapatkan akses eksklusif ke berbagai fitur monitor kesehatan pencernaan anak, hingga kesempatan dapat hadiah menarik dari setiap pembelian produk Bebelac. Daftar gratis, sekarang!