Napas Bayi Seperti Sesak, Apakah Berbahaya?

Napas berbunyi seperti sesak normal dialami oleh bayi baru lahir. Namun, Ibu harus waspada bila gejalanya mengindikasikan gangguan pernapasan.

Ditulis oleh : Tim Penulis

Ditinjau oleh : dr. Attila Dewanti, SpA (K)

4 min
17 Jun 2022
Profile dr. Attila Dewanti, SpA (K)
Napas bayi sesak


Napas bayi seperti sesak dan kadang tampak tersengal-sengal tentunya membuat Ibu khawatir. Namun, tak perlu buru-buru panik dan membawa si Kecil ke dokter, ya, Bu. Karena napas seperti sesak cukup wajar terjadi pada bayi baru lahir. 

Untuk lebih jelasnya, yuk, kita simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!

Penyebab Napas Bayi Seperti Sesak

Penyebab napas bayi seperti sesak antara lain karena pilek atau alergi debu akibat menghirup udara kotor. Namun di luar itu, bayi baru lahir memang cenderung memiliki pola pernapasan yang tidak teratur.

Bayi baru lahir juga mengambil jeda yang lama di antara napas atau bisa membuat suara yang tidak biasa saat bernapas, seperti mendengkur atau mengi (napas berbunyi ngik-ngik).

Salah satu alasan utamanya adalah karena paru-paru bayi baru lahir masih memerlukan waktu untuk beradaptasi agar dapat bernapas dengan baik dan teratur seperti orang dewasa. Jadi, wajar jika napasnya terdengar tidak teratur untuk saat ini, Bu. 

Beberapa penyebab dari bunyi napas bayi seperti sesak adalah:

  • Si Kecil bernapas lebih banyak melalui lubang hidung daripada mulut.
  • Jalur pernapasan bayi jauh lebih kecil dan lebih mudah terhalang.
  • Dinding dada bayi baru lahir lebih lentur daripada orang dewasa karena sebagian besar terbuat dari tulang rawan.
  • Pernapasan bayi baru lahir belum sepenuhnya berkembang, karena mereka masih harus belajar menggunakan paru-paru dan otot-otot pernapasan yang terkait.
  • Si Kecil mungkin masih memiliki cairan ketuban dan mekonium di saluran udara tepat setelah lahir.
  • Bayi sedang pilek.

Meski sebetulnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan, tapi Ibu mungkin merasa cemas saat mendengar si Kecil bernapas tersengal-sengal, bukan? Apalagi, gangguan pernapasan bisa memengaruhi hingga 7% dari semua bayi baru lahir yang cukup bulan, dan risikonya lebih tinggi pada bayi prematur.

Bila tidak segera diketahui atau ditangani, gangguan pernapasan pada bayi baru lahir dapat menyebabkan komplikasi jangka pendek maupun jangka panjang, menyebabkan penyakit paru-paru, gagal napas, dan bahkan kematian. 

Yuk, berhenti merasa cemas, Bu. Karena, ada beberapa cara untuk mengetahui apakah napas bayi yang seperti sesak itu adalah hal normal atau sebuah gangguan pernapasan.

Baca Juga: 10 Cara Mengatasi Hidung Tersumbat pada Bayi di Malam Hari

Midbanner penyebab napas bayi seperti sesak

Perbedaan Sesak Napas yang Normal dan Gangguan Pernapasan 

Frekuensi napas normal bayi baru lahir adalah sekitar 30-60 kali per menit, dan turun menjadi 25-40 kali per menit saat menginjak umur 6 bulan. Seiring bertambahnya usia, pola pernapasannya melambat hingga sekitar 20 kali per menit saat ia tidur.

Lalu, bagaimana cara untuk mengetahui apakah napas bayi seperti sesak merupakan hal yang normal atau bukan? Berikut penjelasannya, Bu. 

1. Pelajari Pola Pernapasan Normal pada Bayi Baru Lahir

Seperti telah disebutkan sebelumnya, frekuensi napas normal bayi baru lahir adalah sekitar 30-60 kali per menit saat ia bangun, dan kemungkinan akan melambat hingga 20 kali per menit saat ia tidur. 

Nah, Ibu perlu curiga si Kecil mengalami gangguan pernapasan jika napasnya begitu cepat, yaitu lebih dari 60 kali napas per menit. Atau sebaliknya, kurang dari 30 kali per menit. 

Selain itu, waspadai juga apabila si Kecil berhenti bernapas lebih dari 20 detik atau disebut sebagai apnea, karena ini bisa menjadi hal yang serius.

2. Dengarkan Suara Napasnya

Bayi baru lahir biasanya akan mengeluarkan bunyi pada saat bernapas. Hal ini normal terjadi karena adanya lendir dalam hidung yang terjebak, sehingga menghambat aliran udara. 

Beberapa jenis suara yang umum muncul saat bayi bernapas adalah suara seperti cegukan, siulan, atau mengendus. Jika si Kecil mengeluarkan suara mengi atau mendengkur, sebaiknya Ibu patut curiga dan membawanya ke dokter.

3. Perhatikan Tanda-Tandanya

Lubang hidung bayi mengembang saat bernapas menunjukkan ia sedang berusaha untuk bernapas. Namun, bila si Kecil bernapas dengan cepat, ini bisa jadi indikasi adanya gangguan pada saluran napas, seperti pneumonia.

Nah, pneumonia ini bisa dicegah dengan imunisasi! Jika Ibu ingin tahu kapan jadwal imunisasi bayi untuk pneumonia dan pertusis, Ibu bisa bergabung di Bebeclub dan memanfaatkan fitur Jadwal Vaksin yang ada di tool BebeJourney. 

Selain memperhatikan pola napasnya, Ibu juga bisa mengecek warna kulit bayi. Jika terjadi perubahan warna kulit menjadi kebiruan, itu bisa jadi pertanda ia tidak mendapatkan cukup oksigen.

Jika Ibu curiga bahwa napas bayi seperti sesak mengindikasikan gangguan pernapasan, dan bukan lagi sesuatu yang normal, segeralah bawa si Kecil ke dokter untuk observasi lebih lanjut dan mendapatkan penanganan yang tepat. 

Kapan Perlu Periksakan si Kecil ke Dokter? 

Seperti yang disebutkan di atas, napas bayi seperti sesak umum terjadi pada si Kecil yang baru lahir. Nah, untuk membantu napas si Kecil lebih mudah, Ibu dapat meletakkan humidifier di dalam kamarnya.

Oh iya, Ibu tetap perlu waspada dan sebaiknya segera bawa si Kecil ke dokter bila ia terlihat kesulitan bernapas disertai dengan tanda-tanda seperti di bawah ini:

  • Bayi tidak bernapas selama 20 detik atau lebih. 
  • Bayi mendengus atau mengerang di akhir setiap napas. 
  • Cuping hidung bayi terlihat mengembang kempis sebagai tanda bahwa bayi memiliki lubang hidung lebih lebar, sehingga ia bekerja lebih keras untuk memasukkan oksigen ke paru-paru mereka.
  • Bayi memiliki otot yang menarik di leher, di sekitar tulang selangka, atau tulang rusuk. 
  • Bayi mengalami kesulitan makan dan menyusui. 
  • Bayi lemah dan lesu. 
  • Bayi demam.
  • Warna biru pada bibir, lidah, kuku, dan kuku jari si Kecil.  

Baca Juga: 8 Cara Mengatasi Bayi Pilek dengan Solusi Alami

Tanda-tanda yang disebutkan di atas mungkin mengindikasikan kondisi lain yang memerlukan perawatan dokter. Jika Ibu punya pertanyaan dan kecemasan seputar kesehatan si Kecil, Ibu juga bisa bertanya langsung ke BebeCare, lho.

Tim BebeCare siap membantu dan melayani Ibu 24/7. Ibu bisa menghubungi BebeCare melalui WhatsApp atau menelponnya langsung di sini. Semoga artikel ini membantu dan si Kecil sehat selalu ya, Bu! Sebab, si Kecil yang sehat adalah awal semua kehebatannya untuk tumbuh hebat.

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Ibu


Temukan Topik Lainnya

  1. Karen Gill. 2020. “Is My Newborn’s Heavy Breathing Normal?” Diambil dari: https://www.healthline.com/health/newborn-breathing. [Diakses 23 April 2022]
  2. Suzanne Reuter, et al. 2014. “Respiratory Distress in the Newborn. Diambil dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4533247/#:~:text=(1)(15)%20Normally%2C,than%2060%20breaths%20per%20minute.”  [Diakses 23 April 2022]
  3. David J. Gallacher, et al. 2016. “Common respiratory conditions of the newborn.” Diambil dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4818233/.  [Diakses 23 April 2022]
  4. WebMD. “Breathing Problems in Children”. 2021. Diambil dari: https://www.webmd.com/first-aid/breathing-problems-in-children. [Diakses 28 November 2023]


Artikel Terkait

icon tumbuh kembang
0 - 3 Bulan Tumbuh Kembang

Rutinitas Bayi Baru Lahir

Ditulis oleh:
Tim Penulis

Ditinjau oleh:
Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH
4 min
20 Aug 2024