13 Manfaat Inulin untuk Anak dan Sumber Makanannya

Inulin adalah serat larut air yang membentuk jel di usus sehingga BAB lancar. Serat ini merupakan prebiotik yang menutrisi bakteri baik di usus sehingga saluran cerna lebih sehat.

inulin-bebeclub


Inulin adalah serat yang penting untuk kesehatan pencernaan si Kecil. Yuk, cari tahu manfaat dan sumber makanannya!

Apa Itu Inulin?

Inulin adalah jenis serat larut air yang tidak bisa dicerna. Setelah dikonsumsi, serat ini langsung menuju usus, menyerap air, dan membentuk jel.

Saat di usus, asupan gizi ini menutrisi bakteri baik di saluran cerna sehingga dijuluki sebagai prebiotik yang baik untuk kesehatan saluran cerna.

Serat prebiotik ini biasa dijumpai pada sayur dan buah, terutama pada bagian akar dan umbi. 

Manfaat Inulin untuk Kesehatan Anak

Ada banyak manfaat yang didapat bila si Kecil mengonsumsi jenis serat yang satu ini, antara lain: 

1. Menstimulasi Pertumbuhan Bakteri Baik di Usus

Inulin merupakan serat prebiotik, yang berfungsi memberi makanan bagi bakteri baik di dalam usus, seperti Bifidobacterium dan Lactobacillus

Artinya, asupan prebiotik dapat menjaga keseimbangan keragaman bakteri atau mikrobiota di dalam usus.

2. Menjaga Kesehatan Pencernaan secara Menyeluruh

Jumlah bakteri baik yang terus meningkat akan membantu melawan bakteri jahat dalam sistem pencernaan. 

Ketika jumlah bakteri jahat sudah berhasil ditekan, anak akan lebih jarang sakit dan jarang mengalami gangguan pencernaan seperti infeksi usus penyebab diare juga perut kembung.

3. Mencegah dan Meredakan Sembelit

Prebiotik ini membentuk jel di usus dan melunakkan konsistensi BAB anak yang keras. Hal ini sekaligus bantu memperlancar frekuensi buang air besar. 

Tak hanya itu, serat ini juga merangsang otot saluran cerna untuk mendorong feses dan mempercepat gerakan makanan dari usus besar ke anus.

4. Meningkatkan Suasana Hati Anak

Penelitian menunjukkan, serat pangan inulin meningkatkan jumlah bakteri baik yang bantu kendalikan depresi, cemas, dan gangguan mood

Dalam hal ini, bakteri baik merangsang produksi zat kimia di otak yang berkaitan dengan mood stabil, seperti serotonin, dopamin, dan norepinefrin.

Anak jadi lebih tenang, tidak mudah rewel, dan tidur lebih nyenyak.

Baca Juga: Rekomendasi Susu Tinggi Serat dan 6 Manfaatnya untuk Anak

5. Membuat Anak Kenyang Lebih Lama

Serat jenis prebiotik ini bersifat larut dalam air dan tidak dapat dicerna oleh enzim-enzim pencernaan. 

Di dalam perut, serat pangan ini membentuk jel yang memperlambat pencernaan sehingga membuat si Kecil kenyang lebih lama. Hal ini bantu mengendalikan makan atau ngemil berlebih.

6. Meningkatkan Penyerapan Kalsium

Sebuah penelitian dalam jurnal Food & Function menemukan, serat pangan ini membantu penyerapan kalsium.

Dengan begitu, tubuh dapat memaksimalkan fungsi kalsium untuk memperkuat serta menunjang pertumbuhan tulang dan gigi. 

7. Meningkatkan Penyerapan Magnesium

Hasil penelitian yang diterbitkan oleh National Library of Medicine tahun 2012 menunjukkan bahwa inulin dapat bantu mengoptimalkan penyerapan magnesium. 

Magnesium dibutuhkan tubuh untuk mengontrol otot, menjaga tekanan darah, pembentukan protein, tumbuh kembang tulang, dan menjaga fungsi saraf. 

Baca Juga: Kenali Fungsi FOS GOS untuk Kesehatan Pencernaan si Kecil 

8. Membantu Menstabilkan Gula Darah

Karena larut air, serat pangan ini memperlambat proses pencernaan karbohidrat. Dengan begitu, lonjakan gula darah akan terkendali karena gula dari karbohidrat diserap perlahan. 

Karena itu, konsumsi serat larut air ini bisa menurunkan risiko diabetes di masa depan.

9. Meringankan Gejala Peradangan Usus (IBD)

Sejumlah penelitian menunjukkan, makanan kaya serat ini meningkatkan jumlah bakteri baik dan mengurangi peradangan usus. 

Manfaat ini penting untuk meredakan gejala peradangan usus atau inflammatory bowel disease (IBD).

Dengan begitu, nyeri perut, diare, dan perut kram bisa berkurang. Meski begitu, tetap konsultasikan dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut.

10. Menurunkan Risiko Obesitas Sejak Dini

Di dalam pencernaan, serat pangan ini bercampur dengan air dan berubah bentuk menjadi jel. 

Jel ini membuat waktu pengosongan perut lebih lambat sehingga si Kecil kenyang lebih lama. Hal ini bantu mengendalikan keinginan makan camilan berlebihan yang meningkatkan risiko obesitas. 

Baca Juga: 5 Fungsi Kolin pada Susu Formula Anak dan Cara Memilihnya

11. Menurunkan Risiko Kanker Usus Besar

Saat dicerna, jenis serat ini menghasilkan senyawa bernama butirat. Senyawa ini terbukti dapat menghambat pertumbuhan sel, termasuk sel kanker.

Selain itu, serat ini juga membantu melancarkan BAB sehingga zat berbahaya dalam feses tidak terlalu lama menetap di usus. Oleh karena itu, risiko kanker usus besar bisa berkurang.

12. Menurunkan Kadar Kolesterol Jahat (LDL)

Jenis prebiotik ini berpotensi menurunkan kolesterol jahat dengan cara meningkatkan keasaman di usus.

Lingkungan usus yang lebih asam membuat cairan empedu sulit larut dan lebih mudah terbuang melalui feses.

Akibatnya, liver mengambil kolesterol dari darah lebih banyak untuk membuat asam empedu baru. Cara inilah yang membuat kadar LDL turun.

13. Meningkatkan Fungsi Sistem Imun Anak

Saat bakteri baik di usus seimbang, produksi antibodi pun meningkat. Antibodi penting untuk melawan infeksi dan memperkuat daya tahan tubuh anak.

Tak hanya itu, saat di saluran cerna, prebiotik ini menghasilkan butirat yang memperkuat lapisan pelindung usus. Hal ini membuat usus kuat terhadap serangan infeksi.

bebe 3

Baca Juga: 15 Makanan Probiotik Terbaik untuk Anak dan Manfaatnya

Makanan Sumber Inulin untuk Anak

Berikut ini adalah makanan dengan jenis serat prebiotik yang dapat diberikan dalam menu harian anak:

  • Gandum.
  • Asparagus.
  • Daun bawang.
  • Bawang bombay.
  • Bawang putih.
  • Kacang kedelai.
  • Pisang. 
  • Apel.
  • Rumput laut 
  • Barley
  • Oat.
  • Yogurt. 

Selain dari makanan, serat jenis prebiotik juga umum ditambahkan dalam produk makanan seperti susu pertumbuhan terfortifikasi.

Bebelac Gold Soya adalah susu soya dengan prebiotik yang terbukti klinis, diperkaya kandungan serat FOS inulin dan formula 100% bebas laktosa. Nutrisi tepat untuk dukung pencernaan si Kecil yang tidak cocok susu sapi.

Serat yang satu ini penting untuk pencernaan dan kesehatan secara menyeluruh. Asupan ini bisa didapat dari makanan anak yang bergizi dan seimbang.

Daftar jadi member Bebeclub untuk baca ratusan artikel parenting dan pemenuhan gizi anak terlengkap dan terverifikasi ahli. Dengan jadi member, Ibu juga bisa dapatkan akses eksklusif ke berbagai fitur monitor kesehatan pencernaan anak, hingga kesempatan dapat hadiah menarik dari setiap pembelian produk Bebelac. Daftar gratis, sekarang!

Informasi yang Wajib Ibu Ketahui

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Ibu

  1. Editorial Staff. (2022, March 4). Does Inulin Help Improve Gut Health? Accessed on September 4th 2025. https://health.clevelandclinic.org/inulin-benefits
  2. Ledesma-Amaro, R., & Nicaud, J. (2016). Metabolic Engineering for Expanding the Substrate Range of Yarrowia lipolytica. Trends in Biotechnology, 34(10), 798-809. https://doi.org/10.1016/j.tibtech.2016.04.010
  3. Rubin, I. M. C., Mollerup, S., Broholm, C., Baker, A., Holm, M. K. A., Pedersen, M. S., Pinholt, M., Westh, H., & Petersen, A. M. (2022). Synbiotic Intervention with Lactobacilli, Bifidobacteria, and Inulin in Healthy Volunteers Increases the Abundance of Bifidobacteria but Does Not Alter Microbial Diversity. Applied and environmental microbiology, 88(19), e0108722. https://doi.org/10.1128/aem.01087-22
  4. Editorial Staff. (2024, March 20). Constipated? Why More Fiber Might Not Be the Answer. Accessed on September 4th 2025. University Hospitals. https://www.uhhospitals.org/blog/articles/2024/03/constipated-why-more-fiber-might-not-be-the-answer
  5. Bărboi, B., Ciortescu, I., Chirilă, I., Anton, C., & Drug, V. (2020). Effect of inulin in the treatment of irritable bowel syndrome with constipation (Review). Experimental and Therapeutic Medicine, 20(6), 185. https://doi.org/10.3892/etm.2020.9315
  6. Panichsillaphakit, E., Visuthranukul, C., Chongpison, Y., Chuaypen, N., Kwanbunbumpen, T., Uaariyapanichkul, J., & Chomtho, S. (2025). The effects of inulin supplementation on eating behaviours in children and adolescents with obesity: A randomized double-blinded placebo-controlled study. Nutrition & Metabolism, 22, 97. https://doi.org/10.1186/s12986-025-00995-0
  7. World Cancer Research Fund. (2018). Diet, nutrition, physical activity, and colorectal cancer. Accessed on September 4th 2025. https://www.wcrf.org/wp-content/uploads/2024/10/Colorectal-cancer-report.pdf
  8. Aparecida Dos Reis, S., Lopes Da Conceição, L., Diniz, D., Maciel, M., Dias, S., Do, M., Gouveia, C., & Aparecida, S. (2015). Mechanisms used by inulin-type fructans to improve the lipid profile. Nutr Hosp, 31(2), 528–534. https://doi.org/10.3305/nh.2015.31.2.7706
  9. Sheng, W., Ji, G., & Zhang, L. (2023). Immunomodulatory effects of inulin and its intestinal metabolites. Frontiers in Immunology, 14, 1224092. https://doi.org/10.3389/fimmu.2023.1224092


Temukan Topik Lainnya

Artikel Terkait