Alergi pada Anak: Penyebab, Gejala, Risiko dan Cara Mengatasi
Reaksi alergi pada anak dapat dipicu oleh paparan benda-benda di sekitarnya seperti makanan, partikel kecil dalam udara, mainan karet, dan masih banyak lagi.
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Alergi pada anak dapat dipicu benda-benda yang setiap hari ada disekitarnya. Apa sajakah itu? Temukan hal-hal pemicu alergi anak dan gejalanya yang mungkin timbul di bawah ini
Penyebab Alergi pada Anak
Anak dapat berisiko muncul reaksi alerginya apabila terpapar benda-benda atau zat-zat berikut ini:
1. Makanan
Ada beberapa anak dengan respon imun tubuh unik, sehingga zat aman yang ada di dalam beberapa jenis makanan malah dianggap membahayakan tubuh, dan munculah alergi.
Yang biasanya menyebabkan reaksi alergi makanan pada anak adalah telur, seafood, gandum, kacang-kacangan, kedelai, dan wijen.
2. Susu Sapi
Menurut penelitian (2021), diperkirakan 7,5% anak Indonesia mengalami alergi susu sapi. Untuk memenuhi kebutuhannya, Ibu dapat mengganti dengan susu soya yang terbuat dari kedelai.
Salah satu pilihan terbaik jatuh pada Bebe Gold Soya, susu pertumbuhan dengan tinggi serat FOS Inulin untuk dukung kesehatan pencernaan si Kecil.
Dilengkapi juga dengan formula Triple A (DHA, ALA, LA) untuk dukung akal kreatif di masa emas pertumbuhan si Kecil.
Baca Juga: Perbedaan Alergi Susu Sapi dan Intoleransi Laktosa pada Anak
3. Partikel Kecil di Udara
Partikel kecil di udara, disebut juga inhalant, dapat menjadi pencetus reaksi alergi bagi beberapa anak. Partikel kecil yang kerap menimbulkan alergi adalah:
-
Hewan peliharaan. Bulu, kulit mati, urin, dan air liurnya dapat mengkontaminasi udara dan terhirup.
-
Tungau debu. Ukuran hewan ini sangat kecil, jadi tidak bisa dilihat dengan mata. Tungau ini biasanya hidup di tumpukan debu atau perabot berkain (sofa, bantal, kasur).
-
Kecoa. Protein di dalam feses, air liur, telur, dan bangkai kecoa dapat tercampur dalam udara dan memicu reaksi alergi.
-
Spora. Jamur dan lumut memiliki spora yang dapat beterbangan di udara dan menimbulkan reaksi alergi.
-
Serbuk sari. Serbuk sari dari tumbuhan disekitar rumah juga dapat memicu gejala alergi anak.
4. Karet
Karet alami (latex) dapat memicu reaksi alergi dalam hitungan menit apabila bersentuhan langsung dengan kulit anak. Benda-benda yang biasanya terbuat dari karet alami adalah:
-
Bola karet.
-
Balon.
-
Karet gelang.
-
Karet baju.
-
Sarung tangan karet.
5. Obat-obatan
Sejumlah obat-obatan dapat menimbulkan reaksi alergi pada anak, antara lain antibiotik, obat pereda nyeri (NSAIDs - nonsteroidal anti-inflammatory drugs), insulin, dan obat-obatan kemoterapi.
Itulah mengapa sebelum meresepkan obat saat anak sakit, biasanya dokter akan menanyakan apakah anak alergi terhadap jenis obat tertentu atau tidak.
6. Serangga
Pada kebanyakan orang, gigitan serangga tidak akan menimbulkan gangguan kesehatan serius. Namun pada anak yang alergi gigitan serangga, bisa cukup berbahaya.
Serangga yang tinggi risiko alergi ketika menyengat adalah lebah, tawon, tabuhan, semut api, dan tawon jaket kuning.
Gejala Alergi pada Anak
Pada umumnya, anak yang terpapar alergen akan menunjukkan gejala ringan-sedang, antara lain:
-
Ruam merah.
-
Bintik-bintik berair.
-
Pembengkakan pada wajah, mata, dan bibir.
-
Mulut terasa gatal atau kesemutan.
-
Muncul eksim.
-
Demam.
-
Asma.
-
Sakit perut.
-
Muntah-muntah.
-
Diare.
Apakah Alergi pada Anak Berbahaya?
Reaksi alergi dinilai tidak berbahaya apabila yang muncul adalah gejala ringan-sedang. Namun, menjadi berbahaya ketika anak mengalami syok anafilaksis. Berikut gejalanya:
-
Kesulitan bernapas.
-
Mengi (napas berbunyi ngik-ngik panjang).
-
Pembengkakan lidah.
-
Pembengkakan atau penyempitan tenggorokan.
-
Kesulitan berbicara atau suara menjadi serak.
-
Batuk alergi yang terus-menerus.
-
Pusing berkelanjutan.
-
Wajah pucat dan kepala lunglai.
-
Kehilangan kesadaran.
-
Sakit perut parah.
-
Muntah-mutah.
-
Diare.
Cara Mengatasi Alergi pada Anak
Ketika mengalami syok anafilaksis, anak harus segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan. Sementara untuk gejala ringan-sedang, mungkin dokter akan memberikan resep:
-
Antihistamin. Tersedia dalam bentuk sirup maupun tablet. Diberikan untuk reaksi alergi seperti ruam kulit, mulut kesemutan, hingga pembengkakan.
-
Salep kortikosteroid. Diberikan ketika si Kecil memiliki eksim sebagai reaksi alergi.
-
Inhaler. Jenis pengobatan ini diberikan ketika alergi menyebabkan si Kecil asma.
-
Semprotan hidung. Ketika si Kecil alergi serbuk sari ia mungkin diberi semprotan hidung kortikosteroid.
Baca Juga: Cara Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Anak yang Alergi
Cara Mencegah Alergi pada Anak
Untuk mencegah kambuhnya alergi, Ibu dapat melakukan langkah-langkah berikut ini di rumah:
-
Mencari tahu zat yang memicu alergi anak (alergen).
-
Menjauhkan anak dari paparan alergen.
-
Selalu memeriksa label kemasan makanan sebelum memberikan pada si Kecil.
-
Memastikan makanan yang dipesan dari restoran tidak mengandung alergen.
-
Mengajari anak untuk tidak asal menerima makanan dari orang lain.
-
Membekali anak dengan kartu atau gantungan kunci yang berisi rincian alerginya.
-
Menutup jendela rumah dan menggunakan AC untuk sirkulasi udara.
-
Memasang air purifier.
-
Mencuci sprei, sarung bantal, selimut, gorden, dan karpet 2-3 minggu sekali menggunakan air panas.
-
Ganti bantal dan guling 2-3 tahun sekali.
-
Kurangi penggunaan karpet dan koleksi boneka karena menjadi sarang debu dan tungau debu.
-
Rutin membersihkan debu di lingkungan rumah.
-
Pasang dehumidifier supaya ruangan tidak lembab dan berjamur.
-
Selalu tutup pintu kamar anak supaya hewan peliharaan tidak masuk.
-
Cegah hewan peliharaan naik ke sofa, tidur di karpet, atau bermain dengan benda lain yang sering digunakan anak.
-
Komunikasikan detail alergi anak dengan pengasuh dan guru si Kecil.
Untuk mengetahui alergi pada anak, Ibu juga dapat menggunakan fitur Allergy Checker. Dengan menggunakan fitur ini, Ibu dapat mendeteksi dini tanda-tanda alergi anak sekaligus kondisi pencernaannya.
Di akhir pengecekan mandiri ini, Ibu akan mendapatkan solusi paling tepat dengan kondisi si Kecil. Hasil pemeriksaan juga bisa menjadi dokumen pendukung ketika konsultasi ke dokter.
Alergi yang diketahui sedini mungkin akan bantu menjamin tumbuh kembang anak hebat Ibu menjadi lebih optimal.