8 Cara Menaikkan Berat Badan Bayi yang Efektif

Jika berat badan bayi tidak kunjung naik tiap bulan meski masih rutin menyusu, Ibu tentu khawatir dan bertanya-tanya, ya, apa sebabnya. ...

4 min
23 Aug 2022
Ibu, yuk, cari tahu cara menaikkan berat badan bayi.

16 ibu tandai artikel ini bermanfaat

Jika berat badan bayi tidak kunjung naik tiap bulan meski masih rutin menyusu, Ibu tentu khawatir dan bertanya-tanya, ya, apa sebabnya. Apakah karena produksi ASI Ibu berkurang, tidak suka dengan makanan MPASI-nya, atau karena ia sedang sakit? Apa pun penyebabnya, Ibu perlu tahu juga bagaimana cara menaikkan berat badan bayi secara sehat dan efektif sesuai usianya. 

Namun sebelum itu, Ibu pasti juga ingin tahu berapa berat badan bayi yang dikatakan ideal sesuai jenis kelamin dan usianya!

Tabel Berat Badan Ideal Bayi 0-12 Bulan 

Sebagai referensi, ketahui dulu yuk, Bu, berat badan ideal si Kecil menurut umurnya. Berikut tabel berat badan ideal bayi usia 0-12 bulan menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia:

Usia

Bayi Laki-Laki

Bayi Perempuan

0 bulan

2,4 - 3,8 kg

2,5 - 3,6 kg

1 bulan

3,5 - 5 kg

3,3 - 4,7 kg

2 bulan

4,4 - 6,2 kg

4 - 5,7 kg

3 bulan

5,1 - 7,1 kg

4,6 - 6,5 kg

4 bulan

5,7 - 7,7 kg

5,1 - 7,2 kg

5 bulan

6,1 - 8,3 kg

5,5 - 7,7 kg

6 bulan

6,6 - 8,7 kg

5,8 - 8,1 kg

7 bulan

6,8 - 9,1 kg

6,1 - 8,5 kg

8 bulan

7 - 9,5 kg

6,4 - 8,9 kg

9 bulan

7,2 - 9,8 kg

6,6 - 9,2 kg

10 bulan

7,5 - 10, 1 kg

6,8 - 9,5 kg

11 bulan

7,7 - 10,4 kg

7 - 9,8 kg

12 bulan

7,8 - 10,9 kg

7,1 - 9,9 kg

 

Penyebab Berat Badan Bayi Susah Naik

 

Berat badan bayi umumnya akan naik secara stabil setiap bulan selama ia menyusu dengan baik. Namun, jangan kaget, ya, Bu, jika berat badan si Kecil turun dalam beberapa beberapa hari setelah ia lahir.

Sebagian besar bayi kehilangan sepersepuluh dari berat badannya selama lima hari pertama, tapi akan naik dalam lima hari berikutnya dan akan kembali ke berat lahir pada hari kesepuluh.

Setelah itu, bayi akan tumbuh dengan cepat, terutama di minggu ketiga dan keenam, dengan rata-rata pertambahan berat badan adalah 20-30 gram per hari. Jadi, tepat pada usia 1 bulan, berat badan bayi idealnya bisa mencapai sekitar 4 kilogram.

Lalu, bagaimana jika si Kecil tidak mengalami pertambahan berat badan yang signifikan di usia tersebut? Beberapa faktor berikut bisa jadi penyebabnya, Bu. 

1. Bayi Jarang Menyusu

Coba cek frekuensi si Kecil menyusu, Bu. Bayi baru lahir perlu sering disusui setidaknya 8 sampai 12 kali dalam 24 jam dengan durasi 10 -15 menit setiap kali menyusu atau sekitar tiap 2-4 jam sekali.

Namun durasi menyusui dapat berbeda-beda pada setiap anak. Bila masih dalam kisaran 5-45 menit, ini masih dianggap normal.

Apabila frekuensi menyusu si Kecil di bulan pertamanya kurang dari 8 kali atau durasinya kurang dari 5 menit atau lebih dari 45 menit, si Kecil berisiko tidak mendapatkan asupan energi yang cukup, sehingga pertumbuhan berat badannya turut melambat.

2. Posisi Pelekatan Bayi Belum Tepat

Di bulan pertama kelahiran, sangat wajar jika Ibu belum dapat memposisikan dan melekatkan si Kecil dengan tepat saat mengASIhi. Kesalahan posisi menyusui ini sering kali membuat puting Ibu lecet, sehingga Ibu jadi segan menyusui. 

Ketika frekuensi menyusui berkurang, stimulasi terhadap kelenjar susu pun menurun sehingga secara otomatis produksi ASI Ibu akan berkurang. Ketika ASI Ibu kurang lancar, si Kecil juga akan menjadi malas menyusu.

Jika Ibu merasa belum mahir soal posisi menyusui maupun perlekatan, cobalah berkonsultasi kepada konselor laktasi, ya, Bu.

3. Gangguan Pencernaan

Berat badan si Kecil yang susah naik juga bisa disebabkan oleh masalah pada pencernaannya, seperti muntah atau diare. Ada banyak hal yang menyebabkan si Kecil muntah maupun diare, misalnya infeksi atau intoleransi makanan yang dikonsumsi Ibu. Segera cek ke dokter untuk penanganan lebih lanjut, ya, Bu.  

4. Si Kecil Mengalami Tongue Tie

Tongue-tie adalah kelainan pada frenulum (jaringan tipis di bawah lidah bagian tengah yang menghubungkan lidah dengan dasar mulut) yang mengakibatkan lidah bayi menjadi tidak leluasa bergerak.

Jika tidak segera ditangani, tongue-tie dapat menyebabkan si Kecil sulit menyusu, sehingga penambahan berat badan juga bisa sangat lambat dan tidak sesuai kurva pertumbuhan, Bu.

Baca Juga: Cara Mengukur Lingkar Kepala Normal Bayi

Cara Menaikkan Berat Badan Bayi

Kini Ibu sudah mengetahui faktor apa saja yang jadi penyebab berat badan si Kecil susah naik. Coba cek, apakah salah satunya dialami oleh Ibu dan si Kecil? 

Jika sudah menemukan penyebab berat badan si Kecil susah naik, delapan cara menaikkan berat badan bayi berikut ini mungkin bisa Ibu coba terapkan. 

1. Perbaiki Posisi Menyusui

Memposisikan si Kecil dengan benar saat menyusu adalah kunci keberhasilan dalam meng-ASI-hi, Bu. Berikut adalah cara yang tepat untuk memposisikan dan melekatkan si Kecil saat menyusu:

  1. Ibu dapat memegang kepala si Kecil dengan satu lengan. Kepala bayi diletakkan dekat lengkungan siku Ibu, sementara pantatnya ditahan menggunakan telapak tangan Ibu.

  2. Tempelkan perut si Kecil ke tubuh Ibu.

  3. Kemudian, Ibu dapat memposisikan mulut bayi di depan puting.

  4. Rangkulkan lengan bawah bayi pada tubuh Ibu. Jangan biarkan tangan si Kecil berada di antara tubuh ibu dan bayi. Sedangkan, tangan si Kecil yang bebas boleh dipegang Ibu atau diletakkan di atas dada Ibu.

  5. Posisikan telinga dan lengan bayi yang di atas dalam satu garis lurus. Namun, kepala sebaiknya lebih tinggi dibandingkan tubuh bayi.

Setelah posisi menyusui benar, pastikan perlekatannya juga sudah tepat, ya, Bu. Pastikan seluruh puting serta areola Ibu masuk ke dalam mulut bayi. Kemudian pada saat menyusu, pipi bayi tidak boleh kempot, tidak boleh terdengar bunyi decak, dan hanya boleh terdengar bunyi menelan. Itulah tanda perlekatan sudah tepat, Bu.

2. Berikan ASI Lebih Sering

Sering menyusui si Kecil dapat meningkatkan produksi ASI, lho, Bu! Oleh karena itu, pastikan bayi menyusu dengan teratur. Terutama pada minggu-minggu awal setelah si Kecil lahir. Jangan biarkan si Kecil tidak menyusu lebih dari 4 jam, Bu.

Oh iya Bu, agar produksi ASI semakin lancar, pastikan pula si Kecil menyusu dari kedua payudara Ibu dengan porsi seimbang. 

Selain sering menyusui si Kecil, Ibu juga bisa sering-sering memompa ASI untuk merangsang produksi ASI agar lebih banyak. ASI perah ini nantinya bisa digunakan saat Ibu sedang tak bisa menyusui si Kecil secara langsung, sehingga ia tetap mendapat asupan energi yang cukup. 

Kemudian, ada hal paling penting yang perlu Ibu perhatikan untuk menaikkan produksi, yaitu kondisi emosional Ibu. Saat kondisi emosional Ibu tidak stabil, stress, cemas, dan emosi negatif lainnya, hormon kortisol akan meningkat dan menekan hormon oksitosin. Padahal hormon oksitosin berperan dalam produksi ASI Ibu. 

Jadi, Bu, sebisa mungkin Ibu harus emosi Ibu harus tenang dan stabil. Ibu dapat meminta bantuan pada orang-orang terdekat ketika sudah kewalahan dalam mengurus si Kecil atau mengurus rumah. 

Baca Juga: Berat Badan Ideal Bayi Sehat dan Tahap Perkembangannya

3. Berikan Menu MPASI yang Tepat

ASI hanya bisa mencukupi kebutuhan energi dan nutrisi hingga usia 6 bulan. Apabila si Kecil sudah berusia 6 bulan atau lebih, Ibu perlu menambahkan asupan dengan pemberian MPASI. Pemberian MPASI pun tidak bisa sembarangan. 

Mulai dari porsi, tekstur, rasa, dan bahan makanan, semua harus sesuai dengan usia si Kecil. Sehingga, penyerapan makanan optimal dan tidak menimbulkan gangguan pencernaan.

Contohnya adalah bubur saring lembut untuk bayi usia 6 bulan dan makanan lumat dengan tambahan sedikit gula atau garam untuk bayi usia 8 bulan. 

4. Melakukan Responsive Feeding

Memberikan asupan nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan badan bayi memang menjadi tantangan tersendiri bagi Ibu. Terkadang si Kecil sudah memiliki keinginan sendiri dan melakukan GTM alias gerakan tutup mulut saat diberi MPASI. 

Untuk memenuhi hal tersebut, Ibu dapat melakukan responsive feeding. Saat jam makan, pastikan Ibu tidak hanya menyuapi saja. Bangun komunikasi positif lewat tatapan mata, ajak anak untuk makan sendiri, motivasi untuk membuka mulut, dan lain sebagainya. 

Ketika kondisi makan menyenangkan jumlah makanan yang masuk ke tubuh mungil anak pun cenderung lebih banyak. Ketika nutrisinya tercukupi, tentu saja berat badan tubuhnya akan segera meningkat. 

5. Hindari Distraksi saat Jam Makan

Sulit makan berkepanjangan tentu akan mempengaruhi asupan kalori yang masuk ke tubuh si Kecil dan secara otomatis mempengaruhi berat badannya. 

Agar si Kecil lebih mudah membuka mulut, jangan lupa juga untuk menjauhkan segala benda yang dapat mendistraksi fokus anak saat makan, ya, Bu! Misalnya smartphone, tablet, atau mainan. 

Ketika fokus makan anak teralihkan, ia bisa jadi sibuk mengamati hal lain dan mengemut makanan sehingga merasa cepat kenyang padahal jatah makannya belum habis. 

6. Berikan Buah-Buahan dengan Lemak Sehat

Untuk menambah berat badan si Kecil, Ibu dapat mengecek meja dapur atau kulkas untuk menemukan simpanan buah-buahan yang kaya dengan lemak sehat seperti alpukat, pisang, mangga, dan pepaya. 

Apabila dikonsumsi dengan jumlah yang tapat lemak sehat tersebut dapat membantu meningkatkan berat badan si Kecil. 

7. Cek Kondisi Medis si Kecil

Ibu, jangan abaikan kemungkinan adanya masalah medis yang menyebabkan si Kecil susah naik berat badannya. Bisa saja ternyata si Kecil sedang mengalami gangguan pencernaan atau alergi terhadap makanan yang Ibu konsumsi sehingga si Kecil mendapatkan ASI yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuhnya.  

Tak ada salahnya Ibu berkonsultasi pada dokter untuk mengetahui lebih lanjut status kesehatan si Kecil. Lebih baik repot sedikit daripada terlambat, bukan begitu, Bu?

Nah, semoga cara menaikkan berat badan bayi di atas bisa Ibu terapkan dan dapat membantu menghilangkan kekhawatiran, ya. Ibu juga bisa mengakses Grafik Pertumbuhan di Bebe Journey untuk memantau berat dan tinggi badan si Kecil apakah sudah sesuai dengan acuan WHO. Selamat mencoba, Bu!


Referensi tambahan:

  1. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2020. http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No__2_Th_2020_ttg_Standar_Antropometri_Anak.pdf. Accessed 14 Dec. 2022.

  2. “IDAI | BAYI SAYA KUNING, BERAT BADANNYA TURUN. APA YANG HARUS SAYA LAKUKAN?” Idai.or.id, 2017, www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/bayi-saya-kuning-berat-badannya-turun-apa-yang-harus-saya-lakukan. Accessed 14 Dec. 2022.

  3. “IDAI | Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI).” Idai.or.id, 2018, www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/pemberian-makanan-pendamping-air-susu-ibu-mpasi?utm_source=newsletter&utm_medium=email&utm_campaign=idai-newsletter&utm_content=Booklet+Pemberian+Makanan+Pendamping+Air+Susu+Ibu+%28MPASI%29. Accessed 14 Dec. 2022.

  4. “IDAI | Pentingnya Mengatur Jadwal Makan Anak.” Idai.or.id, 2015, www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/pentingnya-mengatur-jadwal-makan-anak. Accessed 21 Dec. 2022.

  5. Paediatrics -How to Gain Weight in Babies.https://www.uhcw.nhs.uk/download/clientfiles/files/Patient%20Information%20Leaflets/Clinical%20Support%20Services/Dietetics/Paediatrics%20-%20How%20to%20gain%20weight%20in%20babies.pdf

  6. Very Well. https://www.verywellfamily.com/how-long-should-a-baby-nurse-at-each-feeding-431633. Diakses pada 23 Desember 2022.

  7. Centers for Disease Control and Prevention. https://www.cdc.gov/nutrition/infantandtoddlernutrition/breastfeeding/how-much-and-how-often.html. Diakses pada 23 Desember 2022.



 
alt

Kenali apa itu

Kalkulator Nutrisi

Cek nutrisi si Kecil yuk! Sudah sesuaikah dengan kebutuhannya?

Artikel Terkait