5 Penyebab Bayi Gumoh dan Cara Mengatasinya

Gumoh pada bayi tidak sama dengan muntah. Meski pada dasarnya normal, tapi Ibu perlu waspada bila bayi menunjukkan tanda-tanda gumoh yang tidak biasa.

penyebab bayi gumoh-bebeclub


Bu, pernahkah mencari tahu penyebab bayi gumoh? Gumoh adalah keluarnya ASI yang baru saja ditelan bayi. Cari tahu alasan dan solusinya di sini, yuk!

Bedanya Gumoh dan Muntah pada Bayi

Gumoh berbeda dari muntah. Penyebab gumoh pada bayi adalah otot cincin lambung yang masih lemah sehingga ASI mudah keluar kembali dari mulut. 

Muntah adalah refleks tubuh untuk mengeluarkan zat asing penyebab penyakit dengan melibatkan kontraksi otot perut (retching) dan sering disertai suara "hoek-hoek".

Muntah biasanya disebabkan oleh penyakit tertentu. Cairan yang keluar bisa banyak dan mungkin berwarna. 

Gumoh tidak menyebabkan bayi kesakitan dan hanya sedikit cairan yang keluar. Sementara saat muntah, bayi biasanya terlihat mengejan, rewel, atau menangis kesakitan.

Baca Juga: Penyebab Bayi Muntah Menyembur dan Cara Mengatasinya

Penyebab Bayi Gumoh

Gumoh disebut juga dengan istilah reflux atau muntah ASI. Hal ini normal dialami bayi baru lahir hingga usia 12 bulan. Beberapa hal yang biasanya menjadi penyebab gumoh pada bayi adalah:

1. Kenyang Menyusu

Gumoh adalah ciri khas bayi sudah terlalu kenyang menyusu.

Kapasitas lambung bayi hanya sekitar 1 ons per kg berat badan. Oleh karena itu, bayi bisa gumoh jika menyusu sampai kekenyangan.

2. Otot Cincin Lambung Belum Kuat

Lambung manusia memiliki otot cincin yang berfungsi menahan makanan agar tidak kembali ke kerongkongan. Pada bayi, otot cincin ini biasanya baru mulai kuat menutup sempurna di usia 6 bulan.

Sebelum usia 6 bulan, bayi sangat mungkin sering gumoh tanpa disengaja karena otot cincinnya belum kuat menutup sehingga isi perutnya mengalir balik ke kerongkongan.

3. Bayi Masuk Angin

Salah satu penyebab bayi gumoh adalah masuk angin. Namun, masuk angin di sini bukan karena terpapar udara dingin dari luar rumah.

Bayi bisa masuk angin karena menelan banyak udara ketika menyusu terlalu cepat atau ketika perlekatan mulutnya kurang tepat.

Udara yang masuk terperangkap di lambung dan menyebabkan perut bayi kembung

Ketika bayi disendawakan, sebagian cairan ASI bisa ikut naik ke kerongkongan bersama udara yang keluar dari mulut.

4. Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)

GERD adalah gangguan pencernaan yang menyebabkan asam lambung mengalir naik ke kerongkongan sehingga menyebabkan bayi gumoh banyak seperti muntah.

Kondisi ini tidak umum terjadi, hanya kurang dari 1% bayi yang mengalaminya. Bayi yang mengalami GERD biasanya terdengar seperti tersedak saat gumoh dan lebih sering menangis. 

Selain itu, bayi cenderung terlihat murung dan berat badannya juga tidak kunjung naik.

Baca Juga: 10 Penyebab Bayi Muntah Kuning dan Cara Mengatasinya

5. Bayi Alergi Makanan

Reaksi alergi makanan, alergi terhadap protein susu, dan intoleransi laktosa juga dapat menjadi penyebab bayi gumoh.

Gumoh yang dipicu alergi atau intoleransi terhadap suatu makanan biasanya disertai dengan diare, perut kembung, sakit perut, bayi lebih rewel, dan berat badan tidak segera naik.

Berapa Kali Normalnya Bayi Gumoh dalam Sehari?

Melansir Parents.com, kepala gastroenterologi pediatrik di Doernbecher Children's Hospital William Byrne mengatakan bayi di bawah usia 3 bulan bisa gumoh hingga 3 kali sehari.

Menurut Byrne, gumoh sebanyak 10-12 kali dalam sehari juga masih sangat normal. 

Namun, Ibu juga perlu tahu kapan si Kecil perlu diperiksakan ke dokter jika muntah ASI atau gumoh terlalu banyak.

Bayi Gumoh Banyak Seperti Muntah Apakah Bahaya?

Pendapat yang mengatakan bayi bisa kurus karena sering gumoh hanyalah mitos. Cairan yang keluar tiap kali gumoh juga sangat sedikit, yaitu kurang dari satu sendok makan. 

Jadi, selama penyebab bayi gumoh tidak menyebabkan si Kecil sakit, ia tetap aktif, bisa menyusu dengan baik, dan berat badannya bertambah, Ibu tidak perlu khawatir. 

Artinya, gumoh si Kecil normal dan tidak membuatnya kekurangan kalori yang bisa menyebabkan BB turun atau gagal tumbuh.

Apakah Bayi Bisa Kehilangan Nutrisi karena Gumoh?

Apakah bayi bisa kehilangan nutrisi karena gumoh? Gumoh sedikit dan sesekali tidak berpengaruh pada BB bayi

Namun, gumoh yang terjadi terus menerus dan dalam jumlah banyak dapat mengganggu pertumbuhan si Kecil.

Risiko ini lebih cenderung terjadi jika asupan nutrisi bayi jauh lebih sedikit dibanding banyaknya gumoh yang keluar.

Apa yang Harus Dilakukan Ketika Bayi Gumoh?

Supaya si Kecil tidak terlalu sering gumoh, Ibu bisa mencari tahu penyebab bayi gumoh, kemudian mencoba beberapa tips berikut ini:

1. Jadwalkan Pemberian ASI

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, ukuran perutnya masih sangat kecil sehingga bisa saja bayi muntah setelah minum ASI terlalu banyak.

Sebaiknya, beri jeda 2-3 jam di antara dua sesi menyusui agar bayi bisa mencerna ASI dengan sempurna. 

Selain itu, lebih baik membuat jadwal menyusui lebih sering daripada memperlama durasi menyusui agar bayi tidak kekenyangan ASI.

2. Menyendawakan Bayi

Saat bayi menyusu, udara bisa ikut tertelan. Gelembung udara yang tertelan dapat mendorong ASI yang sudah masuk ke lambung dan menyebabkan bayi gumoh.

Sendawakan si Kecil di tengah sesi menyusui, terutama saat berganti payudara, dan juga setelah selesai menyusu untuk mencegah gumoh.

Cara menyendawakan bayi bisa dengan menggendong dengan posisi tegak di bahu. Satu tangan digunakan untuk menopang pantat dan tangan satu lagi menepuk lembut punggung bayi.

3. Tunda Tummy Time

Tummy time (tengkurap) penting untuk menstimulasi perkembangan bayi. Namun, sebaiknya Ibu menunda tummy time hingga 30 menit setelah minum ASI.

Langsung tummy time setelah menyusu bisa menjadi penyebab bayi gumoh karena perutnya tertekan sehingga ASI terdorong keluar.

Setelah menyusui, sebaiknya tegakkan badan bayi dengan lembut dan perlahan, kemudian tenangkan bayi selama 20-30 menit setelah menyusu.

Baca Juga: 5 Penyebab Bayi Muntah dari Hidung​ dan Cara Mengatasinya

4. Jangan Langsung Diajak Bermain

Hindari langsung mengajak bayi bermain secara aktif setelah menyusui. Misalnya mengguncang tubuh bayi, mengayunkan tubuh bayi, meletakkan di baby bouncer, atau belajar berguling.

Aktivitas bermain seperti ini dapat memicu ASI di lambung kembali naik ke kerongkongan sehingga menyebabkan gumoh.

Untuk mencegah penyebab bayi gumoh setelah minum ASI, sebaiknya bayi digendong dalam posisi tegak terlebih dahulu selama 30 menit.

5. Perhatikan Makanan Ibu

Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif bisa sering gumoh karena perutnya sensitif terhadap makanan yang dikonsumsi ibu.

Contohnya, bayi yang alergi susu sapi akan lebih sering gumoh jika Ibu sering mengonsumsi produk susu sapi.

Untuk mengetahui makanan apa yang sensitif untuk perut bayi, maka Ibu perlu menghentikan konsumsi makanan yang Ibu curigai sementara waktu dan amati frekuensi gumoh si Kecil.

Apabila Ibu sudah melakukan beberapa cara di atas untuk mengatasi bayi gumoh tapi gumoh bayi tetap banyak sampai membuat khawatir, jangan ragu langsung konsultasi ke dokter atau melalui BebeCare.

Tim careline kami terdiri dari para ahli berlatar belakang keperawatan dan pendidikan gizi yang siap menjadi teman berbagi dan sumber informasi terpercaya untuk Ibu, 24 jam gratis tanpa perlu buat janji! Yuk, chat sekarang!

Seperti Apa Gumoh yang Berbahaya?

Meski kerap dinilai tidak masalah, tapi Ibu perlu memperhatikan bila bayi menunjukkan tanda gumoh yang berbahaya, seperti:

  • Berat badan bayi tidak bertambah meski sudah cukup menyusu. 
  • Bayi terlihat kesakitan saat gumoh. 
  • Bayi mengeluarkan cairan gumoh berwarna merah darah atau seperti ampas kopi. 
  • Bayi menolak menyusu. 
  • Muncul darah di feses bayi
  • Bayi gumoh disertai kesulitan bernapas atau tanda-tanda penyakit lainnya. 
  • Bayi baru mulai gumoh di usia 6 bulan atau lebih. 
  • Bayi menangis maupun rewel lebih sering dari biasanya saat sering gumoh. 
  • Popok bayi kering dalam waktu yang lama. 

Jika kondisi gumoh pada bayi seperti yang disebutkan di atas, maka pengobatan akan disesuaikan dengan penyebabnya. 

Ibu bisa berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter untuk mencari tahu penyebab dan penanganan sesuai dengan gumoh bayi bila kondisinya tidak wajar. 

Mengetahui penyebab bayi gumoh akan membantu Ibu melakukan cara penanganan yang tepat. Semoga si Kecil sehat selalu!

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Ibu

  1. Mayo Clinic. (2025). Spitting up in babies: What’s OK, what’s not. Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/in-depth/healthy-baby/art-20044329
  2. Tim Penulis. (2016). Bedanya “Gumoh” dan Muntah pada Bayi. Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/bedanya-%E2%80%98gumoh%E2%80%99-dan-muntah-pada-bayi
  3. Spence, J. (2021, January 30). Entirely Kids Pediatrics. Frisco Pediatrician Entirely Kids Pediatrics. https://www.entirelykidspediatrics.com/newborn-spit-up-101/
  4. Colleen. (2015, January 28). Milk Allergies and Lactose Intolerance in Babies. What to Expect; WhattoExpect. https://www.whattoexpect.com/first-year/feeding-your-baby/milk-allergy-in-infants.aspx
  5. Morris, R., & Schlosberg, S. (2015). How to Deal With Your Baby’s Spit-Up. Parents. https://www.parents.com/baby/feeding/problems/spit-up-faqs/
  6. Hegar, B. (2019). IDAI | Gumoh pada Bayi. Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/gumoh-pada-bayi
  7. Crider, C. (2019, November 20). Is All This Baby Spit-Up Normal? Healthline; Healthline Media. https://www.healthline.com/health/baby/baby-spit-up


Temukan Topik Lainnya

Artikel Terkait