Kenapa Bayi Sering Gumoh dan Apa yang Harus Ibu Lakukan?

Gumoh adalah reflek keluarnya ASI yang baru saja ditelan bayi karena cincin otot (sfingter) di kerongkongannya belum bisa menutup sempurna.

Ditulis oleh : Tim Penulis

Ditinjau oleh : Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK

4 min
16 Apr 2024
Profile Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK


Apakah Ibu sedang khawatir melihat bayi sering gumoh setelah menyusu? 

Gumoh adalah keluarnya ASI yang baru ditelan bayi setelah menyusu. Lalu, kenapa bayi sering gumoh dan bagaimana cara mengatasinya?

Bayi Sering Gumoh Normalkah?

Gumoh sering terjadi pada bayi dalam 3 bulan pertamanya. Gumoh normal dialami bayi karena sistem pencernaannya masih belum berkembang dan kapasitas lambungnya masih kecil. Gumoh disebut juga dengan istilah refluks. 

Ketika lambungnya terlalu penuh terisi cairan ASI, bayi bisa refleks mengeluarkan isi perutnya kembali ke kerongkongan. Hal ini terjadi karena otot cincin di ujung kerongkongan bayi belum bisa menutup dengan sempurna. Otot tersebut secara bertahap akan sempurna saat bayi memasuki usia 6 bulan. Lalu, gumoh normal sampai usia berapa?

Gumoh normal terjadi dari bayi baru lahir hingga usia 4-6 bulan. Namun, gumoh akan semakin jarang dan berhenti total di usia 1 tahun seiring otot kerongkongan si Kecil yang menguat.

Kenapa Bayi Sering Gumoh?

Salah satu alasan kenapa bayi sering gumoh adalah otot cincin di kerongkongan dan perut bayi belum sempurna. 

Otot cincin ini berfungsi sebagai gerbang masuknya cairan atau makanan ke lambung. Otot akan membuka saat cairan mengalir masuk ke lambung dan menutup untuk menahannya agar tidak keluar.

Ketika otot cincin tidak menutup dengan baik, air susu akan mudah mengalir naik ke kerongkongan sehingga menyebabkan gumoh. 

Selain itu, beberapa penyebab gumoh pada bayi yang perlu Ibu ketahui adalah:

1. Bayi alergi makanan

Bayi yang cukup sensitif terhadap makanan umumnya sering gumoh. Salah satu jenis alergi yang menyebabkan bayi gumoh adalah alergi susu sapi.

2. Bayi merasa kenyang

Gumoh bisa menjadi tanda bahwa bayi sudah kenyang menyusu.

Kapasitas lambung bayi umumnya hanya sekitar 1 ons per kg berat tubuhnya. Oleh karena itu, si Kecil bisa gumoh jika menyusu sampai kekenyangan. 

3. Bayi menelan udara saat menyusu

Penyebab lain kenapa bayi sering gumoh adalah perut kembung karena terlalu banyak menelan udara saat menyusu atau makan.

Gas yang masuk bersama cairan ASI akan ikut terperangkap dalam lambung. Ketika Ibu menyendawakan si Kecil, kadang sebagian cairan bisa ikut terbawa naik ke kerongkongan dan keluar dari mulut.

4. Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)

Gastroesophageal reflux disease atau GERD adalah gangguan pencernaan yang menggambarkan naiknya asam lambung ke kerongkongan.

Jika bayi sering mengalami gumoh, salah satu penyebabnya mungkin bisa menunjukkan GERD. Risiko GERD cenderung terjadi pada bayi prematur.

Apakah Bayi Bisa Kehilangan Nutrisi Karena Gumoh?

Tahukah Ibu kalau 70% bayi di bawah 3 bulan bisa gumoh tiga kali sehari, dan bahkan mungkin bisa sesering 10-12 kali dalam satu hari?

Gumoh biasanya terjadi dalam 2 jam setelah menyusu.

Meski begitu, gumoh tidak membahayakan bayi. Gumoh tidak menyebabkan penurunan berat badan atau gagal tumbuh. Sebab, cairan yang keluar tiap kali gumoh sangat sedikit, kurang dari satu sendok makan.

Selama bayi terlihat nyaman, bisa makan dengan baik, dan berat badannya bertambah, Ibu tidak perlu khawatir.

Jadi, jangan makin "mengisi" perut si Kecil dengan lebih banyak ASI jika ia gumoh setelah menyusu, ya Bu. Faktanya, makan berlebihan dapat menyebabkan gumoh jadi lebih banyak.

Baca Juga: 5 Cara Mengetahui Kebutuhan ASI pada Bayi

Akan tetapi, alasan kenapa bayi sering gumoh juga dapat menandakan masalah kesehatan tertentu jika ada beberapa gejala penyertanya. Maka, Ibu mungkin perlu bawa si Kecil ke dokter jika ia menunjukkan gejala-gejala berikut setelah gumoh:

  • Nafsu makan menurun atau menolak menyusu berulang kali.

  • Cairan gumoh berwarna hijau, kuning, atau bercampur darah.

  • Kolik, jadi gampang rewel atau menangis sangat lama.

  • Lebih jarang buang air kecil

  • BAB berdarah.

  • Mengalami kesulitan bernapas.

Kalau ada tanda-tanda seperti itu, sebaiknya segera konsultasi dengan dokter spesialis anak, ya Bu! Sebab bisa jadi, kondisi kesehatan Si Kecil sedang terganggu dan butuh penanganan medis.

Apa yang Harus Dilakukan Jika Bayi Sering Gumoh?

Gumoh tidak memerlukan perawatan khusus. Ibu cukup bersihkan sisa-sisa susu di sekitar mulut bayi dengan lap bersih agar tidak memicu kelembapan berlebih pada kulit yang bisa memicu ruam susu atau ruam ASI.

Namun, ada beberapa cara yang bisa Ibu lakukan untuk mencegah gumoh terjadi terlalu sering. Coba cara berikut ya, bu!

  • Posisikan bayi tegak selama dan setelah menyusu agar bayi tidak gumoh.

  • Hindari memberikan ASI sampai bayi kekenyangan. Berikan ASI atau makanan sedikit-sedikit, tapi sering dan diberi jarak.

  • Sendawakan bayi setelah menyusu. 

  • Hindari mengajak bayi bermain atau bergerak aktif setelah menyusu.

  • Beri jarak dulu jika ingin tummy time setelah menyusu agar si Kecil tidak gumoh.

  • Pastikan popoknya tidak terlalu ketat sehingga perut bayi tidak terlalu sesak. Ini bisa membuat si Kecil mual dan gumoh.

  • Jangan memaksakan menyuap makanan kalau bayi sudah terlihat kenyang.

  • Sehabis makan jangan langsung tidurkan bayi. Boleh didudukkan atau digendong dengan posisi badan tegak.

Jika bayi mengalami gumoh saat tidur, segera angkat bayi dan posisikan kepala bayi tegak dan bersandar pada bahu ibu. Jangan sampai si Kecil menelan kembali gumohnya, karena bisa menyebabkan perut bayi kembung dan tidak nyaman.

Cara mencegah bayi gumoh selanjutnya adalah penting untuk ibu menjaga pola makan supaya tetap sehat untuk menjaga kualitas ASI tetap baik untuk dikonsumsi bayi.

Jika memungkinkan, ada baiknya ibu berkonsultasi dengan dokter terkait makanan ataupun diet nutrisi yang tepat untuk kualitas ASI yang mumpuni untuk bayi.

Baca Juga: Bolehkah Bayi Baru Lahir Konsumsi Makanan Selain ASI?

Cara Menyendawakan Bayi agar Tidak Gumoh

Untuk melegakan si Kecil setelah, Ibu bisa bantu membuat bayi bersendawa. Cara menyendawakan bayi yang benar seperti ini, ya Bu!

  • Dudukkan si Kecil di atas pangkuan Mama. Topang badannya dengan memegang dagu.

  • Sendawakan bayi dengan posisi gendongan tegap.

Apa Bedanya Gumoh dan Muntah pada Bayi?

Gumoh dan muntah itu berbeda, lho Bu. Melansir IDAI, gumoh adalah kejadiaan saat susu mengalir dengan sendirinya dan biasanya berbarengan dengan sendawa. Jumlah cairan yang keluar pun sedikit.

Sementara itu, bayi yang muntah akan mengeluarkan isi perutnya dengan tenaga atau usaha lebih. Bayi yang muntah juga akan tampak mengejan, tidak nyaman, atau rewel dan menangis

Sebagian besar kasus muntah pada bayi merupakan hal abnormal, misalnya karena akibat infeksi pada saluran pencernaan. Namun, gumoh adalah refleks yang normal dan tidak mengganggu kesehatan bayi.

Ibu ingin mengetahui lebih banyak lagi tentang panduan dan dan fitur edukatif menarik lainnya seputar tumbuh kembang si Kecil? Yuk, coba Bebe Journey sekarang!

 


Referensi:

  1. Spitting up in babies: What’s normal, what’s not. (2022). Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/in-depth/healthy-baby/art-20044329
     

  2. IDAI | Bedanya “Gumoh” dan Muntah pada Bayi. (2016). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/bedanya-%E2%80%98gumoh%E2%80%99-dan-muntah-pada-bayi
     

  3. Why Babies Spit Up. (2022). HealthyChildren.org. https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/feeding-nutrition/Pages/Why-Babies-Spit-Up.aspx
     

  4. Parentsmagazine. (2015). How to Deal With Your Baby’s Spit-Up. Parents. https://www.parents.com/baby/feeding/problems/spit-up-faqs/
     

  5. Spence, J. (2021, January 30). Entirely Kids Pediatrics. Frisco Pediatrician Entirely Kids Pediatrics. https://www.entirelykidspediatrics.com/newborn-spit-up-101/
     

  6. WebMD. (2006, May 24). Spitting Up in Infants Treatment. WebMD; WebMD. https://www.webmd.com/a-to-z-guides/spitting-up-in-infants-treatment

 



 
alt

Kenali apa itu

Kalkulator Nutrisi

Cek nutrisi si Kecil yuk! Sudah sesuaikah dengan kebutuhannya?

Artikel Terkait