Umur Berapa Bayi Bisa Bicara? Kenali Tahapannya
Mendengar anak bisa bicara pasti jadi salah satu momen yang paling ditunggu-tunggu oleh setiap orang tua. Bisa mendengar satu kata teruc...
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Ditinjau oleh :
Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH
Mendengar anak bisa bicara pasti jadi salah satu momen yang paling ditunggu-tunggu oleh setiap orang tua. Bisa mendengar satu kata terucap dari si Kecil tentu akan membuat Ibu dan Ayah sangat bahagia. Lalu, usia berapa ya seharusnya bayi mulai bicara?
Berikut ini penjelasan mulai dari tahapan kemampuan bicara pada anak, tanda bayi siap bicara, cara menstimulasi bicara, dan gangguan bicara atau speech delay. Yuk, Bu, kita simak bersama!
Umur Berapa Bayi Bisa Bicara?
Pada dasarnya, bayi bisa mulai bicara atau berkomunikasi sejak ia lahir ke dunia. Namun di awal kehidupannya, si Kecil baru bisa mengungkapkan perasaan dan emosinya melalui tangisan.
Seiring tumbuh kembangnya, kemampuan bicara si Kecil akan terus mengalami kemajuan secara bertahap. Umumnya bayi akan mulai belajar bicara dari usia 6 bulan.
Pada umumnya, bayi sudah mulai bisa menggunakan lidah dan bibirnya secara bersamaan untuk menghasilkan suara di bulan 7-9. Jadi, di saat inilah yang menjadi permulaan bayi bisa bicara. Akan tetapi, suara yang pertama kali terdengar masih seperti ocehan (babbling) tidak bermakna seperti “ma-ma”, atau “ba-ba”.
Kemudian di antara usia 10-18 bulan, bayi biasanya mulai mengucapkan kata pertamanya yang berarti. Sementara untuk bisa merangkai 2-4 kata, bayi biasanya baru bisa melakukannya di usia 18 bulan hingga 2 tahun. Misalnya, “mama mandi” untuk memberi tahu Ibu ia mau mandi, “mimi susu” untuk memberi tahu ia sedang haus dan ingin minum susu, atau “ada mpus” ketika melihat kucing.
Sebab, di masa ini si Kecil akan mulai belajar untuk menjelaskan hal-hal yang dilihat, dirasakan, dipikirkan, atau yang diinginkannya.
Baca Juga: 7 Manfaat Bermain Peran (Role Play) untuk Perkembangan Anak
Tahapan Kemampuan Bahasa Bayi Sesuai Usianya
Ibu harus pastikan kemampuan bicara si Kecil sesuai dengan usianya. Penting untuk Ibu mengetahui berbagai tahapan keterampilan bahasa bayi sesuai dengan usianya. Kira-kira bagaimana ya tahapannya?
1. Usia 0-3 Bulan
Menangis merupakan cara bayi untuk menunjukkan emosi dan kebutuhannya. Menurut IDAI, bayi mulai mengeluarkan suara seperti ‘aah’ atau ‘uuh’, yang dikenal dengan istilah cooing pada usia 2 - 3 bulan.
Pada usia ini, bayi juga mulai bereksperimen dengan berbagai bunyi yang bisa dihasilkannya, seperti suara menyembur atau berkumur.
2. Usia 4-6 Bulan
Kemampuan bicara si Kecil kembali meningkat, yang awalnya cooing sekarang sudah mulai bisa babbling. Babbling, yaitu berceloteh dengan menaikkan dan menurunkan nada suaranya. Si Kecil juga sudah mulai mengikuti beberapa suara yang didengarnya dari Ibu.
Mendekati usia 6 bulan, si Kecil sudah mulai menunjukkan mimik wajah sesuai dengan emosi yang dia rasakan. Ia juga menoleh apabila namanya dipanggil oleh orang lain.
3. Usia 7-9 Bulan
Usia ini menjadi permulaan bayi bisa bicara. Si Kecil sudah mulai bisa menggunakan lidah dan bibirnya secara bersamaan untuk menghasilkan suara. Si Kecil mulai memahami nama orang serta konsep dasar seperti “ya”, “tidak”, atau “habis”.
Beberapa anak mungkin sudah bisa merangkai beberapa vokal ketika dia mengoceh dan mengucap kata “mama” atau “papa”. Pada akhir bulan ke-9, si Kecil mulai bereksperimen dengan membuat suaranya sendiri termasuk suku kata yang panjang, misalnya “ma-ma-ma-ma-ma” atau “da-da-da-da-da”.
4. Usia 10-12 Bulan
Si Kecil mulai mengerti perintah sederhana, seperti “Ayo ke sini” atau “Lihat itu!”. Sementara untuk mengungkapkan keinginannya, si Kecil mulai menunjuk, melambaikan tangan untuk dadah, atau merentangkan tangan untuk minta gendong.
Nantinya di usia 12 bulan, bayi mulai mengerti sekitar 70 kata bermakna.
5. Usia 12 - 18 Bulan
Kosakata anak akan bertambah pesat di usia 15 bulan. Di usia tersebut, si Kecil bisa mengucapkan 3 - 6 kata bermakna. Selanjutnya di usia 18 bulan, kosakatanya semakin bertambah menjadi 5 - 50 kata.
Si Kecil juga sudah mulai bisa mengangguk atau menggelengkan kepala untuk menjawab pertanyaan. Selain itu, si Kecil juga bisa mengikuti perintah orang lain seperti, “Tolong buang sampah ini, ya.”
7. Usia 18-24 Bulan
Di usia ini, kemampuan bicara anak berkembang secara pesat. Bahkan si Kecil akan mengalami ledakan bahasa. Setiap harinya, si Kecil akan menemukan kosakata baru untuk diucapkannya.
Bahkan si Kecil bisa menyebutkan 2 - 3 kata sekaligus dalam satu kalimat. Si Kecil mungkin mulai bertanya, “Mana Ibu?” atau “Ayo, kita main!”
Cara Stimulasi Bayi agar Cepat Bicara
Peran Ibu tentunya sangat penting agar bayi bisa cepat bicara. Ada berbagai cara untuk menstimulasi agar kemampuan bicara pada bayi semakin cepat. Bagaimana caranya?
-
Sering mengajak si Kecil untuk berbicara. Mungkin jika masih bayi, ia tentu belum mengerti yang diucapkan Ibu. Namun, cara ini bisa memberikan stimulasi anak untuk cepat bicara.
-
Membacakan buku kesukaan si Kecil sebelum tidur. Sering membacakan buku bisa menambah kosakata si Kecil. Ibu juga bisa mengunduh buku cerita anak interaktif yang sarat pesan moral positif di BebeStory, lho!
-
Bernyanyi bersama si Kecil bisa membuat anak jadi lebih senang. Si Kecil pun bisa mengikuti kata-kata yang dinyanyikan oleh Ibu.
-
Pakai instruksi sederhana, misal “Ayo dadah ke Ayah!” atau “Coba sini peluk Ibu!”.
-
Tunjuk dan sebutkan nama benda yang ada di sekitar rumah. Tujuannya, yakni menambah kosakata si Kecil.
Tapi perlu diingat, perkembangan bicara bayi tentunya akan berbeda dengan bayi sebaya lainnya. Ada yang mulai bicara lebih cepat untuk usianya, atau justru lebih lambat.
Perbedaan kemampuan bicara bayi sungguhlah wajar, Bu. Yang perlu Ibu perhatikan ialah apabila anak mengalami keterlambatan bicara yang signifikan alias gangguan speech delay.
Baca juga: Tips Membantu Si Kecil Berlatih Bicara dan Stimulasinya
Ciri-Ciri Anak Mengalami Speech Delay
Berdasarkan data IDAI, sekitar 5 - 8% kasus keterlambatan bicara dan bahasa dialami anak usia prasekolah di Indonesia. Khususnya di wilayah Jakarta, diperkirakan 21% anak usia prasekolah mengalami speech delay. Keterlambatan bicara ini tentu membuat cemas Ibu dan Ayah.
Seorang anak bisa dikatakan mengalami speech delay ketika ia belum bisa bicara dengan lancar di usianya yang sudah lebih dari 2 - 3 tahun. Sementara menurut IDAI, orangtua perlu mewaspadai risiko speech delay jika si Kecil tidak menoleh saat dipanggil namanya atau tidak ada babbling di usia 2 - 6 bulan.
Bayi juga dapat dicurigai memiliki tanda keterlambatan bicara pada usia 6 - 12 bulan apabila ia tidak bisa menunjuk dengan jari dan mimik wajah yang tidak ekspresif. Selain itu, di usia 16 bulan si Kecil tidak bisa mengucapkan satu kata yang bermakna.
Meski demikian, speech delay juga bisa disebabkan oleh faktor lainnya. Salah satunya akibat gangguan pada organ mulut yang membuat anak merasa kesulitan untuk menyebut kata-kata. Gangguan ini membuat koordinasi antara bibir, lidah, dan rahang jadi lebih sulit.
Faktor berikutnya yang bisa menyebabkan speech delay ialah gangguan pendengaran. Oleh karena itu, bayi yang mengalaminya perlu pemeriksaan lebih mendalam tidak hanya di dokter anak, tetapi juga di dokter THT, psikolog, dan terapis wicara.
Baca Juga: Penyebab Anak 2 Tahun Belum Bisa Bicara, Apa Solusinya?
Jika Ibu merasa khawatir dengan perkembangan bayi, lebih baik konsultasikan langsung dengan dokter anak dan sampaikan apa saja proses tumbuh kembang yang sudah dialami si Kecil. Sampaikan juga segala pertanyaan yang ingin diketahui perihal kondisi si Kecil agar Ibu bisa lebih maksimal mendampingi si Kecil tumbuh dengan hebat.
Ingin mengetahui lebih banyak lagi seputar perkembangan bayi dari bulan ke bulannya? Yuk, gunakan tools Bebe Journey. Di sini ada banyak fitur edukatif dan menarik yang bisa Ibu gunakan untuk memantau tumbuh kembang anak, mulai dari Milestone Bulanan, Grafik Pertumbuhan WHO, panduan MPASI, sampai tracker jadwal imunisasi dari IDAI.