Penyebab dan Cara Mengatasi BAB Bayi Berlendir

Apakah normal pup bayi berlendir? Mungkin ini adalah satu pertanyaan yang paling sering muncul dalam benak setelah menjadi Ibu. Banyak h...

Ditulis oleh : Tim Penulis

Ditinjau oleh : Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK

4 min
14 Nov 2023
Profile Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK
Pup bayi berlendir.


Apakah normal pup bayi berlendir? Mungkin ini adalah satu pertanyaan yang paling sering muncul dalam benak setelah menjadi Ibu. Banyak hal baru yang memang harus dipelajari terkait dengan si Kecil, termasuk hal yang terbilang sepele seperti kondisi pupnya. Ini karena pup bayi sebenarnya bisa menjadi indikator kondisi kesehatannya, Bu.

Sebagai contoh, BAB berbentuk bulatan kecil yang keras bisa menunjukkan bahwa bayi sedang sembelit. Namun, bagaimana jika buang air besar (BAB) pada bayi berlendir? Yuk, cari tahu penyebab dan cara mengatasinya, Bu!

Kenapa Pup Bayi Berlendir?

Lendir pada pup bayi biasanya tampak seperti garis atau benang berlendir. Bahkan, dalam beberapa kasus lendir pup dapat terlihat seperti jeli. Melihat kondisi seperti ini, tentu saja Ibu khawatir dan bertanya-tanya, normalkah jika pup bayi berlendir.

Pada dasarnya, ada berbagai faktor yang bisa menjadi penyebab BAB bayi berlendir. Pertama, usus bayi masih dalam proses perkembangan sehingga menghasilkan lendir untuk membantu keluarnya feses dengan lancar.

Keberadaan lendir juga mungkin mengindikasikan bayi sedang menghasilkan lebih banyak air liur daripada biasanya. Jadi, kemunculan lendir ini tidak perlu Ibu cemaskan

Namun, lendir pada feses bayi juga dapat menjadi tanda peringatan adanya masalah kesehatan pada bayi seperti alergi atau infeksi yang perlu diperhatikan lebih lanjut.

Di bawah ini berbagai penyebab pup bayi berlendir yang perlu diketahui:

1. Alergi Makanan

Bayi yang mendapatkan ASI dapat mengalami alergi terhadap beberapa jenis makanan yang dikonsumsi oleh ibunya. Hal ini terjadi karena sistem pencernaan bayi masih dalam tahap perkembangan.

Oleh karena itu, bayi mungkin tidak dapat menoleransi jenis-jenis makanan tertentu seperti produk susu atau makanan pedas yang masuk ke dalam ASI. Gejala alergi makanan pada bayi dapat beragam, termasuk gas berlebih, lebih gelisah, atau bahkan muntah. 

Sementara itu, pada bayi yang sudah memulai menerima makanan pendamping ASI (MPASI), risiko terjadi alergi makanan lebih tinggi, Bu. Alergi makanan dapat memicu peradangan pada saluran pencernaan bayi. Peradangan tersebut kemudian merangsang peningkatan produksi lendir, yang mengakibatkan munculnya lendir dalam feses bayi.

2. Adanya Infeksi

BAB yang berlendir bisa menjadi pertanda saluran pencernaan si Kecil sedang mengalami peradangan akibat infeksi. 

Infeksi bakteri atau virus dapat mengakibatkan iritasi pada usus sehingga menyebabkan peradangan. Akibatnya, jumlah lendir dalam pup bayi akan meningkat. Gejala lain yang dapat mengindikasikan adanya infeksi pada si Kecil, yaitu demam dan mudah rewel. 

Selain itu, bayi yang terinfeksi bakteri atau virus mungkin mengeluarkan feses yang berwarna hijau. Dalam kasus infeksi yang lebih parah, darah juga dapat muncul dalam pup bersama dengan lendir. Apabila terjadi kondisi seperti ini, segeralah bawa si Kecil ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan secepatnya.

3. Intususepsi

Intususepsi adalah kondisi di mana usus terlipat masuk ke dalam usus (seperti teleskop yang terlipat/tergulung) danterjebak, sehingga terjadi penyumbatan yang mencegah keluarnya apa pun selain lendir. Kondisi ini sering kali dialami oleh si Kecil yang berusia antara 6 bulan dan 3 tahun. Ketika intususepsi terjadi, pup yang keluar mungkin berisi lendir. 

Pup bayi yang mengandung lendir merupakan gejala yang sering dijumpai dari kondisi ini. Selain mengalami pup berlendir, bayi akan mengalami gejala lain seperti muntah, terlihat lebih lesu, muncul darah dalam pup, kurang tidur, dan sakit perut. Untuk mengatasi situasi ini, perlu dilakukan perawatan medis, Bu.

4. Cystic Fibrosis

Pada bayi yang menderita cystic fibrosis, terjadinya peningkatan produksi lendir merupakan efek samping dari kondisi ini. Cystic fibrosis adalah jenis penyakit genetik yang menyebabkan lendir dalam tubuh menjadi lebih tebal dan lengket, sehingga dapat menghambat saluran-saluran di dalam tubuh.

Lendir ini sering kali memiliki aroma yang tidak sedap dan tampak seperti minyak. Selain itu, cystic fibrosis dapat mengakibatkan produksi lendir yang berlebihan di berbagai organ, terutama di paru-paru, pankreas, hati, dan usus. 

Gejala lain yang bisa muncul antara lain berat badan yang sulit naik dan pertumbuhan yang terhambat. Oleh karena itu, penanganan medis segera diperlukan untuk mengatasi kondisi ini.

5. Tumbuh Gigi

Penyebab pup bayi berlendir lainnya yaitu karena sedang dalam masa pertumbuhan gigi. Ketika sedang tumbuh gigi, bayi cenderung menghasilkan lebih banyak air liur dan mengalami rasa sakit akibat tekanan dari pertumbuhan gigi tersebut.

Hal tersebut dapat mengakibatkan iritasi pada saluran pencernaan, yang akhirnya menyebabkan peningkatan produksi lendir yang ikut tercampur dalam feses.

Kondisi feses berlendir sebenarnya merupakan respons alami dari tubuh si Kecil terhadap proses tumbuh gigi. Sehingga, untuk kondisi penyebab yang satu ini, Ibu tidak perlu khawatir secara berlebihan ya.

Bagaimana Cara Mengatasi BAB Bayi Berlendir?

Pup berlendir mungkin dapat membuat Ibu cemas akan adanya penyakit berbahaya yang dialami si Kecil. Sementara itu, penanganan feses berlendir pada bayi sebaiknya memang dilakukan tergantung penyebabnya. Maka dari itu, penting bagi Ibu agar mencari tahu terlebih dahulu kemungkinan penyebab BAB berlendir pada bayi.

Berikut ini beberapa cara yang bisa Ibu lakukan untuk mengatasi pup bayi berlendir:

1. Cukupi Kebutuhan Cairan Bayi

Untuk mengurangi lendir pada pup bayi, pastikan si Kecil selalu terhidrasi dengan baik. Hal yang dapat Ibu lakukan yaitu dengan memberikan ASI secara teratur. Sementara jika bayi sudah mulai MPASI, berikan air putih dalam jumlah yang mencukupi.

Memberikan cairan akan membantu menjaga lendir agar tetap encer dan memudahkan kinerja usus. Jika bayi mengalami muntah, disarankan untuk meningkatkan frekuensi menyusui atau memberikan minum lebih sering.

2. Mengubah Pola Makan

Pup bayi berlendir bisa disebabkan adanya pola makan Ibu yang kurang ideal. Sebab, nutrisi yang si Kecil dapat sebagian besarnya masih berasal dari asupan ASI Ibu. 

Namun, jika bayi sudah mulai MPASI, kemungkinan adanya perubahan pola makan atau saat mencoba jenis makanan tertentu dapat menjadi penyebab BAB berlendir.

Maka dari itu, penting untuk mengatur pola makan lebih baik dengan menghindari makanan tertentu yang mungkin menyebabkan alergi atau infeksi pada saluran pencernaan bayi. Beri dulu bayi MPASI yang mudah dicerna, seperti bubur nasi, sementara sambil kurangi pemberian sayuran yang mengandung terlalu banyak gas (misalnya kol, sawi).

Baca Juga: Normalkah Bila Bayi Usia 9 Bulan Belum Bisa Makan Bertekstur Kasar?

3. Mengamati Gejala Lain

Selain itu, Ibu juga harus memantau adanya gejala lain yang mungkin muncul pada si Kecil ketika BAB-nya ada lendir. Gejala lain yang harus diwaspadai yakni sebagai berikut.

  • Demam tinggi.

  • Sering mengalami muntah.

  • Tidak mau minum ASI atau nafsu makan berkurang.

  • Muncul darah saat BAB.

  • Warna feses menjadi kehijauan, kehitaman, atau putih.

  • Menjadi rewel dan susah tidur.

Apabila timbul gejala seperti di atas, segera konsultasikan ke dokter. Membawa si Kecil ke dokter adalah langkah penting untuk mengetahui penyebab pup bayi berlendir dan memastikan si Kecil mendapat perawatan yang sesuai dengan cepat.

Dokter mungkin akan merekomendasikan pemeriksaan yang lebih mendalam, seperti ultrasonografi atau yang biasa disingkat USG, untuk memeriksa adanya polip atau penyumbatan yang mungkin menjadi penyebab BAB si Kecil berlendir. 

Baca Juga: Penyebab Bayi Sering BAB Sedikit-Sedikit, Apakah Ini Normal?

Semoga artikel ini bermanfaat ya, Bu! Ibu juga bisa mengecek kesehatan pencernaan si Kecil lewat tools Tummypedia. Hasilnya seperti apa, nanti bisa langsung di-download untuk dikonsultasikan lagi dengan dokter anak atau Tim Bebecare yang hadir 24 jam untuk menjawab pertanyaan Ibu.


Referensi:

  1. Nall, R. (2018, May 22). Why Is There Mucus in My Baby’s Poop? Healthline; Healthline Media. https://www.healthline.com/health/mucus-in-baby-poop#treatments
  2. ‌Holland, K. (2015, May 18). Why Is There Mucus in My Stool? Healthline; Healthline Media. https://www.healthline.com/health/mucus-in-stool#when-to-see-a-doctor
  3. Flo.health . https://flo.health/being-a-mom/your-baby/baby-health-and-safety/what-does-mucus-in-baby-stool-mean
  4. ‌Rohit Garoo. (2019, March 6). Mucus In Baby’s Stool: Causes And What To Do About It. MomJunction. https://www.momjunction.com/articles/mucus-in-baby-stool_00470694/
  5. ‌Jansheski, G. (2018, May 27). Blood And Mucus In Baby’s Stool: Causes & What To Do. Mom Loves Best; Mom Loves Best. https://momlovesbest.com/blood-in-baby-stool
  6. WebMD. (2017, April 16). Mucus in Stool. WebMD; WebMD. https://www.webmd.com/digestive-disorders/mucus-in-poop-stool
  7. ‌Khan, A. (2019, July 6). Mucus in Baby’s Poop – Is It a Concern? FirstCry Parenting; FirstCry Parenting. https://parenting.firstcry.com/articles/mucus-in-babys-stool-is-it-a-concern/


 
alt

Kenali apa itu

Kalkulator Nutrisi

Cek nutrisi si Kecil yuk! Sudah sesuaikah dengan kebutuhannya?

Artikel Terkait