Penyebab Diare pada Bayi, Gejala, dan Cara Mengatasinya
Susu formula hanya tahan 2 jam di suhu ruangan setelah dibuat. Jika ingin disimpan di kulkas, Ibu harus tahu lokasi strategisnya agar susu tidak cepat basi.
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Ditinjau oleh :
dr. Attila Dewanti, SpA (K)
Diare pada bayi umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri dan virus. Ibu perlu menangani diare dengan tepat agar si Kecil tidak sampai mengalami dehidrasi yang bisa membahayakan.
Penyebab Diare pada Bayi
Ibu perlu mengenali penyebab diare si Kecil supaya dapat memberikan pertolongan yang paling tepat. Berikut daftar penyebabnya:
1. Infeksi Rotavirus
Sebagian besar penyebab diare pada bayi adalah infeksi rotavirus.
Rotavirus masuk melalui makanan atau minuman terkontaminasi yang dimakan dan benda-benda kotor yang dimasukkan ke dalam mulut.
Menurut laporan Kemenkes RI, diare berat akibat infeksi rotavirus menjadi penyebab kematian terbesar nomor dua pada bayi usia 29 hari – 11 bulan.
2. Infeksi Bakteri atau Parasit
Diare bayi yang disertai muntah-muntah dan demam ringan penyebabnya adalah gastroenteritis atau yang lebih dikenal dengan nama muntaber.
Muntaber adalah infeksi pada pencernaan akibat bakteri seperti E. coli, Salmonella, Campylobacter, dan Shigella. Penularannya bisa melalui makanan, barang, atau tangan yang terkontaminasi.
3. Perubahan Pola Makan
Perubahan pola makan dan jenis asupannya setelah diperkenalkan dengan MPASI dapat menyebabkan diare pada bayi.
Sebab ketika bayi yang sudah lama terbiasa minum ASI mulai mengonsumsi makanan padat, sistem pencernaannya mungkin akan ‘kaget’ menerima jenis makanan padat.
Oleh karena itu, pastikan pemberian MPASI pada bayi dilakukan bertahap agar sistem pencernaannya bisa beradaptasi dengan baik.
Baca Juga: 8 Penyebab Pup Bayi Hijau dan Cara Menanganinya
4. Intoleransi Laktosa
Jika diare si Kecil disertai dengan perut kembung (teraba keras atau padat) dan sering buang angin, ini mungkin dapat disebabkan oleh intoleransi laktosa.
Apabila si Kecil sudah mulai MPASI, sebaiknya hentikan pemberian bahan makanan yang mengandung susu sapi seperti keju, yogurt, dan mentega.
Ibu juga perlu menghindari konsumsi susu sapi dan produk olahannya. Sebab laktosa yang Ibu konsumsi dapat ikut terserap ke dalam ASI yang diminum si Kecil dan mengakibatkan ia diare.
5. Alergi Makanan
Diare pada bayi MPASI juga mungkin terjadi jika si Kecil memiliki alergi terhadap suatu makanan atau minuman.
Beberapa makanan yang tinggi risiko alergi adalah susu sapi, telur, kacang-kacangan, ikan, kerang-kerangan, dan gandum (gluten).
Diare bayi yang disebabkan alergi makanan biasanya akan disertai dengan ruam atau gatal pada area mata dan hidung.
6. Efek Minum Antibiotik
Jika selama menyusui Ibu perlu mengonsumsi antibiotik, efek samping obatnya bisa berpengaruh pada bayi, termasuk potensi munculnya diare.
Begitu pula saat mengonsumsi beberapa jenis suplemen. Jadi, Ibu menyusui disarankan untuk terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat atau suplemen.
Ciri-ciri Bayi Diare
Bayi pada umumnya memang memiliki bentuk feses yang lebih lunak dan encer daripada orang dewasa. Namun bayi bisa dikatakan menunjukkan ciri diare apabila mengalami:
- Diawali dengan muntah.
- Disertai demam.
- Perut kembung.
- Sakit perut.
- Kehilangan nafsu makan.
- Frekuensi BAB lebih sering dari biasanya.
- Feses sangat encer hingga terkadang rembes dari popok.
- Feses berbau menyengat.
- Bayi rewel, gelisah, tidak mau menyusu.
Agar Ibu lebih mudah dan cepat mengenal ciri-ciri diare pada feses si Kecil, langsung saja unggah foto pup si Kecil di AI Poop Tracker. Hasilnya keluar hanya dalam 60 detik dan bisa Ibu unduh secara gratis untuk dikonsultasikan lebih lanjut ke dokter.
Cara Mengatasi Diare pada Bayi
Apa yang harus dilakukan jika bayi diare? Berikut ini adalah penanganan dan cara mengatasi diare si Kecil yang dapat Ibu lakukan di rumah:
1. Terus Berikan ASI
Menurut dokter spesialis pencernaan anak di Rady Children's Hospital di San Diego, Rebecca Cherry, M.D., diare pada bayi berusia di bawah 6 bulan dapat diatasi dengan menyusui lebih sering.
Saat diare, bayi lebih rentan mengalami dehidrasi. Nah, ASI dapat membantu menggantikan cairan yang hilang karena memiliki kandungan air sekitar 90%.
ASI juga dilengkapi lemak, protein enzim, antibodi dan sel darah putih untuk memperkuat sistem kekebalan tubuhnya dalam melawan berbagai virus, penyakit, dan infeksi.
2. Sering Ganti Popok Bayi
Ketika si Kecil mengalami diare, Ibu tentu harus menjaga kebersihan si Kecil, misalnya dengan sering mengganti popok untuk mencegah penularan.
Pastikan Ibu membersihkan area pantat bayi menggunakan air bersih juga, ya. Jika sudah dibersihkan, tunggu sampai area pantat bayi kering dengan sempurna.
Selanjutnya, gunakan krim pelembab agar kulitnya tidak mudah iritasi. Jangan lupa juga untuk langsung mencuci tangan dengan sabun setelah Ibu mengganti popok si Kecil.
3. Berikan Oralit
Jika bayi berusia di atas 6 bulan dan dokter sudah mengizinkan, pemberian ASI bisa didampingi dengan air putih atau cairan oralit untuk bantu menggantikan cairan tubuh yang hilang.
Hindari memberikan jus buah karena bisa memperburuk gejala diare pada bayi. Sebab, jus tinggi akan gula. Beberapa anak tidak atau belum dapat mencerna gula dengan baik.
Baca Juga: Cara Membuat Oralit untuk Bayi Diare dan Takarannya
4. Beri Makanan Lunak
Berapapun usianya, jika si Kecil sudah MPASI, sebaiknya Ibu memberikan makanan dengan tekstur yang halus dan lunak selama ia diare.
Contohnya, puree pisang yang tinggi prebiotik atau puree ikan salmon yang tinggi DHA dan protein. Nutrisi di dalamnya baik untuk mendukung kesembuhan si Kecil.
5. Tambah Asupan Prebiotik
Pemberian obat diare pada bayi perlu resep dan pengawasan dari dokter. Jadi, jangan membeli obat diare di apotek dan memberikannya pada si Kecil.
Sebagai alternatif, Ibu bisa memberikan MPASI yang mengandung prebiotik seperti puree asparagus, buncis-buncisan, dan pisang yang bagus untuk bayi diare.
Prebiotik adalah serat sehat yang mampu memicu pertumbuhan bakteri baik di dalam usus si Kecil untuk meningkatkan kesehatan pencernaannya.
6. Berikan Yogurt
Yogurt mengandung probiotik untuk bantu meringankan gejala diare bayi yang disebabkan oleh infeksi, efek antibiotik, IBS (irritable bowel syndrome) atau ulcerative colitis.
Akan tetapi, Ibu perlu mengingat bahwa beberapa bayi yang sedang diare menjadi lebih sensitif terhadap produk olahan susu. Jadi, Ibu perlu mengamati reaksi si Kecil setelah makan yogurt.
Jika ia menjadi lebih kembung, frekuensi diare bertambah, terlihat semakin tidak nyaman, dan sebagainya, hentikan pemberian yogurt.
7. Hindari Makanan Manis dan Berminyak
Supaya gejala diare yang dialami si Kecil tidak semakin buruk, sebaiknya hindari pemberian makanan yang terlalu manis dan berminyak.
Di dalam usus besar, makanan yang tinggi gula dan pemanis buatan akan mengganggu bakteri yang sedang dalam kondisi sensitif.
Sementara makanan berminyak sifatnya sulit dicerna oleh sistem pencernaan yang sedang tidak sehat, termasuk diare.
8. Hindari Buah dan Sayur Bergas
Bayi yang sedang diare masih boleh makan buah dan sayur. Namun, Ibu perlu menghindari menyajikan sayuran dan buah yang berpotensi menimbulkan banyak gas di dalam perut.
Apa yang harus dihindari saat bayi diare? Sayur dan buah yang harus dihindari saat diare adalah brokoli, paprika, biji-bijian, kacang polong, buah beri, sayuran berdaun hijau dan jagung.
9. Berikan Suplemen Zinc
Menurut WHO dan IDAI, bayi yang mengalami diare akut dapat diberikan suplemen zinc selama 10–14 hari.
Untuk bayi di bawah usia 6 bulan dosis zinc yang diberikan adalah 10 mg perhari. Sedangkan, bayi di atas 6 bulan disarankan mendapat dosis sebesar 20 mg.
Selain meringankan gejala diare, suplementasi zinc juga dapat mencegah kekambuhan diare hingga 2-3 bulan mendatang.
10. Berikan Antibiotik Jika Perlu
Diare pada bayi yang disebabkan infeksi bakteri seperti Salmonella dan E. coli mungkin perlu diobati dengan antibiotik. Namun, pemberian antibiotik untuk bayi harus berdasarkan resep dokter.
Jika sudah diresepkan antibiotik oleh dokter, antibiotik harus dikonsumsi sampai habis.
Baca Juga: 10 Obat Diare untuk Bayi yang Alami dan Aman
Berapa Lama Diare pada Bayi Bisa Sembuh?
Dengan perawatan yang tepat, diare umumnya sembuh dalam waktu 5-7 hari. Namun, Ibu perlu waspada dan segera membawa si Kecil ke dokter apabila menemukan tanda bahaya berikut:
- Warna feses bayi merah atau putih.
- Bayi BAB lebih dari 10 kali dalam sehari.
- BAB berdarah dan berlendir.
- Muntah berulang kali.
- Mual.
- Ruam kulit.
- Demam tinggi.
- Berat badan menurun.
- Tidak mau menyusu, minum, atau makan.
- Tidak buang air kecil.
- Tanda-tanda dehidrasi, seperti mulut kering, lesu, lemas, sering mengantuk.
Ibu juga dapat langsung hubungi Tim BebeCare yang siap merespon cepat setiap pertanyaan Ibu terkait masalah pencernaan si Kecil, tanpa biaya dan tanpa membuat janji terlebih dahulu!