Waktu Terbaik Minum Susu Cair untuk Anak dan Aturannya

Waktu terbaik minum susu kotak adalah setelah sarapan sebagai energi tambahan untuk belajar dan bermain.



Susu adalah sumber makanan tambahan terbaik untuk melengkapi menu makan harian anak. Namun, Ibu perlu tahu kapan waktu terbaik minum susu cair agar si Kecil mendapatkan manfaatnya secara optimal.

Kapan Anak Bisa Minum Susu Kotak Cair?

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan World Health Organization (WHO) menjelaskan, anak baru boleh diberikan susu kotak cair jika usianya sudah di atas 1 tahun. 

Batas usia ini dianjurkan karena sistem pencernaan anak setelah usia 1 tahun sudah lebih mampu mencerna protein susu sapi dalam jumlah besar.

Tanda-tanda anak siap mengonsumsi susu cair, yaitu:

  • Dapat duduk tegap dan menyangga kepalanya sendiri.
  • Tertarik dan ingin mengambil makanan di sekitarnya.
  • Bisa mengambil benda kecil dengan jarinya.
  • Mampu memasukkan makanan ke mulut.
  • Tidak menunjukkan reaksi alergi terhadap susu sapi.

Kapan Waktu Terbaik Minum Susu Cair untuk Anak?

Anak-anak tidak perlu menunggu waktu tertentu untuk minum susu. Setelah usia 1 tahun, anak boleh minum susu kapan saja ia mau, apalagi susu kotak cair yang kemasannya praktis dan siap minum. 

Namun, menurut beberapa ahli, waktu minum susu yang baik untuk anak adalah setelah sarapan.

Susu adalah bagian menu sarapan yang penting karena mengandung beragam nutrisi untuk membantu mendukung energi dan kemampuan berpikir anak sejak pagi.

Studi terbitan Nutrients (2024) juga mengamati, kadar simpanan vitamin, mineral, dan lemak pada anak Indonesia lebih tinggi jika mengonsumsi susu setelah sarapan. 

Selain di waktu sarapan, susu cair juga bisa diberikan kapan saja sebagai pengganti snack yang bernutrisi. Ibu bisa berikan susu cair setelah anak bermain atau setelah tidur siang, sesuai dengan waktu makan cemilan biasanya.

Baca Juga: Rekomendasi Merk Susu Anak yang Mengandung FOS:GOS

Berapa Kali Anak Boleh Minum Susu Cair dalam Sehari?

Anak boleh minum susu formula cair sebanyak 200–400 ml atau setara dengan 1–2 sajian per hari.

Jadi, 1 kali setelah sarapan dan 1 kali lagi boleh diberikan di sore hari setelah bermain atau sebelum tidur.

Aturan Memberikan Susu Cair untuk Anak

Selain mengetahui waktu terbaik minum susu, ada beberapa aturan lain yang perlu diketahui agar asupan gizi anak tetap terjaga dan tumbuh kembangnya optimal. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan:

1. Pilih yang Minim Gula dan Tanpa Perisa Tambahan

Pilih susu cair tanpa gula dan perasa tambahan. Perhatikan informasi nilai gizi yang tertera pada label kemasan, lalu pilih susu dengan kadar sukrosa 0 gram.

Minuman mengandung gula tambahan harus dihindari pada anak usia di bawah 2 tahun. Pada usia ini, asupan kalori tambahan si Kecil sedikit, jadi harus diisi dengan makanan bergizi.

Sementara itu, gula merupakan asupan tinggi kalori, tetapi rendah zat gizi yang lebih diperlukan untuk tumbuh kembangnya.

2. Berikan Jarak Waktu Minum Susu Setelah Makan

Waktu terbaik minum susu adalah pagi hari setelah sarapan. Jika si Kecil masih kenyang, Ibu bisa berikan susu 2 jam setelah makan.

Penting memberikan jarak waktu minum susu setelah makan agar pencernaan anak bisa mencerna makanannya sampai selesai dan mencegah risiko gangguan penyerapan gizi.

Sebagai contoh, kandungan kalsium tinggi dalam susu bisa menghambat penyerapan zat besi yang dapat memicu defisiensi besi pada anak.

Baca Juga: Manfaat Kalsium Susu untuk Optimalkan Tumbuh Kembang Anak

3. Sajikan Dingin

Susu kotak dapat disajikan pada suhu ruangan atau didinginkan terlebih dahulu tergantung preferensi si Kecil. Namun, anak-anak biasanya lebih suka minum susu dingin karena rasanya lebih nikmat.

Susu kotak cair atau susu siap minum (RTD milk) sebaiknya disajikan pada suhu sekitar 2,2 hingga 3,3°C untuk mempertahankan kesegaran, mutu, dan keamanan produk.

Jika suhunya masih terlalu dingin karena sudah lama disimpan di kulkas, coba diamkan dulu sebentar di suhu ruang.

4. Jangan Diberikan Sebagai Pengganti Makanan

Sumber gizi utama anak yang harus diprioritaskan tetap dari menu makan hariannya. Susu hanya berperan sebagai camilan atau minuman pelengkap makanan.

Menjadikan susu sebagai makanan utama berarti si Kecil minum susu berlebihan dan tidak bisa mendapatkan asupan gizi yang bervariasi untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya.

Jadi, jangan berikan susu sebagai “sogokan” pengganti makanan ketika anak tidak mau makan.

5. Jangan Terlalu Sering

Porsi minum susu anak tidak boleh melebihi anjuran yang sudah ditentukan di atas, yaitu 1-2 kali dalam satu hari.

Pasalnya, minum susu terlalu banyak bisa membuat anak cepat kenyang yang membuat si Kecil tidak mau makan nasi dan lauk pauknya.

Susu hanya berperan sebagai minuman selingan atau pelengkap makanan. Ingat, susu bukan untuk menggantikan makanan anak.

Baca Juga: Cara Jitu Mengatasi Anak yang Tidak Mau Minum Susu

6. Konsultasikan dengan Dokter

Jika ada pertanyaan atau kekhawatiran mengenai waktu terbaik minum susu, konsultasikan dengan dokter anak.

Ibu juga bisa berkonsultasi untuk mengetahui lebih lanjut tentang reaksi alergi, masalah makan, masalah pencernaan, dan hambatan tumbuh kembang.

Dokter bisa menentukan jenis susu dan jumlah yang sesuai dengan kondisi kesehatan si Kecil.

Jangan lupa daftar jadi member Bebeclub untuk baca ratusan artikel parenting dan pemenuhan gizi anak terlengkap dan terverifikasi ahli. Dengan jadi member, Ibu juga bisa dapatkan akses eksklusif ke berbagai fitur monitor kesehatan pencernaan anak, hingga kesempatan dapat hadiah menarik dari setiap pembelian produk Bebelac. Daftar gratis, sekarang!

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Ibu

  1. Tim Penulis. (20 November 2017). Bolehkah Susu Kental Manis (SKM) diberikan pada Anak? Diakses pada 6 Mei 2025. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/bolehkah-susu-kental-manis-skm-diberikan-pada-anak
  2. Editorial Staff. (n.d.). GUIDING PRINCIPLES FOR FEEDING NON-BREASTFED CHILDREN 6-24 MONTHS OF AGE. Accessed on 6th May 2025. https://iris.who.int/bitstream/handle/10665/43281/9241593431.pdf
  3. Tim Penulis. (10 Oktober 2018). Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI). Diakses pada 6 Mei 2025. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/pemberian-makanan-pendamping-air-susu-ibu-mpasi
  4. Editorial Staff. (2025, March 20). When, What, and How to Introduce Solid Foods. Accessed on 6th May 2025. https://www.cdc.gov/infant-toddler-nutrition/foods-and-drinks/when-what-and-how-to-introduce-solid-foods.html
  5. Editorial Staff. (2011, December 22). Cow’s Milk Alternatives: Parent FAQs. (2011, December 22). Accessed on 6th May 2025. https://www.healthychildren.org/English/healthy-living/nutrition/Pages/milk-allergy-foods-and-ingredients-to-avoid.aspx
  6. Editorial Staff. (2021). Feeding Your 1- to 2-Year-Old (for Parents). Accessed on 6th May 2025. https://kidshealth.org/en/parents/feed12yr.html
  7. Editorial Staff. (2025). Cow’s Milk and Babies 6 to 12 Months of Age. Accessed on 6th May 2025. https://solidstarts.com/milk-milk-alternatives-for-babies-toddlers/
  8. Editorial Staff. (2016). Making the Switch to Cow’s Milk for 1-year-olds. Accessed on 6th May 2025. https://www.chop.edu/news/making-switch-cow-s-milk-1-year-olds
  9. Mikulic, N., Khouw, I., Ng, S. A., Rojroongwasinkul, N., Vongvimetee, N., Tran, N. T., Tran, V. K., Sekartini, R., Chandra, D. N., Poh, B. K., Wong, J. E., Singh-Povel, C. M., & de Groot, N., on behalf of the SEANUTS II Study Group. (2024). Dairy Consumption at Breakfast among Southeast Asian Children: Associations with Nutrient Intake from the South East Asian Nutrition Surveys II (SEANUTS II). Nutrients, 16(19), 3229. https://doi.org/10.3390/nu16193229
  10. Adolphus, K., Hoyland, A., Walton, J., Frits Quadt, Lawton, C. L., & Dye, L. (2021). Ready-to-eat cereal and milk for breakfast compared with no breakfast has a positive acute effect on cognitive function and subjective state in 11–13-year-olds: a school-based, randomised, controlled, parallel groups trial. European Journal of Nutrition, 60(6), 3325–3342. https://doi.org/10.1007/s00394-021-02506-2
  11. Górska-Warsewicz, H., Rejman, K., Laskowski, W., & Czeczotko, M. (2019). Milk and Dairy Products and Their Nutritional Contribution to the Average Polish Diet. Nutrients, 11(8), 1771. https://doi.org/10.3390/nu11081771
  12. Editorial Staff. (2025, March 20). Cow’s Milk and Milk Alternatives. Accessed on 6th May 2025. https://www.cdc.gov/infant-toddler-nutrition/foods-and-drinks/cows-milk-and-milk-alternatives.html
  13. Editorial Staff. (2024, February 8). Appetite slump in toddlers. Accessed on 6th May 2025. https://www.aboutkidshealth.ca/appetite-slump-in-toddlers
  14. Editorial Staff. (2015, May 20). Where Kids Get Their Empty Calories. Accessed on 6th May 2025. https://www.nih.gov/news-events/nih-research-matters/where-kids-get-their-empty-calories
  15. Graczykowska, K., Kaczmarek, J., Wilczyńska, D., Łoś-Rycharska, E., & Krogulska, A. (2021). The Consequence of Excessive Consumption of Cow’s Milk: Protein-Losing Enteropathy with Anasarca in the Course of Iron Deficiency Anemia—Case Reports and a Literature Review. Nutrients, 13(3), 828. https://doi.org/10.3390/nu13030828
  16. Tim Penulis. (27 Oktober 2016). Menyiapkan Formula Bayi Secara Aman di Rumah. Diakses pada 6 Mei 2025. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/menyiapkan-formula-bayi-secara-aman-di-rumah


Temukan Topik Lainnya

Artikel Terkait