8 Cara Efektif Menyapih Anak agar Tidak Rewel
Menyapih anak bisa dibilang menjadi “tugas” lanjutan Ibu untuk memastikan kebutuhan gizinya terpenuhi dari makanan padat. Akan tetapi, b...

Menyapih anak bisa dibilang menjadi “tugas” lanjutan Ibu untuk memastikan kebutuhan gizinya terpenuhi dari makanan padat. Akan tetapi, beralih pola makan adalah perubahan besar dalam hidup anak dan memang bukan hal yang mudah. Apalagi si Kecil selama ini sudah sangat akrab dengan rasa ASI dan tekstur MPASI-nya. Lalu, adakah cara yang tepat untuk menyapih anak agar mau lahap makan dan tidak rewel?
Nah bagi Ibu yang berencana untuk menyapih anak dalam waktu dekat, ada baiknya pahami dulu cara yang paling efektif. Yuk, simak ulasan selengkapnya dalam artikel ini!
Kapan Anak Mulai Bisa Disapih?
Menyapih adalah masa peralihan dari pemberian ASI dan MPASI agar anak mulai belajar makan makanan padat seutuhnya.
Sebetulnya, tidak ada batasan usia yang pasti kapan anak harus mulai disapih. Namun, World Health Organization (WHO) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menganjurkan agar proses menyapih anak dimulai setelah anak genap berusia 2 tahun atau 24 bulan.
Penting untuk diketahui bahwa setiap anak memiliki tingkat kesiapan yang berbeda untuk berhenti menyusu. Oleh karena itu, Ibu tidak perlu khawatir dan buru-buru melakukan penyapihan saat si Kecil sudah memasuki usia 2 tahun.
Ibu dapat terus mendapatkan ASI hingga ia menunjukkan tanda-tanda siap untuk disapih. Lalu, apa saja tanda yang ditunjukkan oleh anak saat ia sudah siap untuk berpisah dengan ASI? Berikut tanda-tandanya:
-
Anak secara bertahap mengurangi frekuensi minta menyusu ASI.
-
Anak mulai menyusu lebih singkat.
-
Anak mulai tidak tertarik untuk menyusu atau rewel saat menyusu.
-
Anak mudah terdistraksi saat menyusu.
-
Anak terus-terusan memainkan, menarik, atau menggigit puting Ibu.
-
Anak hanya mengisap payudara Ibu tanpa menyedot ASI.
Cara Menyapih Anak agar Tidak Rewel
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, menyapih merupakan proses yang sangat panjang. Terlebih, jika si Kecil ternyata menjadi rewel selama proses menyapih. Sehingga, tak jarang para Ibu di luar sana merasa kewalahan saat menyapih anak tersayang.
Itu semua wajar terjadi dan merupakan proses yang harus dilalui. Untuk itu, Ibu dan Ayah harus tetap semangat, ya! Nah, agar proses penyapihan berjalan lebih lancar, berikut beberapa cara menyapih anak agar tidak rewel yang bisa Ibu terapkan.
1. Berikan Pengertian pada Anak
Salah satu cara menyapih agar anak tidak rewel adalah dengan coba memberikan pengertian pada anak. Coba Ibu berikan afirmasi positif secara lembut agar si Kecil bisa memahami kondisi yang dialaminya sekarang.
Misalnya dengan kalimat, “Dik, adik minggu depan ulang tahun yang ke-2 tahun. Adik udah makin pintar, makin cantik. Kalau sudah ulang tahun ke-2, tandanya Adik udah bisa tidur sendiri tanpa nenen, ya”
Lakukan percakapan ini secara konsisten selama beberapa minggu atau beberapa bulan sebelum proses menyapih dimulai. Tujuannya adalah untuk membantu si Kecil memahami bahwa suatu hari nanti ia harus berhenti menyusu dan mempermudah proses adaptasinya di kemudian hari.
Si Kecil memang belum bisa merespon Ibu secara dewasa, tapi mereka amat mengerti dengan apa yang Ibu katakan, lho. Jangan bosan untuk mengulang afirmasi positif ini sampai si Kecil berhasil tidur mandiri ya, Bu.
2. Kenalkan Cara Minum Susu Pakai Gelas
Susu merupakan salah satu sumber nutrisi terbaik yang bisa Ibu berikan untuk meneruskan kelengkapan gizi anak. Akan tetapi, mengenalkan susu bisa jadi satu tantangan tersendiri bagi banyak Ibu. Sebab, anak-anak di masa penyapihan masih sangat “terikat” dengan rasa dan tekstur ASI yang khas.
Jika rasa susunya tidak mirip ASI, si Kecil bisa jadi tidak mau minum susu sehingga tidak mendapatkan nutrisi penting di dalamnya secara maksimal.
Jadi, cobalah untuk berikan susu pertumbuhan Bebelac 3 GroGreat+ untuk Dukung Awal Semua Kehebatannya karena rasanya mirip ASI, yaitu gurih dan tidak terlalu manis dengan tekstur lebih encer dari susu sapi biasa.
Susu Bebelac dilengkapi kandungan FOS:GOS 1:9 yang teruji klinis serta Triple A (DHA, LA, ALA) agar si Kecil tumbuh hebat dengan pencernaan yang sehat (happy tummy), akal kreatif, (happy brain), dan hati yang besar (happy heart).
Proses penyapihan dari ASI ke susu juga akan jadi lebih mudah jika si Kecil terbiasa minum dengan menggunakan sippy cup, straw cup, atau cangkir biasa daripada menggunakan botol dot.
Ibu bisa semangati si Kecil supaya mau minum susu dari gelas dengan berkata, “Wah anak Ibu udah besar sekarang, ya? Hebat banget bisa minum dari gelas, seperti Kakak dan Ayah!”
Baca Juga: Pentingnya AA, DHA, LA, dan ALA untuk Anak
3. Pelan-Pelan Kurangi Frekuensi Menyusui
Cara menyapih juga perlu dilakukan perlahan anak agar tidak rewel dan kaget. Sebab, proses penyapihan ini tergantung dari kesiapan si Kecil, Bu.
Maka itu, penting mengusahakan agar Ibu tidak langsung menghentikan pemberian ASI saat itu juga.
Tujuannya adalah untuk membiasakan tubuh Ibu dan bayi terhadap rutinitas baru. Selain itu, bayi juga terbiasa mendapatkan rasa nyaman saat menyusu pada Ibu. Oleh karena itu, menghentikan pemberian ASI secara perlahan akan lebih mudah bagi si Kecil.
Ibu dapat mengurangi frekuensi dan rentang waktu menyusui, dengan cara menghilangkan jadwal menyusui pada waktu yang paling tidak disukai si Kecil.
Jadi, apabila Ibu biasanya menyusui 6 kali dalam sehari dengan durasi waktu 10 menit. Minggu ini, kurangi frekuensi menyusui menjadi 5 kali dalam sehari dan dalam durasi kurang dari 10 menit.
Ibu juga dapat mulai kurangi menyusui di siang hari terlebih dahulu sambil tetap pertahankan pola menyusui di malam hari agar si Kecil nyaman.
4. Alihkan Perhatian Anak di Waktu Menyusu
Ibu dapat mengalihkan perhatian si Kecil supaya ia lupa untuk meminta ASI pada jadwal yang seharusnya. Jika dilakukan terus-menerus, ia mungkin akan mulai berhenti menyusu.
Ibu bisa mengajak si Kecil untuk melakukan berbagai macam kegiatan favoritnya, seperti membaca buku, bermain bola, berenang, bermain flash card, menari, atau bernyanyi.
5. Tawarkan Camilan Favorit Anak
Tak hanya mengalihkan perhatian si Kecil dengan kegiatan favorit anak, Ibu juga dapat menawarkannya dengan memberikan camilan atau minuman kesukaannya. Misalnya dengan mengatakan, “Dik, adik mau makan puding pisang yang kemarin, nggak? Enak lho!”
Berikan camilan atau minuman tersebut tepat sebelum jadwal menyusu si Kecil. Hal ini dapat mempersingkat waktu menyusu anak dan perlahan menghilangkan jadwal menyusu sepenuhnya.
6. Buat si Kecil Nyaman
Berpisah dari hal-hal yang Ibu sukai tentu membuat sedih, bukan? Si Kecil juga merasakan hal yang sama, lho, ketika harus beralih ke “makanan dewasa”.
Jadi supaya si Kecil tetap mau makan dan tidak rewel, teruslah berikan rasa nyaman pada si Kecil. Misalnya, dengan memberikan pelukan dan dekapan lebih lama dari biasanya untuk menggantikan rasa nyaman dan aman yang ia dapatkan selama proses menyusu. Langkah ini dapat Ibu lakukan mendekati waktu menyusu dan tidur di malam hari.
7. Buat Rutinitas Sebelum Tidur
Menciptakan rutinitas untuk anak setiap sebelum tidur akan membuat si Kecil ‘hafal’ kapan saja ia harus tidur. Kemudian setelah terbiasa, ia akan bisa mengikutinya dengan mudah.
Adapun rutinitas yang bisa dilakukan sebelum tidur misalnya seperti membaca buku, bercerita tentang apa yang terjadi di hari ini, sikat gigi, dan berdoa.
Selain itu, rutinitas sebelum tidur seperti bermain juga bisa membuat energi si Kecil tersalurkan dengan maksimal. Dengan begitu, rasa lelah dan ingin beristirahat pun otomatis muncul sehingga si Kecil bersedia untuk tidur, Bu.
Sebelum menidurkan si Kecil, Ibu juga perlu memastikan suasana kamar sudah dibuat senyaman mungkin. Pastikan seprai dan bantal yang digunakan dalam kondisi bersih. Di samping itu, atur suhu ruangan tetap sejuk supaya si Kecil bisa tidur dengan nyenyak.
Baca Juga: 8 Cara Jitu Mendidik Anak 2 Tahun agar Cerdas & Kreatif Sejak Dini
8. Jangan Memaksa Anak
Jangan memaksakan diri dan anak dalam proses penyapihan ya, Bu. Ikuti ritme yang ditunjukkan anak dan tubuh Ibu.
Ibu cukup berhenti menawarkan ASI pada si Kecil, tapi jangan menolak apabila ia meminta. Lama kelamaan, secara perlahan si Kecil mulai melewatkan beberapa jadwal menyusunya hingga berhenti sama sekali.
Baca Juga: Anak Moody dan Gampang Marah? Ini Tips Menghadapinya
Itulah ragam cara menyapih anak agar tidak rewel yang bisa Ibu lakukan. Mengatasi anak rewel saat disapih memang tidak mudah. Jika dulu Ibu hanya perlu menyusui si Kecil untuk membuatnya tidur dalam sekejap, sekarang Ibu perlu melakukan berbagai upaya seperti dengan menggendongnya, membujuk, atau memeluknya agar ia bisa tidur tanpa menyusu.
Meski lebih melelahkan, percayalah Ibu dan si Kecil pasti bisa melewatinya bersama-sama. Jangan lupa, Ibu juga bisa cek berbagai tips dan informasi terkait tumbuh kembang hebat anak di setiap tahun perkembangannya dengan daftar di Bebeclub! Dengan jadi member, Ibu juga berkesempatan mendapat promo serta penawaran menarik seputar susu Bebelac, lho!
Referensi:
- Wisner, W. (2020, April 28). Is There a Right Age to Stop Breastfeeding? Healthline; Healthline Media. https://www.healthline.com/health/breastfeeding/when-to-stop-breastfeeding#common-questions
- Weaning Your Child (for Parents) - Nemours KidsHealth. (2022). Kidshealth.org. https://kidshealth.org/en/parents/weaning.html
- Milanowski, A. (2023, January 9). How To Wean Your Baby From Breastfeeding: Do’s and Don’ts. Cleveland Clinic; Cleveland Clinic. https://health.clevelandclinic.org/weaning-breastfeeding/
- Sleep tips for children. (2022, October 5). Healthdirect.gov.au; Healthdirect Australia. https://www.healthdirect.gov.au/sleep-tips-for-children
- Weaning off breastfeeding: older children. (2022, August 24). Raising Children Network. https://raisingchildren.net.au/toddlers/nutrition-fitness/common-concerns/weaning-older-children
- Weaning your child from breastfeeding. (2004). 9(4), 254–255. https://doi.org/10.1093/pch/9.4.254