11 Cara Menyapih Anak yang Efektif Agar Tidak Rewel

Menyapih yang efektif bukan dengan berhenti menyusu secara tiba-tiba dalam satu malam. Alihkan perhatian si Kecil supaya ia lupa meminta ASI sampai akhirnya berhenti menyusu sendiri.

Ditulis oleh : Tim Penulis

4 min
16 Aug 2023
Ibu sedang memberi camilan kepada anak


Ada berbagai cara menyapih anak yang efektif dan penuh kasih sayang sehingga proses transisi ini berjalan lancar. Yuk, simak tanda-tanda anak siap disapih dan cara menyapihnya!

Tanda Anak Siap Disapih

Tidak ada batasan usia kapan Ibu harus mulai menyapih anak. Namun, WHO dan IDAI menganjurkan menyapih anak setelah usia 2 tahun. 

Waktu terbaik mulai menyapih adalah ketika anak menunjukkan tanda-tanda seperti: 

  • Mulai jarang minta menyusu.

  • Durasi menyusu pelan-pelan menjadi lebih singkat. 

  • Anak mulai tidak tertarik atau cenderung rewel saat menyusu. 

  • Anak mudah teralihkan perhatiannya saat menyusu. 

  • Anak cenderung mainkan, menarik, atau menggigit puting Ibu saat menyusu.

  • Anak hanya menempelkan mulut pada payudara Ibu tanpa menyedot ASI. 

Cara Menyapih Anak agar Tidak Rewel

Menyapih merupakan proses yang sangat panjang dan melelahkan, baik bagi Ibu maupun si Kecil. 

Agar proses penyapihan berjalan lancar, berikut beberapa cara menyapih yang efektif Ibu terapkan di rumah:

1. Jangan Tawarkan ASI

Apabila ia mulai menunjukkan tanda kesiapan berhenti menyusu, Ibu dapat mulai teknik “don’t offer, don’t refuse”.

Berikan ASI ketika ia meminta, jangan menolaknya atau bahkan sampai memarahi, tapi juga jangan tawarkan ASI jika memang ia tidak mau. 

Ibu masih boleh melanjutkan menyusui, hingga si Kecil merasa tidak butuh lagi dan berhenti sendiri secara alami.

2. Berikan Pengertian pada Anak 

Salah satu cara menyapih anak tanpa rewel adalah menerapkan gentle parenting dan afirmasi positif secara konsisten. Terutama saat ia akan tidur. 

Berikan afirmasi ini beberapa bulan atau beberapa minggu sebelum proses penyapihan dimulai. Dengan begitu, secara perlahan ia memahami bahwa suatu hari ia harus berhenti menyusu. 

Misalnya, “Minggu depan Adik ulang tahun ke-2. Artinya Adik sudah semakin pintar dan mandiri. Jadi, Adik sudah bisa tidur sendiri tanpa nenen, ya.”  

3. Pelan-Pelan Kurangi Frekuensi Menyusui

Menyapih anak perlu dilakukan secara bertahap agar ia tidak kaget dengan perubahan besar dalam hidupnya.

Jadi, apabila si Kecil terbiasa menyusu 6 kali sehari selama 10 menit di minggu pertama menyapih bisa dikurangi jadi 5 kali sehari dengan durasi 5 menit per sekali menyusu. 

Supaya jadi lebih mudah dimengerti dan menyenangkan, katakan pada si Kecil kalau waktu menyusu akan habis ketika lagu tertentu selesai diputar atau ketika Ibu selesai bercerita. 

4. Beri Susu Pertumbuhan yang Rasanya Mirip ASI

Susu merupakan salah satu sumber nutrisi terbaik yang bisa Ibu berikan untuk meneruskan kelengkapan gizi anak. 

Taoi, beralih ke susu pertumbuhan mungkin sedikit sulit karena anak masih sangat “terikat” dengan rasa ASI yang khas.

Jadi, cobalah berikan susu pertumbuhan seperti Bebelac 3 GroGreat+ yang rasanya mirip ASI, yaitu gurih, tidak terlalu manis, dan dengan tekstur lebih encer dari susu sapi biasa.

Bebelac 3 juga diperkaya FOS:GOS 1:9 yang teruji klinis optimalkan kesehatan pencernaan si Kecil, juga Triple A (DHA, LA, ALA) yang mendukung daya pikir kreatif dan keterampilan sosialisasinya.

Baca Juga: Bolehkah Anak 2 Tahun Minum Susu untuk Usia 3 Tahun?

4. Ajarkan Cara Minum Pakai Gelas

Proses penyapihan dari ASI ke susu juga akan jadi lebih mudah jika si Kecil terbiasa minum dengan menggunakan sippy cup, straw cup, atau cangkir biasa daripada menggunakan botol dot. 

Ibu bisa semangati si Kecil supaya mau minum susu dari gelas dengan berkata, “Wah anak Ibu udah besar sekarang, ya? Hebat banget bisa minum dari gelas, seperti Kakak dan Ayah!

5. Berhenti Menyusui di Siang Hari

Cara menyapih anak selanjutnya adalah Ibu dapat mulai mengurangi menyusui di siang hari sambil tetap pertahankan pola menyusui di malam.

Hindari segala rutinitas yang mengingatkan si Kecil pada kegiatan menyusu di pagi hingga siang hari.  Contohnya, hindari bermain di dekat kursi atau tempat menyusui lainnya. 

Apabila memungkinkan minta bantuan dari anggota keluarga lain untuk menjaga si Kecil. Contohnya menjelang waktu tidur siang, si Kecil masuk kamar dengan nenek. 

6. Alihkan Perhatian Anak di Waktu Menyusu

Ibu dapat mengalihkan perhatian si Kecil supaya ia lupa untuk meminta ASI pada jadwal yang seharusnya. Jika dilakukan terus-menerus, ia mungkin akan mulai berhenti menyusu. 

Ibu bisa mengajak si Kecil untuk melakukan berbagai macam kegiatan favoritnya, seperti membaca buku, bermain bola, berenang, bermain flash card, menari, atau bernyanyi. 

7. Tawarkan Camilan Tinggi Serat dan Protein

Ibu juga bisa berikan anak camilan tinggi serat dan protein.

Misalnya dengan mengatakan, “Dik, mau makan puding pisang yang kemarin, nggak? Enak lho!” Ibu juga bisa coba tawarkan susu pertumbuhan tinggi serat yang rasanya mirip ASI.

Asupan serat dan protein membantu membuat anak kenyang lebih lama. Diberikan dekat waktu menyusui biasanya, si Kecil akan merasa masih kenyang sehingga tidak lagi tertarik menyusu.

8. Buat Rutinitas Sebelum Tidur

Menciptakan rutinitas setiap sebelum tidur merupakan salah satu cara menyapih anak yang efektif. Sebab, hal itu akan membuat si Kecil terbiasa tidur tanpa harus menyusu terlebih dahulu

Ibu bisa mulai dengan mengajaknya minum susu pakai cangkir, mandi dan gosok gigi, membaca buku cerita, lalu berdoa. 

Selain itu, pastikan Ibu sudah merapikan kamar supaya jadi lebih nyaman untuk si Kecil tidur. Contohnya mengganti dengan lampu tidur dan menyalakan AC agar terasa sejuk. 

Baca Juga: 8 Kegiatan Sebelum Tidur untuk Anak agar Lebih Nyenyak

9. Biarkan Kebiasaan Baru yang Tumbuh

Suatu hari, mungkin Ibu akan melihat ia menghisap jempol atau memiliki boneka kesayangan ketika ia mulai disapih. 

Biarkan si Kecil berperilaku demikian karena ia sedang berusaha menyesuaikan diri dengan perubahan rutinitas yang terjadi dan mencari rasa nyaman dari benda-benda di sekelilingnya. 

10. Tunjukkan Cinta Ibu

Berpisah dari hal-hal yang Ibu sukai tentu membuat sedih, bukan? Si Kecil juga merasakan hal yang sama ketika harus beralih ke “makanan dewasa”.

Supaya si Kecil tidak merasa terlalu kehilangan, tetap mau makan, dan tidak terlalu rewel, Ibu perlu memberikan rasa nyaman ekstra padanya. 

Misalnya, sering-sering memeluk si Kecil lebih lama dari biasanya atau menemaninya sampai tertidur agar ia merasa masih mendapatkan rasa aman dan nyaman seperti waktu  menyusu dulu. 

Baca Juga: 7 Cara agar Anak Tetap Mau Minum Susu Setelah Usia 2 Tahun

11. Jangan Memaksa Anak

Cara menyapih anak tidak akan efektif jika penuh dengan paksaan, hukuman, dan ketakutan. 

Yang penting adalah komunikasi dengan jelas dan tegas tentang apa yang Ibu harapkan dan ajarkan caranya disiplin secara positif agar si Kecil tidak tumbuh menjadi anak manja.

Jika dilakukan dengan penuh kesabaran dan kasih sayang, secara perlahan si Kecil juga jadi terbiasa untuk tidak mencari-cari Ibu hanya untuk menyusu. 

Yuk, daftar di Bebeclub untuk dapatkan lebih banyak konten parenting eksklusif dan penawaran menarik seputar susu Bebelac supaya semangat terus tumbuhkan Anak Hebat!

 


Referensi:

  1. Weaning: stopping breastfeeding. (2024, January 22). Raising Children Network. https://raisingchildren.net.au/babies/breastfeeding-bottle-feeding-solids/weaning/weaning#weaning-for-breastfeeding-mothers-nav-title

  2. Weaning - How to Stop Breastfeeding. (2023, June 12). La Leche League International. https://llli.org/breastfeeding-info/weaning-how-to/

  3. Weaning Your Child (for Parents) - Nemours KidsHealth. (2022). Kidshealth.org. https://kidshealth.org/en/parents/weaning.html



 
alt

Kenali apa itu

Kalkulator Nutrisi

Cek nutrisi si Kecil yuk! Sudah sesuaikah dengan kebutuhannya?

Artikel Terkait