Penyebab Picky Eater pada Anak dan Cara Jitu Mengatasinya

Pemberian makanan yang bernutrisi untuk si Kecil tentunya sudah menjadi kewajiban sebagai orang tua. Namun, memberikan makan untuk anak ...

Ditulis oleh : Tim Penulis

4 min
18 Jul 2023
Anak picky eater


Pemberian makanan yang bernutrisi untuk si Kecil tentunya sudah menjadi kewajiban sebagai orang tua. Namun, memberikan makan untuk anak itu bukanlah hal yang mudah. Ada beberapa anak yang mungkin suka pilih-pilih makanan atau picky eater. Melihat kondisi ini, tentunya Ibu merasa khawatir jika nutrisi yang didapat anak tidak optimal.

Hal ini memang wajar terjadi dan akan menjadi tantangan besar untuk semua Ibu. Namun, dengan pemahaman yang tepat dan pendekatan yang benar, masalah ini pasti bisa Ibu atasi. Lalu apa saja yang harus Ibu lakukan ketika menghadapi anak picky eater? Yuk, simak ulasan selengkapnya di artikel ini, Bu.

Apa yang Dimaksud dengan Picky Eater?

Picky eater atau pilih-pilih makanan merupakan fenomena umum yang sering terjadi pada masa balita. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia, anak disebut picky eater saat ia bersedia mencoba berbagai jenis makanan, termasuk yang belum pernah ia coba sebelumnya, namun menolak untuk mengonsumsinya dalam jumlah yang cukup. Hal ini dapat menjadi tantangan bagi orang tua yang ingin memastikan anaknya mendapatkan nutrisi yang cukup.

Kondisi ini memang wajar terjadi, Bu. Penting untuk diingat bahwa mengonsumsi makanan padat adalah pengalaman baru yang dihadapi oleh balita. Tentunya proses adaptasi dengan makanan padat ini membutuhkan waktu dan kesabaran. 

Anak membutuhkan waktu untuk terbiasa dengan rasa, warna, dan tekstur makanan yang berbeda. Oleh karena itu, mereka mungkin menolak makan makanan tertentu yang tidak menarik menurut si Kecil.

Beda Picky Eater dan Selective Eater

Selain picky eater, mungkin Ibu juga pernah mendengar istilah selective eater. Kedua kondisi ini merupakan hal yang sering terjadi pada anak-anak. Keduanya termasuk dalam istilah food preference, namun mempunyai perbedaan, Bu.

Anak picky eater cenderung masih akan menerima setidaknya satu macam makanan dari setiap kelompok nutrisi utama, seperti karbohidrat, protein, sayur/buah, dan susu. Misalnya, meski si Kecil menolak makan nasi, ia mungkin masih mau makan roti atau mie yang masih sama-sama sumber karbohidrat.

Sementara itu, selective eater disebut sebagai anak yang sangat selektif dalam makanan. Artinya, anak bisa memiliki tingkat penolakan yang lebih ekstrem dibandingkan dengan picky eater. 

Seorang anak yang selektif dapat menolak seluruh kelompok makanan tertentu, seperti karbohidrat, protein, sayur, buah, atau susu, dan menghindari konsumsi makanan dalam kelompok tersebut sepenuhnya. Misalnya, kalau si Kecil tidak mau makan buah apel, ia juga tidak akan mau makan buah-buahan lain yang tekstur, rasa, dan warnanya berbeda. 

Picky eater masih dalam tahap normal dalam perkembangan anak. Sangat berbeda dengan selective eater yang dapat menyebabkan risiko defisiensi makro atau mikronutrien penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.

Jika anak Ibu adalah selective eater, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi anak untuk mendapatkan saran dan panduan nutrisi yang tepat, serta membantu mengatasi masalah ini dengan pendekatan yang sesuai.

Baca Juga: 5 Ide Menu Makan untuk Anak 2 Tahun yang Susah Makan

Penyebab Anak Picky Eater

Apabila anak menjadi picky eater, Ibu tidak perlu panik. Sebab, biasanya anak memiliki kemampuan alami untuk mengatur konsumsi makanan mereka sesuai dengan kebutuhan tubuhnya. Picky eater bisa disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:

1. Anak Ingin Lebih Mandiri

Picky eater merupakan salah satu cara bagi anak untuk menunjukkan kemandiriannya, Bu. Hal ini merupakan bagian dari tahap perkembangan di mana anak mulai merasa memiliki kontrol dan ingin mengekspresikan keinginan mereka. Picky eater juga dapat menjadi cara bagi anak untuk menunjukkan preferensi pribadi dan mengeksplorasi rasa makanan yang disukainya.

2. Tidak Terlalu Lapar

Selanjutnya, penyebab picky eater bisa jadi karena anak belum terlalu lapar. Anak mungkin tetap tidak mau makan banyak atau bahkan tidak mau makan sama sekali pada waktu makan dan camilan yang telah dijadwalkan. Namun, hal ini sebenarnya tidak masalah. Ibu tidak boleh memaksa anak untuk makan saat belum merasa lapar, sebab ini dapat menciptakan hubungan yang negatif dengan makanan dan mengganggu kemampuan anak untuk mengatur rasa lapar dan kenyangnya.

3. Nafsu Makannya Sudah Berkurang

Penyebab picky eater pada anak dapat terkait dengan berkurangnya nafsu makan anak. Sebab, balita tumbuh lebih lambat daripada bayi. Pada tahap ini, balita mungkin tidak membutuhkan makanan sebanyak yang Ibu pikirkan. Oleh karena itu, anak mungkin akan makan dalam jumlah yang lebih sedikit daripada sebelumnya. Selama berat badannya ideal sesuai dengan usianya, Ibu tidak perlu terlalu khawatir.

4. Pola Makan Anak yang Berubah

Penyebab picky eater pada anak bisa juga karena adanya perubahan pola makan pada anak. Umumnya, balita cenderung memiliki variasi dalam pola makan dan mereka juga dapat mengubah preferensi mereka terhadap makanan. 

Si Kecil mungkin menolak untuk mencoba makanan baru karena tampilannya yang berbeda atau karena mereka belum terbiasa dengan rasanya. Perubahan pola makan ini adalah bagian normal dari perkembangan anak, di mana mereka sedang menjelajahi dan mengenali makanan dengan lebih baik.

Baca Juga: 4 Manfaat Penting Sarapan Pagi bagi Anak yang Perlu Ibu Tahu

Bagaimana Cara Mengatasi Anak yang Picky Eater?

Tidak bisa dipungkiri, menghadapi anak yang picky eater membuat Ibu menjadi frustrasi sekaligus merasa cemas apabila kondisi ini terjadi berkelanjutan. Namun, umumnya fase pilih-pilih makanan ini akan berkurang saat anak menginjak usia 5 tahun, tetapi ada juga yang berlanjut hingga tahun-tahun awal sekolah dasar. 

Meski demikian, Ibu dapat melakukan berbagai cara untuk mengatasi anak yang picky eater. Berikut ini penjelasan lengkapnya, Bu.

1. Perkenalkan Makanan dalam Jumlah Kecil

Saat menyajikan makanan kepada anak, disarankan untuk memberikan porsi dalam ukuran kecil. Ukuran porsi makanan untuk balita sebaiknya sekitar seperempat dari porsi makan orang dewasa. Ibu dapat menggunakan 1 atau 2 sendok makan roti, nasi, atau sayuran dalam setiap sajian.

Setiap Ibu mengenalkan makanan baru juga sebaiknya dalam porsi yang kecil dulu, supaya anak bisa mengatur makanan mereka sesuai dengan nafsu makan anak yang tidak bisa diprediksi.

2. Biarkan Anak Memilih Sendiri

Jika si Kecil berusia 3 tahun, letakkan makanan di tengah meja makan dan biarkan anak memilih makanan mana yang akan diletakkan di piringnya.

Sebab, terkadang menyajikan makanan langsung di piring anak bisa menghilangkan kendali mereka dan membuat anak enggan untuk mencobanya. Anak-anak menyukai kebebasan, jadi biarkan si Kecil memilih makanannya sendiri.

3. Sajikan Menu Baru dengan Menu Favoritnya

Ibu juga dapat mencoba menambahkan satu makanan baru di samping makanan yang sudah dikenal atau disukai oleh anak. Sebagai contoh, anak menyukai wortel, Ibu bisa sajikan makanan kombinasi favorit anak dengan sayuran baru.

Dengan menggabungkan makanan baru dengan makanan yang sudah dikenal, anak akan merasa lebih nyaman dan cenderung lebih terbuka untuk mencoba makanan baru. 

Baca Juga: Daftar Makanan untuk Anak 2 Tahun Hingga Usia Sekolah yang Baik untuk Otak, Salah Satunya Kolin

4. Makan Bersama

Studi telah menunjukkan bahwa anak-anak cenderung mengonsumsi lebih banyak variasi makanan dan memiliki kecenderungan yang lebih rendah untuk menjadi picky eater apabila anak sering makan bersama dengan keluarga.

Ketika anak melihat orang tua dan anggota keluarga lainnya menikmati berbagai jenis makanan, anak mungkin cenderung merasa lebih terinspirasi untuk mencoba hal-hal baru dan memperluas preferensi makanan mereka. 

Jangan lupa lengkapi kebutuhan gizi harian anak untuk Dukung Awal Semua Kehebatan si Kecil dengan susu Bebelac 3 GroGreat+

Susu Bebelac 3 GroGreat+ dilengkapi kandungan FOS:GOS 1:9 yang teruji klinis serta Triple A (DHA, LA, ALA) agar si Kecil tumbuh hebat dengan pencernaan yang sehat. Apa hubungannya perut sehat dan selera makan anak? Jadi Bu, ternyata di dalam usus manusia ada 10 kali jumlah sel mikroba, dibandingkan di seluruh tubuh.

Kumpulan bakteri (microbiome) ini bekerja membantu usus mencerna makanan, menyediakan energi dan vitamin, dan mencegah bakteri tidak baik seperti Salmonella, yang kita kenal sebagai penyebab infeksi di saluran pencernaan.

Sebuah video penelitian dari berjudul How Bacteria Rule Over Your Body – The Microbiome juga menjelaskan tentang bagaimana pola makan anak selama ini akan berpengaruh pada microbiome dalam tubuh. Apabila anak rajin mengonsumsi makanan sehat, microbiome dalam ususnya pun akan terbiasa untuk “craving” makanan sehat pula.

5. Belanja dan Ajak Masak Bersama

Meskipun Ibu yang membeli dan menyajikan makanan, melibatkan anak dalam proses tersebut memiliki nilai yang penting, lho. Ajak si Kecil untuk ikut ke pasar atau supermarket dan biarkan mereka memilih sayur, buah, atau bahan makanan lain yang ingin mereka coba.

Ibu juga dapat mencari resep yang disukai oleh anak dan melibatkan mereka dalam proses memasak. Studi telah menunjukkan bahwa anak-anak cenderung lebih menerima makanan yang mereka pilih sendiri atau yang mereka buat.

Yang perlu diingat, seringkali, anak harus sering ditunjukkan makanan baru sebelum anak merasa nyaman untuk mencobanya. Penelitian menunjukkan bahwa anak mungkin perlu disajikan dengan makanan baru sebanyak 10 kali atau bahkan lebih sebelum anak benar-benar siap untuk mencicipinya. Ibu tidak perlu khawatir, sebab ini adalah proses yang normal dalam mengembangkan preferensi makanan.

Nah itulah penjelasan lengkap mengenai picky eater serta cara jitu untuk mengatasinya. Semoga si Kecil mau makan dengan lahap lagi, ya, Bu. Untuk mengetahui lebih banyak informasi dan tips seputar perkembangan tumbuh kembang si Kecil, Ibu bisa mendaftar member Bebeclub lho!


Referensi:

  1. Why Is My Toddler Such a Picky Eater? 6 Causes of Picky Eating. What to Expect; WhattoExpect. https://www.whattoexpect.com/toddler/eating-and-nutrition/causes-of-picky-eating-in-toddlers
  2. How to handle a picky eater. (2022). BabyCenter. https://www.babycenter.com/toddler/feeding/how-to-handle-a-picky-eater_9199
  3. ‌10 tips to help your picky eater. (2022). BabyCenter. https://www.babycenter.com/child/food-and-nutrition/how-to-handle-a-picky-eater-ages-2-to-4_64302
  4. ‌Taylor, C. M., & Emmett, P. M. (2018). Picky eating in children: causes and consequences. 78(02), 161–169. https://doi.org/10.1017/s0029665118002586
  5. ‌Aparna. (2018, April 11). How to Handle a Fussy Eater Toddler. FirstCry Parenting; FirstCry Parenting. https://parenting.firstcry.com/articles/handling-fussy-eater-toddler/
  6. ‌IDAI | Pilih-pilih Makanan. (2015). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/pilih-pilih-makanan
  7. ‌Is My Child a Picky Eater - Toddler Selectivity vs Picky Eating - Solid Starts. (2023). Solidstarts.com. https://solidstarts.com/toddler-selectivity-vs-picky-eating/


 
alt

Kenali apa itu

Kalkulator Nutrisi

Cek nutrisi si Kecil yuk! Sudah sesuaikah dengan kebutuhannya?

Artikel Terkait