13 Cara agar Anak Mau Makan Lahap Tanpa Dipaksa
Anak 1 tahun sedang sering-seringnya susah makan dan melakukan GTM. Perlu strategi khusus yang kreatif agar anak mau makan lahap.
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Usia 1 tahun adalah usia di mana anak-anak biasanya jadi susah makan. Jangan panik dulu, Bu. Ada banyak cara agar anak mau makan lahap tanpa memaksanya menghabiskan makanan.
Selain perlu stok sabar yang melimpah, Ibu juga perlu punya strategi khusus. Bagaimana caranya? Simak, yuk!
Cara agar Anak Mau Makan Lahap
Wajar kalau Ibu merasa khawatir jika si Kecil terus-terusan menolak makan. Apalagi kalau berat badannya tidak menunjukkan perubahan. Padahal, asupan gizi dari makanan harus terpenuhi dengan baik untuk mendukung tumbuh kembangnya.
Lalu, bagaimana cara agar anak mau makan? Berikut adalah tips dari IDAI supaya anak mau makan:
1. Atur Jadwal dan Batasi Waktu Makan
Agar anak mau makan lahap dan teratur, Ibu sebaiknya buat jadwal makan berat (nasi dan lauk) dan makanan selingan (snack) secara rutin. Batasi juga waktu makan anak agar tidak lebih dari 30 menit.
Anak 1 tahun idealnya boleh tiga kali makan makanan utama dan dua kali makan camilan di antaranya. Susu dapat diberikan 2-3 kali sehari dengan takaran 500-600 ml/hari.
Ibu bisa coba metode feeding rules 2-30-2 sebagai cara agar anak mau makan teratur. Ini artinya dalam 2 jam sebelum makan, anak tidak boleh makan atau minum apa pun (kecuali air putih sedikit) untuk memancing rasa laparnya.
Lanjutkan dengan makan dalam waktu 30 menit, dan 2 jam setelah makan biarkan anak beraktivitas seperti biasa tanpa makan minum, hanya sedikit air putih.
Mengatur jadwal makan akan mengondisikan si Kecil untuk merasa lapar sehingga nafsu makannya muncul saat waktu makan berikutnya. Cukup dengan porsi-porsi kecil, ya, Bu.
2. Beri Aba-Aba Sebelum Waktu Makan
Sepuluh hingga 15 menit sebelum waktu makan, beri tahu si Kecil bahwa sebentar lagi sudah waktunya makan.
Misalnya dengan berkata, “Nak, kalau jarum jam yang pendek dan yang panjang sudah pindah ke angka 12, mainnya selesai ya, kita makan siang dulu setelah itu baru Adik boleh main lagi.”
Terkadang anak-anak sudah terlalu lelah atau terlalu bersemangat bermain, sehingga mereka tidak mau makan.
Memberi tahu si Kecil bahwa waktu makan akan segera tiba akan membuatnya bisa bersiap-siap beralih dari waktu bermain ke waktu makan.
3. Latih Anak untuk Makan Sendiri
Berikan si Kecil piring berisi nasi dan lauk pauknya, dan biarkan ia memutuskan sendiri berapa banyak makanan yang akan dimakan.
Biarkan si Kecil fokus saat makan. Doronglah ia untuk belajar makan sendiri. Ibu tak perlu khawatir dengan makanan yang berceceran ke mana-mana. Biarkan ia belajar dan berproses.
Berikan makanan utama dulu, baru diakhiri dengan minum. Yang paling penting, jangan paksa si Kecil habiskan makanannya. Ingat, ukuran lambung anak berbeda dengan orang dewasa, sehingga porsi makannya pun berbeda.
4. Jangan Memaksa Habiskan Makanan
Kalau si Kecil mengatupkan mulut, memalingkan wajah, atau menangis, biarkan dulu sejenak. Setelah beberapa saat, coba tawari lagi, juga tanpa paksaan. Kalau ia tetap tidak mau makan setelah 10-15 menit, lebih baik jangan dipaksa.
Segera bereskan makanan dan peralatan makan. Cobalah untuk bersabar dan menahan diri untuk tidak memarahinya karena nantinya malah akan membuat si Kecil trauma.
5. Berikan Cemilan di antara Waktu Makan
Salah satu cara agar anak mau makan adalah dengan memberikan snack setidaknya 2-3 jam sebelum atau 2-3 jam setelah makan. Ibu juga tetap bisa memberikan air putih di sela waktu snack dan jadwal makannya.
Dengan begitu, perutnya tidak terasa penuh saat waktu makan utama tiba.
Baca Juga: 10 Resep Camilan untuk Anak 1 Tahun yang Susah Makan
6. Jangan Tawarkan Camilan Saat Makan
Jika si Kecil tidak mau makan, jangan tawarkan camilan lain selama waktu makannya masih berlangsung. Hal ini dapat membuat anak jadi lebih tertarik pada camilan daripada menu makan utamanya.
“Menyogok” dengan camilan sebagai cara agar anak mau makan juga memberikan pesan bahwa makan makan nasi dan lauk adalah sebuah “tugas” yang harus ia selesaikan dan ada hadiahnya.
Akibatnya, seterusnya anak hanya mau makan jika ia mendapatkan imbalan, yaitu cemilan. Hal ini dapat menumbuhkan kebiasaan makan yang tidak baik.
7. Ciptakan Suasana Makan yang Kondusif
Jadikan waktu makan waktu yang menyenangkan untuk anak. Caranya, Biasakan makan bersama keluarga di meja makan.
Sebisa mungkin, sempatkanlah untuk makan sekeluarga bersama si Kecil sehingga tercipta interaksi dan bonding. Tunjukkan pada si Kecil betapa Ibu dan Ayah menikmati makanan yang telah disiapkan, sehingga si Kecil ikut terpancing untuk menikmatinya juga.
Sekalipun kondisinya tidak memungkinkan untuk makan bersama, disarankan Ibu tetap latih anak untuk makan di meja makan.
Akan tetapi, jangan biasakan anak makan sambil melakukan aktivitas lain seperti bermain balok, menonton televisi, main gadget, apalagi berjalan-jalan atau naik sepeda.
8. Sajikan Menu yang Sama untuk Semua
Sajikan makanan yang sama kepada anak seperti anggota keluarga lainnya. Jika si Kecil melihat Ibu dan Ayah memakan makanan yang sama dan tampak menikmatinya, ia akan ikut tertarik untuk mencobanya.
Dengan menyajikan makanan bergizi yang sama, anak juga akan mendapatkan manfaat nutrisi dari berbagai macam makanan, dan menerima rasa dan tekstur baru sebagai bagian dari rutinitas makan keluarga.
9. Berikan Pilihan
Jika anak tidak mau makan sayur, biarkan ia memilih di antara dua pilihan. “Oke, nggak papa kalau nggak mau makan ini sekarang. Nah untuk makan malam nanti, Adik mau pilih brokoli atau kembang kol?”
Beberapa penelitian menunjukkan ketika anak-anak “terlibat” dalam memilih makanan dan bisa mengatur pilihannya, ia akan lebih mudah memakan apa yang mereka pilih.
10. Kombinasikan Menu Lama dengan Baru
Anak mungkin akan sering menolak makanan baru yang Ibu sajikan, tapi bersabarlah dan terus coba tawarkan sesekali. Ibu mungkin harus menawarkan makanan 10-15 kali sebelum si Kecil mencobanya.
Cara agar anak mau makan makanan baru dengan lahap adalah mencampurkan menu baru tersebut dengan menu favorit si Kecil. Ini mungkin membuat mencoba sesuatu yang baru menjadi lebih mudah.
Misalnya menu favorit anak adalah ayam goreng tepung crispy. Ibu bisa sajikan ayam goreng dengan gorengan crispy dari sayuran, misalnya tempura wortel, tempura ubi, atau kailan goreng crispy, untuk mengenalkan sayuran pada si Kecil.
Baca Juga: 4 Bahan Makanan Penambah Nafsu Makan Anak GTM
11. Kreasikan Menu yang Tidak si Kecil Suka
Mengubah cara Ibu menyajikan makanan mungkin membuatnya jadi lebih menarik di mata si Kecil.
Misalnya, si Kecil mungkin tidak suka makan nasi putih biasa. Ibu bisa sajikan nasi putih dicampur dengan taburan furikake yang gurih dan dibentuk bulat-bulat kecil. Atau buatlah nasi menjadi seperti sushi roll dengan isian lauk di tengahnya.
Sementara jika si Kecil tidak suka wortel dan timun, Ibu bisa potong sayuran ini dengan pemotong kue berbentuk lucu dan hias piring makannya. Mintalah anak ikut menghias piring makannya.
12. Berikan Saus Cocolan
Sediakan saus yang sehat sebagai cara agar anak mau makan lauk, buah, atau sayuran baru. Saus cocolan ini bisa termasuk yogurt, selai kacang, saus tomat, saus keju, mayones, kecap manis, mustard, atau saus salad rendah lemak.
Misalnya, Ibu bisa berikan stik tempe goreng dengan cocolan kecap manis atau kenalkan brokoli dengan saus putih.
13. Berikan Susu
Bagaimanapun susahnya si Kecil makan, asupan nutrisinya tetap perlu diperhatikan. Di usia 1-3 tahun, dalam satu hari si Kecil butuh asupan energi sebesar 1.350 kkal, dan kebutuhan proteinnya sekitar 20 gr per hari.
Agar Ibu tak khawatir dengan kecukupan gizi si Kecil yang susah makan, Ibu bisa dampingi menu makan hariannya dengan susu pertumbuhan terfortifikasi seperti Bebelac Gold.
Memberikan susu memang bukan solusi agar anak mau makan. Akan tetapi, memberikan susu yang tepat bisa membantu redakan rewelnya si Kecil akibat gangguan pencernaan yang membuat ia jadi susah makan.
Bebelac Gold diformulasikan dengan Triple Comfort yang memberikan rasa nyaman pada pencernaan dan membuat mood si Kecil lebih baik, serta Triple A untuk tingkatkan daya pikir kreatif dan stimulasi kemampuan bersosialisasinya!