Kebutuhan ASI Bayi Baru Lahir dan Jadwal Menyusuinya

ASI adalah makanan terbaik yang diperlukan untuk tumbuh kembang bayi. Untuk mencukupi kebutuhan ASI bayi, Ibu harus tahu frekuensi dan jadwal menyusui si Kecil.

Ditulis oleh : Tim Penulis

Ditinjau oleh : dr. Deva Putriane, Cht, CPHCT

4 min
31 Mar 2024
Profile dr. Deva Putriane, Cht, CPHCT
Kebutuhan ASI bayi


Sebagai Ibu baru, salah satu pertanyaan yang sering terlintas dalam pikiran adalah perlu berapa kali menyusui agar kebutuhan ASI bayi baru lahir terus terpenuhi? 

Sangat wajar untuk bertanya, kok, Bu. Nah, Ibu bisa menemukan jawabannya dalam artikel ini. Yuk, cari tahu seberapa banyak kebutuhan ASI bayi yang baru lahir dan cara apa saja yang dapat Ibu lakukan untuk memperlancar program meng-ASI-hi selengkapnya di bawah ini!

Pentingnya Menyusui Segera Setelah Bayi Lahir

ASI adalah sumber makanan terbaik dan tidak tergantikan untuk bayi. Oleh karena itu, Ibu sangat dianjurkan untuk memberikan ASI eksklusif minimal sampai si Kecil berusia 6 bulan. 

ASI mengandung proporsi zat gizi yang ideal untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi. Lengkapnya kandungan ASI yang mencakup karbohidrat, lemak, protein, keratin, kalsium, zat besi, zinc, dan sejumlah vitamin esensial seperti vitamin K, D, E, A, C, serta vitamin B kompleks.

Selain itu, ASI juga baik untuk kekebalan tubuh si Kecil, karena ASI adalah sumber prebiotik pertama dan terbaik yang dapat diperoleh bayi di awal kehidupannya.

Prebiotik akan memungkinkan dominasi bakteri baik di dalam usus, sehingga meningkatkan kekebalan sistem pencernaannya. Karena bila pencernaannya sehat, si Kecil akan lebih happy dan nyaman dan sebagai Awalan yang baik untuk semua kehebatannya 

Lalu, berapa banyak ASI yang dibutuhkan bayi yang baru lahir agar kebutuhan nutrisinya terpenuhi?

Baca Juga: Manfaat Pemberian ASI Eksklusif untuk Tumbuh Kembang si Kecil

Midbanner kebutuhan asi bayi

Kebutuhan ASI Bayi Baru Lahir sampai Usia 6 Bulan

Umumnya, bayi baru lahir akan menyusu setiap 1-3 jam sekali dalam sehari pada beberapa hari pertama kelahirannya.

Jadi, total frekuensi bayi menyusu dalam 24 jam adalah 8-12 kali. Nah, dalam setiap kali menyusu, volume ASI yang masuk ke perut si Kecil berjumlah beberapa tetes hingga 5 ml atau setara dengan 5 sendok teh.

Seiring bertambahnya usia, kapasitas lambung bayi juga meningkat. Oleh karena itu, si Kecil dapat minum lebih banyak ASI. Berikut adalah kebutuhan jumlah ASI yang dikonsumsi si Kecil dari waktu ke waktu:

  • Minggu ke-1 : ±30-60 ml (2-4 sdm) setiap kali menyusu untuk 2-3 jam sekali. Pastikan bayi mendapatkan kolostrum
  • Minggu ke-2 : ±80-150 ml (5,5-10 sdm) atau 2 ½-5 ons per menyusui.
  • Minggu 3-5 : ±90-120 ml ASI tiap menyusu 3-4 jam sekali.  
  • Usia 3-4 bulan : ±120-180 ml ASI setiap 3-4 jam menyusu. 
  • Usia 5-6 bulan : maksimal 240 ml ASI setiap 4-5 jam menyusui.

Memasuki usia 6 bulan dan seterusnya, kebutuhan ASI bayi biasanya akan berkurang karena ia mulai mendapatkan asupan tambahan dari MPASI.

Walau begitu, perlu Ibu ingat bahwa setiap bayi memiliki kebutuhan jumlah ASI yang berbeda-beda. Semua tergantung pada seberapa sering dan seberapa banyak volume ASI yang dikonsumsi dalam satu kali menyusu. 

Saat ini, si Kecil mungkin menyusu dalam rentang waktu yang lama, dan sesi menyusu berikutnya menjadi lebih singkat. Hal ini normal terjadi sebab bayi akan secara otomatis meminta untuk menyusu saat ia lapar dan berhenti ketika sudah merasa kenyang. 

Apabila si Kecil tampak tidur terlalu lama, Ibu dapat membangunkan bayi dengan mengusap lembut si Kecil, mengganti popok, atau membuka bedong bayi 2 jam sekali agar ia terbangun dan menyusu. 

Berapa Lama Waktu Normal Bayi Menyusu? 

Kebutuhan ASI bayi baru lahir akan terpenuhi dengan baik bila si Kecil menyusu hingga 20 menit atau lebih pada satu payudara. Nah, seiring bertambahnya usia, waktu menyusu si Kecil umumnya menjadi lebih pendek, yaitu sekitar 5-10 menit pada setiap payudara Ibu. 

Meski demikian, Ibu perlu menyadari bahwa setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga waktu menyusu dan jumlah asupan ASI yang dibutuhkan tidak selalu sama. Berikut beberapa faktor yang dapat memengaruhi durasi bayi menyusu: 

  • Banyaknya suplai ASI Ibu. 
  • Let-down reflex Ibu (kondisi di mana ASI sudah secara otomatis mengalir dari puting Ibu). 
  • Tingkat kederasan aliran ASI.
  • Pelekatan menyusui bayi. Ketika pelekatan kurang tepat, si Kecil tidak akan bisa menyusu dengan maksimal. 
  • Kecepatan bayi dalam menyusu. Ada bayi yang langsung lahap menyedot ASI, ada bayi yang menyedot ASI dengan pelan. 
  • Bayi terdistraksi oleh lingkungan sekitar atau mengantuk. 

Tanda Bayi Lapar 

Umumnya Ibu berpikir bahwa si Kecil akan selalu menangis ketika lapar. Padahal, menangis adalah cara komunikasi bayi ketika ia merasa tidak nyaman, termasuk saat kebutuhannya tidak segera terpenuhi. 

Sebelum sampai pada tahap menangis, sebenarnya bayi sudah menunjukkan beberapa tanda khusus lho, Bu. Berikut tanda-tanda yang umumnya ditunjukkan bayi ketika merasa lapar

  • Menjilati bibir atau menjulurkan lidahnya ke luar. 
  • Rooting, yaitu menggerak-gerakkan rahang, mulut atau kepalanya untuk mencari payudara Ibu.
  • Memasukkan tangannya ke mulut.
  • Menghisap tangan atau benda lain yang dapat dijangkau.
  • Membuka dan menutup mulut secara berulang. 
  • Menjadi lebih rewel, aktif, atau waspada.

Ketika bayi menunjukkan tanda-tanda di atas, Ibu dapat segera menyusui si Kecil. Hindari menunggu sampai ia menangis ya Bu, karena itu dapat menyulitkan proses menyusui.

Baca Juga: Bolehkah Bayi Baru Lahir Konsumsi Makanan Selain ASI?

Tanda Bayi Kenyang 

Jika sebelumnya Ibu sudah mengetahui tanda-tanda bayi lapar, berikut adalah sinyal-sinyal yang ditunjukkan bayi ketika ia sudah kenyang:

  • Melepaskan payudara Ibu.
  • Menjauhkan kepalanya dari puting Ibu. 
  • Menjadi lebih rileks dan tangannya tidak lagi mengepal. 

Bila si Kecil menunjukkan gerak-gerik di atas, artinya kebutuhan ASI bayi saat itu terpenuhi dengan baik, Bu.

Ketika bayi tampak sudah tidak mau menyusu pada satu payudara dan sudah kenyang, Ibu dapat menyendawakan bayi. Setelahnya, tawarkan payudara yang lain ketika ia sudah menjauhkan diri dari payudara yang tadi dihisapnya. Bila si Kecil tampak tidak tertarik, berarti tandanya ia sudah kenyang. 

Ibu tidak perlu khawatir jika si Kecil mengeluarkan sedikit ASI yang tadinya ia konsumsi saat sendawa. Namun, jika Ibu sering menemukan si Kecil muntah hampir setiap kali setelah menyusu, itu mungkin merupakan pertanda adanya gangguan medis. Silakan segera hubungi dokter agar bisa diperiksa, ya.

Tanda Bayi Cukup ASI

Selain dari volume dan lama bayi menyusu, indikator yang menunjukkan kebutuhan ASI bayi sudah tercukupi dengan baik bisa dilihat dari tanda-tanda berikut ini:

  • Pada 12-24 jam pertama kehidupan, bayi pipis 1-2 kali .
  • Pada beberapa hari pertama kehidupan, pipis bayi berwarna sangat pekat dan memiliki endapan merah bata yang merupakan kristal asam urat (brick dust).
  • Buang air kecil secara teratur, umumnya 6-8 kali setelah 5 hari kehidupan. Warna pipis bayi sudah tidak pekat lagi namun menjadi kuning muda.
  • Dalam 24 jam pertama bayi akan mengeluarkan mekonium (buang air besar pertama dengan feses berwarna hijau gelap).  
  • Berat badannya bertambah stabil setelah 2 minggu pertama kehidupan. 
  • Terlihat tenang, nyaman, dan tidur dengan pulas. 

Cara Menyusui yang Benar 

Jika Ibu ingin kebutuhan ASI si Kecil tercukupi dengan baik, pastikan posisi pelekatan saat menyusui sudah tepat, ya. Berikut teknik menyusui dengan pelekatan yang tepat:

  1. Pilih posisi yang nyaman untuk menyusui.
  2. Dekap bayi agar seluruh tubuhnya menghadap Ibu, dengan wajah menghadap payudara dan badan menghadap perut Ibu.
  3. Pastikan telinga bayi sejajar dengan bahu, lalu rangsang refleks hisap dengan menyentuh lembut sudut bibirnya.
  4. Saat mulut bayi terbuka lebar, masukkan puting hingga areola (area gelap di sekitar puting) ke dalam mulutnya.
  5. Perhatikan posisi bibir bayi, pelekatan dianggap baik jika mulut terbuka lebar dengan bibir atas dan bawah terlipat keluar saat menyusu.

Apabila si Kecil terlihat mengisap perlahan, pipinya membulat, atau sesekali berhenti untuk menelan ASI, itu berarti proses menyusui sedang berjalan dengan efektif. Namun pada realitanya, diperlukan praktik dan latihan selama beberapa waktu hingga ibu dan si Kecil dapat bekerja sama dengan baik selama proses menyusui.

Jangan lupa untuk terus mencoba meng-ASI-hi si Kecil dan meminta support orang terdekat, terutama ayah untuk berbagi peran dalam merawat bayi dan menyelesaikan pekerjaan rumah. 

Agar produksi ASI Ibu tetap lancar, cobalah untuk terus menjalin kedekatan secara fisik dan emosional dengan si Kecil, karena itu dapat memicu produksi hormon oksitosin yang baik untuk menambah ASI. Selain itu, konsumsi juga makanan sehat untuk melancarkan ASI ya, Bu. Dengan begitu, kebutuhan ASI bayi akan tercukupi dengan baik. 

Baca Juga: 5 Tips Menyusui Bayi Baru Lahir Agar ASI Lancar

Jika Ibu memiliki pertanyaan atau kendala seputar benar, Ibu dapat meminta saran dan bantuan dari dokter, bidan, konsultan laktasi atau Tim BebeCare yang siap melayani selama 24/7. Jadi, jangan berkecil hati jika Ibu mengalami tantangan dalam menyusui si Kecil. Semua butuh proses belajar, apalagi jika ini merupakan pengalaman pertama menjadi Ibu.

Nah, untuk membuat tahun-tahun pertama bersama si Kecil jadi lebih menyenangkan, Ibu dapat bergabung dengan Bebeclub. Di Bebeclub, Ibu akan mendapatkan panduan hebat dari para ahli, fitur kreatif untuk tumbuh kembang, hingga beragam hadiah hebat untuk Ibu dan si Kecil. 

Di Bebeclub, Ibu juga dapat mengakses BebeJourney yang dilengkapi dengan berbagai fitur edukatif seperti Milestone Tumbuh Kembang, Jadwal Vaksin, Panduan MPASI, hingga Poop Checker. Yuk, dukung dia tumbuh sehat, karena kesehatan adalah awal semua kehebatannya untuk tumbuh jadi Anak Hebat!  

Daftar di sini sekarang, gratis! 

 


 

Referensi:

  1. CDC. “How Much and How Often to Breastfeed”. CDC, April 11, 2022. https://www.cdc.gov/nutrition/infantandtoddlernutrition/breastfeeding/how-much-and-how-often.html.
  2. IDAI. “1-2-3 Menuju ASI Eksklusif”. IDAI, August 28, 2013. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/1-2-3-menuju-asi-eksklusif.
  3. IDAI. “ASI Sebagai Pencegah Malnutrisi Pada Bayi.” IDAI, August 23, 2013. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/asi-sebagai-pencegah-malnutrisi-pada-bayi. 
  4. IDAI. “Nilai Nutrisi Air Susu Ibu.” IDAI, August 27, 2013. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/nilai-nutrisi-air-susu-ibu. 
  5. Massa, K., Ramireddy, S., Ficenec, S., Mank, C., Josephsen, J., & Babbar, S. (2022). A Randomized Control Trial of Meditation for Mothers Pumping Breastmilk for Preterm Infants. American Journal of Perinatology. https://doi.org/10.1055/a-1787-7576
  6. NHS. “Breastfeeding: Is My Baby Getting Enough Milk?”. NHS, December 6, 2022. https://www.nhs.uk/conditions/baby/breastfeeding-and-bottle-feeding/breastfeeding-problems/enough-milk/.
  7. Taylor, Rebecca Buffum. “Breastfeeding.” WebMD, July 5, 2022. https://www.webmd.com/parenting/baby/nursing-basics. 
  8. USDA. “Baby’s Hunger Cues”. WIC Breastfeeding Support USDA, 2023. https://wicbreastfeeding.fns.usda.gov/babys-hunger-cues.


 
alt

Kenali apa itu

Kalkulator Nutrisi

Cek nutrisi si Kecil yuk! Sudah sesuaikah dengan kebutuhannya?

Artikel Terkait