Umur Berapa Bayi Bisa Duduk? Begini 3 Cara Mudah Melatihnya

Belajar duduk adalah pencapaian motorik kasar yang sangat penting dalam tahap perkembangan bayi sebelum usianya menginjak 1 tahun. Sebab...

Ditulis oleh : Tim Penulis

4 min
10 Jan 2023


Belajar duduk adalah pencapaian motorik kasar yang sangat penting dalam tahap perkembangan bayi sebelum usianya menginjak 1 tahun. Sebab, kemampuan duduk sendiri adalah salah satu syarat yang harus dimiliki dulu sebelum ia mulai belajar makan, berdiri, dan berjalan sendiri. Penasarankah Ibu, kira-kira di umur berapa bayi akan bisa duduk sendiri?

Temukan jawabannya di sini, ya!

Kapan Bayi Bisa Duduk Sendiri?

Duduk adalah keterampilan motorik yang melibatkan gerakan otot-otot besar, seperti otot punggung, perut, bahu, dan leher untuk bisa menopang badan dalam keadaan tegak. Oleh karena itu, otot-otot tubuh bayi harus sudah cukup kuat dulu sebelum ia bisa mengubah posisi dari berbaring atau tengkurap menjadi duduk.

Biasanya kemampuan duduk mulai dikuasai bayi secara bertahap di usia 3-9 bulan. Otot-otot yang diperlukan bayi untuk bisa menahan tubuhnya sendiri dalam posisi duduk umumnya sudah cukup kuat di usia sekitar 4-7 bulan. Namun pada usia ini, bayi mungkin belum memiliki keseimbangan tubuh yang cukup mantap sehingga ia masih bisa berayun-ayun ke kiri ke kanan atau ke depan dan belakang. Oleh karena itu, di umur 4-7 bulan bayi masih butuh dibantu Ibu untuk duduk dan bersandar pada kursi.

Barulah pada saat bayi berusia sekitar 8 bulan, ia sudah mulai bisa menyeimbangkan badannya dengan lebih baik dan bisa duduk tanpa bantuan. Oleh karena itu, kebanyakan bayi sudah bisa duduk sendiri pada umur 9 bulan.

Akan tetapi, perlu diingat juga, Bu, bahwa setiap bayi berkembang dengan kecepatan dan cara yang berbeda-beda. Beberapa bayi mungkin bisa belajar duduk lebih cepat, tapi tak sedikit juga yang perlu lebih banyak latihan sampai ia merasa percaya diri melakukannya sendiri.

Perbedaan ini sangatlah normal, karena setiap anak adalah individu yang unik dan proses tumbuh kembangnya tidak bisa disamaratakan.

Baca Juga: 4 Fakta Perkembangan Bahasa Bayi, Kapan Si Kecil Bisa Memanggil Ibu?

Tanda-Tanda Bayi Siap Belajar Duduk 

Sama seperti pencapaian motorik di bulan-bulan sebelumnya, seperti tengkurap dan berguling, bayi juga akan belajar duduk secara bertahap ketika ia sudah merasa siap, Bu. Memperhatikan tanda-tanda ini penting sebagai acuan untuk Ibu bisa mulai mengajarkannya duduk sendiri dengan tepat waktu.

Sebab, mendudukkan atau mengajarkan bayi duduk sebelum waktunya justru berisiko menimbulkan cedera serius. Risiko ini bisa terjadi karena otot-otot tubuh serta keseimbangannya masih belum cukup kuat untuk mempertahankan posisi duduk sempurna.

Selain itu, respon refleks bayi juga belum cukup baik untuk mencegah atau menahan tubuhnya dari jatuh. Hal ini dapat meningkatkan risiko bayi terjungkal atau terbentur ketika ingin mencoba meraih mainan.

Oleh karena itu, perhatikanlah kesiapan si Kecil sebelum mulai mengajarkannya duduk sendiri. Biasanya, bayi yang sudah siap duduk akan menunjukkan tanda-tanda seperti:

  • Sudah bisa berguling dan tengkurap sendiri.

  • Bisa mengangkat dan menahan kepalanya tetap tegak di atas permukaan lantai saat tengkurap.

  • Tangannya bisa menopang badan saat ia tengkurap.

Ibu juga bisa cek milestone hebat lainnya yang dapat dicapai si Kecil dari bulan ke bulan lewat Milestone Bulanan yang ada di Bebe Journey, lho. Yuk, segera kunjungi!

Baca Juga: Ketahui Umur Berapa Gigi Bayi Tumbuh dan Ciri-Cirinya

Bagaimana Cara Melatih Bayi agar Cepat Duduk?

Mengetahui umur berapa bayi bisa duduk dan tanda-tanda kesiapannya penting sebagai dasar untuk Ibu bisa mulai melatih si Kecil duduk. Nah, supaya si Kecil bisa cepat lancar duduk sendiri, Ibu bisa coba beberapa cara stimulasi di bawah ini, ya!

1. Sering-Sering Tummy Time

Seperti yang sudah disebutkan di atas, kemampuan tengkurap menjadi salah satu syarat yang harus bayi miliki lebih dulu sebelum ia bisa mulai belajar duduk.

Sebab, tengkurap akan melatih dan memperkuat otot-otot lehernya untuk menahan beban kepalanya tetap tegak dalam keadaan duduk. Tengkurap juga akan melatih kekuatan otot lengan bayi sampai bisa mendorong tubuhnya ke atas untuk latihan bangkit duduk sendiri.

Jadi, salah satu cara yang bisa Ibu lakukan untuk melatih bayi tengkurap adalah dengan tummy time.

Coba pancing si Kecil untuk bisa mendongak dan melihat ke atas selama ia sedang tengkurap, misalnya dengan memanggil namanya, membunyikan mainan kerincing, atau menempatkan cermin kecil beberapa langkah di depannya.

2. Bantu Bayi Duduk

Untuk membiasakan si Kecil dalam posisi duduk, cobalah untuk bantu mendudukkannya dengan ditopang oleh bantal atau tangan Ibu. Bisa juga dengan mendudukkan si Kecil di pangkuan sambil disandarkan pada badan Ibu.

Ketika ia sudah terbiasa, Ibu bisa mulai pelan-pelang kurangi bantuannya supaya ia bisa latihan duduk sendiri.

Cobalah untuk menaruh mainan favorit si Kecil di dekatnya untuk pelan-pelan memancingnya meraih mainan tersebut dengan mengubah posisi dari tengkurap ke duduk.

3. Latihan Duduk di Lantai

Ketika anak sudah bisa berguling dan tengkurap, coba ajak ia bermain di lantai untuk melatihnya belajar duduk sendiri. Namun agar aman, lapisi dulu lantainya dengan baby mat atau matras yoga yang lembut dan empuk untuk mencegah bayi terantuk permukaan keras.

Sembari menemaninya bermain di lantai, Ibu juga bisa ikut menemaninya duduk lesehan supaya ia makin tertarik untuk coba menggapai Ibu dari posisi tengkurap.

4. Hindari Penggunaan Kursi Lantai atau Bouncer

Kursi yang diklaim membantu bayi untuk duduk memposisikan bayi sedemikian rupa yang justru mencegah bayi melakukan gerakan-gerakan yang diperlukan untuk memperkuat otot-otot tubuhnya. Kekuatan otot-otot ini penting untuk menunjang proses bayi belajar duduk. Bila otot ini dibiarkan lemah, bayi tidak akan kuat menyangga badannya dan proses belajar duduk pun menjadi tertunda.

Keterampilan duduk haruslah dicapai bayi secara alami dengan usahanya sendiri untuk memperkuat otot-otot tubuhnya. Selain itu, melatih bayi duduk sendiri juga akan melatih kemandiriannya untuk bergerak dengan kemampuannya sendiri.

Kemudian yang tak kalah penting adalah jangan pernah meninggalkan bayi bermain tanpa pengawasan Ibu, termasuk saat ia belajar duduk, untuk mencegah risiko cedera atau hal-hal lain yang tidak diinginkan. 

Kehadiran Ibu di dekatnya bukan hanya akan membuatnya merasa lebih aman, tapi juga merasa nyaman sehingga ia akan bisa lebih percaya diri untuk belajar duduk sendiri. Jadi, pastikan Ibu selalu siaga berada di dekatnya, ya! Berikan pujian ketika ia berhasil dan tenangkan dirinya jika ia mungkin terjatuh supaya ia merasa lebih aman.

Baca Juga: Si Kecil Belum Bisa Tengkurap? Cek Tanda Lain Milestone Bayi Belum Tercapai

Waspadai Red Flags Keterlambatan Perkembangan

Setiap bayi adalah individu unik yang bisa bertumbuh kembang dengan cara dan kecepatannya masing-masing. Jadi, jangan terlalu khawatir jika si Kecil memang belum bisa duduk sendiri di usia 6 bulan. Dengan stimulasi rutin, bayi dapat belajar duduk mandiri secara bertahap, kok!

Ibu hanya perlu terus mendampingi dan mendukung si Kecil dalam setiap tahapan tumbuh kembangnya, dan mengawasi tanda-tanda bahaya keterlambatan perkembangan umum (global developmental delay). 

Secara umum, seorang anak dapat mengalami keterlambatan perkembangan di hanya satu ranah perkembangan saja. Pada kebanyakan kasus, ini masih dianggap wajar karena mungkin anak menunjukkan perkembangan yang lebih cepat pada aspek lainnya. Misalkan, anak belum bisa duduk di usia 7 bulan, tapi sudah lebih lancar mengoceh dan keterampilan motorik lainnya juga tidak bermasalah.

Keterlambatan perkembangan umum atau global developmental delay merupakan kondisi keterlambatan perkembangan serius yang terjadi pada dua atau lebih ranah perkembangan.

Biasanya, kondisi ini dapat disebabkan oleh gangguan genetik atau kromosom seperti sindrom Down, gangguan atau infeksi susunan saraf seperti cerebral palsy, spina bifida, sindrom Rubella, hingga riwayat bayi prematur atau kurang bulan dan berat lahir rendah. 

Inilah tanda-tanda bahaya (red flags) keterlambatan perkembangan motorik yang perlu Ibu lebih waspadai:

  • Gerakan tubuh asimetris atau tidak seimbang antara anggota tubuh bagian kiri dan kanan, misalnya lebih aktif sisi tubuh yang kanan dibanding kiri.

  • Menetapnya refleks primitif (refleks yang muncul saat bayi) hingga lebih dari usia 6 bulan.

  • Hiper/hipotonia atau gangguan tonus otot.

  • Hiper/hiporefleksia atau gangguan refleks tubuh.

  • Adanya gerakan yang tidak terkontrol.

  • Bayi masih menggenggam setelah usia 4 bulan.

  • Adanya dominasi satu tangan (handedness) sebelum usia 1 tahun.

  • Kebiasaan memasukkan mainan ke dalam mulut masih sangat dominan setelah usia 14 bulan.

  • Perhatian penglihatan yang inkonsisten.

Jika Ibu mencurigai bayi memiliki salah satu tanda bahaya di atas atau bahkan lebih, sebaiknya jangan menunda memeriksakan si kecil ke dokter, Bu. Sebab untuk bisa memastikan apakah laju perkembangan anak masih sesuai usianya atau ada risiko keterlambatan hanya bisa diketahui lewat skrining medis.

Dengan mengetahui secara dini, dokter dapat mencari penyebab keterlambatannya dan segera melakukan intervensi yang tepat.

Semoga artikel ini membantu, ya!

Baca Juga: Umur Berapa Bayi Bisa Jalan? Ini Tanda-Tandanya!


Referensi:

  1. Developmental milestones: sitting. (2021). BabyCentre UK. https://www.babycentre.co.uk/a6505/developmental-milestones-sitting
     
  2. Villines, Z. (2020, September 28). When do babies sit up? Timeline, support, and factors. Medicalnewstoday.com; Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/when-do-babies-sit-up
     
  3. How and when babies start sitting up. (2021). BabyCenter. https://www.babycenter.com/baby/baby-development/baby-milestones-sitting_6505
     
  4. IDAI | Mengenal Keterlambatan Perkembangan Umum pada Anak. (2013). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/mengenal-keterlambatan-perkembangan-umum-pada-anak
     
  5. Active Babies Smart Kids. https://activebabiessmartkids.com.au/articles/the-bumbo-and-baby-seat-devices/?v=322b26af01d5. Diakses pada 27 November 2022.
     


 
alt

Kenali apa itu

Kalkulator Nutrisi

Cek nutrisi si Kecil yuk! Sudah sesuaikah dengan kebutuhannya?

Artikel Terkait