Umur Bayi Bisa Duduk dan Bagaimana Cara Stimulasi yang Tepat
Di umur berapa bayi bisa duduk sendiri? Belajar duduk merupakan salah satu pencapaian motorik kasar yang sangat penting dalam tahap perk...
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Ditinjau oleh :
Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH
Di umur berapa bayi bisa duduk sendiri? Belajar duduk merupakan salah satu pencapaian motorik kasar yang sangat penting dalam tahap perkembangan bayi sebelum usianya menginjak 1 tahun. Sebab, kemampuan duduk adalah salah satu syarat yang harus dimiliki sebelum ia mulai belajar makan, berdiri, dan berjalan sendiri.
Yuk, temukan jawabannya di sini, Bu!
Umur Berapa Bayi Bisa Duduk?
Sebagian besar bayi sudah bisa duduk sendiri pada umur 9 bulan.
Pertama-tama, kemampuan ini mulai dikuasai bayi secara bertahap pada usia 3-4 bulan. Otot-otot yang diperlukan bayi untuk bisa menahan tubuhnya sendiri dalam posisi duduk umumnya sudah cukup kuat di usia sekitar 4-7 bulan. Namun, bayi usia 4-7 bulan masih butuh dibantu Ibu untuk didudukkan dan disandarkan pada kursi.
Barulah pada usia 8 bulan, bayi sudah mulai bisa menyeimbangkan badannya dengan lebih baik dan bisa sendiri duduk tanpa bantuan. Jadi, di umur berapa bayi bisa duduk kebanyakan pada umur 9 bulan.
Meski bayi baru bisa duduk berada di usia 9 bulan, perlu diingat juga bahwa setiap bayi berkembang dengan kecepatan dan cara yang berbeda-beda. Beberapa bayi mungkin bisa belajar duduk lebih cepat, tapi tak sedikit juga yang perlu lebih banyak latihan sampai ia merasa percaya diri melakukannya sendiri.
Perbedaan ini sangatlah normal, karena tiap bayi merupakan individu yang unik dan proses tumbuh kembangnya tidak bisa disamaratakan.
Baca Juga: Normalkah Bayi Umur 9 Bulan Belum Bisa Merangkak?
Tanda-Tanda Bayi Siap Belajar Duduk
Duduk adalah keterampilan motorik yang melibatkan gerakan otot-otot besar, seperti otot punggung, perut, bahu, dan leher untuk bisa menopang badan dalam keadaan tegak. Oleh karena itu, otot tubuh bayi harus cukup kuat agar bayi mampu berpindah dari posisi berbaring atau tengkurap ke posisi duduk.
Sama seperti pencapaian motorik di bulan-bulan sebelumnya, seperti tengkurap dan berguling, bayi juga akan belajar duduk secara bertahap ketika ia sudah merasa siap, Bu. Mengetahui umur berapa bayi bisa duduk dan tanda-tandanya penting sebagai acuan untuk Ibu bisa mulai mengajarkannya duduk sendiri dengan tepat waktu.
setelah mengetahui kapan bayi bisa duduk, coba perhatikanlah kesiapan si Kecil sebelum mulai mengajarkannya duduk sendiri. Biasanya, bayi yang sudah siap duduk akan menunjukkan tanda-tanda seperti:
-
Sudah bisa berguling dan tengkurap sendiri.
-
Bisa mengangkat dan menahan kepalanya tetap tegak di atas permukaan lantai saat tengkurap.
-
Tangannya bisa menopang badan saat ia tengkurap.
Ingat ya, Bu, mendudukkan atau mengajarkan bayi duduk sebelum waktunya justru berisiko menimbulkan cedera serius. Risiko ini bisa terjadi karena otot-otot tubuh serta keseimbangannya masih belum cukup kuat untuk mempertahankan posisi duduk sempurna.
Selain itu, respons refleks bayi juga belum cukup baik untuk mencegah atau menahan tubuhnya dari jatuh. Hal ini dapat meningkatkan risiko bayi terjungkal atau terbentur ketika ingin mencoba meraih mainan.
Ingin tahu milestone hebat lainnya yang dicapai oleh si Kecil dari bulan ke bulan, Bu? Yuk, cek lewat Milestone Bulanan yang ada di Bebe Journey, sekarang!
Baca Juga: Umur Berapa Bayi Bisa Jalan? Ini Tanda-Tandanya!
Cara Melatih Bayi agar Cepat Duduk
Mengetahui umur berapa bayi bisa duduk dan tanda-tanda kesiapannya penting sebagai dasar untuk Ibu bisa mulai melatih si Kecil duduk. Nah, supaya si Kecil bisa cepat lancar merangkak dan duduk sendiri, Ibu bisa coba beberapa cara stimulasi di bawah ini, ya!
1. Sering-Sering Tummy Time
Salah satu cara yang bisa Ibu lakukan untuk melatih bayi duduk adalah dengan rutin mengajaknya tummy time. Seperti yang sudah disebutkan di atas, kemampuan berbaring tengkurap merupakan salah satu syarat yang harus dimiliki bayi sebelum ia berlatih duduk.
Karena, tengkurap mampu melatih dan menguatkan otot leher untuk menopang beban kepala sambil tetap tegak dalam keadaan duduk. Tengkurap juga akan melatih kekuatan otot lengan bayi sampai bisa mendorong tubuhnya ke atas untuk latihan bangkit duduk sendiri.
2. Pancing dengan Mainan
Cara supaya bayi cepat duduk adalah dengan memancing si Kecil dengan mainan saat ia tengkurap. Ibu bisa menyediakan mainan kerincing, bola, mainan bergerak, atau mainan dengan warna yang menarik.
Memancing perhatian bayi sambil berbaring tengkurap dapat membantu memperkuat otot-otot leher, bahu, dan panggungnya. Dengan begitu, si Kecil akan tertarik untuk duduk bahkan merangkak seraya mengikuti gerakan mainannya.
Selain mainan, Ibu juga bisa memancing bayi untuk bisa mendongak dan melihat ke atas selama ia sedang tengkurap, misalnya dengan memanggil namanya atau menempatkan cermin kecil beberapa langkah di depannya.
3. Bantu Bayi Duduk
Salah satu cara melatih bayi agar cepat duduk yang penting dilakukan adalah bantu mendudukkannya dengan ditopang oleh bantal atau tangan Ibu. Atau, bisa pula dengan mendudukkan si Kecil di pangkuan sambil disandarkan pada badan Ibu.
Ketika ia sudah terbiasa, Ibu bisa mulai pelan-pelan kurangi bantuan sanggahannya supaya ia bisa latihan duduk sendiri.
Cobalah menaruh mainan favorit si Kecil di dekatnya untuk pelan-pelan memancingnya meraih mainan tersebut dengan mengubah posisi dari tengkurap ke duduk.
4. Dudukkan Bayi di Pangkuan
Selain mendudukkan si Kecil dengan ditopang oleh bantal atau tangan, Ibu juga bisa memberikan stimulasi bayi duduk dengan mendudukkannya di pangkuan Ibu.
Lakukan cara agar bayi cepat duduk ini sambil membacakan buku cerita yang menarik perhatiannya, menyanyikan lagu, mengajarkan tepuk tangan, atau lainnya sehingga si Kecil juga menikmati setiap detik momen ini bersama Ibu.
5. Latihan Duduk di Lantai
Ketika bayi sudah bisa berguling dan tengkurap, coba ajak ia bermain di lantai untuk melatihnya belajar duduk sendiri, Bu. Namun agar aman, lapisi dulu lantainya dengan baby mat atau matras yoga yang lembut dan empuk untuk mencegah bayi terantuk permukaan keras, ya.
Sembari menemaninya bermain di lantai, Ibu juga bisa ikut menemaninya duduk lesehan supaya ia makin tertarik untuk coba menggapai Ibu dari posisi tengkurap.
6. Selalu Pantau dan Perhatikan si Kecil
Ketika mengajari si Kecil agar cepat duduk sendiri, pastikan Ibu selalu memantau dan memperhatikan ia dan area di sekelilingnya. Pasalnya, proses belajar duduk menjadi salah satu tahapan keseimbangan tubuh.
Jadi, apabila tubuh si Kecil miring atau bahkan sampai berguling-guling sementara terdapat beberapa furnitur berat serta benda berujung runcing atau tajam membahayakan yang mengelilingnya, hal ini bisa meningkatkan risiko yang serius, seperti terbentur.
Jadi, jangan pernah meninggalkan bayi bermain tanpa pengawasan Ibu, termasuk saat ia belajar duduk. Ini tujuannya adalah untuk mencegah risiko cedera atau hal-hal lain yang tidak diinginkan.
Kehadiran Ibu di dekatnya bukan hanya akan membuatnya merasa lebih aman, tapi juga merasa nyaman sehingga ia akan bisa lebih percaya diri untuk belajar duduk sendiri. Jadi, pastikan Ibu selalu siaga berada di dekatnya, ya! Berikan pujian ketika ia berhasil dan tenangkan dirinya jika ia mungkin terjatuh supaya ia merasa lebih aman.
Baca Juga: Tips Menjaga si Kecil agar Selalu Aman di Fase Eksperimennya
7. Hindari Penggunaan Kursi Lantai atau Bouncer
Kursi yang diklaim membantu bayi untuk duduk memposisikan bayi sedemikian rupa ini justru mencegah bayi melakukan gerakan-gerakan yang diperlukan untuk memperkuat otot-otot tubuhnya.
Padahal, kekuatan otot-otot ini penting untuk menunjang proses bayi belajar duduk. Jika otot-otot ini dibiarkan lemah, bayi mungkin tidak akan mampu menyangga tubuh. Akibatnya, proses belajar duduk bisa jadi tertunda.
Keterampilan duduk haruslah dicapai bayi secara alami dengan usahanya sendiri untuk memperkuat otot-otot tubuhnya. Tak hanya itu, mengajarkan bayi duduk sendiri juga akan melatih kemandiriannya untuk bergerak sesuai kemampuannya sendiri.
Waspadai Red Flags Keterlambatan Perkembangan
Walaupun sudah mengetahui di umur berapa bayi bisa duduk, perlu diingat, Bu. Setiap bayi adalah individu unik yang bisa bertumbuh kembang dengan cara dan kecepatannya masing-masing. Jadi, jangan terlalu khawatir jika si Kecil memang belum bisa duduk sendiri di usia 6 bulan, Bu. Dengan stimulasi rutin, bayi dapat belajar duduk mandiri secara bertahap, kok!
Ibu hanya perlu terus mendampingi dan mendukung si Kecil dalam setiap tahapan tumbuh kembangnya, dan mengawasi tanda-tanda bahaya keterlambatan perkembangan umum (global developmental delay).
Secara umum, si Kecil dapat mengalami keterlambatan perkembangan di hanya satu ranah perkembangan saja. Pada kebanyakan kasus, ini masih dianggap wajar karena mungkin si Kecil menunjukkan perkembangan yang lebih cepat pada aspek lainnya. Misalkan, bayi belum bisa duduk di usia 7 bulan, tapi sudah lebih lancar mengoceh dan keterampilan motorik lainnya juga tidak bermasalah.
Keterlambatan perkembangan umum atau global developmental delay merupakan kondisi keterlambatan perkembangan serius yang terjadi pada dua atau lebih ranah perkembangan.
Biasanya, kondisi ini dapat disebabkan oleh gangguan genetik atau kromosom seperti sindrom Down, gangguan atau infeksi susunan saraf seperti cerebral palsy, spina bifida, sindrom Rubella, hingga riwayat bayi prematur atau kurang bulan dan berat lahir rendah.
Inilah tanda-tanda bahaya (red flags) keterlambatan perkembangan motorik yang perlu Ibu lebih waspadai:
-
Gerakan tubuh asimetris atau tidak seimbang antara anggota tubuh bagian kiri dan kanan, misalnya lebih aktif sisi tubuh yang kanan dibanding kiri.
-
Menetapnya refleks primitif (refleks yang muncul saat bayi) hingga lebih dari usia 6 bulan.
-
Hiper/hipotonia atau gangguan tonus otot.
-
Hiper/hiporefleksia atau gangguan refleks tubuh.
-
Adanya gerakan yang tidak terkontrol.
-
Bayi masih menggenggam setelah usia 4 bulan.
-
Adanya dominasi satu tangan (handedness) sebelum usia 1 tahun.
-
Kebiasaan memasukkan mainan ke dalam mulut masih sangat dominan setelah usia 14 bulan.
-
Perhatian penglihatan yang inkonsisten.
Jika Ibu mencurigai bayi memiliki salah satu tanda bahaya di atas atau bahkan lebih, sebaiknya jangan menunda memeriksakan si kecil ke dokter, Bu. Sebab untuk bisa memastikan apakah laju perkembangan si Kecil masih sesuai usianya atau ada risiko keterlambatan hanya bisa diketahui lewat skrining medis.
Dengan mengetahui secara dini, dokter dapat mencari penyebab keterlambatannya dan segera melakukan intervensi yang tepat.
Semoga artikel ini membantu, ya!