Panduan MPASI Bayi 11 Bulan, Plus Jadwal dan Resepnya

Selamat, ya, Bu! Sekarang bayi Ibu sudah genap berusia 11 bulan. Karena kebutuhan gizinya makin tinggi dan keterampilan makannya sudah s...

Ditulis oleh : Tim Penulis

Ditinjau oleh : Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK

4 min
15 Feb 2023
Profile Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK
Bayi 11 bulan sedang makan finger foods


Selamat, ya, Bu! Sekarang bayi Ibu sudah genap berusia 11 bulan. Karena kebutuhan gizinya makin tinggi dan keterampilan makannya sudah semakin baik, Ibu mulai perlu kenalkan tekstur MPASI yang lebih padat dan meningkatkan porsi makannya juga. Agar tidak salah langkah, yuk pahami dulu tentang kebutuhan gizi, aturan pemberian makanan, hingga jadwal MPASI 11 bulan dalam artikel ini!

Aturan Pemberian MPASI untuk Bayi 11 Bulan

Pada usia 11 bulan, si Kecil perlu mendapatkan energi tambahan dari MPASI sebesar 300 kilo kalori per hari, Bu. Peningkatan kebutuhan kalori ini merupakan hal yang wajar, karena tubuh si Kecil semakin besar dan ia semakin aktif bergerak. 

Namun, hal ini bukan berarti bayi sudah mulai bisa berhenti mendapatkan ASI, ya. Ibu tetap perlu melanjutkan pemberian ASI eksklusif hingga setidaknya si Kecil berusia 2 tahun, sesuai dengan anjuran World Health Organization (WHO) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

Terus berikan ASI sesuai dengan permintaan anak, sebab ASI masih berperan dalam memenuhi 50% kebutuhan energi yang dibutuhkan oleh anak. Sementara itu, 50% sisanya akan terpenuhi dari MPASI. 

Agar kebutuhan energinya terpenuhi dengan baik, si Kecil perlu mendapatkan 3-4 kali makanan utama dan 1-2 kali makanan selingan (snack). Dalam sekali makan, WHO dan IDAI menyarankan agar si Kecil mendapatkan porsi sebesar setengah mangkuk ukuran 250 ml. 

Lalu, bagaimana dengan tekstur MPASI 11 bulan? Seiring dengan tumbuhnya gigi, bayi di usia ini sudah dapat menggigit makanan dengan tekstur yang lebih keras. 

Oleh karena itu, Ibu dapat memberikan makanan dengan tekstur yang lebih kasar. Ibu bisa memberikan makanan yang dicincang halus (minced), dicincang kasar (chopped), atau memberikan makanan dengan bentuk memanjang seukuran jari yang mudah dipegang dan dimakan sendiri oleh si Kecil (finger food).  

Baca Juga: Cara Menghangatkan MPASI dan Menyiapkan Makanan Bayi

Panduan Jadwal Makan Bayi 11 Bulan

Saat hendak memberi MPASI pada bayi usia 11 bulan, Ibu harus tahu kapan waktu yang tepat untuk memberikannya. 

Terlebih, bayi di usia ini biasanya sudah bisa menyadari munculnya rasa lapar sehingga ia akan menggumamkan lapar atau menyebut beberapa nama makanan yang ia ketahui untuk menunjukkan rasa laparnya, seperti mam-mam atau cu-cu. 

Nah, berikut adalah contoh jadwal makanan bayi 11 bulan yang bisa Ibu jadikan sebagai panduan sehari-hari. 

  • Pukul 08.30 pagi : minum ASI setelah bangun tidur. 

  • Pukul 09.00 pagi : sarapan MPASI. 

  • Pukul 09.30 pagi : bermain.

  • Pukul 12.00 siang : MPASI siang.

  • Pukul 12.30 siang : bermain.

  • Pukul 13.30 siang : tidur siang.

  • Pukul 14.20 siang : snack.

  • Pukul 16.00 sore : bermain.

  • Pukul 17.30 sore : MPASI malam.

  • Pukul 18.00 petang : bermain.

  • Pukul 19.00 malam : minum ASI.

Saat merancang jadwal makan untuk bayi 11 bulan, tak ada salahnya Ibu dan Ayah membentuk jadwal makan yang konsisten agar si Kecil semakin pintar mengenali rasa lapar dan kenyang. 

Ibu dan Ayah juga dapat mulai menerapkan kebiasaan makan yang baik sejak dini dengan selalu menentukan waktu makannya bersama anggota keluarga lain. 

Makan bersama keluarga akan membantu si Kecil untuk belajar makan dengan lebih baik sebab ia bisa melihat secara langsung bagaimana cara mengambil, menyuap, menggigit, hingga mengunyah makanan dari anggota keluarga lain.

Supaya si Kecil fokus dan dapat dengan lebih lahap, hindari makan sambil bermain dan menonton TV atau YouTube, ya!

Bayi Usia 11 Bulan Bisa Makan Apa Saja?

Memberikan makanan untuk bayi pada usia ini tidak boleh sembarangan ya, Bu. Menu MPASI 11 bulan yang berkualitas sebaiknya mengandung nutrisi seimbang meliputi karbohidrat, protein (terutama sumber hewani), dan lemak (minyak goreng, santan, mentega), serta serat pangan dari buah atau sayur. 

Di samping itu, menu MPASI 11 bulan yang bagus juga harus mencukupi kebutuhan berbagai mikronutrien, mulai dari kalsium, zat besi, iodium, asam lemak esensial (omega-3 dan 6 serta DHA, ALA, dan LA), hingga beragam vitamin seperti vitamin A, C, D, E, B6, dan B12). 

Jadi, bayi 11 bulan boleh makan apa saja? Pastikan untuk terus menyediakan makanan bayi yang tidak hanya enak, tapi juga mengandung beberapa gizi berikut ini:

1. Kalsium

Kalsium termasuk ke dalam salah satu mineral utama dalam pembentukan tulang si Kecil. Di umur 1 tahun si Kecil memerlukan asupan kalsium sebanyak 650 mg agar tulangnya kuat dan tumbuh dengan optimal. Salah satu sumber kalsium terbaik adalah susu, Bu.

Nah, agar penyerapan kalsium dalam tubuh menjadi lebih optimal, Ibu perlu memastikan si Kecil mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin D, ya! 

Vitamin D merupakan booster bagi tubuh anak agar mampu memproduksi hormon kalsitriol yang berfungsi mengoptimalkan penyerapan kalsium.

Di usia 11 bulan, bayi sudah bisa makan yogurt, keju, jeruk, alpukat, pepaya, labu kuning, ikan salmon dan sarden, juga bayam untuk mendapatkan asupan kalsium hariannya.

2. Protein

Protein memiliki banyak peran dalam proses tumbuh kembang si Kecil. Salah satu peran terbesarnya adalah untuk mencegah risiko stunting, terutama jika asupan proteinnya didapat dari sumber pangan hewani, seperti telur, daging ayam, daging sapi, dan ikan. Sebab, protein hewani memiliki kandungan asam amino yang lebih lengkap untuk menunjang pertumbuhan badan bayi. 

Selain itu, protein juga bantu meningkatkan kepadatan massa tulang si Kecil hingga 50%, Bu. Jadi, dapat dikatakan bahwa memberikan asupan protein yang cukup pada si Kecil pada usia 1 tahun sama dengan mendukung pertumbuhan dan kesehatan tulang yang optimal. 

Nah yang perlu Ibu catat adalah, asupan protein harus seimbang dengan asupan kalsium. Sebab, asupan protein yang berlebihan diiringi dengan asupan kalsium yang terlalu rendah (kurang dari 600 mg/hari) justru akan meningkatkan pembuangan kalsium melalui ginjal sehingga pertumbuhan dan kepadatan tulang si Kecil justru akan memburuk. 

Kunci utamanya adalah menyeimbangkan asupan protein hewani dengan serta makanan nabati seperti tahu dan tempe.

3. DHA 

DHA (docosahexaenoic acid) adalah jenis asam lemak dalam kelompok omega-3 yang penting dalam pembentukan sistem saraf dan otak anak dalam awal kehidupannya. Adanya DHA dapat mempermudah sel-sel saraf otak untuk mengirim dan menerima sinyal rangsangan dari seluruh tubuh.

Namun, hasil penelitian British Journal of Nutrition tahun 2016 silam sempat melaporkan bahwa 8 dari 10 anak Indonesia berusia di bawah 12 tahun masih kekurangan asupan DHA dan omega-3.

Padahal, di rentang usia inilah anak justru paling membutuhkan otaknya untuk berfungsi paling optimal agar si Kecil bisa lebih semangat menerima dan menyerap informasi-informasi baru yang ia dapatkan dari stimulasi sehari-hari.

Jadi, Ibu harus bisa mencukupi kebutuhan anak akan makanan sehari-hari yang lebih tinggi DHA-nya sejak masa akhir bayi sampai setidaknya masa awal kanak-kanak untuk mendukung perkembangan kognitif si Kecil.

Untuk mendapatkan asupan DHA, bayi usia 11 bulan boleh makan makanan dari ikan laut (salmon, makarel, sarden) atau yang terbuat dari kacang kedelai, seperti tahu dan tempe.

4. Omega-3 dan Omega-6

Bu, si Kecil membutuhkan asupan lemak yang cukup dan seimbang sebagai sumber energi dan untuk memastikan otaknya berkembang secara optimal. 

Namun, ada asam lemak yang tidak bisa dibuat oleh tubuh sehingga harus didapatkan dari asupan makanan sehari-hari  yaitu omega-3 dan omega-6.

Nah, asupan omega-3 terutama DHA (docosahexaenoic acid) sangat penting bagi perkembangan otak karena senyawa ini membentuk sebesar 40% asam lemak yang ada di dalam otak. 

Sementara itu, asupan omega-3 (DHA) dan omega-6 (LA) secara spesifik juga berperan besar dalam pembentukan selubung saraf otak bernama mielin yang berfungsi sebagai pengantar informasi antar saraf. 

Ketika selubung mielin terbentuk secara optimal, kemampuan anak dalam menyerap dan merespon berbagai macam stimulus dari lingkungan sekitarnya akan semakin baik. Alhasil, fungsi kognitif otak, khususnya dalam kemampuan belajar, penyimpanan memori, dan kemampuan fokus akan meningkat.

Omega-3 dapat diperoleh dari konsumsi ikan berminyak seperti makarel dan sarden serta bahan makanan bersumber tumbuhan seperti biji chia. Omega-6 terdapat pada minyak goreng dan kacang-kacangan seperti kedelai, almond, dan mede.

5. Prebiotik FOS:GOS

Prebiotik FOS:GOS adalah jenis serat pangan khusus yang tidak dapat dicerna sepenuhnya oleh lambung sehingga terbawa sampai ke usus. FOS:GOS umumnya berasal dari sumber pangan nabati seperti kacang-kacangan, daun bawang, bawang putih, bawang merah.

Serat pangan ini berfungsi untuk mendorong pertumbuhan bakteri baik (probiotik) seperti Lactobacillus dan Bifidobacterium di dalam sistem pencernaan si Kecil. Nah, kehadiran bakteri baik yang cukup akan membantu memperkuat daya tahan tubuhnya sehingga menurunkan risiko peradangan dan infeksi. 

Selain meningkatkan daya tahan tubuh anak, prebiotik FOS:GOS juga dapat membuat feses anak lebih lembut dan merangsang gerak motilitas usus sehingga si Kecil terhindar dari masalah konstipasi

6. Zat Besi

Ketika memasuki usia 6 bulan, ASI sudah tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan asupan harian si Kecil akan zat besi. Padahal, asupan zat besi yang cukup sangat penting bagi perkembangan kecerdasan si Kecil dan agar ia terhindar dari anemia. 

Agar asupan zat besinya terpenuhi, Ibu dapat memberikan makanan kaya zat besi seperti:

  • Daging merah seperti sapi, kaming, atau domba.

  • Hati sapi.

  • Hati ayam.

  • Brokoli.

  • Bayam.

  • Makanan yang telah difortifikasi zat besi seperti sereal, biskuit bayi, atau susu. 

Supaya penyerapan zat besi dalam tubuh si Kecil optimal, Ibu dapat mendampingi konsumsi makanan kaya zat besi dengan makanan kaya vitamin C seperti stroberi, jeruk, atau tomat. 

Pssst, vitamin C mampu menaikkan tingkat penyerapan zat besi hingga 2 kali lipat, lho, Bu!

Jika dirangkum berdasarkan kandungan nutrisi di atas, berikut ini jenis makanan MPASI yang baik untuk bayi 11 bulan:

  • Protein hewani: telur, daging ayam, hati ayam, daging sapi, ikan. 

  • Protein nabati: tahu, tempe, kacang-kacangan.

  • Karbohidrat: nasi, kentang, ubi, jagung.

  • Lemak tambahan: keju, butter, margarin, santan.

  • Sayur: brokoli, bayam, wortel, labu.

  • Buah: pisang, kiwi, jeruk, apel, pir.

Baca Juga: Menambahkan Bumbu Aromatik (Bumtik) dalam MPASI, Amankah?

Ide Resep MPASI untuk Bayi 11 Bulan

Nah, sekarang Ibu sudah mengetahui beberapa bahan makanan untuk menu MPASI si Kecil yang boleh diberikan dan yang tidak, bukan? 

Jika bingung kira-kira makanan apa lagi yang bisa diberikan kepada si Kecil, ada beberapa ide resep makanan bayi 11 bulan yang sangat mudah untuk Ibu buat di rumah. Yuk, lihat resepnya di bawah ini!

1. Baked Tuna Pasta

Bahan yang dibutuhkan:

  • 250 gram pasta, bisa pilih makaroni, penne, atau fusilli.

  • 2 siung bawang putih, cincang.

  • 50 gram bawang bombay, cincang.

  • 200 gram keju cheddar, parut.

  • 3 sendok makan saus tomat.

  • 260 gram ikan tuna kaleng, suwir kasar.

  • 330 gram jagung manis.

  • 1 sendok makan daun parsley, cincang. 

  • 1,5 liter air.

  • Minyak zaitun secukupnya untuk menumis.

Cara membuat:

  1. Rebus pasta dalam air hingga matang sedang (al dente). Angkat, tiriskan, lalu sisihkan.

  2. Panaskan minyak zaitun, tumis bawang putih dan bawang bombay sampai harum.

  3. Masukkan saus tomat, aduk hingga bumbu rata.

  4. Tambahkan tuna, pasta rebus, jagung manis yang sudah dipipil, dan parsley cincang. Aduk rata. Angkat.

  5. Taruh adonan pasta dalam pinggan atau loyang tahan panas, taburi dengan keju parut. Panggang sebentar dalam oven panas hingga keju kekuningan. Angkat dan sajikan hangat.

2. Brokoli dan Kembang Kol Keju Panggang

Bahan yang dibutuhkan:

  • 125 gram brokoli, potong per kuntum lalu cuci bersih.

  • 125 gram kembang kol, potong per kuntum lalu cuci bersih.

  • 1 sendok makan unsalted butter.

  • 1 sendok makan tepung terigu serbaguna.

  • 125 ml susu putih cair.

  • 100 g keju mozarella.

  • 100 g keju parmesan bubuk.

  • 50 gram keju cheddar parut.

  • Mentega secukupnya.

Cara membuat:

  1. Kukus brokoli dan kembang kol yang sudah dicuci bersih selama kurang lebih 3-5 menit, atau sampai setengah matang. Angkat, kemudian masukkan ke dalam air es. Tiriskan dan sisihkan terlebih dahulu.

  2. Untuk membuat saus keju, pertama-tama lelehkan unsalted butter dalam wajan. Kemudian, masukkan tepung terigu serbaguna, aduk hingga rata. Tuang susu sedikit demi sedikit sambil terus diaduk sampai mengental dan mendidih. 

  3. Masukkan keju mozarella dan parmesan secukupnya ke dalam wajah. Aduk sampai keju larut. Jika sudah, angkat dan sisihkan. 

  4. Siapkan loyang atau wadah tahan panas yang sudah diolesi mentega. Tata brokoli dan kembang kol ke dalam wadah. 

  5. Selanjutnya, siram brokoli dan kol dengan saus keju. Taburi kembali dengan keju mozzarella, keju cheddar, dan parmesan bubuk.

  6. Panggang brokoli dan kembang kol dalam suhu 180ºC hingga kecokelatan (kurang lebih 15 menit). Jika sudah, keluarkan dan sajikan hangat untuk si Kecil. 

3. Nasi Tim Tahu Brokoli

Bahan yang dibutuhkan:

  • 1 sdm margarin

  • 1 siung bawang putih (geprek)

  • 1 sdm bawang bombay (cincang)

  • 50 gram daging ayam (cincang)

  • 1 buah tomat (buang biji dan kulitnya, lalu cincang)

  • 1 buah tahu (hancurkan)

  • 80 gram brokoli (rebus, lalu cincang)

  • 2 sdm tepung beras

  • 300 ml kaldu

Cara membuat:

  1. Panaskan margarin, lalu tumis bawang bombay dan bawang putih hingga harum.

  2. Masukkan daging ayam dan tomat, lalu masak sampai daging matang.

  3. Masukkan tahu dan brokoli, lalu aduk-aduk hingga merata. Angkat jika sudah harum dan berubah warna. Bagi tumisan ke dalam tiga wadah tahan panas.

  4. Larutkan tepung beras dengan kaldu, bagi menjadi tiga bagian, lalu tuang masing-masing ke wadah tumisan sayur dan daging.

  5. Kukus selama 20 menit atau sampai matang. Sajikan nasi tim tahu brokoli.

4. Stik Ayam dan Wortel Rebus

Bahan yang dibutuhkan:

  • 80 gr wortel, potong dadu

  • 80 gr ayam tanpa tulang, potong dadu

  • 4 gelas air

Cara membuat:

  1. Rebus wortel dan ayam dengan api sedang selama sekitar 25 menit. Rebus lebih lama jika bayi Anda lebih suka makanan yang lebih lembut.

  2. Setelah selesai memasak, tiriskan wortel dan ayam.

  3. Dinginkan dan sajikan.

5. Yogurt Stroberi

Bahan yang dibutuhkan:

  • 1 cangkir stroberi.

  • 1 cangkir plain yogurt atau yogurt tanpa rasa.

Cara membuat:

  1. Masukkan semua bahan yang sudah disiapkan ke dalam blender.

  2. Haluskan bahan-bahan tersebut sampai merata. 

  3. Tuang ke dalam mangkuk atau cangkir plastik milik si Kecil.

Nah, itu dia beberapa resep MPASI yang mudah Ibu buat di rumah untuk bayi 11 bulan. Selamat mencoba, ya!

Baca Juga: Menu Makanan untuk Anak 1 Tahun yang Enak dan Bergizi

Ibu juga dapat mengawali semua kehebatan si Kecil menjelang tahun pertama usianya lewat tools Bebe Journey. Di sini, ada berbagai fitur edukatif dan menarik yang dapat Ibu manfaatkan untuk dukung si Kecil tumbuh hebat, mulai dari grafik tumbuh kembang sampai panduan MPASI. Gratis lho, Bu!

 


Referensi tambahan:

  1. Rizzoli, R., Bonjour, J.-P., & Chevalley, T. (2007). Dietary protein intakes and bone growth. International Congress Series, 1297, 50–59. https://doi.org/10.1016/j.ics.2006.11.002
  2. Energy Sources in Foods: Carbohydrates, Fat, and Protein. (2018, January 11). Student Materials. https://serc.carleton.edu/integrate/teaching_materials/food_supply/student_materials/1196
  3. Bonjour, J.-P. (2011). Protein Intake and Bone Health. International Journal for Vitamin and Nutrition Research, 81(23), 134–142. https://doi.org/10.1024/0300-9831/a000063
  4. Calcium and Vitamin D: Important at Every Age | NIH Osteoporosis and Related Bone Diseases National Resource Center. (2018, October). Nih.gov. https://www.bones.nih.gov/health-info/bone/bone-health/nutrition/calcium-and-vitamin-d-important-every-age
  5. Amino Acid: Benefits & Food Sources. (2021). Cleveland Clinic. https://my.clevelandclinic.org/health/articles/22243-amino-acids
  6. Keratin: Protein, Structure, Benefits, Uses & Risks. (2022). Cleveland Clinic. https://my.clevelandclinic.org/health/body/23204-keratin
  7. IDAI | Pastikan Bayi Anda Cukup Zat Besi? (2017). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/pastikan-bayi-anda-cukup-zat-besi
  8. Fructo-oligosaccharides (FOS) and Other Oligosaccharides – Health Information Library | PeaceHealth. (2015). Peacehealth.org. https://www.peacehealth.org/medical-topics/id/hn-2847006
  9. ‌Dall’Oglio, F., Milani, M., & Micali, G. (2018). Effects of oral supplementation with FOS and GOS prebiotics in women with adult acne: the “S.O. Sweet” study: a proof-of-concept pilot trial. Clinical, Cosmetic and Investigational Dermatology, Volume 11, 445–449. https://doi.org/10.2147/ccid.s179627 
  10. Dighriri, I. M., Alsubaie, A. M., Hakami, F. M., Hamithi, D. M., Alshekh, M. M., Khobrani, F. A., Dalak, F. E., Hakami, A. A., Alsueaadi, E. H., Alsaawi, L. S., Alshammari, S. F., Alqahtani, A. S., Alawi, I. A., Aljuaid, A. A., & Tawhari, M. Q. (2022). Effects of Omega-3 Polyunsaturated Fatty Acids on Brain Functions: A Systematic Review. Cureus. https://doi.org/10.7759/cureus.30091


 
alt

Kenali apa itu

Kalkulator Nutrisi

Cek nutrisi si Kecil yuk! Sudah sesuaikah dengan kebutuhannya?

Artikel Terkait