Kecerdasan Kinestetik Anak dan Cara Mengembangkannya
Jika si Kecil lebih suka bermain di luar rumah, misalnya bermain pasir, bersepeda, atau bergelantungan di monkey bar daripada membaca de...
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Jika si Kecil lebih suka bermain di luar rumah, misalnya bermain pasir, bersepeda, atau bergelantungan di monkey bar daripada membaca dengan duduk diam di kursi, ini tandanya ia cenderung memiliki kecerdasan kinestetik. Tidak bisa diam bukan berarti anak sulit fokus menghafal pelajaran, kok, Bu. Si Kecil mungkin hanya butuh approach gaya belajar yang berbeda. Yuk, cari tahu lebih lengkap penjelasannya di artikel ini!
Apa Itu Kecerdasan Kinestetik?
Kecerdasan kinestetik adalah keterampilan anak menggunakan gerakan-gerakan tubuh dengan baik untuk mengekspresikan ide dan perasaan, serta untuk mengubah atau menciptakan sesuatu. Anak dengan tipe kecerdasan ini akan secara reflek mencari objek untuk disentuh dan dimanipulasi saat mempelajari sesuatu.
Kecenderungan anak untuk banyak bergerak ini sebenarnya berfungsi sebagai bantuan untuk belajar dan menyimpan informasi.
Mengapa Kecerdasan Kinestetik Penting untuk Anak?
Kecerdasan kinestetik merupakan salah satu jenis kecerdasan majemuk yang dikemukakan oleh profesor psikologi dan pakar pendidikan dari Universitas Harvard bernama Howard Gardner.
Kecerdasan ini berkaitan erat dengan perkembangan motorik anak, yang terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu motorik kasar dan motorik halus.
Motorik kasar melibatkan gerakan tubuh yang mengandalkan otot besar dan biasanya melibatkan gerakan yang lebih kompleks, seperti berjalan, melompat, dan merangkak. Sedangkan motorik halus melibatkan gerakan yang menggunakan otot kecil dan sering kali memerlukan ketelitian. Contoh kegiatan motorik halus termasuk menggunting kertas, mewarnai, atau meronce.
Kecerdasan ini berpotensi meningkatkan macam-macam aspek kehidupan si Kecil, seperti meningkatkan kemampuan psikomotorik, mengembangkan keterampilan sosial, rasa percaya diri, lebih kreatif, dan juga mendukung kesehatan fisik anak.
Oleh karena itu, peran Ayah dan Ibu sangat penting dalam mendukung perkembangan kecerdasan ini dengan memberikan si Kecil kesempatan untuk bergerak dan lebih aktif.
Jangan terlalu sering melarang anak tanpa alasan yang jelas. Terlebih lagi, melarang anak-anak tanpa alasan yang jelas dapat menghambat rasa ingin tahunya, yang sebenarnya merupakan aset berharga dalam perkembangan si Kecil.
Baca Juga: Aktivitas Stimulasi untuk Perkembangan Anak 1 Tahun
Apa Ciri-Ciri Kecerdasan Kinestetik?
Setiap anak itu terlahir unik dan memiliki kecerdasan masing-masing.
Kelebihan utama dari anak dengan kecerdasan kinestetik adalah memiliki koordinasi gerakan yang sangat baik. Anak cenderung memiliki keseimbangan yang kuat, ketangkasan, kelincahan, kelenturan tubuh, serta gerakan yang sangat anggun. Inilah yang menjadikan mereka menjadi sangat unggul dalam bidang yang melibatkan banyak gerakan fisik, Bu. Misalnya, berolahraga.
Kemampuan tersebut memungkinkan anak untuk merespons lingkungan fisik dengan lebih cepat, sehingga anak suka lebih menonjol dalam berbagai aktivitas fisik, seperti olahraga, menari, atau bahkan aktivitas sehari-hari yang melibatkan koordinasi tubuh.
Di bawah ini ciri-ciri anak yang memiliki kecerdasan kinestetik.
-
Merasa lebih tertarik dengan kegiatan di luar ruang.
-
Lebih suka terlibat dalam permainan peran atau role play daripada bermain permainan yang memerlukan duduk diam di kursi.
-
Lebih suka belajar melalui pengalaman langsung, sehingga ingatannya lebih kuat terhadap apa yang dialami atau dilihatnya.
-
Suka menyentuh, memegang, atau bermain dengan objek atau benda di sekitarnya.
-
Ahli dalam melakukan gerakan tubuh dengan koordinasi yang baik.
-
Mampu dengan mudah mengkoordinasikan mata, kaki, tangan, dan kepala untuk menirukan tarian atau gerakan senam.
-
Terampil menggunakan kedua tangan, baik tangan kanan maupun tangan kiri.
-
Mempunyai daya ingat yang baik tentang gerakan-gerakan tubuh.
-
Mudah teralihkan atau kehilangan minat terhadap sesuatu.
-
Cenderung aktif dan suka bergerak.
-
Sulit untuk tetap diam dalam waktu yang lama.
-
Sering melakukan ketukan-ketukan pada benda.
-
Cenderung suka meniru gerakan atau tingkah laku yang menarik perhatiannya.
-
Memiliki gerakan tubuhnya lebih luwes dan lentur.
Setiap anak memiliki kecerdasan yang berbeda-beda, Bu. Tidak semua karakteristik yang telah disebutkan di atas harus selalu dimiliki anak. Yang terpenting ialah bagaimana Ibu sebagai orangtua dapat mengenali tanda-tanda sederhana yang mungkin ditunjukkan si Kecil agar dapat mengoptimalkan kecerdasannya.
Apa Bedanya dengan Hiperaktif?
Orangtua sering merasa khawatir dan cemas menghadapi tingkah laku anak yang begitu aktif. Terkadang, mungkin ada juga pihak lain yang dengan cepat menyebut si Kecil sebagai anak hiperaktif.
Namun, penting untuk diketahui bahwa untuk mengkategorikan anak sebagai hiperaktif, diperlukan evaluasi mendalam dan konsultasi dengan psikolog anak berpengalaman.
Jadi, lebih baik berfokus pada cara-cara mengembangkan kecerdasannya dengan memberi dukungan dan kesempatan si Kecil sesuai minat dan potensinya.
Baca Juga: 6 Ciri-Ciri Anak Cerdas Usia 1-2 Tahun dan Cara Stimulasinya
Cara Mengembangkan Kecerdasan Kinestetik Anak
Anak dengan gaya belajar kinestetik cenderung mengalami kesulitan ketika ia hanya diajarkan melalui metode membaca atau mendengarkan saja. Si Kecil lebih suka apabila ia ikut terlibat langsung dalam aktivitas fisik.
Berikut ini cara mengoptimalkan gaya belajar kinestetik pada anak.
1. Ajak Anak Bermain di Luar Ruangan
Untuk mengoptimalkan gaya belajar kinestetik anak, Ibu bisa mengajak si Kecil bermain di luar rumah, seperti bermain bola.
Bermain bola termasuk kegiatan yang terjangkau tapi bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan motorik anak serta koordinasi tangan dan matanya, yang merupakan aspek penting dalam perkembangan si Kecil.
Saat bermain bola, anak dapat terlibat dalam berbagai gerakan seperti melempar, menangkap, menggulirkan, dan menendang bola. Semua gerakan ini tidak hanya memberikan kesenangan, tetapi juga memberikan stimulus untuk merangsang kecerdasan si Kecil.
2. Bermain Peran
Selain bermain di luar rumah, Ibu juga dapat mengajak si Kecil untuk beraktivitas di dalam rumah, seperti bermain peran atau role play. Anak dengan kecerdasan kinestetik cenderung lebih ekspresif, sehingga permainan ini cocok untuknya.
Bermain peran memungkinkan anak untuk mengekspresikan diri dan merasakan pengalaman berbagai peran, seperti menjadi petugas pemadam kebakaran, dokter, astronot, atau bahkan balerina. Jenis permainan ini efektif dalam meningkatkan kreativitas dan kemampuan komunikasi si Kecil, Bu.
3. Lakukan Eksperimen Sederhana
Melakukan eksperimen adalah cara efektif untuk memberikan anak kesempatan eksplorasi terhadap berbagai objek di sekitarnya. Anak pun akan mendapatkan pengalaman berbeda dari membaca atau mendengarkan informasi secara pasif, Bu.
Salah satu eksperimen sederhana yang bisa dilakukan yaitu permainan "larut atau tidak larut". Ibu dapat mempersiapkan beberapa gelas berisi air, gula, garam, teh, tepung, dan minyak goreng.
Kemudian, ajak si Kecil untuk menambahkan bahan-bahan tersebut ke dalam gelas masing-masing dan mengamati apa yang terjadi selanjutnya. Eksperimen ini memungkinkan anak untuk mengamati mana bahan yang larut dalam air dan mana yang tidak larut.
Ibu bisa juga, lho, menstimulasi kecerdasan si Kecil agar semakin tumbuh hebat dengan flash card eksklusif Belajar di Rumah secara gratis!
4. Olahraga Bersama
Anak dengan gaya belajar kinestetik biasanya bersemangat untuk bergerak aktif. Oleh karena itu, Ibu bisa memanfaatkan hal tersebut dengan mengajak si Kecil melakukan kegiatan yang melibatkan gerakan tubuh, seperti olahraga bersama.
Terdapat banyak pilihan olahraga yang cocok untuk anak, seperti berenang, bersepeda, atau bahkan jalan pagi. Selain bermanfaat bagi perkembangan keterampilan motoriknya, olahraga seperti bersepeda untuk anak juga membantunya memahami konsep aturan dan mengikuti petunjuk.
Baca Juga: 6 Contoh Kebiasaan Baik untuk Diajarkan pada Anak
5. Membuat Kerajinan Tangan
Umumnya, anak yang memiliki kecerdasan ini cenderung memiliki keterampilan motorik halus yang baik. Ibu dapat mengembangkan gaya belajar kinestetik anak dengan cara mengajaknya membuat kerajinan tangan seperti meronce, membuat gelang dan kalung, menggunting dan menempel origami, serta menggambar.
Keterampilan motorik halus ini tidak hanya berguna dalam hal mendorong kreativitas anak, tetapi juga relevan dalam aktivitas sehari-hari. Kemampuan ini nantinya berperan penting dalam menulis, mengikat tali sepatu, memasukkan kancing, membuka kotak bekal, dan berbagai aktivitas lainnya.
6. Ajak Anak Berwisata
Cara yang terakhir, Ibu bisa mengajak anak berwisata. Si Kecil dapat belajar sambil melihat. Contohnya mengajak anak ke kebun binatang. Sering kali, anak hanya mengenal hewan dari dalam buku atau gambar, tetapi di kebun binatang, anak dapat mengenal berbagai jenis binatang secara langsung.
Ibu juga dapat menjelaskan aktivitas yang dilakukan oleh hewan-hewan tersebut atau jenis makanan apa yang dikonsumsinya. Dengan demikian, anak akan mendapatkan banyak kosakata baru dan pengetahuan yang lebih luas tentang dunia hewan.
Itu dia beberapa hal yang perlu Ibu ketahui tentang kecerdasan kinestetik pada anak. Jangan batasi anak untuk aktif bergerak ya, Bu. Dengan memberikan kesempatan si Kecil untuk bergerak, bermain, dan belajar melalui aktivitas fisik, Ibu dapat membantu anak mengembangkan kecerdasannya secara maksimal.
Baca Juga: Mengenal Metode Montessori untuk Kegiatan Belajar Anak
Sambil menemani anak bermain, jangan lupa Dukung Awal Semua Kehebatan si Kecil dengan susu Bebelac 3 GroGreat+ yang dilengkapi kandungan FOS:GOS 1:9 teruji klinis serta Triple A (DHA, LA, ALA) agar si Kecil tumbuh hebat dengan pencernaan yang sehat (happy tummy), akal kreatif (happy brain), dan hati yang besar (happy heart)!
Tertarik mencoba? Ibu bisa daftar membership Bebeclub untuk dapatkan beragam promo dan penawaran menarik seputar susu Bebelac, ya. Ibu juga bisa dapatkan lebih banyak tips dan informasi parenting terbaru untuk si Kecil!