6 Ciri-Ciri Anak Cerdas Usia 1-2 Tahun dan Cara Stimulasinya
Setelah ulang tahun pertama, si Kecil semakin aktif ya, Bu? Polah dan tingkahnya pun pasti semakin menggemaskan. Ini semua berkat ragam ...
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Setelah ulang tahun pertama, si Kecil semakin aktif ya, Bu? Polah dan tingkahnya pun pasti semakin menggemaskan. Ini semua berkat ragam rangsangan yang diterima si Kecil sejak ia masih di dalam kandungan, yang membuat hubungan antar sel-sel otak semakin kompleks dan kuat, sehingga si Kecil tumbuh semakin cerdas.
Mengamati tiap pencapaian yang berhasil dilewati si Kecil tentu jadi momen membahagiakan sekaligus mengharukan. Apalagi bila dalam proses tumbuh kembangnya, anak Ibu juga menunjukkan tanda-tanda kecerdasan sejak dini.
Nah, mungkin Ibu juga penasaran, apa saja ciri-ciri anak cerdas usia 1-2 tahun, dan apa yang bisa Ibu dan Ayah lakukan untuk mengasah kecerdasan si Kecil? Yuk, simak penjelasan lengkapnya di sini!
Ciri-Ciri Anak Cerdas Usia 1-2 Tahun
Setiap orang tua pasti ingin memiliki anak yang aktif dan juga cerdas. Terlebih, kecerdasan adalah salah satu bekal yang penting untuk anak menjalani tumbuh kembang hingga masa dewasanya kelak. Kecerdasan anak itu sendiri bersumber dari otak.
Nah di dua tahun pertama kehidupannya, atau kita mengenalnya dengan 1000 hari pertama kehidupannya, otak anak berkembang sangat pesat. Sel-sel otak sudah terbentuk saat janin berusia 3-4 bulan di dalam kandungan.
Setelah lahir sampai umur 3 tahun, jumlahnya bertambah dengan cepat mencapai miliaran sel. Namun, jaringan antar sel-sel otak ini belum tersambung. Kecerdasan ditentukan dari seberapa banyak sel-sel penghubung antara sel-sel otak ini. Nah, agar terbentuk rangkaian penghubung ini, dibutuhkan nutrisi dan stimulasi yang tepat.
Ibu mungkin penasaran, anak ibu sudah secerdas apa ya, ketika memasuki usia 1 tahun? Berikut beberapa ciri-ciri kecerdasan anak usia 1-2 tahun yang perlu Ibu dan Ayah ketahui.
1. Mencapai Milestone Lebih Cepat
Ibu pasti tahu bahwa milestone atau tahapan tumbuh kembang bayi adalah cara yang efektif untuk mengukur apakah bayi sudah berada di jalur yang sesuai dengan usianya atau belum.
Ibu bisa memperhatikannya lewat tahap pertumbuhan fisik, kognitif, sosial, dan emosionalnya. Jika bayi Ibu mencapai tahapan tersebut lebih awal dari teman sebayanya, maka ini bisa menjadi salah satu tanda bayi cerdas.
Misalnya, anak 1 tahun sampai 2 tahun akan aktif bergerak dan terus mencoba belajar jalan sendiri. Kemudian, di hari lainnya sedikit demi sedikit sudah bisa berjalan sendiri 2-3 langkah tanpa bantuan.
Perkembangan anak usia 1 tahun menuju 2 tahun dari segi motoriknya juga ditandai dengan kemampuannya dalam melompat, menendang bola, berlari, memanjat, berusaha berdiri dengan satu kaki walau masih sering jatuh, hingga naik turun tangga meski masih harus didampingi orang dewasa.
Lalu, dalam hal motorik halusnya, anak juga sudah bisa memegang sendok dan gelas minumannya sendiri. Ia juga mampu meraih atau mengambil benda di sekitarnya, termasuk bila hanya menggunakan jari telunjuk dan ibu jari, serta memegang krayon atau pensil untuk membuat coretan yang abstrak.
2. Suka Eksplorasi
Keterampilan kognitif terkait dengan kemampuan anak untuk berpikir, memahami, dan merespon informasi apa pun yang Ibu berikan padanya. Nah, perkembangan ini salah satunya ditandai dengan si Kecil yang mulai bisa mengeksplorasi mainan atau dunia sekitarnya.
Dengan kata lain, keterampilan bermain anak sudah mulai muncul pada usia ini. Misalnya, anak Ibu sudah bisa menirukan gerakan dan suara, serta sudah bisa bermain pura-pura.2
Ketika memori otaknya semakin berkembang, si Kecil dapat menemukan mainan yang disembunyikan. Misalnya, Ibu sengaja membuat anak melihat mainannya disembunyikan atau dipindahkan. Kemudian, minta ia untuk menemukannya kembali.
Ibu juga bisa memberikan mainan yang bergerak, dan si Kecil biasanya sudah bisa mengikuti mainan bergerak tersebut.
Di usia 18 hingga 24 bulan, daya ingat atau memori si Kecil pun semakin berkembang. Anak sudah bisa mencari mainan yang disembunyikan tanpa menyaksikan perpindahannya.
Si Kecil juga sudah bisa diajak melakukan permainan simbolik. Ia tidak lagi bermain dengan berpura-pura makan sendiri, tetapi mungkin sudah bisa bermain memberi makan boneka beruang dan dapat meniru pekerjaan rumah yang biasa dilihatnya.
3. Aktif Bicara dan Berkomunikasi
Di usia ini, Ibu bisa melihat si Kecil tumbuh menjadi makhluk sosial yang dapat berinteraksi dengan orang lain. Selain itu, ia akan lebih aktif bicara sebagai cara mengekspresikan kebutuhannya.
Setelah cukup mahir berceloteh "da," "ba," "ga," dan "ma.", di usia ini si Kecil mulai fasih mengucapkan “mama”, “papa”, “dadah”, dan “susu”.
Meski terkadang kata-kata yang keluar dari mulutnya masih belum cukup jelas, tidak apa-apa, Bu. Ini tetap menjadi proses yang baik untuknya kok.
Sekalipun tidak paham apa yang disampaikannya, tapi Ibu bisa menunjukkan ekspresi tertarik dengan berkata, “Wah adik hebat, ya!” atau “Iya, nak itu kucing namanya.”
Seiring bertambahnya usia, anak Ibu akan bisa mengucapkan 1-2 kata sederhana yang sudah lebih mudah dipahami.
Di usia ini pula, si Kecil sudah lebih mudah diajak berkomunikasi dua arah, misalnya sudah mulai bisa menunjuk benda ataupun anggota tubuh yang Ibu ucapkan. Sebagai contoh, bila Ibu bertanya “Mata adik yang mana?” atau “Ayam mana ya, dik?”
Tak hanya itu, umumnya si Kecil juga sudah bisa menanggapi permintaan sederhana yang Ibu atau Ayah berikan, seperti “Dik, coba bagi makanannya dong!”. Ia juga mampu menanyakan “Apa itu?”, menggunakan kata negatif seperti “Tidak mau”, dan menirukan suara hewan.
Baca Juga: Anak 2 Tahun Belum Bisa Bicara, Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya
4. Peka dengan Lingkungan Sekitar
Ciri-ciri anak cerdas usia 1-2 tahun berikutnya adalah selalu peka terhadap lingkungan sekitar. Ia mungkin akan sangat sadar akan lingkungan dan orang-orang di sekitarnya, termasuk mengenali dan terikat dengan anggota keluarga, seperti ibu, ayah, dan kakak.
Anak Ibu juga akan melakukan kontak mata dengan orang tuanya dan membalas respon dengan senyuman, berceloteh, mencium, memegang muka Ibu dan Ayah, serta memberi pukulan kecil.
5. Memiliki Fokus yang Sangat Baik
Umumnya, anak usia 1-2 tahun kerap memiliki fokus atau perhatian yang pendek. Misalnya, saat Ibu meluangkan waktu untuk bermain dengan si Kecil, biasanya ia hanya akan bertahan selama beberapa menit dan segera beralih ke mainan lainnya.
Namun, salah satu ciri-ciri anak cerdas usia 1-2 tahun adalah mereka dapat fokus pada sesuatu, seperti mainan. Sebagai contoh, Ibu mungkin melihat si Kecil fokus dengan mainan yang tengah digenggamnya dalam waktu yang lama.
Contoh lainnya, anak Ibu mungkin akan duduk tenang saat Ibu membacakannya buku cerita sampai habis, bahkan si Kecil sambil menunjuk gambar favoritnya atau ikut membalikkan halaman.
6. Lebih Energik dan Aktif
Anak yang cerdas biasanya memiliki tingkat energi yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak lain. Mereka tidak membutuhkan banyak tidur, tapi aktivitasnya tidak terpengaruh juga dengan berkurangnya waktu tidur itu.
Anak dengan otak yang bergerak cepat membutuhkan banyak waktu untuk 'mematikan' otak mereka dan, sehingga sulit untuk bersantai, tertidur lebih lambat dari bayi lain seusia mereka.
Meski demikian, Ibu juga jangan terus-menerus membiarkan si Kecil kurang tidur ya. Bayi yang mengalami kurang waktu tidur bisa menyebabkan tubuhnya mengalami hambatan dalam pertumbuhan.
Hal ini berhubungan dengan hormon pertumbuhan pada bayi yang sangat penting bagi tubuhnya. Menurut studi dari Journal of Medicinal Food, hormon pertumbuhan anak akan bekerja maksimal saat ia sedang tidur.
Cara Mengoptimalkan Tumbuh Kembang Anak Usia Dini
Agar tumbuh kembang si Kecil berjalan optimal, ada beberapa stimulasi yang dapat Ibu lakukan di rumah untuk meningkatkan perkembangan si Kecil. Apa saja? Berikut penjelasannya.
1. Sering Ajak Si Kecil Ngobrol
Salah satu cara mengoptimalkan tumbuh kembang anak usia 1-2 tahun bisa dengan menstimulasi keterampilan bahasa si Kecil. Ibu bisa mengajaknya sering-sering bicara. Coba kenalkan berbagai nama gambar di buku ceritanya, atau mengenalkannya dengan benda-benda yang ada di hadapannya.
Kemudian, dalam aktivitas sehari-hari seperti saat memakaikan pakaian dan memandikan si Kecil, Ibu bisa menyebutkan warna pakaian yang dikenakan anak. Begitu pula saat hendak menyiapkan makanan, Ibu bisa bercerita mengenai menu makanan yang dimasak dan bahan-bahan yang digunakan.
Ajarkan pula ia untuk menyebutkan nama-nama anggota tubuh, atau menyebutkan warna benda dengan cara menunjuknya. Sebagai contoh, “Ini namanya hidung. Ini mulut. Ini mata”, atau nama warna benda di sekitar Ibu, seperti “Warna merah. Kalau ini warna kuning”.
Kemudian, Ibu bisa mengulangi apa yang Ibu ajarkan dengan memberikan pertanyaan kepada si Kecil. Contoh, “Mulut mana mulut?” atau “Warna merah yang mana ya?”. Jangan lupa berikan pujian bila bayi berhasil menunjuknya dengan benar ya, Bu.
2. Membacakan Buku Cerita
Ibu dapat membacakan buku cerita bergambar bersama si Kecil. Ibu dan Ayah bisa membacakan buku cerita bergambar ukuran besar yang berwarna-warni, buku dengan gambar yang muncul (fitur pop up) atau gambar 3 dimensi, serta buku dengan gambar ilustrasi yang bertekstur untuk menarik perhatian bayi.
Libatkan bayi dengan membiarkannya membolak-balikkan halaman buku yang sudah dibaca, atau menyentuh gambar timbul yang berilustrasi dalam buku.
Sesekali, ajak ia mengobrol sejenak mengenai gambar-gambar di dalam buku. Misalnya, “Coba tunjuk mana ya yang namanya kambing? Suara kambing gimana, dik?” Pastikan Bunda membacakan cerita dengan suara dan mimik wajah yang dibuat seheboh mungkin agar menarik, ya.
Interaksi yang menyenangkan ini bisa meningkatkan kemampuan sosial dan bahasa si Kecil serta membantunya memahami beragam hal ke depannya.
3. Ciptakan Ruang Bermain yang Aman
Karena anak sudah mulai berusaha berjalan dan berkeliling ruangan, pastikan Ibu menciptakan lingkungan eksplorasi yang aman untuknya, ya.
Perlu Ibu ketahui bahwa di usia ini ia belum tahu konsep aman dan bahaya ketika Ibu melarang. Jadi lebih baik jauhkan benda berbahaya dengan cara sebagai berikut:
-
Memberikan bantalan empuk pada tiap sudut perabotan rumah yang memiliki ujung tajam, seperti meja dan kursi.
-
Mengunci lemari, laci, dan pintu agar tidak mudah dibuka.
-
Menyingkirkan benda-benda pecah belah, berujung runcing atau tajam, dan berukuran kecil dari jangkauan bayi.
-
Pasang pagar di ujung tangga agar bayi tidak memanjat.
-
Tutup stop kontak listrik atau hal yang berhubungan dengan listrik.
Pastikan Ibu selalu ada di sampingnya untuk mengawasi saat ia mulai memegang benda-benda atau berjalan-jalan di dalam rumah, ya.
4. Latih Kemandirian Anak
Ibu ingin melatih kemandirian anak sejak dini? Coba pakaikan si Kecil pakaian berkancing atau baju yang terdapat pengaitnya. Langkah ini dapat membantu anak memakai pakaian sendiri.
Agar anak tidak bosan, pilihkan pakaian berkancing seminggu 2-3 kali dengan ukuran kancing yang besar. Selain memakai baju sendiri, anak juga bisa dilatih memakai sepatu atau sandal sendiri, Bu.
Hal yang paling penting adalah tetap dampingi si Kecil saat sedang memakai barang sendiri karena bisa saja ia menemukan kesulitan dan butuh bantuan.
5. Berikan Makanan Baru
Seiring bertambahnya usia, anak Ibu perlu diberikan asupan tinggi nutrisi yang bervariasi pada menu makanannya.
Menurut American Academy of Pediatrics, perkembangan anak 1 tahun menuju 2 tahun bisa diberikan ragam makanan yang mengandung lemak sehat, seperti alpukat, ikan berlemak, produk olahan susu, dan minyak zaitun, serta hindari makanan dengan lemak jenuh.
Di usia ini, anak sudah harus mulai dibiasakan makan makanan yang sama dengan anggota keluarga lainnya. Bukan berbentuk bubur halus (puree) atau makanan yang dilunakkan (mashed), tetapi makanan padat yang kaya gizi, seperti sayur-sayuran, buah-buahan, serta protein hewani dan nabati.
Sebagai cara menaikkan tekstur makanannya, Ibu bisa membuat makanan si Kecil dengan cara dicincang kasar dalam beberapa minggu pertamanya mencoba makanan keluarga.
Di masa ini pula, Ibu dapat mengajarkannya menggunakan cangkir minum khusus bayi atau sippy cup. Penggunaan cangkir ini dapat dilakukan sebelum ia beralih menggunakan gelas sungguhan.
Baca Juga: Tumbuh Kembang Anak Usia 2 Tahun dan Stimulasi yang Tepat
Selain dengan stimulasi yang tepat, tentu ada banyak faktor lain yang perlu dipenuhi agar tumbuh kembang si Kecil lebih optimal. Salah satunya adalah memenuhi asupan gizi seimbang dari makanan sehari-hari seperti nasi, prohe dan prona, serta buah dan sayur.
Jangan lupa juga berikan susu Bebelac 3 GoGreat+ setiap hari untuk mengoptimalkan perkembangan keterampilan kognitif si Kecil (happy brain) saat sedang belajar sambil bermain.
Sebagai awal kehebatan anak, susu Bebelac 3 GoGreat+ dilengkapi dengan Triple A dengan DHA yang lebih tinggi, serta kombinasi serat pangan FOS:GOS dalam rasio 1:9, yang satu-satunya yang teruji klinis untuk dukung kesehatan saluran cerna si Kecil (happy tummy).
Dengan pencernaan yang sehat dan asupan nutrisi optimal. anak bisa lebih aktif dan tumbuh memiliki karakter yang ceria sehingga terus semangat bermain bersama teman-temannya (happy heart).
Tertarik mencoba? Jangan lupa mendaftar jadi member Bebeclub sebagai partner Ibu Hebat untuk menemani perjalanan si Kecil tumbuh hebat. Dapatkan juga promo dan penawaran menarik seputar susu Bebelac, ya!