Karakteristik Anak Usia Dini dan Cara Mengembangkannya

Anak usia dini memiliki berbagai karakter yang unik, seperti suka meniru dan berjiwa petualang.

Ditulis oleh : Tim Penulis

3 min
16 Feb 2022
karakteristik anak usia dini - bebeclub


Setiap anak yang sedang berkembang di fase golden age memiliki karakter unik. Ibu perlu memahami seperti apa karakteristik anak usia dini untuk optimalkan tahap perkembangannya.

Apa Saja Ciri dan Karakteristik Anak Usia Dini?

Karakteristik anak dapat dibedakan berdasarkan kelompok usia, mulai dari usia 1 hingga 5 tahun. Berikut ini ciri-ciri dan karakteristiknya:

1. Memiliki Rasa Ingin Tahu yang Tinggi

Karakteristik anak usia dini yang pertama yaitu punya rasa ingin tahu tinggi terhadap hal-hal baru yang ia lihat, dengar, atau rasakan dan menarik perhatiannya. 

Sebagai contoh, si Kecil mungkin ingin tahu kenapa kucing mengeong tapi anjing menggonggong padahal sama-sama berbulu, punya ekor panjang, dan berkaki empat. 

Rasa ingin tahu yang kuat akan sangat bermanfaat dalam memberikan pengetahuan baru yang dapat mendukung perkembangan kognitif anak dan kemampuan berpikir kreatifnya juga makin terasah.

2. Masih Cukup Egois

Di usia 1-5 tahun, karakter anak usia dini masih cenderung egois dan hanya mau fokus pada kebutuhan dan keinginan diri sendiri.

Sifat egois pada anak, seperti berebut mainan atau menangis saat keinginannya tak terpenuhi, bukan berarti ia adalah anak nakal. Egosentris adalah fase alami dalam perkembangan anak.

Anak usia dini masih egois karena otaknya belum berkembang untuk memahami perasaan orang lain dan berkompromi. 

Baca Juga: Perkembangan Anak Usia 1-2 Tahun, Sudah Bisa Apa Saja?

3. Cara Belajarnya Unik

Setiap anak tumbuh dengan cara belajar, minat, dan latar belakang keluarga yang berbeda. Meskipun ada pola umum dalam perkembangan, anak tetap berkembang dengan cara unik.

Beberapa anak mungkin belajar dengan mendengarkan cerita, sementara yang lain lebih suka menggambar atau bermain. Hal ini dipengaruhi oleh minat dan gaya belajar masing-masing.

Lingkungan keluarga juga mempengaruhi perkembangan anak. Anak yang sering bepergian mungkin lebih terbuka, sedangkan yang tumbuh dalam keluarga stabil cenderung lebih berhati-hati dalam mencoba hal baru.

4. Mudah Terdistraksi

Karakteristik anak usia dini memang cenderung mudah teralihkan dan sulit fokus dalam waktu lama, kecuali jika kegiatan tersebut menyenangkan.

Misalnya, anak lima tahun biasanya hanya bisa duduk dan fokus selama sekitar sepuluh menit.

Oleh karena itu, pembelajaran untuk anak usia dini sebaiknya menggunakan pendekatan yang interaktif dan menyenangkan agar mereka tetap fokus tanpa merasa tertekan.

5. Imajinasi Tinggi

Anak usia dini secara umum memiliki dunia mereka sendiri yang berbeda dengan cara pandang orang dewasa. Anak-anak akan cenderung tertarik pada hal-hal yang bersifat imajinatif.

Daya imajinasi yang kuat ini sering membuat anak bertanya hal-hal yang sulit dipahami oleh orang dewasa atau membuat sesuatu dari benda-benda yang tak pernah terpikirkan.

Untuk mendukung perkembangan imajinasi anak, berikanlah stimulasi berupa permainan edukatif yang merangsang kreativitas, seperti playdough, balok susun, atau pasir kinetik.

Baca Juga: 5 Aktivitas Seru untuk Meningkatkan Imajinasi Anak

6. Aktif dan Enerjik

Karakteristik anak usia dini cenderung sangat aktif dan penuh semangat dalam menjalani berbagai aktivitas. 

Mereka tampak tidak pernah merasa lelah meskipun telah melakukan banyak hal sepanjang hari sekalipun. 

Ketika dihadapkan dengan kegiatan yang menantang, anak juga akan semakin antusias dan terus mencoba tanpa henti.

7. Mudah Frustrasi

Ketika menghadapi situasi yang tidak sesuai dengan harapan atau keinginannya, anak usia dini cenderung mudah merasa kecewa. 

Reaksi yang umum terjadi adalah anak menangis atau marah ketika kebutuhan atau keinginannya tidak terpenuhi.

Karakteristik ini adalah bagian normal dari perkembangan emosional anak, karena mereka masih belajar bagaimana caranya mengelola emosi.

8. Suka Meniru

Anak usia dini memiliki kecenderungan untuk meniru apa yang ia lihat dari orang lain, terutama hal-hal yang memberikan kesan mendalam. 

Sayangnya, anak belum dapat membedakan antara hal yang bermanfaat dan yang tidak. Maka dari itu, penting bagi orang tua untuk memberikan contoh yang baik.

9. Eksploratif dan Berjiwa Petualang

Rasa ingin tahu yang besar mendorong anak untuk terus bereksplorasi.

Anak akan senang menjelajahi lingkungan sekitar, mencoba hal-hal baru, dan mempelajari apa yang menarik perhatiannya. 

Sifat eksploratif ini membantu anak-anak mengembangkan keterampilan kognitif, motorik, dan sosial.

10. Spontan

Karakteristik anak usia dini sering kali bersifat spontan, apa adanya, dan tidak dibuat-buat. Karakteristik ini membuat anak mengekspresikan perasaan dan pikirannya secara jujur.

Apa yang dilakukan anak usia dini biasanya mencerminkan kondisi emosional dan mental mereka secara langsung.

11. Kurang Pertimbangan dalam Bertindak

Anak usia dini belum memiliki kemampuan untuk mempertimbangkan risiko dengan matang. Sebab, anak masih belum memahami konsekuensi dari tindakannya.

Ibu mungkin akan melihat si Kecil sering kali berteman atau bermain dengan hal-hal yang berpotensi membahayakan dirinya sendiri.

Oleh karena itu, pastikan Ibu tetap mengawasi si Kecil saat bermain untuk mencegah risiko yang berbahaya.

12. Supel

Seiring bertambahnya usia, anak-anak mulai menunjukkan minat untuk menjalin pertemanan dengan teman sebaya.

Dalam tahap ini, anak akan belajar bekerja sama, berbagi, dan berinteraksi dalam kelompok. Hal ini mencerminkan perkembangan sosial yang signifikan pada anak usia dini.

13. Semangat Belajar Tinggi

Karakteristik anak usia dini juga terlihat dari semangat belajar yang tinggi untuk mempelajari berbagai hal baru. 

Anak akan senang terlibat dalam aktivitas yang dapat memengaruhi perubahan perilaku pada dirinya sendiri.

Proses belajar ini menjadi pengalaman berharga dalam pembentukan kepribadian dan keterampilan anak.

Bagaimana Cara Menumbuhkan Karakteristik Anak Usia Dini yang Positif?

Ada beberapa cara yang dapat Ibu lakukan bersama Ayah untuk mendukung karakteristik perkembangan anak usia dini, antara lain:

1. Berikan Contoh yang Baik

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, salah satu karakter anak usia dini yang unik adalah suka meniru perilaku orang sekitarnya. 

Oleh karena itu, Ibu dan Ayah perlu menunjukkan sifat dan perilaku yang positif dalam kehidupan sehari-hari. 

Sebagai contoh, jika ingin mengajarkan kejujuran, kesopanan, dan tanggung jawab, maka Ibu dan Ayah harus menunjukkan perilaku tersebut secara konsisten. 

Ketidaksesuaian antara ucapan dan tindakan orang tua bisa membuat bingung. Akibatnya, anak mungkin enggan mengikuti apa yang diajarkan oleh orang tua.

2. Ajari Anak untuk Disiplin

Menanamkan kedisiplinan sejak dini adalah salah satu langkah penting dalam pembentukan karakter anak usia dini.

Ibu bisa memulainya dengan mengenalkan anak pada batasan-batasan yang jelas, termasuk tanggung jawabnya.

Libatkan anak dalam proses pembuatan aturan, sehingga ia merasa memiliki peran dalam penerapan batasan tersebut.

Dengan disiplin yang konsisten, anak akan belajar untuk bertanggung jawab atas segala tindakannya.

Baca Juga: 6 Contoh Kebiasaan Baik di Rumah yang Penting Diajarkan pada Anak

3. Ajarkan Anak Berempati

Empati sangat penting dalam perkembangan sosial dan emosional anak usia dini. Anak yang empatik cenderung lebih peduli dan berani membela teman.

Untuk menumbuhkan empati, ajukan pertanyaan yang merangsang anak berpikir tentang perasaan orang lain. Misalnya, "Bagaimana menurutmu perasaan orang itu?"

Pertanyaan ini bisa digunakan saat membaca buku, menonton film, atau dalam situasi sehari-hari untuk membantu anak memahami perasaan orang lain.

4. Sering Playdate

Ibu dan Ayah dapat mengajak anak bermain bersama teman-teman yang sebaya, lebih tua, atau lebih muda. 

Interaksi dengan anak-anak lain saat playdate dapat mengajarkan anak keterampilan sosial, seperti berbagi, bergiliran, kerja sama, dan berkomunikasi.

Playdate juga dapat membantu anak belajar caranya berempati, mengatasi konflik, mengelola emosi, dan menghargai perasaan orang lain, yang semuanya penting dalam perkembangan karakter anak.

Itulah beberapa hal yang perlu Ibu ketahui tentang karakteristik anak usia dini beserta cara menumbuhkannya.

Selain melalui berbagai stimulasi, jangan lupa untuk terus lanjutkan pemenuhan gizi yang optimal untuk tumbuh kembang si Kecil dari dampingan susu Bebelac 3 GroGreat+.

Bebelac 3 diperkaya FOS:GOS 1:9 yang teruji secara internasional & Triple A (DHA, LA, ALA), dukung dan optimalkan kesehatan pencernaan si Kecil. Pencernaan sehat adalah indikator tumbuh kembang yang penting. Jadi, yuk terus pastikan pencernaan si Kecil sehat.

Lalu, daftar di Bebeclub sekarang untuk dapatkan promo serta kesempatan dapat hadiah menarik dari pembelian susu Bebelac pertama!

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Ibu


  1. Borba, Michele. Seven Ways to Build Strong Character and Integrity in Children. CHARACTER COUNTS. https://charactercounts.org/seven-ways-to-build-strong-character-and-integrity-in-children/
  2. Prasetyo, Nana. (2011). Membangun Karakter Anak Usia Dini. Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini. https://repositori.kemdikbud.go.id/567/1/21%20MEMBANGUN%20KARAKTER.pdf
  3. S, Samsinar., et al. (2022). Pendidikan Karakter Anak Usia Dini. Akademia Pustaka. http://repositori.iain-bone.ac.id/1305/1/Rev%20Pendidikan%20Karakter%20Anak%20Usia%20Dini.pdf
  4. Suryana, Dadan. Hakikat Anak Usia Dini. Dasar-dasar Pendidikan Anak TK. https://repository.ut.ac.id/4697/1/PAUD4107-M1.pdf


Temukan Topik Lainnya

Artikel Terkait