Manfaat Disiplin Positif dan Cara Menerapkannya pada Anak
Disiplin positif adalah cara mendidik anak tanpa hadiah dan ancaman. Ini dianggap lebih baik ketimbang memarahi atau meneriaki anak. Bagaimana cara menerapkannya?
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Disiplin positif disebut lebih baik daripada mendisiplinkan anak dengan memarahi atau memukulnya. Sebetulnya, apa itu disiplin yang positif dan bagaimana menerapkannya?
Apa yang Dimaksud dengan Disiplin Positif?
Disiplin positif adalah cara mendidik anak untuk menumbuhkan kesadaran berdisiplin secara mandiri dan tanpa diiming-imingi hadiah maupun ancaman hukuman.
Penerapan disiplin pada umumnya bersifat otoriter untuk mengendalikan anak dan menciptakan ketaatan jangka pendek.
Pola asuh disiplin secara positif bertujuan untuk menumbuhkan ketaatan atas inisiatif diri sendiri yang bersifat jangka panjang. Tujuan ini dicapai dengan cara hormat dan demokratis.
Ada beberapa kriteria penerapan disiplin secara positif yang perlu Ibu dan Ayah ketahui:
- Bersikap baik dan tegas.
- Bantu si Kecil membangun rasa memiliki.
- Memiliki pikiran jangka panjang.
- Mengasah keterampilan sosial dan keterampilan hidup.
- Membangun rasa percaya diri si Kecil.
Mendisiplinkan anak membantunya menentukan sendiri mana tindakan yang harus dilakukan, serta mana tindakan yang sebaiknya dihindari dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, ia dapat belajar dari kesalahan mereka dan tumbuh menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan memiliki empati.
Contoh aplikasi disiplin adalah membuat anak sadar bahwa membereskan mainan akan mempermudahnya saat ingin bermain lagi nanti, bukan karena takut dihukum.
Model psikologi ini juga bagus untuk mendidik anak tentang pentingnya membangun hubungan yang bertanggung jawab, saling menghormati, dan banyak hal dalam komunitas mereka.
Baca Juga: 6 Contoh Kebiasaan Baik di Rumah yang Penting Diajarkan pada Anak
Kenapa Penting Menerapkan Disiplin Positif?
Mendidik anak dengan pola asuh keras sama sekali bukan solusi. UNICEF melarang berteriak, memarahi, dan memukul karena cara parenting ini tidak akan pernah sukses mendidik anak berkarakter baik.
Efeknya bisa lebih berbahaya dalam jangka panjang. “Luka” trauma yang terus menerus diterima anak dapat menyebabkan dampak negatif yang bersifat permanen pada psikologisnya sampai dewasa nanti.
Bahkan, trauma yang berkelanjutan ini dapat membuat anak menjadi lebih agresif yang nantinya berisiko untuk suka “main tangan” dengan anaknya di masa depan.
Mendisiplinkan tanpa marah-marah lebih dianjurkan untuk mengajarkan tentang aturan dan batasan, perilaku baik, sekaligus menguatkan hubungan yang sehat dan bahagia dengan anak.
Namun berdisiplin secara positif bukan berarti memanjakan si Kecil. Memanjakan anak juga dapat mengakibatkan pada masalah sosial dan perilaku.
Cara Menerapkan Disiplin Positif pada Anak
Dalam menerapkan metode disiplin secara positif, Ibu dan Ayah bisa mengikuti beberapa cara berikut:
1. Berikan Pujian yang Positif
Sehari-hari, Ibu mungkin tak sadar lebih sering fokus mempermasalahkan perilaku anak yang buruk dan sering mengungkitnya.
Si Kecil bisa menyadari hal ini dan menjadikannya sebagai cara untuk mendapatkan perhatian Ibu.
Meski begitu, bila anak tumbuh dengan berbagai pujian maka mereka akan lebih mudah merasa dicintai dan diistimewakan.
Contoh, pujian sederhana karena anak berhasil membereskan mainannya setelah dipakai, “Wah, Kakak pintar sekali sudah mengembalikan mainan ke tempatnya lagi.”
2. Rencanakan Waktu Bersama Tanpa Distraksi
Ngobrol dan menghabiskan waktu bersama sangat membantu dalam membangun hubungan positif dengan si Kecil. Misalnya, selama 20 menit sehari atau 5 menit sehari.
Ibu dan Ayah dapat memanfaatkan waktu bersama ini dengan mengajak anak bermain bersama, bernyanyi, atau membantunya merapikan mainannya sambil bersenda gurau.
Agar Ibu lebih fokus pada si Kecil, hindari ponsel, televisi, atau hal-hal lain yang mengganggu.
3. Buat Ekspektasi yang Jelas
Memberi tahu di awal mengenai ekspektasi atau harapan Ibu terhadap tindakan dan perilaku si Kecil akan jauh lebih efektif daripada melarang-larangnya.
Ketika Ibu selalu melarang anak tanpa memberi tahu alasan jelasnya, si Kecil belum tentu mengerti kenapa atau apa yang seharusnya ia lakukan.
Jadi daripada “Jangan mainan korek ya!” Ibu bisa mengatakan, “Nak, main korek bahaya lho karena nanti bisa muncul api kalau tergesek. Nanti rumah kita bisa terbakar dan kita juga bisa terluka.”
4. Beri Tahu Arti Konsekuensi
Konsekuensi merupakan bagian dari tumbuh dewasa. Bantu memahami hal ini kepada anak menjadi proses sederhana yang dapat mendorong perilakunya lebih bertanggung jawab.
Dalam hal ini, berikan kesempatan untuk si Kecil melakukan hal yang benar dan jelaskan konsekuensi yang jelas terkait perilaku buruknya.
Misalnya, ketika anak mencoret-coret buku gambar, ingatkan untuk berhenti bila waktu bermain sudah selesai. Minta si Kecil untuk menyimpan kembali peralatan mewarnainya sendiri.
Jika anak tidak mau berhenti, sampaikan dulu apa konsekuensinya dengan tenang tanpa emosi. Memberi konsekuensi penting agar si Kecil bisa berpikir realistis dan mengikuti aturan.
Maka itu, diperlukan kekonsistenan dalam menerapkan metode disiplin secara positif.
5. Mengalihkan Perhatian Secara Kreatif
Jika si Kecil sedang kesulitan, pertimbangkan untuk mengalihkan perhatiannya dengan aktivitas yang lebih positif. Cara ini bisa menjadi langkah yang berguna untuk mereka.
Mengalihkan perhatian dengan mengganti topik pembicaraan, memperkenalkan permainan, mengajak mereka ke ruangan lain.
Mengajak jalan-jalan juga dapat membantu menyalurkan energi si Kecil dalam hal yang positif.
Baca Juga: Manfaat dan Cara Menerapkan Positive Attention pada Anak
Ibu juga bisa, lho, download modul kumpulan stimulasi untuk melatih anak mandiri. Dengan demikian, si Kecil bisa tetap aktif dan menggunakan akal kreatifnya dengan maksimal lewat aktivitas-aktivitas seru di atas.
Jangan lupa juga senantiasa dampingi si Kecil belajar sambil bermain dengan memberikan si Kecil susu Bebelac 3 GroGreat+ setiap pagi dan malam sebelum tidur untuk dukung Awal Semua Kehebatannya!
Bebelac 3 GroGreat+ dilengkapi kandungan FOS:GOS 1:9 yang teruji klinis serta Triple A (DHA, LA, ALA) serta vitamin dan mineral penting lain untuk mengoptimalkan asupan nutrisinya agar si Kecil tumbuh hebat dengan pencernaan yang sehat (happy tummy), akal kreatif (happy brain), dan hati yang besar (happy heart)!
Ingin dapatkan lebih banyak tips dan informasi parenting terbaru menyambut masa prasekolah si Kecil? Yuk, daftarkan diri di Bebeclub. Ibu juga bisa dapatkan beragam promo dan penawaran menarik seputar susu Bebelac, lho!