Tips Bersosialisasi dengan Bayi dan Tahap Perkembangannya
Ibu mungkin bertanya-tanya, kapan sebenarnya bayi perlu bersosialisasi dengan orang lain? Adakah waktu yang tepat? Tahukah Ibu, bayi s...
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Ditinjau oleh :
Irma Gustiana A, S.Psi., M.Psi., Psikolog., CPC
Ibu mungkin bertanya-tanya, kapan sebenarnya bayi perlu bersosialisasi dengan orang lain? Adakah waktu yang tepat?
Tahukah Ibu, bayi sebenarnya dilahirkan untuk berbaur, lho. Baik dengan Ibu, Ayah, kakek, nenek, atau bahkan mainan favoritnya. Jadi, sebenarnya sosialisasi sudah mendarah daging pada diri si Kecil sejak lahir.
Meski begitu, kemampuan ini tentunya perlu dikenalkan dan diajarkan lebih lanjut pada si Kecil. Pasalnya, sosialisasi sangat penting untuk perkembangan kesehatan bayi.
Lebih lanjut, yuk kita bahas bersama seputar tahap perkembangan sosialisasi bayi beserta tipsnya berikut ini, Bu!
Tahap Perkembangan Sosialisasi Bayi
Sebagai orang tua, kita secara alami mensosialisasikan bayi kita sejak lahir dengan cara terlibat dengan mereka. Seperti misalnya, interaksi tatap muka dan percakapan dengan bayi baru lahir. Hal ini dapat membantu mereka mempelajari berbagai suara orang dan bagaimana mereka mengekspresikan emosi.
Para ahli percaya bahwa sosialisasi bayi adalah dasar komunikasi, mendorong perkembangan bahasa yang sehat, dan bahkan menumbuhkan empati padanya. Menurut program Promosi Kesehatan Mental Bayi di Rumah Sakit Anak, belajar bahasa terjadi melalui interaksi sosial yang berulang dan paparan banyak percakapan.
Usia 1 Bulan
Bayi yang baru lahir adalah makhluk sosial, mereka akan senang disentuh, dipeluk, dibujuk, dan disenyumi. Pada awal bulan pertama, si Kecil mungkin mulai bereksperimen dengan memperhatikan wajah Ibu. Mereka akan senang melihat wajah Ibu dan mungkin meniru beberapa gerakan yang sama.
Usia 2-3 Bulan
Pada usia dua bulan, bayi Ibu akan menghabiskan waktu terjaganya untuk mengamati apa yang terjadi di sekitarnya. Kemudian, satu tahun berikutnya, si Kecil mungkin akan menjadi ahli dalam “bicara senyum”, memulai percakapan dengan Ibu dengan mengirimkan senyuman dan menggelegak pada saat yang bersamaan.
Usia 4-5 Bulan
Bayi menjadi lebih terbuka terhadap orang baru, dan menyapa mereka dengan pekikan dan kegembiraan. Si Kecil akan menyimpan reaksi paling antusias untuk Ibu atau Ayah. Ini adalah tanda pasti bahwa ia telah terikat dengan orang tuanya.
Baca Juga: 12 Cara Stimulasi Bayi 4 Bulan agar Perkembangannya Hebat
Usia 6-12 Bulan
Memasuki usia ini, bayi menjadi lebih banyak bergerak dan mereka mungkin mulai tertarik pada teman bayi lain seusianya. Mereka akan dengan senang hati bermain bersama bayi lain dan sesekali akan tersenyum dan bersuara.
Sekitar usia tujuh bulan, bayi mulai waspada terhadap orang asing dan menjadi cemas jika mereka tidak dapat melihat Ibu. Jika mereka marah saat ditinggalkan sendirian atau bersama orang lain, cobalah untuk tetap dekat.
Sebab pada waktunya, mereka akan menjadi lebih mandiri dan mau menjelajahi dunia di sekitar mereka dengan bantuan Ibu untuk meyakinkan mereka. Dan menjelang akhir tahun pertama mereka, Ibu dan si Kecil akan mengembangkan keterikatan yang kuat.
Usia 13-23 Bulan
Pada usia ini, anak Ibu tertarik pada dunia, terutama pada bagaimana segala isinya berhubungan dengan mereka. Saat si Kecil belajar berbicara dan berkomunikasi dengan orang lain, mereka juga akan belajar berteman.
Mereka akan menikmati kebersamaan dengan anak-anak lain, baik seusianya maupun yang lebih tua. Selain itu, pada usia sekitar 18 bulan, si Kecil akan menunjukkan bahwa ia menyadari kesusahan anak lain jika ia menangis atau kesal. Namun, si Kecil mungkin tidak yakin bagaimana menanggapinya.
Ibu mungkin juga memperhatikan si Kecil meniru Ibu dan teman-temannya, dan menghabiskan banyak waktu untuk memperhatikan apa yang mereka lakukan. Dan di periode ini, mereka juga ingin menegaskan kemandiriannya. Si Kecil mungkin menolak untuk memegang tangan Ibu saat berjalan di jalan atau mengamuk saat diberi tahu kata tidak pada sesuatu yang ingin mereka lakukan.
Baca Juga: Perkembangan Anak Usia 14 Bulan
Usia 24-36 Bulan
Antara usia dua tahun dan tiga tahun, balita akan memahami cinta dan kepercayaan. Mereka akan dapat menunjukkan kasih sayang dengan melakukan pelukan. Namun, mereka belum dapat menempatkan diri pada posisi orang lain atau memahami bahwa orang lain juga memiliki perasaan.
Selain itu, saat si Kecil tumbuh, mereka akan belajar bagaimana berbagi dan bergiliran dengan teman bermainnya. Lalu, bahasa mereka juga akan berkembang pesat, yang mana ini menjadi bagian penting dari sosialisasi bayi.
Tips Bersosialisasi dengan Bayi
Habiskan banyak waktu tatap muka dengan bayi Ibu, terutama dalam beberapa bulan pertama. Ini akan membantu Ibu mengenal mereka dan menyesuaikan kebutuhannya. Si Kecil akan menyukai perhatian yang diberikan.
Selain itu, ajaklah teman dan kerabat berkunjung ke rumah. Hal tersebut dikarenakan bayi akan menyukai tamu, baik tua maupun muda, terutama jika mereka ramah dan memberi banyak perhatian kepadanya.
Apabila bayi menunjukkan tanda-tanda kecemasan saat Ibu tinggal, jangan merasa marah atau malu. Itu adalah bagian normal dari perkembangan mereka, sekaligus tanda betapa dia sangat mencintai Ibu. Bersabar dan tetap tenang akan membantunya merasa lebih aman.
Kemudian, ajak bayi bermain dengan teman sebayanya. Pastikan Ibu memiliki banyak mainan untuk semua orang karena si Kecil seusia ini sulit berbagi barang dengan orang lain. Ibu juga bisa bergabung dengan kelompok bermain atau senam bayi. Ini akan memberi bayi kesempatan untuk bersama bayi lain dan pada akhirnya mereka akan belajar cara berteman.
Baca Juga: Bermain Melatih Kemampuan Berpikir
Dampak Sosialisasi pada Pertumbuhan Bayi
Sosialisasi berdampak pada berbagai aspek pertumbuhan si Kecil, mulai dari perkembangan komunikasi, emosional, kognitif, dan fisik. Penelitian menunjukkan perkembangan bayi sangat terkait dengan lingkungannya dan interaksi yang mereka alami di sekitarnya (dari orang tua, pengasuh, dan lainnya).
Namun, perlu diingat bahwa si Kecil berkembang dengan kecepatannya sendiri. Jadi, apabila dia tidak menyukai situasi sosial tertentu, jangan memaksanya ya, Bu. Dan satu lagi, Ibu mungkin harus berbicara dengan dokter jika:
-
Pada saat si Kecil berusia satu tahun, mereka tampaknya tidak tertarik untuk berhubungan dengan siapa pun kecuali Ibu dan Ayah, bahkan jika Ibu mencoba menariknya keluar.
-
Mereka bahkan tidak ingin berinteraksi dengan Ibu saat mereka berusia satu tahun.
-
Saat mereka berusia antara satu tahun dan tiga tahun, mereka tampak terlalu agresif dan tidak bisa menghabiskan waktu dengan anak lain tanpa menggigit, memukul, atau mendorong mereka.
-
Mereka menjadi sangat tertekan jika rutinitas diubah.
-
Mereka sangat sensitif terhadap suara, tekstur, atau pencahayaan tertentu.
Nah, apabila Ibu bingung mencari kegiatan seru untuk mengajak si Kecil bersosialisasi, jangan khawatir, Ibu bisa kunjungi BebeJourney sebagai panduan. Selain itu, Ibu juga bisa cek milestone bulanan si Kecil apakah sudah sesuai dengan usianya atau belum, mengecek grafik pertumbuhan, sampai reminder jadwal vaksin lho. Gratis!