5 Aktivitas untuk Maksimalkan Tahap Perkembangan Kognitif Anak

Ibu pasti sudah tidak asing lagi dengan 7 kehebatan lengkap. Nah, perkembangan kognitif adalah salah satu bagian penting dari 7 kehebata...

Ditulis oleh : Tim Penulis

4 min
11 May 2022


Ibu pasti sudah tidak asing lagi dengan 7 kehebatan lengkap. Nah, perkembangan kognitif adalah salah satu bagian penting dari 7 kehebatan lengkap si Kecil, Bu. Seperti apa ya tahap perkembangan kognitif anak usia 1—3 tahun? Yuk, kita simak bersama.

Tahap Perkembangan Kognitif Anak Usia 1 – 3 Tahun

Usia batita adalah tahap yang sangat penting dalam perkembangan anak karena terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang pesat sebelum si Kecil berusia tiga tahun.1 Oleh karena itu, agar bisa memberikan stimulasi yang tepat untuk menunjang perkembangannya, Ibu perlu memahami dulu bagaimana tahap perkembangan kognitif anak usia 1—3 tahun.

Pada usia 12 bulan, si Kecil akan mencari benda yang disembunyikan tanpa sepengetahuannya. Misalnya, mencari mainan yang Ibu simpan di laci. Ini adalah tahap lanjutan dari usia 9 bulan, saat ia mulai bisa mencari benda yang disembunyikan di depan matanya. Selain itu, pada usia 12 bulan si Kecil juga mulai memahami hubungan sebab-akibat.2 Misalnya, bola yang didorong akan bergerak dan menggelinding.

Memasuki usia 18 bulan, si Kecil mulai dapat meniru mengerjakan pekerjaan rumah tangga sehari-hari menggunakan perlengkapan yang sesungguhnya. Misalnya, menyapu lantai dengan sapu yang biasa Ibu pakai. Kemudian, memasuki usia 2 tahun, si Kecil mulai suka bermain pura-pura. Misalnya, pura-pura makan atau menyuapi boneka dengan set peralatan makan mainan.2

Mulai usia 3 tahun, kemampuan kognitif si Kecil makin berkembang. Ia suka bermain pura-pura sambil menggabungkan imajinasinya.2 Misalnya, pura-pura menyetrika menggunakan mainan baloknya, atau pura-pura mengisi bensin mobil mainannya.

Pada usia ini pula si Kecil mulai bisa menyebutkan warna, menghitung benda sampai lima, mengelompokkan dan membandingkan benda berdasarkan karakteristik tertentu (misalnya berdasarkan bentuk, warna, atau ukuran), dan menyelesaikan puzzle sederhana yang terdiri dari 3—4 bagian.2,3

5 Aktivitas untuk Memaksimalkan Tahap Perkembangan Kognitif Si Kecil

Tentu banyak sekali aktivitas yang bisa dilakukan untuk memaksimalkan tahap perkembangan kognitif si Kecil ya, Bu. Contohnya lima hal berikut ini.

Membacakan buku cerita bergambar

Si Kecil memang belum bisa membaca di usia 1—3 tahun. Tapi jangan salah, Bu. Si Kecil bisa menyerap informasi “hanya” dengan menatap gambar di halaman buku bergambar sambil mendengarkan narasi dari Ibu, lho. Hal ini tentu akan memperluas pemahamannya mengenai dunia.4

Kosakata si Kecil pun jadi makin kaya, yang kemudian akan meningkatkan kemampuan bahasanya.3,4 Selain itu, sering membacakan buku untuk si Kecil juga akan menumbuhkan minatnya membaca.3

Menggambar dan mewarnai

Mengajak si Kecil menggambar dan mewarnai ternyata banyak manfaatnya lho, Bu. Tidak hanya mendukung imajinasinya, kegiatan menyenangkan ini juga bermanfaat untuk melatih pre-writing skill si Kecil.3 Ibu bisa mengajaknya belajar menarik garis, menghubungkan titik-titik, membuat lingkaran, juga menggambar bebas sesuka hati.

Jangan lupa, gunakan kertas besar serta krayon/pensil warna yang diameternya besar/gemuk ya, Bu, untuk memudahkan si Kecil.

Bermain pura-pura

Bermain pura-pura akan meningkatkan daya imajinasi si Kecil. Banyak sekali mainan yang bisa Ibu berikan. Misalnya, telepon mainan, boneka, alat rias mainan, alat konstruksi mainan, atau figur mainan profesi seperti polisi dan pemadam kebakaran.5

Selain ikut bermain bersama si Kecil, Ibu juga bisa mengajaknya bermain peran. Misalnya, Ibu menjadi Kapten Hook si bajak laut, dan si Kecil menjadi Peter Pan.

Bermain puzzle dan lego

Puzzle dan lego akan merangsang pemahaman si Kecil mengenai warna, bentuk, dan ukuran. Membangun sesuatu dari lego dan menyusun potongan puzzle menjadi gambar utuh juga akan merangsang imajinasi, serta meningkatkan daya nalar si Kecil.5

Mengelompokkan dan menghitung

Di samping mengajak si Kecil mengelompokkan lego berdasarkan warna atau ukuran, Ibu juga bisa lho menggunakan bahan lain yang ada di rumah. Misalnya dengan mengajak si Kecil mengelompokkan bumbu dapur, seperti bawang merah, bawang putih, dan jahe. Hal ini ternyata juga bisa mendukung kemampuan matematikanya.3

Sambil mengelompokkan, Ibu juga bisa mengajak si Kecil menghitung, berapa banyak potongan lego atau bumbu dapur yang ada di kelompok tersebut.

Baca Juga: Tahapan Perkembangan Kognitif Anak yang Perlu Ibu Ketahui

Dukungan Nutrisi

Pastinya, nutrisi tak kalah penting untuk mendukung perkembangan kognitif si Kecil ya, Bu. Misalnya asam lemak esensial seperti omega 3, omega 6, dan DHA yang berperan penting untuk mendukung fungsi sel-sel sarafnya. Asupan asam lemak esensial dalam makanan sehari-hari juga bisa mendukung kemampuan belajar, daya ingat, hingga fungsi kognitif si Kecil, lho.6

Nah, sambil mengajak si Kecil melakukan berbagai aktivitas seru di atas, Ibu bisa memberinya Bebelac Gold favoritnya 3 gelas sehari. Tidak hanya enak dengan pilihan rasa madu dan vanilla, Bebelac Gold mengandung nutrisi tepat untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi si Kecil. Selain mengandung omega 3 (114 mg/saji), omega 6 (1273 mg/saji), dan DHA (14,5 mg/saji), Bebelac Gold juga merupakan satu-satunya susu tinggi serat yang dilengkapi dengan kombinasi empat jenis serat (FOS, GOS, inulin, pati jagung), serta kombinasi 13 vitamin dan 7 mineral seperti vitamin A, C, D, K, dan zinc.

Bagaimana, ternyata tidak sulit ya, Bu, memaksimalkan tahap perkembangan kognitif anak. Dengan rajin menstimulasinya dengan berbagai sarana belajar dan bermain yang tepat, serta memberikan nutrisi yang sesuai kebutuhannya, perkembangan kognitif si Kecil akan tumbuh optimal.  

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Ibu


  1. Catharine Mayung Sambo. (2016). Memupuk Kemandirian Batita (Bagian I). Diambil dari https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/memupuk-kemandirian-batita-bagian-i [Diakses 19 November 2021]
  2. Cara F Dosman, dkk. (2012). Evidence-based milestone ages as a framework for developmental surveillance. Diambil dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3549694/ [Diakses 19 November 2021]
  3. Amanda Soebadi. (2013). Perkembangan Literasi Anak. Diambil dari https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/perkembangan-literasi-anak  [Diakses 19 November 2021]
  4. Jessica S Horst, Carmel Houston-Price. (2016). Editorial: An Open Book: What and How Young Children Learn from Picture and Story Books. Diambil dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4639599/ [Diakses 20 November 2021]
  5. Bernie Endyarni Medise. (2017). Pemilihan Mainan Anak Sesuai Fase Perkembangan. Diambil dari https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/cerdas-memilih-mainan-anak [Diakses 19 November 2021]
  6. Vasiliki Karavida, dkk. (2019). The Role of Nutrients in Child’s Brain Development. Diambil dari http://jehdnet.com/journals/jehd/Vol_8_No_2_June_2019/18.pdf [Diakses 19 November 2021] Diambil dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4306855/ [Diakses 21 November 2021]


Temukan Topik Lainnya

Artikel Terkait