Sudah Lebih Ekspresif, Yuk Kenali Perkembangan Emosi Anak Usia 3 Tahun

Menginjak usia 3 tahun, anak akan mengalami banyak perkembangan pesat dari segi kemampuannya berekspresi dan mengenali emosinya. Sejak i...

Ditulis oleh : Tim Penulis

4 min
25 Oct 2022
Anak perempuan sedang merasa senang


Menginjak usia 3 tahun, anak akan mengalami banyak perkembangan pesat dari segi kemampuannya berekspresi dan mengenali emosinya. Sejak ia kecil, anak sebenarnya sudah bisa mengekspresikan rasa senang, sedih, takut, dan marah. Akan tetapi, dulu ia hanya bisa mengekspresikannya lewat tangisan atau tawa. Seiring waktu, kematangan emosi anak ikut berkembang dan ia bisa mengenali rasa bahagia, malu, kaget atau terkejut, bersalah, bangga, dan empati. 

Hal ini karena si Kecil sudah lebih memahami makna dari kata-kata yang mereka ingin ucapkan, juga mulai mengerti bagaimana cara menyampaikan keinginannya untuk mendapat reaksi dari Ayah dan Ibunya.

Nah kabar baiknya, di tahap inilah menjadi momen paling tepat bagi Ibu menanamkan nilai-nilai kebaikan pada si Kecil. Untuk lebih jelasnya, yuk, cari tahu lebih jauh seputar perkembangan emosi anak usia 3 tahun!

Perkembangan Emosi Anak 3 Tahun

Sejak usia beberapa bulan, si Kecil sudah mengenal beragam emosi. Seiring pertambahan usia, si Kecil akan mengalami perkembangan emosi yang memengaruhi reaksinya pada segala sesuatu yang terjadi di sekitar.

Si Kecil akan berkembang dengan mengetahui yang terjadi pada dirinya sendiri, bagaimana reaksi orang lain dan lingkungan sekitar terhadap emosinya, hingga akhirnya ia mengembangkan kecerdasan emosional yang penting bagi tumbuh kembangnya. 

Perkembangan emosi pada si Kecil ini umumnya juga akan diiringi dengan perkembangan sosial yang bisa dikenali dengan bertambahnya kebutuhan interaksi si Kecil dengan orang lain.1 Itu sebabnya, seperti telah disinggung di atas, Ibu bisa memanfaatkan tahap perkembangan emosi ini untuk menanamkan nilai kebaikan pada si Kecil, terutama di usia 3 tahun. 

Lalu, apa saja contoh perkembangan emosi anak usia 3 tahun? Dan, bagaimana cara mulai menanamkan nilai kebaikan pada diri si Kecil pada usia ini? Simak penjelasannya di bawah ini, Bu!

1. Lebih Ekspresif

Suasana hati anak di usia ini masih mudah berubah-ubah secara tak menentu, Bu, tapi si Kecil sekarang sudah mulai dapat mengenali emosinya sendiri dan sudah mampu membedakan perasaan senang, takut, sedih, atau marah. Bahkan si Kecil sudah mampu menunjukkan rasa kasih sayang kepada Ibu, Ayah, dan orang-orang yang ia kenal. 

Jadi, si Kecil mulai bisa menunjukkan perasaannya menggunakan kata-katanya sendiri.2 Misalnya ketika marah karena merasa diabaikan Ibu, ia bisa marah dan berkata “Aku sebel sama Ibu!” atau ketika dihadiahkan mainan baru oleh Ayah, ia bisa menunjukkan rasa terima kasihnya dengan berkata, “Makasih, Ayah! Aku suka!”.

Keluarga merupakan tempat si Kecil pertama kali belajar untuk mengekspresikan perasaan, mengelola konflik, dan menegosiasikan perbedaan. Interaksi yang sehat dalam keluarga dapat membantu si Kecil dalam mengembangkan kecerdasan emosionalnya.2

Sebab, anak di usia 3 tahun juga sudah peduli tentang reaksi yang diperlihatkan padanya. Jadi ketika si Kecil ngambek dan Ibu ikutan emosi, ia bisa merasa bersalah dan jadi bersedih sudah membuat ibunya marah.

2. Masih Belum Bisa Mengontrol Emosinya

Hal yang perlu menjadi catatan adalah, anak di usia 3 tahun kadang masih reaktif alias mereka  langsung menunjukkan perasaannya lewat tindakan, meski mereka juga belum bisa memahami apakah tindakannya itu salah atau benar. 

Contohnya anak yang langsung tantrum ketika Ibu terlambat menyuapi makanan, atau langsung merebut mainan dari anak lain jika ia menginginkannya. 

Hal ini karena anak-anak masih belum memahami konsep bersabar atau berbagi di usia ini. Mereka juga belum mengerti bahwa setiap keinginan tidak bisa selalu langsung dikabulkan, sehingga jika menginginkan sesuatu tidak mau menunda dan harus dipenuhi sekarang.

3. Mulai Mampu Beradaptasi dengan Orang Sekitarnya

Seiring waktu, kemampuan anak untuk bergaul makin terasah karena ia tak lagi hanya berinteraksi dengan anggota keluarga di rumah, tetapi juga dengan orang di sekitarnya, baik anak yang sebaya atau orang dewasa. Dengan bersosialisasi, si Kecil akan belajar cara memahami diri, orang lain, dan lingkungannya.3 

Oleh karena itu, di usia 3 tahun inilah anak akan mulai mau belajar bermain bersama teman sebanyanya. Akan tetapi, jangan kaget ya, Bu, jika ia tiba-tiba merebut mainan kepunyaannya saat sedang dipakai orang lain.

Sebab seperti yang telah dijelaskan di atas, anak di usia ini masih cukup posesif terhadap apapun yang menjadi miliknya dan baru mulai belajar tentang makna berbagi. 

4. Mulai Belajar Empati

Seiring waktu, si Kecil anak akan pelan-pelan belajar tentang konsep bergiliran dan berbagi semakin sering ia bermain bersama teman-teman barunya.  Jadi, Ibu akan bisa melihat perlahan tapi pasti si Kecil yang mulai mau meminjamkan mainannya kepada teman dan tidak menangis, juga mungkin tidak langsung merebut mainan yang dipinjam oleh temannya.3

Di usia 3 tahun ini akhirnya anak juga mulai belajar empati dan si Kecil bisa saja bertindak untuk menghibur teman mereka jika ia melihat mereka menangis. Misalnya, dengan memberikan mainan yang lain atau memberikan sedikit camilan favoritnya.

Baca Juga: Perkembangan Kognitif Anak Usia 3 Tahun

Cara Melatih Perkembangan Emosi Anak 3 Tahun

Bagaimana, Bu, apakah beberapa contoh perkembangan emosi anak usia 3 tahun di atas sudah nampak pada diri si Kecil? Bila belum, Ibu tak perlu khawatir. Tetaplah asah perkembangan emosi si Kecil dengan memberinya contoh yang baik dan sabar dalam mendampinginya belajar sambil bermain. 

Nah, berikut adalah beberapa cara melatih perkembangan emosi anak di usia 3 tahun:

1. Ajarkan Anak Ungkapkan Emosi Lewat Kata-Kata

Meski anak-anak di umur 3 tahun sudah mulai mampu mengenali emosinya, kadang ia masih belum tahu bagaimana cara yang baik untuk mengekspresikannya. Jadi, si Kecil masih bisa tiba-tiba tantrum atau ngambek ketika ada keinginannya yang tidak terpenuhi.

Yuk, Bu, coba latih si Kecil untuk mengungkapkan perasaannya, misal kekecewaannya, dengan kata-kata, alih-alih marah atau menangis. Katakan pada si Kecil, bahwa menangis dan marah tanpa penjelasan hanya akan membuat Ibu dan orang-orang di sekitar menjadi bingung dan ikut sedih.

Misalnya, dengan mengajak si Kecil ngobrol, seperti “Adik, kenapa marah? Adik marah sama Ibu karena tadi Ibu tinggal masak, ya?”

Pancing si Kecil untuk mengutarakan perasaannya, sehingga mungkin ia bisa menjawabnya dengan “Aku marah karena takut sendirian, Bu”. Ajarkan pada anak bahwa tanpa komunikasi verbal, orang lain tidak bisa langsung mengerti kenapa anak Anda marah, sedih, atau merasakan emosi lainnya.

Ketika sudah memahami kenapa si Kecil marah, Ibu bisa tenangkan dirinya untuk menghibur lara, misalnya dengan berkata, “Maaf ya, adik kesepian karena Ibu tinggal ya? Ibu masak cuma sebentar kok, ini buktinya Ibu bisa main lagi sama Adik. Yuk, Adik mau main apa sama Ibu?”

2. Ajarkan Anak Berbagi

Sifat senang berbagi sangat penting untuk diajarkan pada setiap anak. Dengan mengenal konsep berbagi memudahkan si Kecil untuk bergaul dengan teman sebayanya, bergiliran, bekerjasama,  bernegosiasi, dan belajar tentang keadilan. 

Cara mengajarkan sifat ini yaitu dengan memberikan contoh nyata berbagi yang dilakukan sehari-hari Ibu dan anggota keluarga lainnya. Misalnya, saat Ibu memberikan hantaran makanan yang Ibu buat ke tetangga terdekat untuk ikut mencicipinya. Ajak si Kecil untuk terlibat. Misalnya menyiapkan piring/mangkuknya. Ibu juga perlu sampaikan jika makanan ini akan diberikan ke orang lain sebagai bentuk berbagi.

Bisa juga dilakukan permainan yang ada konsep berbagi dan bergiliran. Misalnya saat ingin bermain balok, Ibu bisa katakan, “Sekarang giliran Ibu ya untuk membangun menara, lalu giliran adik ya. Balok warna merah punya adik bagi dua dengan Ibu ya, dan punya hijau Ibu, Ibu akan bagi juga untuk adik.”

Contoh lain, saat ada teman lain yang akan main bersama si Kecil atau saat sedang ada di penitipan anak, Ibu bisa bicarakan padanya jika ada teman lainnya, minta si Kecil untuk meminjamkan beberapa mainan yang dimilikinya. 

3. Biasakan si Kecil Berinteraksi

Ada banyak cara untuk menumbuhkan rasa empati pada anak di usia 3 tahun ini. Salah satunya dengan mengenalkan si Kecil pada beragam situasi dan lingkungan yang berbeda agar ia bisa mengenal banyak orang dari latar belakang yang berbeda.

Nah, saat si Kecil sudah siap bersosialisasi dengan orang di luar lingkup keluarga, doronglah ia untuk berkenalan dengan teman atau sepupunya yang sebaya. Dalam proses sosialisasi ini, si Kecil mungkin akan mengalami konflik yang membuatnya mengalami rasa takut, malu, khawatir, atau marah.3

Namun, tidak apa-apa, Bu. Ini adalah bagian dari tahap perkembangan emosi yang harus dihadapinya, yang sekaligus bisa membuat si Kecil belajar cara berdamai dengan konflik. Dan Ibu bisa menggunakan situasi ini untuk membantu mengenalkan emosi dan perasaan baru kepada si Kecil. 

Dengan bertemu orang baru, si Kecil bukan hanya akan mengasah kemampuan sosialisasinya tapi juga skill mendengarkan dan empatinya.

4. Biarkan Anak Membantu Pekerjaan Rumah

Anak 3 tahun memang belum terlalu mengerti konsep kerjasama, tapi penting untuk ditumbuhkan sejak dini. Caranya bisa dengan mengajak anak ikut melakukan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuannya.

Jika si Kecil sudah berhasil mencoba bekerja sama dengan Ayah dan Ibu untuk beres-beres rumah, berikan ia pujian dan beri alasan mengapa dan bagaimana kontribusi anak begitu penting bagi Ibu. Misalnya dengan berkata, “Terima kasih sudah membantu Ibu merapikan mainan, ya. Hebat deh, Adik, sekarang kamarnya jadi rapi banget, lho!”

5. Belajar Berbuat Baik Lewat Komunikasi

Ada banyak cara mengajarkan kebaikan pada si Kecil. Anak adalah peniru orang tuanya yang hebat. Jadi, pastikan Ibu dan Ayah selalu memberikan contoh yang baik dari setiap tindakan kalian, salah satunya saat berkomunikasi baik satu sama lain maupun terhadap buah hati, ya. 

Biasakan untuk berbicara yang baik tanpa harus berteriak apalagi sampai mengeluarkan kata-kata kasar. Bicaralah pada anak selayaknya Ibu ingin anak bicara dengan cara yang baik pada Ibu maupun orang lain ya.

Baca Juga: Perkembangan Motorik Anak Usia 3 Tahun yang Perlu Diketahui

Perkembangan emosi anak 3 tahun memang penuh tantangan ya Bu. Namun, Ibu tetap harus konsisten mendampingi si Kecil agar bisa tumbuh dan berkembang menjadi anak hebat kebanggaan orang tua. Selain dari tips dan cara di atas, Ibu juga bisa lho asah keterampilan anak me-manage emosinya dengan lebih baik dengan mengunduh flash card keterampilan emosional eksklusif dari Bebeclub

Jangan lupa, terus lengkapi kebutuhan nutrisi yang optimal untuk dukung si Kecil tumbuh hebat dengan susu Bebelac 4 GroGreat+, ya!

Susu Bebelac 4 GroGreat+ menjadi partner Ibu Hebat tumbuhkan Anak Hebat karena memiliki keunggulan kombinasi serat FOS dan GOS dengan rasio 1:9 yang satu-satunya teruji klinis untuk mendukung saluran cerna si Kecil (happy tummy). Ketika pencernaannya baik, anak juga akan bisa lebih aktif, ceria, dan bersemangat untuk belajar sambil bermain bersama teman-temannya (happy heart).

Agar manfaat yang didapat maksimal, sajikan menu makan di atas dan dampingi dengan susu Bebelac 4 Grogreat+ sebanyak 3 kali sehari ya. 

Baca juga: Mengenal Sensory Play, Ini 6 Jenis Kegiatannya untuk Anak 3 Tahun


Referensi:

  1. https://www.webmd.com/parenting/preschooler-emotional-development Diakses pada 19 Oktober 2022
     
  2. https://raisingchildren.net.au/preschoolers/development/development-tracker/3-4-years#:~:text=During%20this%20year%20your%20child,shows%20affection%20for%20familiar%20people Diakses pada 19 Oktober 2022
     
  3. https://www.verywellfamily.com/3-year-old-developmental-milestones-2764712 Diakses pada 19 Oktober 2022
     
  4. https://raisingchildren.net.au/toddlers/behaviour/friends-siblings/sharing Diakses pada 20 Oktober 2022
     
  5. https://www.mindbodygreen.com/articles/teaching-empathy-to-children-tips-from-child-care-expert Diakses pada 20 Oktober 2022
     
  6. https://mcc.gse.harvard.edu/resources-for-families/5-tips-cultivating-empathy Diakses pada 20 Oktober 2022
     
  7. https://extension.psu.edu/programs/betterkidcare/early-care/tip-pages/all/teaching-children-to-cooperate Diakses pada 20 Oktober 2022
     
  8. https://peacelearningcenter.org/7-ways-to-teach-cooperation-in-early-childhood/ Diakses pada 20 Oktober 2022
     
  9. https://www.aafp.org/pubs/afp/issues/2002/1015/p1463.html Diakses pada 20 Oktober 2022
     
  10. Malik F, Marwaha R. Developmental Stages of Social Emotional Development In Children. [Updated 2022 Sep 18]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534819/
     


 
alt

Kenali apa itu

Kalkulator Nutrisi

Cek nutrisi si Kecil yuk! Sudah sesuaikah dengan kebutuhannya?

Artikel Terkait