Mengenal Fase Pacu Tumbuh (Growth Spurt) pada Anak
Pernahkan ibu dan ayah memperhatikan bahwa buah hati Anda cepat sekali tumbuh besar? Senang sekali rasanya ya, bu? Iya bu, semasa hidup ...
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Ditinjau oleh :
Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH
Pernahkan ibu dan ayah memperhatikan bahwa buah hati Anda cepat sekali tumbuh besar? Senang sekali rasanya ya, bu? Iya bu, semasa hidup ini, kita memang mengalami periode pertumbuhan fisik, baik berat badan, tinggi badan, maupun lingkar kepala, yang terjadi secara cepat. Pertumbuhan cepat ini biasa disebut dengan pacu tumbuh atau growth spurt. Pacu tumbuh dapat terjadi pada dua momen dalam hidup kita, yaitu saat bayi lahir terutama pada tahun awal kehidupan dan masa pubertas. Anda perlu memahami periode ini dengan baik, agar dapat memaksimalkan potensi tumbuh kembang buah hati.
Pacu tumbuh bayi
Pada bayi, waktu terjadinya pacu tumbuh tidaklah khas dan spesifik, yaitu pada tahun pertama kehidupan sesuai potensi genetik masing-masing anak. Pacu tumbuh ini akan bervariasi pada tiap anak karena adanya pengaruh gizi dan lingkungan.
Bayi yang sedang mengalami pacu tumbuh diperkirakan tidur lebih panjang dari biasanya, dan diikuti dengan pertumbuhan panjang badan dalam dua hari setelah terjadi peningkatan jumlah tidur. Hal ini karena hormon pertumbuhan aktif pada saat tidur, sehingga dapat membantu proses pertumbuhan buah hati, hal tersebut bisa terlihat pada pola makan bayi dengan meningkatnya pemberian ASI.
Periode ini tidak menunjukkan gejala dan tanda khusus, maka pemantauan berkala pertumbuhan bayi sangat diperlukan. Setiap orang tua diharapkan senantiasa memantau tumbuh kembang bayinya, yang dapat dikerjakan sendiri dengan memantau parameter pertumbuhan, seperti berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala, ke dalam kurva pertumbuhan ataupun berkonsultasi secara langsung dengan dokter anak Anda.
Alternatif lain, pemantauan pertumbuhan dapat dilakukan di bidan atau kader Posyandu. Bahkan, dengan kemajuan jaman, pemantauan tumbuh kembang buah hati, dapat Anda lakukan dengan aplikasi di telepon pintar (smartphone). Saat ini, telah tersedia berbagai pemantauan tumbuh kembang di perangkat bergerak dalam berbagai platform.
Lalu, pacu tumbuh apa saja yang akan dialami buah hati? Berdasarkan penelitian, bayi akan mengalami perkembangan otak secara cepat hingga mencapai volume sebesar dua kali lipat ukuran lahir. Volume otak pada bayi usia satu bulan adalah 36% berat otak dewasa, sedangkan pada usia satu tahun cepat sekali mencapai 72%, dan pada usia dua tahun mencapai kira-kira 83% berat otak dewasa.
Dari sudut pandang, berat badan, bayi mengalami pertumbuhan sangat pesat pada saat usia 0-2 bulan, yaitu setelah usia 2 minggu dengan rerata pertambahan berat sebesar 30 g/hari. Sementara, antara bulan ketiga dan keempat, rerata pertambahan berat sedikit menurun menjadi 20 g/hari. Pada bulan keempat, berat badan bayi mencapai dua kali berat lahirnya. Setelah itu, pertumbuhan agak sedikit lambat dan bayi akan mencapai tiga kali berat lahirnya pada usia satu tahun. Namun, tinggi badan bertambah 50% dan lingkar kepala meningkat 10 cm pada usia tersebut.
Pacu tumbuh masa pubertas
Pada masa pubertas, pacu tumbuh anak lebih memiliki waktu yang jelas, yaitu terjadi pada anak perempuan pada usia 8-13 tahun (rerata 10 tahun) dan anak laki-laki pada usia 9-14 tahun.
Pada masa pubertas anak perempuan, pertambahan tinggi badan maksimal adalah 9 cm/tahun (rerata 6-11 cm), dengan total pertambahan tinggi badan sebesar 20-25 cm. Pertambahan tinggi badan ini dimulai bersamaan dengan mulainya pertumbuhan payudara (breast budding) dan mendekati akhir masa pacu tumbuh apabila telah muncul menstruasi.
Sementara, pada anak laki-laki, pertambahan tinggi badan maksimal pada masa pubertas adalah 10 cm/tahun (rerata 7-13 cm), dengan total pertambahan tinggi badan selama pubertas adalah 25-30 cm. Pascapubertas, pertambahan tinggi badan pada anak lelaki lebih besar dibandingkan dengan anak perempuan.
Pada periode ini, terdapat perbedaan yang signifikan terkait pubertas pada anak laki-laki dan perempuan, yaitu perbedaan onset (waktu mula) terjadinya pacu tumbuh atau growth spurt. Pada anak perempuan, masa pubertas dan waktu mula pacu tumbuh terjadi lebih awal jika dibandingkan anak laki-laki. Pubertas pada anak laki-laki terjadi lebih lambat dibandingkan perempuan, Selain itu, tahapan pacu tumbuh pada anak laki-laki lebih lambat dibandingkan dengan anak perempuan. Perbedaan ini menyebabkan terjadinya suatu fenomena, yaitu anak perempuan akan terlihat lebih tinggi dan lebih matang dibandingkan anak lelaki, tetapi pada akhirnya anak laki-laki memiliki tinggi akhir (dewasa) yang lebih tinggi dibandingkan anak perempuan.
Beberapa bulan setelah terjadi pacu tumbuh tinggi badan masa pubertas, buah hati ibu dan ayah juga akan mengalami pacu tumbuh berat badan. Massa bebas lemak (massa otot, tulang) anak perempuan akan bertambah kira-kira 7 kg, sedangkan anak laki-laki akan bertambah sebanyak 14 kg. Secara rerata, peningkatan massa lemak anak perempuan lebih besar dibandingkan anak laki-laki pada masa pubertas ini, berturut-turut 3 kg dan 1,5 kg.
Hal-hal yang harus diperhatikan pada pacu tumbuh bayi
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait periode pacu tumbuh pada buah hati Anda. Kedua momen pacu tumbuh memiliki kondisi dan tantangan yang berbeda. Pacu tumbuh pada bayi yang tidak memiliki gejala yang spesifik, maka perhatian penuh orang tua sangat diperlukan. Tumbuh kembang bayi harus diperhatikan dan dimengerti dengan baik. Berikan mereka asupan nutrisi yang baik, yaitu dengan pemberian ASI eksklusif dan makanan pendamping ASI setelah usia 6 bulan juga kasih sayang berupa ketenangan dan pelukan agar nyaman, serta upayakan Anda memahami kebutuhan buah hati dengan baik. Karena pada masa ini, bayi ibu belum dapat berkomunikasi mengungkapkan keinginannya, sehingga kedua orang tualah yang responsif memahami kebutuhannya.
Saling membantu dan terbuka antara pasangan suami istri cukup membantu tumbuh kembang optimal buah hati, karena dapat tercipta suasana pengasuhan yang kondusif dan nyaman. Kita ketahui bahwa kenyamanan seorang ibu juga harus diperhatikan, karena sangat berhubungan dengan produksi ASI. Ibu memerlukan istirahat yang cukup dan nutrisi yang baik, agar ASI yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik, dalam menunjang pertumbuhan buah hati. Apabila kualitas ASI optimal, maka tumbuh kembang dapat optimal.
Apabila, buah hati Anda menggunakan susu formula karena indikasi medis, maka pastikan pemberian susu formula telah sesuai dengan kondisi bayi dan atas rekomendasi dokter. Apakah volume dan frekuensi yang diberikan telah sesuai dengan kondisi anak? Apakah suhu cairannya tidak terlalu panas? Bagaimana kebersihan pembuatannya?
Selain itu, orang tua juga perlu meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mengenai cara pemberian makanan dengan baik, terutama bagaimana memulai pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) sesuai tahapan yang benar. Hal ini karena proses inisiasi MPASI merupakan hal penting dalam proses pertumbuhan anak. Inisiasi MPASI yang salah (terlalu lama atau terlalu dini) diketahui dapat berhubungan dengan gangguan makan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak.
Baca Juga: Growth Spurt Penyebab Bayi Rewel
Apabila hal-hal tersebut tidak diperhatikan dengan baik, sehingga asupan nutrisi tidak memadai. Atau, pada kondisi si bayi mudah sekali jatuh sakit atau malah menderita sakit kronis. Maka, buah hati ibu dapat saja tidak mengalami periode pacu tumbuh tersebut dan akan terjadi hal yang sebaliknya, yaitu gagal tumbuh, yang dapat mengancam masa depannya dan mempengaruhi kualitas sumber daya manusia ke depannya. Dengan demikian, kita perlu memastikan bahwa buah hati kita tidak mengalami gagal tumbuh, dengan melakukan pemantauan tumbuh kembang. Pemantauan tersebut buah hati, tidak hanya dilakukan setelah buah hati lahir, namun, harus dilakukan jauh hari sebelum bayi dilahirkan, yaitu setidaknya sejak tiga bulan ibu dan ayah merencanakan kehamilan (dengan mengonsumsi suplementasi asam folat sesuai dengan petunjuk dokter). Sejak itu, ibu dan ayah harus senantiasa memastikan bahwa buah hati telah tumbuh sehat di rahim ibu. Pastikan berat dan panjang badan buah hati senantiasa dalam rentang normal, agar bayi yang lahir adalah bayi yang lahir cukup bulan dengan berat badan sesuai. Hal ini karena, kita ketahui bahwa berat lahir yang rendah memandakan telah terjadi proses gagal tumbuh saat dalam kandungan, yang dapat mempengaruhi proses pertumbuhan berikutnya.
Nutrisi untuk anak dalam masa pubertas
Anak yang sedang mengalami pacu tumbuh masa pubertas memerlukan nutrisi yang cukup dan seimbang dalam menunjang proses tumbuh kembangnya. Orang tua perlu memastikan berat badan buah hati senantiasa ideal. Kondisi kekurangan nutrisi (malnutrisi) dan kelebihan berat badan (obesitas) dapat menghambat proses tumbuh kembang anak. Hal ini karena obesitas sering dikait-kaitkan dengan terjadinya pubertas dini, sementara malnutrisi akan menghambat terjadinya pubertas pada anak.
Berikan buah hati ibu makanan yang cukup jumlahnya dengan komposisi protein, lemak, dan karbohidrat yang seimbang. Kebutuhan nutrisi pada masa pubertas dapat ibu lihat pada tabel angka kecukupan gizi yang telah dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, disitus http://gizi.depkes.go.id/download/Kebijakan%20Gizi/Tabel%20AKG.pdf).
Biasakan buah hati ibu, makan beragam makanan, agar kandungan nutrisi yang terkandung dalam makanan cukup dan bervariasi macamnya untuk menunjang proses pacu tumbuh tersebut. Makanlah makanan yang mengandung protein berkualitas baik, seperti telur, susu, ikan, dan daging (terutama daging putih atau unggas). Hindari konsumsi makanan tinggi gula dan garam, seperti soft drink, junk food, serta makanan proses, yang dapat memicu peningkatan berat badan berlebih ataupun obesitas.
Tidak lupa untuk membiasakan mengkonsumsi buah dan sayur minimal 5 porsi/hari, agar kandungan serat serta vitamin dan mineral cukup, terutama vitamin A, E, B, dan asam folat serta mineral seng, besi, magnesium, kalsium, dan lain-lain, untuk membantu proses pacu tumbuh buah hati.
Konsumsilah makanan yang sehat dan segar untuk menjamin kandungan nutrisi tetap baik. Konsumsi makanan yang diproses atau makanan kalengan dan tinggi lemak diketahui dapat mempengaruhi proses pubertas pada anak.
Hal yang tak kalah penting lainnya dalam mengawal proses pacu tumbuh buah hati adalah membiasakan untuk melakukan aktivitas fisik intensitas ringan hingga sedang, selama minimal 30 menit/hari, untuk memacu proses pembentukan otot dan mempertahankan berat badan ideal anak. Contohnya jogging, berjalan santai, bersepeda, renang, serta mengerjakan pekerjaan rumah tangga, misalnya mencuci, menyapu, mengepel, dan lain-lain.
Semoga ini dapat membantu Ibu dan Ayah mendapatkan informasi yang penting dalam mengupayakan tumbuh kembang optimal bagi buah hati Anda. Semoga buah hati Anda menjadi generasi penerus bangsa yang sehat, cerdas, sukses, dan berakhlak mulia.