Penyebab Bayi Sering BAB Sedikit-Sedikit, Apakah Ini Normal?

Ketika menjadi seorang ibu untuk pertama kalinya, pasti akan ada banyak hal baru dan unik yang akan Ibu alami. Misalnya saja, melihat ba...

4 min
17 Jun 2022
bab bayi normal

35 ibu tandai artikel ini bermanfaat

Ketika menjadi seorang ibu untuk pertama kalinya, pasti akan ada banyak hal baru dan unik yang akan Ibu alami. Misalnya saja, melihat bayi Ibu yang sering BAB tapi hanya keluar sedikit-sedikit. Lantas, apa penyebab bayi sering BAB sedikit-sedikit?

Sebelum mencari tahu penyebabnya, penting mengenali terlebih dulu apakah frekuensi BAB bayi dan kondisi fesesnya normal atau tidak. Terlebih, buang air besar dan feses bayi merupakan sesuatu yang perlu Ibu perhatikan selama masa tumbuh kembangnya.

Memahami Pola BAB Bayi Baru Lahir Sampai Usia 2 Bulan

Saat bayi baru lahir sampai berusia 48 jam, ia akan mengeluarkan mekonium paling tidak satu kali. 

Mekonium adalah hasil buangan dari semua yang dicerna janin selama di dalam kandungan, memiliki warna gelap serta tekstur yang kental dan lengket. Bayi akan mengeluarkan mekonium sampai beberapa hari setelah lahir.

Sampai ia berusia 2 bulan, bayi memiliki tekstur kotoran yang cair, berbusa, dan berbau asam. Ini terjadi karena sebagian laktosa belum dicerna dengan sempurna. Laktosa yang tidak dicerna akan masuk ke usus besar dan difermentasi oleh bakteri. 

Jika kotoran bayi berwarna hitam artinya ada campuran darah di dalamnya, sementara jika berwarna dempul mengindikasikan adanya penyakit hati. 

Ibu perlu waspada jika warna kotoran bayi masih hitam beberapa hari setelah lahir, ada bercak merah atau darah pada kotoran, atau bahkan berwarna putih. Segera hubungi dokter jika Ibu menemukan tanda-tanda tersebut, ya.

Setelah fase mengeluarkan mekonium selesai, maka feses bayi ASI akan berubah menjadi lebih lembut dan cair. Warnanya berubah menjadi lebih terang, dimulai dari kecokelatan, kehijauan, lalu menjadi kekuningan. 

Bayi biasanya akan BAB setiap ia selesai menyusu atau bisa juga baru BAB beberapa hari kemudian. Kedua kondisi ini bisa tergolong normal saat bayi telah melewati usia enam minggu.

Meski tekstur kotoran normal di usia ini sulit dibedakan dengan diare, namun Ibu tak perlu khawatir selama kenaikan berat badan bayi normal dan ia tampak sehat. Saat berusia 2 bulan, kotoran bayi akan berubah jadi lebih padat dan berbentuk seperti pasta namun tidak keras.

Apa Penyebab Bayi Sering BAB Sedikit-Sedikit?

Sebelum usianya dua bulan, si Kecil mungkin akan sering BAB setiap hari, dengan jumlah yang sedikit-sedikit. Banyak para Ibu yang merasa khawatir melihat hal ini dan menganggapnya sebagai gangguan pencernaan anak.

Padahal, saat bayi BAB sedikit-sedikit tapi sering maka ini tandanya normal. Meski begitu, ada beberapa kondisi yang dapat menjadi penyebabnya, Bu. Berikut penyebab bayi sering BAB sedikit-sedikit yang perlu Ibu ketahui. 

1. Refleks Gastrokolika

Berdasarkan usianya, bayi memiliki frekuensi BAB yang berbeda-beda. Bayi yang baru lahir hingga berusia 2 bulan memiliki frekuensi BAB bahkan hingga sepuluh kali dalam sehari. 

Nah, bila bayi sering BAB tapi sedikit-sedikit maka ini bisa disebabkan oleh refleks gastrokolika. Ini adalah refleks tubuh untuk meningkatkan pergerakan usus besar yang timbul akibat makan dan minum. Refleks ini yang membuat bayi bisa langsung BAB setelah minum susu.

Menginjak usia 2 bulan, frekuensi BAB bayi mulai berkurang. Di masa ini, bayi bahkan bisa tidak BAB dalam lima atau tujuh hari, lho, Bu. Refleks gastrokolika yang menimbulkan sensasi mulas di usus besar ketika lambung diisi, mulai berkurang di usia ini, sehingga ia tak lagi sering BAB.

2. Kapasitas Lambung Sedikit

Penyebab bayi sering BAB sedikit-sedikit selanjutnya adalah karena kapasitas lambung si Kecil yang masih belum terlalu besar. Alhasil, ia harus mengeluarkan dulu isi lambungnya tiap selesai menyusu.

Karena itulah, ia bisa BAB beberapa kali sehari tapi hanya sedikit yang keluar. Namun, Ibu tidak perlu khawatir karena kondisi ini tergolong normal.

3. Diare

Tingginya frekuensi BAB pada bayi baru lahir membuat Ibu kerap menganggapnya sebagai diare. Padahal, belum tentu juga diare yang menyebabkan bayi sering BAB sedikit-sedikit, Bu.

Jika si Kecil BAB lebih dari 3 kali dalam sehari dengan tekstur tinja yang cair dan berwarna kuning kehijauan atau cokelat gelap, ini mungkin pertanda ia sedang diare. Bayi yang mengalami diare juga biasanya akan disertai demam dan didahului dengan muntah.

Selain itu, ciri-ciri bayi diare juga dapat dilihat dari gerak-geriknya yang tampak lebih rewel dan gelisah, dan bahkan tidak mau menyusu.

Adapun beberapa penyebab bayi mengalami diare di antaranya adalah infeksi virus pada pencernaan, perubahan pola makan, intoleransi laktosa, alergi makanan, infeksi bakteri atau parasit, hingga efek minum antibiotik. 

Ibu sebaiknya segera memeriksakan bayi ke dokter spesialis anak jika ini terjadi karena bayi berpotensi dehidrasi. 

Cara Mencegah Diare pada Bayi

Nah, berdasarkan penjelasan di atas, kini Ibu sudah tahu penyebab bayi sering BAB sedikit-sedikit. Selama si Kecil terlihat nyaman, keinginan menyusu tetap kuat, dan berat badannya pun bertambah secara konstan, maka Ibu tak perlu khawatir mengenai frekuensi BAB si Kecil. 

Tapi, jika penyebab bayi sering BAB sedikit-sedikit adalah diare, maka ada beberapa tindakan pencegahan yang bisa Ibu lakukan, seperti yang dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan berikut ini. 

  • Memberikan ASI lebih sering dan lebih lama dari biasanya.

  • Pemberian oralit untuk mencegah dehidrasi sampai diare berhenti.

  • Memberikan obat zinc yang tersedia di apotek, puskesmas, dan rumah sakit. Ibu bisa memberikannya sekali sehari selama 10 hari berturut-turut meskipun diare sudah berhenti. Zinc dapat mengurangi parahnya diare, mengurangi durasi, dan mencegah berulangnya diare 2 sampai 3 bulan ke depan.

  • Memberikan cukup cairan pada bayi yang sudah menerima MPASI, termasuk kuah sup dan air mineral.

Segera membawa si Kecil yang diare atau diduga diare ke dokter atau rumah sakit, terutama jika si Kecil lemas, malas menyusu, atau menunjukkan tanda dehidrasi lainnya.

Baca Juga: 13 Jenis BAB Bayi: Ini Tekstur dan Warna pup yang Perlu Diwaspadai

Bagaimana, Bu, sudah tak khawatir lagi, kan? Oh iya, Ibu juga dapat memantau apakah si Kecil sudah tumbuh dan berkembang sesuai dengan tahapan usianya melalui tools Bebe Journey yang dapat Ibu gunakan secara gratis kapan pun dan dimana pun!

 


Reference:

  1. Agus Firmansyah. (2015). Tinja Bayi: Normal atau Tidak? (Bagian 1). Diambil dari https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/tinja-bayi-normal-atau-tidak-bagian-1 [Diakses 23 April 2022]
  2. Muzal Kadim. (2017). Gangguan Pencernaan pada Bayi (1). Diambil dari https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/gangguan-pencernaan-pada-bayi-2 [Diakses 23 April 2022]
  3. Jay L. Hoecker. 2022. I'm breastfeeding my newborn and my baby's bowel movements are yellow and mushy. Is this normal for baby poop? Diambil dari: https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/expert-answers/baby-poop/faq-20057971 [Diakses 23 April 2022]
  4. Oscar Primadi. (2017). Kenali Diare pada Anak dan Cara Pencegahannya. Diambil dari https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/tips-sehat/20170403/4620310/kenali-diare-anak-dan-cara-pencegahannya/ [Diakses 23 April 2022]
  5. Parents. (2015). Baby Diarrhea: A Parent’s Guide to Causes and Treatments. Parents. https://www.parents.com/baby/health/diarrhea/diarrhea-101/
  6. Iftikhar, N. (2020, July 30). What’s Giving Your Baby Diarrhea? Common Causes and What You Can Do. Healthline; Healthline Media. https://www.healthline.com/health/baby/baby-diarrhea#diarrhea


 
alt

Kenali apa itu

Kalkulator Nutrisi

Cek nutrisi si Kecil yuk! Sudah sesuaikah dengan kebutuhannya?

Artikel Terkait