7 Cara Mudah Mengatasi Sembelit pada Anak
Anak sedang susah buang air besar (BAB) alias sembelit, Bu? Sembelit adalah salah satu gangguan pencernaan yang cukup umum terjadi ...
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Anak sedang susah buang air besar (BAB) alias sembelit, Bu? Sembelit adalah salah satu gangguan pencernaan yang cukup umum terjadi pada anak. Penyebabnya bisa karena si Kecil jarang mengonsumsi serat dan minum air putih yang cukup. Meski terkesan sepele, sembelit yang berlangsung lama dapat mengganggu aktivitas harian si Kecil, lho. Itu sebabnya, penting bagi Ibu untuk segera mencari tahu cara mengatasi sembelit pada anak.
Namun sebelum itu, ketahui dulu penyebab sembelit pada anak terlebih dahulu agar kondisi ini dapat dicegah dan tidak terjadi lagi di kemudian hari.
Penyebab Sembelit pada Anak
Salah satu penyebab sembelit pada anak adalah kurangnya asupan makanan tinggi serat (buah dan sayuran) sehingga memicu anak jadi susah BAB.
Selanjutnya, anak yang cenderung kurang bergerak aktif, seperti lebih suka bermain gadget di tempat tidur selama berjam-jam. Kebiasaan ini membuat makanan yang dimakan si Kecil menjadi susah bergerak di dalam pencernaan.
Kemudian, perilaku anak yang suka menahan buang air besar juga menjadi penyebab anak sembelit. Ini sering kali diawali dengan pengalaman BAB yang buruk karena sakit. Anak-anak mungkin juga masih merasa takut untuk pergi ke toilet sendiri, atau bisa pula karena mereka lebih memilih asyik bermain.
Beberapa anak lainnya mungkin sering menahan BAB karena merasa tidak nyaman kalau harus menggunakan toilet umum saat berada di luar rumah.
Selain itu, penyebab sembelit pada anak bisa juga karena alergi susu sapi, hingga alergi makanan atau kondisi medis tertentu.
Ciri-Ciri Sembelit pada Anak
Konstipasi atau sembelit dapat terjadi ketika feses bergerak secara lambat pada saluran pencernaan anak, serta terasa kering dan keras saat mengeluarkannya. Penting bagi Ibu untuk mengenali ciri-ciri sembelit pada anak sedini mungkin agar bisa segera mengatasinya.
Adapun beberapa tanda dan ciri sembelit yang paling umum adalah sebagai berikut:
- Frekuensi buang air besar yang jarang, yaitu 2 kali atau kurang dalam seminggu.
- Feses keras dan sulit dikeluarkan.
- Mengalami nyeri saat BAB.
- Perut terasa begah karena kotoran yang menumpuk di dalam usus.
Kalau anak sudah bisa bicara, Ibu mungkin bisa langsung tahu apa yang ia alami karena anak sudah bisa langsung menyampaikan gejala yang dirasakannya.
Lalu, bagaimana jika anak belum terlalu lancar bicara? Ibu bisa perhatikan dari gerak-gerik yang ia tunjukkan. Misalnya, anak jadi sering menangis atau lebih rewel dari biasanya, tidak ingin bermain, tidak mau makan dan minum, meringkuk sambil menggosok bagian perut, atau ekspresi wajah kesakitan.
Ibu bisa juga cek langsung gejala sembelit pada anak di Bebe Journey, ya! Hasilnya bisa Ibu dapatkan secara langsung, lho, untuk dikonsultasikan dengan dokter anak atau Tim Bebecare yang hadir 24 jam untuk menjawab pertanyaan Ibu.
Baca Juga: Tanda-Tanda Pencernaan Si Kecil Lancar dan Tidak Bermasalah
Cara Mengatasi Sembelit pada Anak
Agar aktivitas si Kecil tak terganggu karena susah BAB, yuk, simak berbagai cara mengatasi sembelit pada anak di bawah ini, Bu!
1. Berikan Makanan Tinggi Serat
Salah satu cara mengatasi sembelit pada anak yang alami dan efektif adalah dengan memberikan makanan tinggi serat. Merujuk pada Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2019, kebutuhan serat anak yang berusia 4-6 tahun adalah 20 gram per hari.
Lalu, berapa banyak makanan berserat yang harus dikonsumsi si Kecil untuk dapat memenuhi kebutuhan serat di atas? Kebutuhan serat 20 gram di atas bisa didapat dari makanan berikut:
- 3 porsi pasta yang terbuat dari gandum utuh.
- 4 lembar roti gandum.
- 7 buah wortel ukuran sedang.
- 4 mangkuk brokoli.
- 5 buah apel/jeruk.
- 500 gram kismis.
- 300 gram kacang tanah.
Jika si Kecil tidak mau makan sayur, coba pakai trik yang satu ini, Bu. Masukkan sayuran ke dalam menu lezat yang tak akan ditolak si Kecil, misalnya wortel parut atau cincangan brokoli yang dimasukkan ke dalam adonan nugget atau martabak telur.
2. Biasakan Banyak Minum Air
Asupan serat juga harus diimbangi dengan banyak cairan, Bu. Air dapat membantu serat bekerja lebih cepat dalam melunakkan kotoran yang mengeras sehingga BAB si Kecil tidak terasa keras dan sakit lagi.
Secara umum, anak usia 1-3 tahun memerlukan 1300 mL air/hari sedangkan anak 4-6 tahun butuh minum air sebanyak 1.450 ml setiap hari.
Nah, yang perlu Ibu tahu, asupan air tidak melulu harus didapat dari air putih. Sebagai cara mengatasi sembelit pada anak, Ibu bisa juga memberikan aneka buah potong yang mengandung banyak air, seperti semangka, apel, melon, atau jeruk.
Si Kecil sering lupa minum kalau sudah asyik bermain? Ibu bisa pakai trik menyiapkan gelas atau botol minum lucu yang pasti disukai si Kecil. Dengan begitu, ia akan lebih tertarik sehingga tak akan lagi lupa minum di sela-sela aktivitasnya.
3. Ajak Anak Berolahraga
Aktivitas fisik tak hanya berguna untuk kebugaran tubuh, tapi juga menyehatkan pencernaan. Jadi, pastikan si Kecil untuk melakukan aktivitas fisik setidaknya selama satu jam setiap hari untuk bantu melancarkan BAB-nya.
Olahraga apa yang menyenangkan dan bisa Ibu lakukan bersama si Kecil? Ibu bisa mengajaknya untuk berjalan-jalan di taman, naik sepeda di sekitar rumah, atau berenang.
Bahkan, Ibu juga bisa mengajak si Kecil untuk melakukan permainan sederhana di rumah, seperti lempar tangkap bola atau lompat tali, untuk memastikan si Kecil cukup bergerak.
4. Batasi Makanan Tinggi Lemak dan Gula
Cara mengatasi sembelit pada anak yang tak kalah penting adalah membatasi makanan tinggi lemak dan gula. Makanan tinggi lemak dan gula, seperti makanan cepat saji, gorengan, dan minuman manis, dapat memicu konstipasi.
Bukannya si Kecil tak boleh sama sekali mengonsumsi makanan dan minuman di atas ya, Bu. Hanya saja, asupannya dibatasi untuk meminimalkan risiko sembelit. Yang paling baik adalah memberikan variasi makanan dalam menu harian si Kecil, supaya asupan gizinya lebih komplit dan tidak ada asupan yang berlebihan.
Perbanyak asupan makanan berserat tinggi, seperti sayur-mayur dan buah-buahan untuk menggantikan makanan tinggi lemak dan gula di atas. Atau, kalau si Kecil ingin minuman manis yang menyegarkan, Ibu bisa memberinya jus buah segar yang di-blender sendiri. Pastinya kaya serat dan lebih sehat, ‘kan?
5. Tingkatkan Konsumsi FOS:GOS
Selain dengan minum air putih yang cukup dan memperbanyak makan serat, si Kecil juga perlu mendapatkan asupan FOS:GOS untuk menjaga kesehatan pencernaannya, Bu. Pernah dengar tentang FOS dan GOS?
FOS adalah singkatan dari fructooligosaccharides, yaitu jenis serat larut air yang tidak dapat dicerna oleh tubuh. GOS adalah singkatan dari galactooligosaccharides, jenis karbohidrat yang termasuk dalam kelompok serat prebiotik tidak dapat dicerna.
Sederhananya, FOS:GOS adalah jenis prebiotik yang mendukung pertumbuhan bakteri baik dalam sistem pencernaan. Ketika bakteri baik dalam usus si Kecil bisa hidup “sejahtera” dari pasokan makanan yang cukup, “tentara-tentara” ini dapat berfungsi optimal untuk melawan bakteri jahat penyebab penyakit sehingga kesehatan saluran cerna si Kecil tetap sehat.
FOS dan GOS umum difortifikasi atau ditambahkan pada susu pertumbuhan yang baik untuk pencernaan anak. Nah, Ibu tidak perlu khawatir lagi, karena Ibu bisa tetap mendukung Awal Semua Kehebatan si Kecil dengan susu Bebelac Gold.
Sebab, Bebelac Gold sudah dilengkapi kandungan serat lebih tinggi dari kombinasi FOS:GOS 1:9 yang teruji klinis, inulin, serta pati jagung yang mendukung kesehatan pencernaan si Kecil (happy tummy).
Bebelac Gold diperkaya juga dengan nutrisi optimal lainnya seperti Omega 3, Omega 6, 13 vitamin, 7 mineral serta 0% sukrosa mendukung si Kecil tumbuh dengan 7 kehebatan yang optimal.
6. Ingatkan Anak untuk Tidak Menahan BAB
Beberapa anak begitu asyik bermain sehingga mereka mengabaikan keinginan untuk buang air besar. Jika kebiasaan ini sering dilakukan, ia bisa mengalami sembelit.
Oleh karena itu, Ibu bisa sering-sering mengingatkan anak untuk tidak mengabaikan dan menahan keinginan BAB. Misalnya, dengan mengatakan “Kak, kalau mau pup bilang Ibu, ya. Jangan ditahan, nanti perutnya tambah sakit, lho. Adik nggak mau ‘kan kalau perutnya makin sakit?”
Sebisa mungkin jangan memarahi anak bila feses yang ditahannya mengotori celana dalam si Kecil. Sebaliknya, Ibu bisa bilang “Tuh kan celana adik kotor karena nggak kasih tau Ibu kalau mau pup, lain kali adik bilang Ibu kalau mau pup, ya”.
Apabila anak berhasil tidak menahan BAB, Ibu dan Ayah bisa memberikan pujian. Misalnya, “Gitu dong, pintarnya anak Ibu!”, atau “Good job, Nak!”
Bila perlu, Ibu dan Ayah bisa memberikan hadiah sederhana atas keberhasilannya tidak menahan BAB, agar anak senang dan jadi dorongan baginya untuk mau rutin BAB. Misalnya, dengan memberikan buku bacaan atau mainan yang diinginkannya.
7. Berikan Obat Pencahar
Tips mengatasi anak sembelit selanjutnya adalah dengan memberikannya obat pencahar. Walaupun obat sembelit pada anak ini mungkin bisa ditemukan secara bebas di apotek, pastikan Ibu berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu, ya, untuk mendapatkan rekomendasi obat yang tepat.
Dokter mungkin akan memberikan pilihan obat susah BAB untuk anak sesuai dengan kondisi yang dialaminya. Misalnya, laktulosa yang dapat membantu membuat feses menjadi lebih lunak, sehingga lebih mudah dikeluarkan.
Kapan Anak Sembelit Harus Diperiksakan ke Dokter?
Pada dasarnya, sembelit pada anak bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan, kok, Bu. Sembelit umumnya berlangsung 3-7 hari pada anak usia sekolah. Namun, bila dibiarkan, kondisi tersebut bisa berlanjut pada sembelit kronis.
Sembelit kronis bisa terjadi ketika frekuensi BAB kurang dari 3 kali seminggu dan telah berlangsung selama minimal 6 bulan. Bila sudah demikian, sembelit pada si Kecil perlu segera diobati supaya tidak menjalar ke dampak buruk lainnya.
Ibu bisa memeriksakan anak ke dokter apabila sembelit terjadi lebih dua minggu lamanya yang disertai dengan gejala-gejala sebagai berikut:
- Demam.
- Tidak mau makan.
- BAB berdarah.
- Perut membengkak.
- Berat badan anak menurun.
- Sakit saat buang air besar.
Baca Juga: Berbagai Gangguan Pencernaan Anak yang Rentan Dialami
Sekarang, Ibu tidak khawatir lagi karena sudah mengetahui penyebab dan cara mengatasi sembelit pada anak yang bisa dilakukan di rumah.
Yuk, Bu, praktikkan segera pada anak agar proses tumbuh kembangnya tetap berjalan optimal. Dapatkan juga informasi lengkap tentang kesehatan pencernaan anak dan fitur-fitur menarik lainnya dengan mendaftarkan diri di Bebeclub, ya!
Referensi tambahan:
- Balamma Sujatha, et al. 2015. Normal Bowel Pattern in Children and Dietary and Other Precipitating Factors in Functional Constipation. Diambil dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4525568/#:~:text=In%20the%20study%20by%20Wald ,every%20two%20days%20%5B23%5D. Diakses 6 Oktober 2021.
- Vincent Iannelli, MD. 2021. Fiber Recommendations for Children. Diambil dari: https://www.verywellfamily.com/ fiber-fiber-recommendations-for-kids-2633944. Diakses 6 Oktober 2021.
- Peraturan Menteri Kesehatan No 28 tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi. Diambil dari: http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No__28_Th_2019_ttg_Angka_ Kecukupan_Gizi_Yang_Dianjurkan_Untuk_Masyarakat_Indonesia.pdf. Diakses 6 Oktober 2021.
- Gina Shaw. 2012. A Nutritionist Speaks: How to Promote Your Child’s Digestive Health. Diambil dari: https://www.webmd.com/children/features/digestive-health#:~:text=Some%20of%20the%20most%20kid,grams%20of%20fiber%20per%20serving. Diakses 6 Oktober 2021.
- Constipation in children - Symptoms and causes. (2021). Mayo Clinic; https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/constipation-in-children/symptoms-causes/syc-20354242
- Constipation (for Kids) - Nemours KidsHealth. (2023). Kidshealth.org. https://kidshealth.org/en/kids/constipation.html
- Lissienko, K. (2011, September 13). Laxatives. KidsHealth NZ. https://www.kidshealth.org.nz/laxatives