Penyebab Kekurangan Kalium pada Anak, Gejala, & Perawatan
Kekurangan kalium pada anak disebabkan oleh kekurangan asupan kalium, dehidrasi, dan pemakaian obat tertentu. Satu-satunya cara mengatasinya adalah dengan asupan kalium tambahan.
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Diterbitkan: 12 Juni 2025

Kekurangan kalium pada anak atau hipokalemia harus segera diatasi. Jika tidak, akan menimbulkan berbagai kondisi fatal yang menghambat tumbuh kembangnya.
Apa Itu Kekurangan Kalium (Hipokalemia) pada Anak?
Hipokalemia pada anak adalah kadar kalium pada anak di bawah batas normal, yakni di bawah 3,5 mEq/L. Rentang normal kadar kalium dalam tubuh anak adalah 3,5–5,1 mEq/L.
Kalium penting untuk menjaga fungsi saraf, kontraksi otot, fungsi jantung, dan keseimbangan cairan tubuh yang normal.
Jika kekurangan kalium, anak rentan mengalami masalah otot, saraf, dan jantung. Dalam keadaan parah, hipokalemia bisa mengancam nyawa.
Penyebab Kekurangan Kalium pada Anak
Kekurangan kalium disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kekurangan asupan hingga masalah kesehatan tertentu. Penyebabnya perlu diketahui agar penanganannya sesuai sasaran.
1. Asupan Kalium yang Tidak Cukup
Ada beberapa penyebab anak tak mampu mencukupi asupan kalium, yaitu:
- Pola makan tidak seimbang
- Anak sulit makan
- Malnutrisi
Setiap hari, tubuh memerlukan kalium agar fungsi organ tubuh tetap bekerja. Akibatnya, bila asupan kalium tidak mencukupi, cadangan di tubuh akan menurun dan menyebabkan hipokalemia.
2. Kehilangan Kalium Berlebih dari Tubuh
Tubuh memang punya cadangan kalium, tetapi kadarnya bisa berkurang akibat masalah kesehatan, seperti diare berkepanjangan, muntah terus-menerus, dan keringat berlebih akibat demam atau aktivitas fisik.
Ketiga kondisi ini menyebabkan tubuh kekurangan cairan atau dehidrasi. Saat cairan tubuh keluar lebih banyak, elektrolit atau mineral-mineral penting ikut terbuang, termasuk kalium.
3. Efek Samping Obat-obatan
Ada beberapa obat-obatan yang bisa mengurangi kadar kalium pada anak, di antaranya obat diuretik dan antibiotik.
Obat diuretik meningkatkan jumlah buang air kecil sehingga kalium terbuang dari urine.
Sementara itu, beberapa jenis antibiotik menimbulkan efek samping diare dan meningkatkan risiko dehidrasi. Saat kekurangan cairan, kalium ikut terbuang.
4. Gangguan Medis yang Mempengaruhi Keseimbangan Kalium
Ada beberapa masalah kesehatan yang menyebabkan kekurangan kalium pada anak, di antaranya penyakit ginjal kronis dan aldosteronisme primer.
Kekurangan kalium merupakan masalah yang kerap terjadi pada tahap awal penyakit ginjal kronis.
Sementara itu, anak dengan aldosteronisme primer menghasilkan hormon aldosteron terlalu tinggi. Hormon ini memicu pembuangan kalium melalui urine.
Gejala Kekurangan Kalium pada Anak
Hipokalemia ringan pada anak umumnya tidak menimbulkan gejala. Gejala biasanya muncul saat kadar kalium di darah menurun dengan cepat hingga di bawah 3 mEq/L.
Gejala yang muncul saat hipokalemia dapat membahayakan anak. Waspadai tanda-tandanya berikut ini:
- Otot lemas
- Mual, muntah, sembelit
- Lesu
- Lelah
- Kebingungan
- Jumlah urine berlebih
- Hilang nafsu makan
- Kram otot
- Detak jantung tidak teratur
- Otot kedutan
Akibat Kekurangan Kalium pada Anak
Penurunan kadar kalium di darah mengganggu kinerja saraf dan otot. Dalam kondisi berat, kekurangan kalium menyebabkan:
- Kelumpuhan
- Gagal napas
- Rabdomiolisis atau kerusakan otot dan residunya terbawa ke aliran darah
- Kerusakan ginjal
- Gangguan saluran cerna
- Kesulitan konsentrasi
- Detak jantung tidak normal
- Henti jantung
Baca juga: 4 Manfaat Kolin untuk Anak dan Sumber Makanannya
Cara Mengatasi dan Mencegah Kekurangan Kalium pada Anak
Ada beberapa cara untuk menjaga kadar kalium agar tetap optimal. Simak penjelasannya di bawah ini!
1. Makan Makanan Kaya Kalium
Ada beberapa jenis makanan yang tinggi kalium, di antaranya:
- Pisang: 326 mg per 100 gram
- Alpukat: 485 mg per 100 gram
- Bayam: 558 mg per 100 gram
- Kentang: 413 mg per 100 gram
- Apel: 107 mg per 100 gram
- Tomat: 237 mg per 100 gram
- Wortel: 320 mg per 100 gram
- Cakalang: 407 mg per 100 gram
- Daging sapi: 332 mg per 100 gram
Ayah Ibu juga perlu mengetahui cara mengolah makanan agar kandungan kaliumnya tetap optimal, bagaimana?
- Alih-alih merebus, kukus sayur-sayuran agar tidak perlu membuang air rebusan yang mengandung kalium
- Pilih makanan yang berkuah agar kadar kalium yang terkandung di air tidak dibuang
- Masak sayur dengan microwave agar kadar kalium terjaga
- Pastikan kentang tidak perlu dikupas
Baca juga: Resep Sayur Tiga Warna
2. Pola Makan Seimbang untuk Mencegah Hipokalemia
Kekurangan kalium pada si Kecil bisa dicegah dengan pola makan seimbang. Lengkapi asupan gizinya dengan sayur-mayur, buah-buahan tinggi kalium, serta protein hewani.
Semakin beragam isi piring si Kecil, semakin beragam asupan gizi yang didapat. Tidak hanya kalium, tetapi juga mineral elektrolit lain yang penting untuk kesehatan dan fungsi organnya.
3. Dukung dengan Susu Pertumbuhan
Susu merupakan asupan yang mengandung kalium untuk bantu lengkapi kebutuhan kalium harian si Kecil. Selain kalium, susu pertumbuhan juga mengandung berbagai zat gizi lain yang dukung tumbuh kembang anak.
Bebelac 3 GroGreat+ adalah susu pertumbuhan anak usia 1-3 tahun yang diperkaya FOS:GOS 1:9 teruji secara internasional, Triple A (DHA, LA, ALA), serta 14 vitamin & 9 mineral penting. Bantu mendukung pencernaan sehat dan tingkatkan daya pikir kreatif si Kecil.
Bagaimana Cara Tahu Anak Kekurangan Kalsium?
Ada beberapa jenis pemeriksaan untuk mendeteksi kekurangan kalium pada anak. Berikut rangkaian diagnosisnya:
1. Tes Darah
Pertama-tama, dokter akan melakukan tes darah untuk mengecek kadar kalium pada darah.
Berikut hasil tes darah berdasarkan keparahan hipokalemia.
- Ringan: 3,0–3,4 mEq/L.
- Sedang: 2,5–3,0 mEq/L.
- Berat: 2,0–2,4 mEq/L.
- Kritis: di bawah <2,0 mEq/L.
2. Panel Metabolik Komprehensif
Setelah itu, dokter akan melakukan tes darah panel metabolik komprehensif, yaitu berbagai tes darah yang mengecek fungsi ginjal dan keseimbangan elektrolit.
Tes ini membantu mengetahui kondisi metabolisme anak secara menyeluruh dan mendeteksi gangguan sejak dini.
3. Tes Urine
Jika sudah didiagnosis hipokalemia, dokter akan mencari tahu penyebabnya. Jika pencetusnya masih belum jelas, dokter akan melakukan tes urine untuk mengukur jumlah kalium di air seni.
Hasil tes ini bisa menunjukkan apakah tubuh kehilangan kalium lewat ginjal atau saluran pencernaan.
4. Elektrokardiogram
Dokter juga akan melakukan tes elektrokardiogram (EKG) untuk melihat irama jantung. Pasalnya, hipokalemia bisa sebabkan irama jantung abnormal.
Tes ini penting untuk mendeteksi gangguan detak jantung yang mungkin tidak disadari sejak awal.
Pengobatan Kekurangan Kalium pada Anak
Satu-satunya pengobatan medis untuk hipokalemia pada anak adalah pemberian asupan tambahan atau suplementasi kalium.
Bila kondisinya ringan dan sedang, si Kecil bisa minum suplemen kalium. Suplemen ini juga bisa diberikan berupa oralit sebagai minuman untuk diare.
Pada kondisi berat dan kritis, kalium diberikan melalui infus yang dimasukkan ke pembuluh darah.
Kekurangan kalium pada anak harus segera diatasi. Dengan mengenali gejala dan penyebabnya, Ayah dan Ibu bisa mencegahnya.
Segera konsultasikan ke dokter bila menemukan tanda-tandanya, supaya menghindari komplikasi yang membahayakan si Kecil.
Daftar jadi member Bebeclub untuk baca ratusan artikel parenting dan pemenuhan gizi anak terlengkap dan terverifikasi ahli. Dengan jadi member, Ibu juga bisa dapatkan akses eksklusif ke berbagai fitur monitor kesehatan pencernaan anak, hingga kesempatan dapat hadiah menarik dari setiap pembelian produk Bebelac. Daftar gratis, sekarang!