5 Cara Mengatasi Batuk pada Bayi Tanpa Obat

Batuk adalah masalah umum yang dialami oleh anak-anak, termasuk bayi. Kondisi ini pasti membuat orang tua bingung dan khawatir karena si...

4 min
27 Jan 2023
Bayi menangis karena batuk

19 ibu tandai artikel ini informatif

Batuk adalah masalah umum yang dialami oleh anak-anak, termasuk bayi. Kondisi ini pasti membuat orang tua bingung dan khawatir karena si Kecil belum bisa mengatakan apa yang membuatnya sakit. Karena pemberian obat batuk tak boleh sembarangan, bagaimana cara mengatasi bayi batuk dengan tepat?

Yuk, simak tips dan caranya berikut ini, Bu!

Apa Penyebab Bayi Batuk?

Tahukah Ibu? Sebetulnya batuk adalah cara alami tubuh untuk mengeluarkan benda asing di saluran napas. Ternyata, batuk ada manfaatnya, ya, Bu.

Secara umum, batuk itu sendiri ada dua jenis, yaitu batuk berdahak dan batuk kering. Batuk berdahak adalah batuk yang disertai dengan keluarnya lendir, sementara batuk kering tidak disertai dahak.

Nah, dua jenis batuk tersebut bisa terjadi karena berbagai penyebab. Batuk pada bayi biasanya disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut.

1. Pilek atau Flu

Pilek atau flu merupakan penyebab batuk pada bayi yang paling sering terjadi, Bu. Pilek cenderung menyebabkan batuk ringan hingga sedang. 

Sementara itu, flu terkadang disertai dengan batuk kering dan parah, sedangkan batuk croup biasanya membuat bayi mengalami batuk berdahak, yang sering memburuk pada malam hari.

2. Asma

Bayi yang mengidap asma juga umumnya mengalami batuk saat gejalanya muncul. Selain batuk, gejala asma yang muncul pada bayi bisa berupa sesak napas, mengi, mudah lelah, bayi menjadi rewel, hingga muncul warna biru pada kulit dan kuku bayi.

3. Alergi atau Sinusitis

Penyebab batuk pada bayi karena alergi atau sinusitis dapat menyebabkan batuk yang menetap, serta tenggorokan gatal, pilek, mata berair, sakit tenggorokan, atau ruam.

Untuk mengetahui jenis alergen yang menyebabkan bayi mengalami alergi, Ibu bisa memeriksakannya ke dokter anak. Biasanya, zat alergen bisa berupa makanan tertentu, serbuk sari, bulu binatang peliharaan, asap, hingga debu. 

4. Batuk Rejan

Batuk rejan (pertusis) adalah kondisi serius yang terjadi akibat infeksi bakteri Bordetella pertussis pada saluran pernapasan bayi.

Selain batuk berkepanjangan, pertusis juga ditandai dengan tarikan napas yang mengeluarkan suara bernada tinggi atau mengi (berbunyi ngik ngik). Selain itu, gejala lain yang muncul bisa berupa demam dan hidung meler.

Batuk rejan dapat dialami oleh siapa saja. Namun, bayi di bawah usia 6 bulan, terutama yang belum mendapatkan vaksin DPT, umumnya lebih berisiko mengalami kondisi ini.

5. Pneumonia

Selain beberapa hal di atas, pneumonia juga bisa menjadi penyebab batuk pada bayi. Pneumonia adalah infeksi pada paru-paru yang disebabkan oleh bakteri atau virus. Batuk yang dialami si Kecil biasanya akan menimbulkan dahak lebih.

Selain itu, pneumonia pada anak bayi juga sering disertai demam, muntah, diare, dan merasa lelah yang tak biasa.

Baca Juga: Cara Membedakan Batuk Alergi dan Batuk Akibat Pilek pada Anak

Jika Ibu ingin tahu kapan jadwal imunisasi bayi untuk pneumonia dan pertusis, yuk kunjungi BebeJourney! Selain ada Jadwal Imunisasi Terbaru, di sini Ibu juga pantau milestone bulanan bayi dan pertumbuhan berat serta panjang badan bayi dari bulan ke bulan.

Bagaimana Cara Mengatasi Batuk pada Bayi?

Bu, mengatasi batuk pada bayi tidak bisa dilakukan sembarangan, lho. Bahkan, badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat (FDA) justru tidak merekomendasikan penggunaan obat bebas tanpa resep dokter sebagai cara meredakan batuk dan pilek pada anak di bawah 2 tahun, karena dapat menyebabkan efek samping yang serius. 

American Academy of Pediatrics menyebut bahwa jika penyebab batuknya bukan infeksi serius yang membutuhkan perawatan medis seperti pneumonia atau batuk rejan, Ibu bisa mengobatinya secara alami alias tanpa obat-obatan. Bagaimana caranya?

Berikut adalah berbagai cara mudah serta ampuh mengatasi batuk pada bayi yang bisa Ibu lakukan di rumah. 

1. Lanjutkan Menyusui ASI

Cara mengatasi batuk pada bayi tanpa obat yang paling penting adalah pemberian asupan cairan yang cukup. Ini karena saat bayi batuk, ia perlu minum lebih banyak untuk membantu mengencerkan dahak dan melegakan tenggorokannya.

Jadi, teruskanlah memberikan ASI eksklusif secara berkala, ya, Bu.

Jika si Kecil sudah mendapatkan MPASI (atau berusia 6 bulan ke atas), pemberian ASI juga boleh diselingi dengan air putih sedikit-sedikit. 

Selain ASI dan air putih, Ibu juga bisa memberikan jus buah dan cairan hangat, seperti sup ayam, untuk melegakan tenggorokannya sekaligus bantu mengencerkan dahak.

2. Tinggikan Kepala Bayi Saat Tidur

Mengatasi batuk pada bayi bisa dilakukan dengan cara meninggikan kepala si Kecil saat tidur. 

Posisi tidur telentang bisa membuat si Kecil yang sedang batuk jadi sulit bernapas lega karena jalur napasnya tersumbat lendir yang mengalir balik ke atas.

Untuk mengakalinya, coba sangga kepala si Kecil dengan dua bantal tipis yang empuk supaya posisinya sedikit lebih tinggi daripada dadanya. Dengan begitu, lendir akan tetap berada di dalam paru-paru sehingga mencegahnya tersedak dahak. Ia pun bisa bernapas lega serta tidur lebih nyaman.

3. Nyalakan Humidifier

Ibu juga bisa menggunakan humidifier untuk membantu melembapkan udara sebagai cara alami mengatasi batuk pada bayi. 

Udara yang lembap akan menjaga lendir pada saluran napas tetap lembap dan tidak kering. Dengan demikian, si Kecil bisa bernapas lebih mudah dan nyaman, serta mengurangi gatal pada tenggorokannya.

Pilihlah humidifier model uap dingin dianggap lebih aman ketimbang yang menghasilkan uap hangat. Jangan lupa untuk bersihkan humidifier secara rutin dengan cara mengganti air dan membersihkan alatnya untuk mencegah tumbuhnya lumut ya, Bu.

Selain menggunakan humidifier, Ibu bisa menyalakan shower air hangat untuk meredakan batuk pada bayi. 

Tunggu sampai suhu kamar mandinya menghangat sendiri. Kemudian, dudukkan si Kecil di kursi bayi dan biarkan ia menghirup uap hangatnya untuk melegakan pernapasannya. Lakukan tips ini selama 10-15 menit.

4. Hindari Bayi dari Paparan Polusi

Sekarang paparan virus dan kuman ada di mana-mana, Bu. Makin sering kita keluar rumah, tentu paparan terhadap virus dan kuman pun makin besar. Nah, ada baiknya jika bayi mulai batuk-batuk, Ibu bisa membatasi untuk membawa si Kecil bepergian ke luar rumah. 

Menghindari mereka dari paparan polusi, seperti asap rokok dan udara kotor, juga dapat membantu mencegah batuk yang dialami bayi menjadi semakin parah. 

Berikut adalah beberapa hal yang dapat Ibu lakukan agar bayi terhindar dari iritasi dan polusi udara.

  • Tidak merokok di sekitar bayi atau di dalam ruangan.

  • Membersihkan debu karpet menggunakan penyedot debu dengan HEPA filter.

  • Menggunakan pembersih udara ruangan yang memiliki HEPA filter. 

  • Menjaga tingkat kelembapan udara di rumah antara 40-50 persen.

  • Menjauhkan hewan peliharaan dari area tempat tidur bayi.

  • Menggunakan seprai dan sarung bantal antialergi.

5. Gunakan Cairan Saline

Cara mengatasi batuk pada bayi dengan cepat bisa menggunakan cairan saline. Cairan saline adalah obat tetes hidung yang terbuat dari air garam steril. Fungsinya adalah untuk mengeluarkan lendir di hidung dan tenggorokan bayi. 

Cara menggunakannya pertama-tama, Ibu perlu memposisikan kepala si Kecil sedikit mendongak ke atas. Lalu, teteskan larutan saline sebanyak 2-3 tetes ke rongga hidungnya dengan bantuan pipet. 

Diamkan selama sekitar 30 detik, lalu bersihkan hidung bayi Ibu. Pastikan Ibu telah membaca label kemasan untuk mengetahui dosis penggunaannya, ya.

Kapan Batuk pada Bayi Perlu Diperiksakan ke Dokter?

Bu, itulah berbagai cara meredakan batuk pada bayi yang bisa dilakukan di rumah. Sebetulnya Ibu tidak perlu khawatir berlebihan saat mengalami batuk.

Namun, Ibu tetap perlu waspada dan sebaiknya segera bawa si Kecil ke dokter bila ia menunjukkan tanda-tanda seperti di bawah ini:

  • Bayi di bawah usia 3 bulan dan mengalami batuk terus-menerus selama beberapa jam. 

  • Kesulitan bernapas.

  • Bernapas lebih cepat dari biasanya.

  • Bibir, wajah, atau lidah berwarna kebiruan atau kehitaman.

  • Demam tinggi, khususnya bila batuk tidak disertai pilek atau hidung tersumbat.

  • Demam pada bayi < 3 bulan.

  • Napas berbunyi saat bernapas atau batuk.

  • Batuk berdarah.

  • Ada suara berisik saat menarik napas.

  • Bunyi mengi saat mengembuskan napas.

  • Bayi tampak lemah, rewel, atau gelisah.

  • Bayi menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, seperti pusing, mengantuk, mulut kering/lengket, mata cekung, menangis tanpa atau hanya sedikit air mata, pipis lebih jarang atau Ibu jadi lebih jarang mengganti popok. 

Baca Juga: Cara Alami Menghilangkan Pilek pada Bayi

Jika disertai tanda-tanda tersebut, batuk pada bayi yang dialami mungkin menandakan kondisi lain yang memerlukan perawatan dokter, Bu. Semoga artikel ini membantu dan si Kecil cepat kembali sehat seperti sedia kala, ya! 


Referensi:

  1. Kidshealth. https://kidshealth.org/en/parents/childs-cough.html. Diakses pada 14 Desember 2022.
     
  2. Healthline. https://www.healthline.com/health/baby/how-to-help-baby-with-cough. Diakses pada 14 Desember 2022.
     
  3. Baby Center. https://www.babycenter.com/health/illness-and-infection/coughing-in-babies_11526. Diakses pada 14 Desember 2022.
     
  4. Web MD. https://www.webmd.com/first-aid/coughs#1. Diakses pada 14 Desember 2022.
     
  5. FDA. https://www.fda.gov/consumers/consumer-updates/should-you-give-kids-medicine-coughs-and-colds. Diakses pada 14 Desember 2022.
     


 
alt

Kenali apa itu

Kalkulator Nutrisi

Cek nutrisi si Kecil yuk! Sudah sesuaikah dengan kebutuhannya?

Artikel Terkait