12 Ide Sensory Play yang Seru untuk Bayi dan Manfaatnya
Menurut teori kognitif dari Jean Piaget, anak memiliki kepekaan indera yang tinggi untuk mempelajari hal-hal baru pada usia 0-48 bulan. ...
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Ditinjau oleh :
Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH
Menurut teori kognitif dari Jean Piaget, anak memiliki kepekaan indera yang tinggi untuk mempelajari hal-hal baru pada usia 0-48 bulan. Oleh karena itu, penting bagi Ibu memberikan berbagai macam stimulasi sensorik pada bayi untuk melatih kepekaan sensorinya semakin tajam.
Ketika kepekaan sensoris bayi berkembang dengan baik, si Kecil akan lebih luwes untuk mengeksplorasi dan mengenali lingkungan sekitarnya.
Apa Itu Sensory Play?
Sensory play adalah aktivitas yang dapat mengasah kepekaan lima panca indera bayi sejak dini yaitu, indera peraba (kulit), pengecap (lidah), penglihatan (mata) pendengaran (telinga), dan penciuman (hidung).
Namun, sensory play juga bermanfaat untuk mengembangkan dua indera lain, yaitu kepekaan vestibular (keseimbangan) dan proprioceptive (gerakan).
Ketika melakukan berbagai permainan sensory, otak bayi akan berperan bagai celengan yang menampung segala pengetahuan baru. Nantinya, “celengan” pengetahuan tersebut akan dipecahkan dan digunakan si Kecil pada saat dibutuhkan, sehingga ia dapat mengerjakan berbagai aktivitas yang lebih kompleks.
Oh iya Bu, aktivitas yang diberikan saat sensory play umumnya tidak terstruktur, sehingga memberikan kesempatan pada anak untuk bermain dan bereksplorasi sesuai dengan kecepatan perkembangan masing-masing.
Macam-Macam Sensory Play
Sensory play terbagi ke dalam 5 kategori yang berbeda berdasarkan kepekaan panca indera yang akan dikembangkan, yaitu:
1. Tactile
Tactile adalah sensory play untuk mengembangkan indera peraba si Kecil. Ibu dapat mengajak si Kecil untuk mengeksplorasi berbagai benda menggunakan tangan.
Dari permainan tactile, anak dapat belajar berbagai macam tekstur, tekanan, temperatur, dan getaran suatu benda.
2. Auditory
Walaupun akan sedikit berisik, auditory sensory play penting untuk melatih kemampuan pendengaran anak dalam membedakan suara secara spesifik.
Ketika kemampuan auditori anak sudah berkembang, si Kecil dapat membedakan suara keras, suara pelan, suara televisi, suara Ibu, suara mobil Ayah, suara orang asing yang tidak dikenalnya, dan lain sebagainya.
3. Visual Play
Visual sensory play merupakan stimulasi yang diberikan untuk mengenalkan si Kecil pada warna, level kecerahan cahaya, gerakan suatu benda, dan stimulasi visual lainnya. Jadi, kemampuan melihat anak menjadi lebih baik.
4. Vestibular
Vestibular sensory play digunakan untuk melatih keseimbangan tubuh anak.
Vestibular itu sendiri adalah sistem koordinasi gerak tubuh yang terletak pada bagian dalam telinga. Untuk membuatnya semakin kuat dan peka, Ibu perlu menciptakan berbagai macam aktivitas fisik yang membuat anak menggerakkan kepalanya ke berbagai posisi. Salah satunya seperti tummy time, mengajak anak berguling, dan lain sebagainya.
5. Proprioceptive
Proprioceptive atau body awareness sensory play berfungsi untuk melatih kepekaan si Kecil terhadap keberadaan dirinya di dalam sebuah ruang dan kekuatan otot yang harus digunakan saat melakukan suatu aktivitas seperti mendorong, menarik, dan mengangkat suatu objek.
Baca juga: Perkembangan Bayi 10 Bulan, Si Kecil Sudah Bisa Apa?
Manfaat Sensory Play untuk Bayi
Walau tampaknya si Kecil hanya sibuk memegang-megang ziplock berisi gel warna-warni atau meremas-remas tahu lembut dengan kedua tangan mungilnya, ternyata kegiatan tersebut sangat bermanfaat untuk tumbuh kembangnya lho, Bu.
Kegiatan yang tampaknya sepele tersebut ternyata membantu bayi dalam mengembangakan berbagai aspek kemampuan, sehingga kelak si Kecil dapat mengerjakan aktivitas-aktivitas yang lebih kompleks.
1. Meningkatkan Fungsi Motor
Dalam sensory play, ada dua sistem yang akan terstimulasi yaitu sistem proprioseptif dan sistem vestibular. Namanya agak sulit untuk diucapkan dan diingat ya, Bu?
Tenang saja, begini penjelasan mudahnya!
Sistem proprioseptif adalah indera yang terletak pada otot-otot dan persendian manusia.
Sistem ini berperan dalam kepekaan tubuh si Kecil tentang dimana posisi tubuhnya dalam sebuah ruangan, bagian tubuh mana yang saling berkaitan satu sama lain, dan seberapa besar tenaga yang harus dikeluarkan saat ia harus melakukan suatu aktivitas.
Sementara fungsi sistem vestibular adalah indra keseimbangan dan gerak. Sehingga, si Kecil memiliki keseimbangan dan koordinasi yang baik ketika melakukan berbagai aktivitas.
Setelah fungsi proprioseptif dan vestibular ini berkembang, si Kecil dapat mengatur kekuatan otot dan koordinasi badannya dengan baik. Artinya kemampuan motorik anak baik halus, kasar, maupun oral telah berkembang dengan baik.
Contohnya, kini si Kecil dapat berubah posisi dari tiduran ke duduk dengan tegak (motorik kasar) untuk menjimpit sepotong pasta tanpa membuatnya hancur (motorik halus), kemudian memasukkannya ke dalam mulut (motorik halus) dan mengunyah serta menelannya tanpa tersedak (motorik oral).
2. Mempertajam Fungsi Kognitif
Menurut Jean Piaget, sejak usia sedini mungkin anak membutuhkan stimulus untuk merangsang perkembangan kognitifnya. Dalam sensory play Bu, si Kecil akan diekspos pada berbagai macam stimulus supaya termotivasi untuk melakukan eksplorasi lebih lanjut.
Dalam proses eksplorasinya ini, si Kecil akan terpapar berbagai hal baru seperti mengetahui tekstur kain yang lembut dan kasar, mengetahui suhu es yang dingin, mendengar suara-suara binatang yang lucu dari sound book, dan lain sebagainya.
Seluruh pengetahuan baru tersebut akan membantu membangun otaknya dalam membangun koneksi antar saraf hingga terbentuknya sel-sel otak baru.
3. Melatih Kemampuan Problem Solving
Selama bermain sensory play, Ibu akan secara tidak langsung mengajak si Kecil untuk memecahkan berbagai macam masalah dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sederhana, berdiskusi bagaimana konsep kerja suatu benda, melakukan eksperimen sederhana, dan menganalisis keadaan.
Contohnya saat Ibu mengajak si Kecil memainkan cat warna-warni yang dimasukkan ke dalam ziplock, Ibu bisa membangun dialog yang menambah input pola berpikir anak.
“Adik coba lihat, apa ya ini? Warna-warni ya?” (Lalu anak mencoba memegang dan menekan cat di dalam ziplock).
“Coba pegang, nak, lembek ya catnya?” (lalu si Kecil mencoba memegang-megang lagi ziplock hingga warna kuning dan biru tercampur) “Loh kok warnanya berubah, nak? Kira-kira kenapa ya?”
Ibu lalu mengajak anak untuk mencampurkan warna lain yang ada di dalam kantong sambil mengajak si Kecil mencampurkan warna lain dan menjelaskan kenapa warna bisa berubah apabila cat bercampur.
4. Membantu Anak Lebih Fokus
Bu, apakah si Kecil nampak mudah marah atau rewel saat mencoba suatu hal baru? Ibu dapat membantu si Kecil untuk dapat mengatur emosinya dengan cara yang lebih sehat sejak dini lewat sensory play, lho!
Karena si Kecil akan “disibukkan” dengan stimulasi-stimulasi sensori baru, ia jadi akan belajar fokus untuk melakukan satu hal.
Begitu juga untuk anak yang nampak tidak bersemangat, sensory play dapat digunakan untuk meningkatkan motivasinya dalam menyelesaikan pekerjaan.
5. Mengembangkan Kemampuan Bahasa
Kemampuan bahasa anak akan secara natural berkembang saat ia melakukan berbagai macam aktivitas sensoris sebab ia mau tidak mau mengkomunikasikan apa yang ia rasakan dan ia butuhkan menggunakan berbagai kata-kata deskriptif.
Nah, untuk bayi yang belum bisa berbicara, komunikasi akan terjalin dalam bentuk pekikan, ocehan, atau gelak tawa cekikikan. Pada usia diatas 6-11 bulan, bayi juga mungkin sudah akan mengikuti beberapa kata yang Ibu ucapkan.
Baca juga: Perkembangan Bayi 7 Bulan dan Tips Stimulasinya
Ide Aktivitas Sensory Play untuk Bayi Usia 0-3 Bulan
Sekarang Ibu sudah tahu, kan, betapa pentingnya peran sensory play untuk membantu anak, terutama bayi, untuk mengembangakan koneksi saraf di dalam otaknya sehingga terbentuk kemampuan dasar yang baik untuk mengeksplor dunia.
Berikut ide sensory play yang dapat Ibu mainkan bersama dengan si Kecil berdasarkan kelompok usia bayi:
1. Colorful Skies
Untuk memberikan stimulasi pada visual anak, Ibu dapat menggantung berbagai mainan warna-warni di atas ranjang bayi berbaring.
Pastikan objek yang digantung diikat dengan kuat atau cukup aman ketika tidak sengaja jatuh menimpa tubuh bayi. Contohnya boneka mini dan pom-pom kain warna-warni.
2. Touchy-touch
Untuk mengenalkan anak pada kepekaan sentuhan, visual, dan suara. Ibu dapat menyentuh lembut berbagai bagian kulit bayi sambil menyerukan suara-suara bernada riang seperti “beeb”, “toot”, atau menyanyikan lagu.
Selain menyentuh lembut, Ibu juga dapat menggelitik perut atau telapak kaki bayi untuk memberikan stimulus yang lebih intens.
Setelah melakukan permainan ini selama beberapa saat, bayi mungkin akan segera mengikuti arah gerakan tangan Ibu dan mempersiapkan diri agar tidak terkejut ketika menerima sentuhan.
3. Mirror, Mirror on the Wall
Bu, ayo kita latih kepekaan visual bayi dengan memasang kaca di depan si Kecil. Sentuh kaca dan katakan nama bayi. Seiring berjalannya waktu, ia akan mulai mengerti siapa bayi yang wajahnya ada di dalam kaca.
Ide Aktivitas Sensory Play untuk Bayi Usia 4-6 Bulan
Untuk bayi yang usianya sudah agak lebih besar dan mulai belajar untuk tengkurap dan duduk, berikut adalah rekomendasi permainan sensoriknya:
1. Touch the Fabric
Kenalkan bayi pada berbagai tekstur kain yang berbeda untuk melatih kepekaan indera perabanya. Ibu dapat mengeluarkan baju yang terbuat dari kain wool, corduroy, velvet, satin, dan lain sebagainya.
2. Let’s Fly!
Angkat dan turunkan bayi dengan perlahan dengan level ketinggian yang berbeda-beda untuk memberikan stimulasi pada pergerakan dan keseimbangan tubuh (proprioceptive dan vestibular).
3. Rolling Ball
Untuk memulai permainan ini, Ibu perlu menyiapkan bola plastik dan bola yang terbuat dari berbagai jenis kain sehingga memberikan stimulasi tekstur permukaan benda yang kaya.
Ajak si Kecil untuk menggelindingkan, menjatuhkan, dan memantulkan bola-bola tersebut.
Ide Aktivitas Sensory Play untuk Bayi Usia 7-9 Bulan
Ketika si Kecil sudah lebih aktif berceloteh dan kemampuan motoriknya juga sudah lebih berkembang dari bulan-bulan sebelumnya, berikut adalah beberapa ide permainan yang bisa Ibu coba bersama-sama:
1. Lift the Block
Perkuat proprioceptive bayi dengan mengajaknya untuk mengangkat dan membalik balok beraneka ukuran. Biarkan ia mengenali berbagai macam berat benda sehingga ia tahu sebesar apa gaya yang dibutuhkan agar balok terangkat.
2. Be an Observer
Ajak anak untuk mengamati mainannya yang memiliki berbagai bentuk, warna, tekstur, ukuran, dan bunyi baik dari jarak dekat maupun dari jarak jauh.
Selain mengamati mainan dari jarak dekat dan jauh, Ibu juga dapat mengajak anak untuk secara perlahan meraba permukaan mainan menggunakan dua tangan.
Kegiatan ini dapat digunakan untuk melatih sebagian besar panca indera bayi lho, Bu.
3. Let’s Go on an Adventure!
Bu, ayo ajak anak mengamati lingkungan tempatnya berada dan motivasi si Kecil agar ia mau bergerak mulai dari tengkurap, duduk, merangkak, hingga berdiri dengan bantuan Ibu.
Stimulasi ini akan sangat membantu perkembangan sistem vestibular dan proprioceptive bayi, sehingga kelak ia memiliki koordinasi dan keseimbangan badan yang baik dalam melakukan berbagai aktivitas.
Baca juga: Manfaat Mengobrol untuk Kecerdasan Intelegensi Bayi
Ide Aktivitas Sensory Play untuk Bayi Usia 10-12 Bulan
Si Kecil sudah menginjak usia 10-12 bulan, Bu? Tahapan ini adalah saat-saat di mana anak mulai belajar berdiri dan mungkin melangkahkan kakinya untuk pertama kali. Jadi, berikut adalah beberapa ide permainan sensorik yang bisa Ibu coba bersama-sama si Kecil:
1. Peek-a-Boo Sensory Board
Ibu memiliki tutup bekas tissue basah yang bisa dengan mudah dibuka dan ditutup? Nah, manfaatkan tutup tersebut untuk membuat Peek-a-Boo Sensory Board!
Untuk membuat papan permainan ini, Ibu perlu menyiapkan selembar karton tebal atau kardus bekas. Tempel tutup tisu bekas dan rekatkan benda dengan berbagai tekstur di dalamnya.
Ibu dapat merekatkan kain, benang wall, manik-manik, slime, kertas, bubble wrap, dan benda bertekstur lain di dalamnya untuk menstimulasi indera peraba dan proprioceptive si Kecil.
2. This is Your Body!
Pada stimulasi kali ini, Ibu dapat mengajak si Kecil untuk duduk atau berdiri di depan kaca besar. Setelah itu, tunjuk dan sebutkan nama-nama bagian tubuh bayi satu per satu.
Selain membuat mengenali anggota tubuhnya, kegiatan ini akan membantu mengembangkan kemampuan visual si Kecil.
3. Treasure Hunt
Ibu, ayo kita ajak si Kecil untuk melintasi halang rintang yang dibuat dari berbagai benda dan furnitur di dalam rumah.
Ibu bisa mengajak si Kecil untuk melompati tumpukan bantal, merangkak melalui bawah meja makan, meniti garis lantai, dan lain sebagainya.
Di tengah-tengah perjalanan, Ibu dapat menyediakan aneka sensory box berisi pasir sintetis, slime, playdough, atau es batu. Kubur beberapa mainan plastik kecil di dalamnya agar dicari oleh si Kecil menggunakan tangan kosong.
Baca juga: Perkembangan Bahasa Anak Usia 1 Tahun: Ini Tahap-tahapnya
itulah tadi beragam ide aktivitas sensory untuk bayi sesuai usia serta manfaat melakukannya. Nah Ibu juga bisa memantau Milestone Bulanan bayi dengan mengakses Bebe Journey secara gratis.
Di Bebe Journey juga ada banyak fitur edukatif & menarik lainnya untuk dukung si Kecil tumbuh hebat, seperti pengingat Jadwal Vaksin, Panduan MPASI, sampai Grafik Pertumbuhan yang bisa terus digunakan sampai si Kecil berusia 2 tahun nanti, lho!