Tanda-tanda Kolik pada Bayi

Mungkinkah Bayi Menderita Kolik? Apa yang harus dilakukan? Kolik adalah istilah yang digunakan pada kondisi bayi yang menangis terus me...

Ditulis oleh : Tim Penulis

Ditinjau oleh : Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK

4 min
03 Apr 2024
Profile Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK


Mungkinkah Bayi Menderita Kolik? Apa yang harus dilakukan?

Kolik adalah istilah yang digunakan pada kondisi bayi yang menangis terus menerus, dan tidak dapat dikendalikan oleh siapapun termasuk Ibu sendiri. Jika bayi Ibu berusia kurang dari 5 bulan dan menangis selama lebih dari tiga jam dalam sehari secara terus-menerus, hingga satu sampai tiga minggu dan berkelanjutan, maka dapat dipastikan bahwa ia menderita kolik.

Penyebab Kolik masih belum dapat ditemukan dengan pasti. Kondisi ini dapat ditemukan pada anak pertama Ibu, maupun anak bungsu, laki-laki maupun perempuan, pun bayi dengan ASI Eksklusif ataupun yang minum susu formula. Namun tidak ada seorangpun yang mengerti mengapa bayi yang satu lebih rentan daripada yang lain. Banyak teori yang berkembang, namun tidak ada satupun yang bisa mengerti penyebab pastinya.

Salah satu teori yang cukup baik mengenai kolik menyatakan bahwa penyebab kolik pada bayi adalah sistem pencernaannya yang masih sensitif dan rentan. Faktanya, kolik berasal dari bahasa Yunani, Kolikos artinya usus besar. Ini yang paling mungkin diterima, karena enzim dan cairan pencernaan yang diperlukan bayi untuk mengolah makanan yang masuk ke dalam tubuhnya masih belum sempurna, sehingga banyak gas terdapat dalam usus si Kecil.

Nah, resiko bayi kolik akan berkurang bila Ibu memberikan ASI Eksklusif, namun jika Ibu adalah seorang perokok aktif yang tetap merokok pada masa mengandung, maka resiko bayi Ibu menderita kolik semakin berlipat ganda.

Baca Juga: Pengaruh Pencernaan terhadap Kolik

Apa sih gejala-gejala yang menunjukkan kalau bayi kolik?

Kolik paling sering muncul ketika bayi berusia sekitar 2 atau 3 minggu, begitupun pada bayi yang lahir secara prematur. Kalau bayi biasanya menangis ketika mereka merasa basah, lapar, takut, atau lelah, bayi yang menderita kolik akan menangis tanpa sebab bahkan ketika Ibu sudah mengganti popoknya yang basah, ia tetap sulit untuk ditenangkan. Dan hal ini dapat terjadi setiap hari, siang maupun malam.

Pada bayi yang mengalami kolik, perutnya akan terlihat agak membesar. Jika Ibu memperhatikannya dengan seksama saat menangis tak terkendali, bayi Ibu akan menarik dan memanjangkan kakinya sambil mengeluarkan gas (kentut).

Baca Juga: Penyebab Kolik pada Bayi

Wah, sampai kapan kolik pada bayi dapat hilang?

Seperti cahaya yang akan selalu ada pada akhir terowongan, begitupun juga dengan kolik yang terjadi pada bayi Ibu. Puncaknya, kolik akan terjadi saat bayi berusia enam minggu setelah kelahirannya dan gejalanya terus-menerus terjadi hingga usia bayi menginjak tiga sampai empat bulan. Sampai bulan ke lima, gejalakolik pada bayi Ibu akan hilang dengan sendirinya.

Pasti sangat melelahkan ya Bu? Namun, dengan waktu yang terus berjalan bersama bayi Ibu yang kolik, tetaplah positif dalam semangat dan pikiran. Karena dengan sendirinya, Ibu akan belajar bagaimana cara yang terbaik untuk menenangkan bayi dan jangan ragu untuk meminta pertolongan anggota keluarga atau teman Ibu yang memiliki pengalaman dengan bayi kolik.

Kami sangat mengerti betapa stresnya menenangkan bayi kolik, namun Ibu tetap harus memberikan waktu bagi Ibu sendiri untuk juga menenangkan diri. Biarkan anggota keluarga atau teman yang sudah Ibu percaya untuk menjaga bayi ketika Ibu akan pergi untuk melepas penat atau biarkan diri Ibu menangis agar perasaan Ibu lebih lega. Menangis tidak menandakan bahwa mental Ibu lemah.

Baca Juga: 10 Penyebab Kolik pada Bayi dan Gejalanya

Jadi, apa yang dapat dilakukan untuk menangkannya?

Rasa nyaman pada bayi yang kolik tidak berlangsung lama, biasanya bila ia sudah diam dengan sendirinya, Ibu bisa mencoba untuk memberikan perhatian dan rasa nyaman melalui belaian lembut atau nyanyian yang menangkan. Bila ia menangis lagi, bukan berarti ia tidak akan bisa ditenangkan kembali Bu, berikut tips-tips yang bisa Ibu coba untuk menenangkannya:

  • Pastikan tidak ada hal yang akan memancing bayi Ibu menjadi gelisah dengan memberikan makanan sesuai jadwal, bersihkan popoknya dengan teratur, dan biarkan ia berada dalam lingkungan yang senyap dan tenang. Namun terdapat juga beberapa kasus di mana bayi justru menyukai suara yang agak kencang dan bising, seperti musik yang diputar dengan volume agak besar hingga suara dari mesin cuci atau kendaraan bermotor.
  • Apakah si Kecil sedang sakit? Penyakit ringan atau masalah pada pencernaannya bisa membuat bayi menangis terus-menerus. Periksakan ke dokter agar dapat ditangani dengan tepat.
  • Pahami bayi Ibu dengan baik, luangkan banyak waktu untuknya. Karena dengan memberikan perhatian yang ia perlukan, Ibu akan mengerti betul apa yang menjadi kebutuhannya, sebab apa yang bisa membuat bayi lain menjadi tenang belum tentu sama dengan yang diperlukan oleh bayi Ibu.
  • Lingkungan yang nyaman, seperti kamar dengan lampu redup, suasana yang tenang dan musik lembut bisa mengurangi keagresifan bayi yang terus menerus berontak dan menangis.
  • Mandikan bayi dengan air hangat, keringkan, dan berikan pijatan lembut dengan baby oil beraroma lembut. Lalu hangatkan bayi dengan selimut berbahan halus yang nyaman agar ia bisa menikmati waktu tidurnya dengan baik.
  • Pijat lembut perut bayi searah jarum jam.
  • Tanyakan pada bidan atau dokter atau pakar kesehatan anak tentang cara untuk membuat bayi Ibu bersendawa. Gunakan cara yang berbeda dengan lembut, agar bayi Ibu bisa bersendawa dengan teratur.
  • Ajak bayi berjalan-jalan dengan keretanya, atau cukup digendong lembut oleh Ibu sambil mengitari lingkungan yang nyaman dan tidak bising agar ia bisa mendapatkan ketenangannya.

Seperti poin diatas, pada kasus bayi yang justru menikmati suara bising untuk tenang, mungkin bisa Ibu gunakan pada bayi Ibu yang tetap menangis meskipun suasana sudah tenang.

Baca Juga: Cegukan pada Bayi? Ini 7 Cara Mengatasinya dengan Ampuh!



 
alt

Kenali apa itu

Kalkulator Nutrisi

Cek nutrisi si Kecil yuk! Sudah sesuaikah dengan kebutuhannya?

Artikel Terkait