8 Ide Permainan Olahraga untuk Tumbuh Kembang Si Kecil
Permainan olahraga erat dengan manfaatnya untuk menjaga kesehatan tubuh dan melatih keterampilan motorik anak. Tapi, tahukah Ibu kalau a...
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Permainan olahraga erat dengan manfaatnya untuk menjaga kesehatan tubuh dan melatih keterampilan motorik anak. Tapi, tahukah Ibu kalau aktivitas olahraga juga dapat membantu si Kecil mengasah keterampilan sosio-emosionalnya?
Jadi, daripada membiarkan anak terlalu lama main gadget atau keasyikan nonton TV, yuk ajak anak sering-sering beraktivitas fisik yang seru supaya ia tidak hanya tumbuh sehat tapi juga tumbuh hebat!
Manfaat Permainan Olahraga untuk Anak
Ibu pasti tahu betul bahwa di dalam badan mungilnya, anak menyimpan energi yang sangat banyak. Nah, energi tersebut perlu disalurkan dengan cara yang tepat. Karena, aktivitas fisik tidak hanya akan bermanfaat untuk menjaga kesehatan tubuh, tapi juga untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal.
Secara umum, aktivitas fisik yang rutin akan mendatangkan beragam manfaat untuk anak, seperti:
-
Mengurangi risiko obesitas, penyakit pembuluh darah, dan penyakit kronis lainnya di kemudian hari.
-
Membantu anak memiliki pola tidur yang baik.
-
Pertumbuhan tulang dan otot berlangsung dengan baik.
-
Membantu anak memiliki kondisi fisik yang kuat dan bugar.
-
Membantu mengasah motorik kasar dan halus.
-
Mengasah keterampilan gerak.
-
Membangun fleksibilitas tubuh,
-
Meningkatkan daya tahan tubuh.
-
Meningkatkan koordinasi dan keseimbangan tubuh,
-
Meningkatkan daya konsentrasinya.
Selain itu, anak yang aktif bisa belajar dengan lebih efektif baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah.
Hal ini karena aktivitas fisik rutin bantu melancarkan sirkulasi darah menuju otak sehingga dapat membantu meningkatkan fungsi kognitifnya, Bu. Terutama dalam keterampilan memori, pemecahan masalah, konsentrasi, dan kemampuan untuk berpikir ke depan. Maka, tidak heran anak yang dibiasakan beraktivitas fisik sejak usia dini cenderung menunjukkan prestasi akademik yang lebih baik pada masa sekolahnya nanti.
Menariknya lagi, rutin beraktivitas fisik dapat juga membantu anak mengasah interaksi sosialnya karena olahraga memicu otak mengeluarkan hormon serotonin yang memunculkan perasaan senang dan bahagia. Ketika mood anak selalu ceria, ia akan merasa lebih gembira dan percaya diri untuk bergaul dengan sesama anak sebayanya dan menjalin pertemanan.
Permainan olahraga pun dapat mengajarkan anak pentingnya sportivitas yang akan sangat bermanfaat untuk menjaga hubungan pertemanan sehat dengan teman-temannya.
Sikap sportif membantu anak memiliki perilaku yang baik dan hati yang besar, karena sportivitas mengajarkan anak untuk bisa bekerja sama dalam tim, menghormati lawan, serta mengajarkan etika dan berempati dalam berkompetisi dengan tidak merasa sombong saat menang dan tidak mengolok atau mem-bully teman yang kalah.
Sikap sportif juga melatih anak agar menerima kekalahan dengan lapang dada, dan justru menjadikannya sebagai momen untuk meningkatkan keterampilannya lebih baik lagi.
Baca Juga: 10 Pilihan Mainan Edukasi untuk Anak Usia 4 Tahun
Seberapa Sering Anak Boleh Bermain?
Lalu, seberapa sering anak harus beraktivitas fisik agar dibilang rutin? IDAI menyarankan agar anak-anak berusia dua tahun atau lebih melakukan setidaknya 60 menit aktivitas fisik yang menyenangkan dan bervariasi sesuai dengan tahapan milestone-nya.
Supaya si Kecil tidak cepat kecapekan, total 60 menit ini tidak harus langsung “dibayar lunas” dalam satu waktu yang sama, kok. Ibu dapat membaginya dalam beberapa kali sesi bermain sehingga ketika dijumlahkan dalam sehari totalnya menjadi 60 menit.
Misalnya, menjadwalkan waktu bermain dua kali sehari dengan durasi per 30 menit atau empat kali dengan periode 15 menit dalam sehari.
Dalam waktu tersebut, anak dapat melakukan kegiatan atau permainan apapun yang melibatkan aktivitas fisik seperti bermain bola, bersepeda, dan lain sebagainya.
Nah, selain membiasakan anak beraktivitas fisik secara rutin, Ibu juga perlu memastikan si Kecil mendapatkan asupan gizi yang optimal tidak hanya dari makanan tapi juga dampingan susu pertumbuhan terfortifikasi seperti Bebelac 3 GroGreat+ setiap pagi dan malam sebelum tidur.
Karena, anak tidak hanya memerlukan stimulasi dari permainan untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya. Melengkapi kebutuhan gizinya dari dua gelas susu Bebelac 3 dan menu makanan bergizi juga sangat penting untuk anak di usia prasekolah ini.
Bebelac 3 GroGreat+ dilengkapi dengan formula baru Triple A dengan DHA yang lebih tinggi dari minyak ikan serta LA dan ALA untuk mendukung perkembangan otaknya agar si Kecil memiliki akal yang kreatif (happy brain). Bebelac 3 juga menjadi satu-satunya susu pertumbuhan dengan kombinasi FOS:GOS 1:9 yang teruji klinis mendukung kesehatan saluran cerna si Kecil (happy tummy).
Ingat ya, Bu. Pemenuhan nutrisi dalam tiga tahun pertama kehidupan anak menjadi fondasi untuk mengembangkan keterampilan kognitif, motorik, dan sosio-emosional sepanjang masa kanak-kanak dan dewasa nanti.
Dengan pemberian stimulasi yang tepat dan didukung nutrisi untuk pencernaan yang sehat, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang ceria (happy heart) sehingga si Kecil jadi makin bersemangat untuk belajar sambil bermain bersama teman-temannya.
Baca Juga: 10 Mainan Edukasi untuk Anak Usia 5 Tahun
Ide Permainan Olahraga yang Seru untuk Anak
Ada beberapa ide menarik agar Ibu dapat menciptakan suasana olahraga yang seru dan edukatif untuk si Kecil. Permainan olahraga ini dapat dilakukan di lingkungan rumah dengan memanfaatkan berbagai mainan dan peralatan yang sudah ada di rumah, lho!
Apa saja kegiatan olahraganya? Langsung saja simak selengkapnya di bawah ini:
1. Halang Rintang
Yuk, berkreasi dengan memanfaatkan berbagai barang yang ada untuk membuat sebuah rute halang-rintang yang menyenangkan! Permainan olahraga ini bisa dilakukan oleh anak mulai dari usia 2 tahun.
Pertama, Ibu bisa membuat gunung dari tumpukan bantal tebal yang bisa dipanjat si Kecil. Setelah anak berhasil menaklukkan gunung bantal, sediakan terowongan kardus yang harus dilewati si Kecil dengan cara merangkak.
Kemudian, Ibu dapat membuat jembatan dengan menempelkan selotip berwarna secara sejajar melintasi ruang tengah. Untuk berhasil menyebrangi jembatan dengan selamat, si Kecil tidak boleh melewati garis selotip.
Terakhir, buat garis jembatan terputus agak jauh dari sofa sehingga anak perlu melompat untuk mencapai pulau kemenangan.
2. Color and Touch
Ibu dapat membantu anak-anak aktif bergerak sambil mengenal warna dengan permainan Colour and Touch.
Dalam permainan ini, anak harus menyentuh objek dengan warna yang disebutkan oleh Ibu menggunakan bagian tubuh yang telah ditentukan.
Contohnya ketika Ibu memberikan perintah “hidung-biru” berarti anak harus berlari mencari objek berwarna biru dan menyentuhnya dengan hidung.
3. Ikuti Sang Kapten!
Untuk aktivitas satu ini, Ibu tidak perlu mempersiapkan peralatan apapun. Permainan Ikuti sang Kapten! juga bisa dimainkan berdua saja bersama si Kecil, namun akan lebih seru ketika pesertanya ada beberapa anak.
Dalam permainan Ikuti Sang Kapten, Ibu berdiri di hadapan anak-anak. Minta anak-anak untuk memperhatikan dan menirukan apa yang Ibu lakukan. Contohnya melompat satu kali, memegang hidung, merangkak dengan empat kaki, dan lain sebagainya.
Tips dalam melakukan permainan ini adalah, pilih gerakan yang sederhana namun memerlukan gerakan motor yang luas.
4. Menangkap Bulu Terbang
Permainan ini dapat dilakukan sendiri atau secara berkelompok, antara 3 sampai 5 orang anak. Pada aktivitas ini, Ibu perlu menyediakan beberapa bulu lembut. Pilih yang tidak gampang rontok ya, Bu! Supaya aman untuk pernafasan si Kecil.
Setelah bulu siap, minta anak-anak untuk menangkap bulu sebelum ia jatuh menyentuh tanah. Anak bisa diminta menangkap menggunakan tangan kosong atau menggunakan keranjang kecil.
Pada akhir permainan, ajak anak menghitung berapa bulu yang berhasil diselamatkan.
5. Lampu Merah, Lampu Hijau
Permainan lain yang dapat dilakukan secara berkelompok adalah Lampu Merah, Lampu Hijau. Ibu dapat mengajak teman-teman si Kecil atau anggota keluarga lain dalam melakukan permainan ini.
Untuk memainkan permainan ini, Ibu berdiri di ujung ruangan. Peserta permainan boleh berlari ke arah Ibu setiap kali Ibu mengatakan, “Lampu hijau!” Kemudian, saat Ibu mengatakan, “Lampu merah!” semua pemain harus berhenti berlari.
Siapa yang lebih dahulu mencapai tempat Ibu berdiri akan menjadi pemenangnya.
6. Freeze Dance
Untuk melakukan permainan olahraga satu ini, Ibu hanya perlu mempersiapkan pemutar musik seperti smartphone, tablet, atau TV. Putar lagu favorit anak Ibu dan menari bersama! Setiap kali lagu berhenti siapapun yang ikut bermain harus membeku di tempat.
Dengan melakukan permainan ini, anak akan bersenang-senang sambil secara tidak langsung berlatih self-regulation alias kontrol diri.
Baca Juga: Melatih Keseimbangan Si Kecil Melalui Permainan Menyenangkan
7. DIY Bowling
Ibu memiliki banyak botol plastik bekas? Jangan langsung dibuang! Dengan beberapa botol plastik bekas Ibu dapat membuat permainan bowling sederhana. Gunakan bola apapun yang ada di rumah dan ajak si Kecil menghitung berapa buah pin bowling yang berhasil mereka jatuhkan.
8. Berburu Harta Karun
Dalam permainan harta karun ini, Ibu dapat memilih beberapa mainan atau benda lain yang aman untuk disembunyikan di sekitar area rumah. Setelah itu, Ibu dapat menyediakan petunjuk untuk si Kecil berupa daftar gambar mainan yang telah disembunyikan.
Tugas si Kecil sederhana, ia perlu mengeksplorasi lingkungan rumah untuk menemukan barang-barang yang berada di dalam daftar.
Dalam melakukan permainan ini ada satu hal yang perlu Ibu ingat, yaitu selalu bertanya terlebih dahulu apabila Ibu hendak menyembunyikan benda kesayangan si Kecil.
Hal tersebut perlu Ibu lakukan sebab ada beberapa anak yang menganggap perburuan benda-benda kesayangan adalah hal yang menyeramkan. Mereka mengira tidak akan bisa menemukan barang-barang itu lagi.
Nah, permainan olahraga mana yang ingin Ibu coba bersama si Kecil di akhir pekan ini? Jangan lupa untuk ajak teman-temannya juga untuk ikut bermain, ya, Bu! Bermain akan terasa makin seru jika dilakukan bersama-sama, lho.
Pilih Permainan yang Sesuai dengan Usia Anak
Agar si Kecil menikmati proses olah fisiknya, Ibu perlu menyesuaikan jenis permainan olahraga dengan kepribadian dan umur si Kecil. Ada dua jenis permainan yang dapat Ibu kenalkan kepada si Kecil, yaitu permainan individu dan kelompok.
Permainan individu biasanya lebih cocok dimainkan si Kecil yang berusia 1-3 tahun karena di usia ini anak-anak belum mengerti betul tentang konsep bermain bersama atau berbagi.
Namun, jangan khawatir. Ibu bisa melatih anak terbiasa dengan kehadiran anak-anak sebayanya sekaligus untuk melatihnya mulai berinteraksi dengan mengadakan playdate dengan teman-temannya untuk bersama-sama melakukan aktivitas olahraga individu, seperti berenang, bermain sepeda, menari, dan lain sebagainya.
Kegiatan ini sering juga disebut dengan parallel play, yang memungkinkan anak berada di satu tempat yang sama dengan anak-anak lainnya untuk bermain, tapi tidak saling bekerja sama atau bermain dengan satu sama lain. Masing-masing anak memiliki mainan atau aktivitasnya sendiri-sendiri.
Ketika usianya sudah menginjak 3 tahun ke atas, anak-anak biasanya sudah mengenal konsep teman dan mulai mengerti artinya berbagi sehingga sudah mulai bisa bermain bersama dalam sebuah kelompok. Anak-anak usia 3 tahun ke atas juga biasanya sudah cukup lancar berkomunikasi sehingga mereka akan lebih mudah untuk bekerja sama dengan teman.
Jadi, Ibu dapat mengundang anak-anak lain dengan rentang usia yang tidak terlalu jauh dengan si Kecil untuk bermain bersama. Misalnya main lempar tangkap bola, petak umpet, berburu harta karun, dan lain sebagainya. Permainan anak yang berkelompok disebut juga dengan associative play dan cooperative play.
Ingin dapatkan lebih banyak tips dan informasi parenting terbaru menyambut masa prasekolah si Kecil? Yuk, daftarkan diri Ibu di Bebeclub. Ibu juga bisa dapatkan beragam promo dan penawaran menarik seputar susu Bebelac, lho!
Baca Juga: 9 Contoh Permainan untuk Melatih Sosial Emosional Anak Usia Dini