7 Cara Menghilangkan Bentol Merah Seperti Gigitan Nyamuk di Kulit Bayi
Kulit bayi yang cenderung sensitif rentan mengalami berbagai masalah kulit seperti bentol-bentol. Terkadang, yang membuat Ibu penasaran ...

Kulit bayi yang cenderung sensitif rentan mengalami berbagai masalah kulit seperti bentol-bentol. Terkadang, yang membuat Ibu penasaran adalah ketika muncul bentol merah gatal seperti gigitan nyamuk pada kulit bayi. Bentol merah gatal ini bisa muncul di area wajah, lengan, kaki, hingga di badan si Kecil. Apakah ini benar karena digigit nyamuk atau pertanda alergi?
Yuk, kita sama-sama cari tahu apa penyebab dan bagaimana cara menghilangkannya di artikel ini!
Penyebab Kulit Bentol Merah Gatal Seperti Gigitan Nyamuk
Berbeda dengan ruam yang menyebar dan menyebabkan kulit tampak kemerahan, bentol-bentol sebetulnya terlihat seperti benjolan atau bengkak di satu area kulit tertentu.
Ada beragam hal yang mungkin menyebabkan munculnya bentol merah gatal seperti gigitan nyamuk. Berikut penjelasannya, Bu.
1. Gigitan Serangga
Selain karena gigitan nyamuk, bentol merah yang disertai gatal bisa jadi karena si Kecil habis digigit serangga saat tidur atau bermain di luar, misalnya digigit semut kutu, tungau kasur, atau bahkan lebah.
Gigitan serangga bisa menyebabkan reaksi yang ringan seperti hanya bentol gatal hingga berat yang menyebabkan si Kecil merasa perih dan tidak nyaman.
Adapun gejala bentol akibat gigitan serangga, di antaranya:
-
Reaksi ringan berupa gatal.
-
Muncul bentol, bengkak, dan kemerahan.
-
Bentol hanya muncul di area kulit yang digigit serangga.
2. Reaksi Alergi
Tahukah Ibu? Kalau tidak habis digigit nyamuk, munculnya bentol merah yang terasa gatal di kulit si Kecil bisa jadi merupakan reaksi alergi. Alergi pada kulit anak umumnya dipicu oleh kontak dengan bahan atau zat yang dapat menyebabkan iritasi, misalnya paparan deterjen, wewangian, alkohol, kandungan lain dalam produk perawatan tubuh anak, atau bulu hewan peliharaan.
Selain kontak langsung antara kulit dengan bahan iritan, bentol kemerahan yang terasa gatal juga dapat disebabkan oleh reaksi alergi makanan atau minuman tertentu, seperti telur, kacang-kacangan, bahkan alergi terhadap susu sapi.
Kulit memiliki sel kekebalan yang disebut sel mast. Ketika sel-sel ini beraksi, mereka akan melepaskan bahan kimia yang disebut histamin. Histamin inilah yang menjadi alasan munculnya gatal-gatal.
Akan tetapi, bentol kemerahan yang muncul akibat alergi makanan biasanya juga disertai dengan pembengkakan pada bibir, wajah, lidah dan tenggorokan atau bagian tubuh lainnya, juga sensasi kesemutan atau gatal di mulut dan tenggorokan.
Gejala alergi makanan dan alergi karena paparan iritan bisa hilang cepat dengan menjauhkan anak dari pemicunya dan mendapatkan pengobatan yang tepat.
Pada kasus yang sangat parah, alergi pada anak bisa disertai dengan pembengkakan di wajah dan kesulitan bernapas. Jika kondisinya sudah begini, Bunda perlu membawa si Kecil ke unit gawat darurat di rumah sakit.
Baca Juga: Biar Nggak Gampang Sakit, Ini 5 Cara Meningkatkan Daya Tubuh Anak Alergi
3. Biduran (Urtikaria)
Apabila pada kulit bayi tiba-tiba ada bentol merah gatal yang bergerombol cenderung banyak dan terasa timbul, kemungkinan besar bukan karena digigit nyamuk, Bu. Ini adalah pertanda bayi mengalami biduran.
Urtikaria atau biduran adalah ruam berupa bercak-bercak bentol kemerahan dalam berbagai bentuk dan ukuran. Biduran bisa terjadi di satu area tubuh saja atau tersebar di beberapa area yang luas. Lokasi bentolnya pun bisa berpindah-pindah.
Biduran seringkali sangat gatal, tetapi si Kecil mungkin juga merasa kulitnya panas seperti terbakar atau tersengat.
Jika Ibu belum tahu, biduran itu sendiri adalah hasil dari reaksi alergi. Reaksi alergi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh anak bersentuhan dengan pemicu alergi atau alergen. Alergen adalah zat yang sebetulnya tidak berbahaya bagi banyak orang, tapi bagi anak yang rentan alergi dapat memicu reaksi seperti bentol-bentol dan gatal.
Beberapa pemicu alergi yang bisa menyebabkan biduran adalah bahan kimia dalam makanan tertentu, sengatan serangga, sinar matahari, obat-obatan, atau sesuatu yang anak sentuh.
Biduran juga bisa disebabkan oleh hal lain, seperti infeksi virus dan bakteri, faktor fisik (suhu panas, dingin, tekanan), atau bahkan penyakit autoimun.
Bentol merah akibat biduran pada anak bisa muncul secara tiba-tiba dan mereda dalam waktu beberapa menit hingga beberapa jam. Pada beberapa kasus, bentol merah gatal yang disebabkan biduran dapat berlangsung lebih dari 24 jam dan akan hilang dalam waktu kurang dari 6 minggu.
Cara Menghilangkan Bentol Merah Gatal pada Kulit Anak
Dalam beberapa kasus yang ringan, bentol-bentol pada kulit bayi tidak perlu pengobatan khusus karena bisa menghilang sendiri dalam beberapa jam. Terutama bila penyebabnya adalah hal yang ringan seperti gigitan nyamuk atau serangga.
Berbeda jika bentolnya disebabkan oleh alergi. Kondisi ini bisa saja hilang dalam beberapa jam, beberapa hari, atau bisa juga bertahan hingga lebih dari 6 minggu lamanya.
Meski begitu, apa pun penyebabnya, Ibu tentu tidak mau, kan, melihat si Kecil terus-terusan terlihat tidak nyaman dan bahkan rewel karena gatal-gatal. Itu sebabnya, Ibu perlu tahu cara menghilangkan bentol alergi pada bayi lewa beberapa tips berikut ini.
1. Hindari Pemicu Alergi
Bila Ibu mencurigai alergi sebagai dalang dari kemunculan bentol merah gatal pada kulit bayi yang mirip gigitan nyamuk, coba perhatikan sekitar lingkungan si Kecil. Apakah ada benda-benda atau zat tertentu yang berisiko memicu alerginya? Atau, apakah si Kecil habis memakan sesuatu yang bisa memicu alergi?
Jika ya, sebaiknya segera jauhkan si Kecil dari pemicu alerginya, Bu, untuk mengantisipasi agar gejalanya tidak semakin parah.
Sebagai contoh, bila Ibu menyadari si Kecil jadi bentol-bentol setelah dipakaikan produk skincare tertentu, segera bilas bersih kulitnya dan keringkan dengan baik. Jangan pakaikan lagi losion tersebut untuk seterusnya.
Sama halnya jika bayi mengalami reaksi setelah menggunakan pakaian tertentu, misalnya pakaian yang berbahan wol. Langsung lepas pakaiannya dan mandikan anak. Jika ia habis memakan sesuatu, jangan berikan makanan itu lagi untuk sementara waktu.
Jika Ibu tidak tahu apa faktor pemicu yang membuat bayi mengalami alergi, tak ada salahnya berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan tes alergi. Dokter juga bisa meresepkan obat antihistamin untuk meredakan rasa gatal akibat alergi.
Baca Juga: Ini Dia Cara Mudah Bedakan 4 Penyakit Kulit Pada Bayi
2. Kompres Air Es Dingin
Bu, jika si Kecil mulai tampak ingin menggaruk bentolnya, coba tempelkan kompres dingin pada area kulitnya yang kemerahan.
Sensasi dingin yang diterima kulit si Kecil dapat meredakan rasa gatalnya sekaligus meringankan peradangan yang sering menyertainya. Suhu dingin juga memunculkan efek kebas pada area yang gatal sehingga mencegah si Kecil menggaruk kulitnya.
Caranya, Ibu cukup rendam kain waslap bersih di dalam baskom berisi air dingin atau aliri dengan air dingin. Peras handuk, lalu tempelkan pada area kulit bayi yang muncul bentol-bentol.
3. Oleskan Lotion Calamine
Cara menghilangkan kulit gatal bentol seperti digigit nyamuk berikutnya adalah dengan mengoleskan lotion dengan kandungan calamine yang mempunyai efek dingin. Jenis lotion ini umumnya dijual bebas dan aman untuk si Kecil.
Biasanya, bentol akan lebih cepat kempes dan efek gatal kemerahannya pun juga akan ikut mereka setelah dioleskan losion calamine.
Tapi, tak ada salahnya jika Ibu berkonsultasi lebih dulu dengan dokter mengenai pengobatan yang tepat.
4. Kenakan Pakaian Tipis dan Longgar
Jangan tutup area kulit bayi yang bentol-bentol merah dengan baju ketat atau tebal, ya, Bu. Justru, Ibu harus pastikan kulit si Kecil bisa “bernapas” dengan memakaikannya baju yang mudah menyerap keringat, agak tipis, berbahan lembut, dan longgar, misalnya kaos katun.
Memakaikannya baju yang ketat atau tebal akan membuatnya kepanasan dan berkeringat. Kondisi kulit yang lembap karena keringat bisa memicu rasa gatal semakin menjadi-jadi.
5. Buat Ruangan Menjadi Sejuk
Jaga agar kulit si Kecil tetap kering dan tidak berkeringat dengan membuat suhu ruangan yang sejuk. Ibu bisa nyalakan AC, kipas angin, atau kipasi badannya agar ia tidak merasa kepanasan.
Jika si Kecil berada di ruangan yang panas atau di luar ruangan, segera bawa ia masuk ke dalam ruangan yang lebih sejuk. Ingat, keringat dan kondisi kulit yang lembap bisa membuat rasa gatal bertambah parah.
6. Oleskan Lidah Buaya
Lidah buaya juga dapat digunakan sebagai cara menghilangkan bentol merah pada bayi. Menurut studi yang dimuat pada Journal of the American Podiatric Medical Association, lidah buaya mempunyai sifat antiradang yang dapat membantu menenangkan gatal dan peradangan pada kulit.
Untuk menghindari reaksi alergi yang mungkin terjadi dari gel lidah buaya asli, Ibu bisa gunakan gel aloe vera dari produk komersil yang dijual bebas. Oleskan pada kulit bayi yang terasa gatal kemerahan, kemudian diamkan sampai mengering. Rutin oleskan gel sampai gatalnya mereda.
7. Cegah Anak Menggaruk Kulitnya
Karena tidak tahan dengan rasa gatalnya, si Kecil mungkin akan mencoba menggaruk kulitnya, Bu. Akan tetapi, semakin digaruk, bentol akan terasa semakin gatal dan mungkin malah menyebabkan luka apabila ia menggaruknya terlalu keras.
Nah, Ibu perlu mencegah bayi agar tidak menggaruk, misalnya dengan memakaikan sarung tangan dan memotong kukunya.
Nah, Bu, itu dia berbagai penyebab dan cara menghilangkan bentol merah gatal yang bisa Ibu coba lakukan di rumah.
Jika tak ada perubahan atau kondisi bentol justru semakin parah, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter ya, Bu. Dokter akan mendiagnosis penyebabnya dan memberikan pengobatan yang tepat untuk mengatasinya. Semoga informasi ini bisa bermanfaat ya!
Dapatkan juga lebih banyak informasi terbaru soal tumbuh kembang anak lewat Bebe Journey, yuk! Ibu bisa akses berbagai fitur edukatif dan menarik dukung si Kecil tumbuh hebat di sini.
Referensi:
- Karen Gill. 2019. Hives on Baby: What You Need to Know. Diambil dari: https://www.healthline.com/health/baby /hives-on-baby [Diakses 24 April 2022]
- Centers for Disease Control and Prevention. 2020. Mosquitoes Bite Symptoms and Treatment. Diambil dari: https://www.cdc.gov/mosquitoes/mosquito-bites/symptoms.html [Diakses 24 April 2022]
- Sun Hee Choi dan Hey Sung Baek. 2015. Approaches to the diagnosis and management of chronic urticaria in children. Diambil dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc /articles/PMC4481035/ [Diakses 24 April 2022]
- Anthony Christian Darmawan. 2016. Seputar Kaligata pada Anak. Diambil dari: https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/seputar-kaligata-pada-anak [Diakses 24 April 2022]
- Melek Aslan Kayiran dan Necmettin Akdeniz. 2019. Diagnosis and treatment of urticaria in primary care. Diambil dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc /articles/PMC6526977/#:~:text=H1 %20antihistamines%20and%2C %20sometimes%2C%20short,be %20considered%20during%20missed %20events. [Diakses 24 April 2022]
- Journal of the American Podiatric Medical Association. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/8169808/. Diakses pada 24 Oktober 2022.
- Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/mosquito-bites/symptoms-causes/syc-2037531. Diakses pada 24 Oktober 2022.
- Healthline. https://www.healthline.com/health/how-to-treat-mosquito-bites-to-prevent-scarring#preventing-scars. Diakses pada 24 Oktober 2022.
- Healthline. https://www.healthline.com/health/pictures-skin-allergies-children#hives. Diakses pada 24 Oktober 2022.