Cara Menerapkan Feeding Rules IDAI agar Anak Makan Teratur

Feeding rules adalah pedoman pemberian makan dan waktu makan yang tepat untuk memastikan si Kecil menerima nutrisi optimal.

Profile dr. Deva Putriane, Cht, CPHCT
feeding rules-bebeclub


Bagi kebanyakan ibu, memberikan makanan untuk anak bukan perkara yang mudah. Nah, agar si Kecil mau lahap makan tanpa drama, Ibu perlu mulai menerapkan feeding rules.

Apa Itu Feeding Rules?

Feeding rules adalah panduan dari IDAI tentang cara memberi makan anak setelah masa ASI eksklusif.

Aturan ini penting untuk mendukung tumbuh kembang si Kecil. Sebab, makan bukan sekadar membuat anak kenyang, tapi juga proses belajar mengenal rasa, tekstur, hingga mengunyah dan menelan makanan dengan baik.

Idealnya, feeding rules sudah mulai Ibu terapkan dari usia 6 bulan agar si Kecil terbiasa dengan jadwal makan yang teratur dan kebiasaan makan yang positif hingga dewasa nanti. 

Midbanner cara menerapkan feeding rules

Bagaimana Menerapkan Feeding Rules?

Agar pemberian makan si Kecil lancar, Ibu perlu memahami tiga prinsip dasar feeding rules dari IDAI, yaitu jadwal, lingkungan, dan prosedur, yang diadaptasi dari jurnal Bonnin & Claude.

Berikut cara menerapkannya agar rutinitas makan si Kecil bebas drama:

1. Buat Jadwal Teratur

Saat pertama kali memulai MPASI, buatlah jadwal makan yang teratur dan tepat waktu. Ini membantu si Kecil belajar bahwa makan adalah kebutuhan sehari-hari.

Jadwal makan teratur juga membantu si Kecil mengenali rasa lapar dan kenyang. Seiring waktu, ia akan terbiasa dengan pola makan yang rutin.

Selain itu, jadwal yang tepat memberi waktu bagi lambung si Kecil untuk kosong. Waktu rerata pengosongan lambung sebesar 50% untuk makanan padat adalah 100 menit, sedangkan untuk makanan cair adalah 75 menit.

Jika makan terlalu dekat jaraknya, ia bisa menolak makan karena belum lapar.

Baca Juga: Tips Membuat Jadwal Pemberian MPASI Bayi

2. Batasi Waktu Makan Tidak Lebih dari 30 Menit

Mungkin Ibu mengira tidak masalah membiarkan waktu makan lama asalkan si Kecil kenyang dan makanannya habis. Padahal, cara ini bisa membuat anak makin susah makan bahkan menolak makan (GTM).

IDAI menyarankan waktu makan cukup 30 menit saja. Jika setelah itu si Kecil sudah tak berminat, sebaiknya hentikan dan angkat piringnya.

Bayi yang kenyang biasanya kehilangan minat makan. Kalau dipaksakan, justru bisa membuatnya semakin enggan makan.

3. Jangan Memberi Camilan Dekat Waktu Makan

Hindari menawarkan makanan selingan saat makan makanan utama, kecuali air putih yang digunakan untuk melancarkan tenggorokan. 

Di tengah-tengah proses makan, Ibu juga jangan memberikan selingan apapun pada si Kecil karena bisa membuatnya kenyang sebelum makanan utama habis. 

4. Tidak Boleh Memaksa Habiskan Makan

Banyak anak adalah picky eater, tapi ini bukan alasan untuk memaksa mereka makan. Sebaiknya, perkenalkan makanan baru secara berulang hingga 10–15 kali, ya, Bu.

Memaksa anak makan justru bisa membuat mereka trauma dan menolak makanan sampai dewasa. Tanda anak menolak makan bisa berupa mengatupkan mulut atau menangis.

Jika ini terjadi, tunggu 10–15 menit sebelum menawarkan lagi dengan nada netral. Bila tetap menolak, artinya ia sudah kenyang, dan Ibu bisa mengangkat piringnya.

Baca Juga: 15 Pilihan Finger Food untuk Bayi

5. Singkirkan Distraksi saat Makan

Ibu sebaiknya menyingkirkan segala hal yang bisa mengganggu fokus bayi saat makan, seperti mainan, televisi, atau smartphone. Gangguan ini bisa membuat anak tidak fokus mengunyah.

Meski anak terlihat anteng saat makan sambil main atau nonton, kebiasaan ini bisa berdampak buruk, salah satunya adalah makan diemut. Hal ini membuat proses makan jadi terlalu lama.

Makan yang diemut bisa bikin anak cepat merasa kenyang atau bosan. Akibatnya, waktu makan bisa sampai satu jam dan makanan sering kali tidak habis.

6. Jangan Biasakan Memberi Makanan Sebagai Imbalan 

“Sesuap lagi, nanti Ibu kasih permen, ya?” Kalimat seperti ini sering dipakai orang tua saat menyuapi anak. Meski terlihat ampuh, sebaiknya hentikan kebiasaan memberi hadiah makanan.

Trik ini bisa berdampak buruk dalam jangka panjang. Anak jadi menganggap camilan lebih istimewa daripada makanan utama dan mulai memilih-milih makanan.

Selain itu, memberi hadiah makanan bisa mengganggu jadwal makan dan menciptakan perebutan kuasa. Anak bisa menolak makan jika tidak diberi camilan kesukaannya.

7. Sajikan Makanan dalam Porsi Kecil

Ibu mungkin ingin anak makan banyak agar sehat, tapi porsi terlalu besar justru bisa membuat si Kecil enggan makan. 

Sebaiknya sajikan makanan dalam porsi kecil dulu. Jika si Kecil masih lapar, Ibu bisa menambahkannya.

Saat baru mulai MPASI, berikan 2–3 sendok tiap makan, lalu tingkatkan perlahan seiring bertambahnya usia.

Berikut saran porsi makan bayi sesuai umurnya dari IDAI: 

Kelompok Usia 

Porsi

6 bulan

2-3 sendok makan

6-9 bulan

½ mangkuk ukuran 250 ml

9-12 bulan

½ mangkuk ukuran 250 ml

12-24 bulan

¾ mangkuk ukuran 250 ml

Jangan lupa juga cek kesehatan pencernaan si Kecil setiap kali habis dikenalkan makanan baru lewat AI Poop Tracker sekarang. Cukup dengan upload foto pup di atas popoknya dan hasil analisisnya bisa Ibu dapatkan secara real time dalam 60 detik untuk dikonsultasikan lebih lanjut ke dokter.

9. Beri Minum di Akhir Waktu Makan

Ibu disarankan untuk memberikan makanan padat terlebih dahulu, baru disusul dengan makanan cair, dan diakhiri dengan minum.

Terlalu banyak minum di awal akan membuat anak merasa kenyang lebih cepat. Kecuali anak memang membutuhkan minum karena tersedak atau susah menelan makanannya, Bu.

10. Semangati Anak untuk Makan Sendiri

Hal pertama yang dipelajari anak saat makan sendiri adalah mengenali rasa lapar dan kenyang. 

Saat sudah mengetahui kedua perasaan tersebut akan membuat si Kecil untuk berhenti sendiri ketika sudah merasa kenyang dan meminta tambahan ketika masih merasa lapar. 

11. Jangan Mengelap Mulut Anak Sebelum Makan Selesai

Mulut si Kecil belepotan saat makan? Tidak apa-apa, Bu. Biarkan saja sampai ia selesai makan, karena itu bagian dari proses belajar.

Saat makan, anak sedang melatih motorik oral. Jika terlalu sering dibersihkan, ia tidak belajar merasakan sisa makanan di sekitar mulut.

Tanpa stimulasi, anak tak tergerak menjilat bibir dengan lidah. Akibatnya, ia kehilangan kesempatan melatih koordinasi dan gerak mulut.

Apa Perbedaan Feeding Rules dan Responsive Feeding?

Feeding rules adalah aturan dasar dalam memberi makan anak. Salah satu pendekatannya adalah responsive feeding.

Pada masa ini, Ibu mungkin akan menemui banyak tantangan, misalnya, si Kecil mulai tidak menyukai tekstur makanan tertentu, atau senang menyemburkan makanannya. 

Responsive feeding berarti memberi makan sesuai sinyal lapar dan kenyang bayi, tanpa paksaan. Dengan responsive feeding, bayi belajar makan saat memang butuh.

Kuncinya: Ibu perlu konsisten dan sedikit “tega”. Cara ini dapat membantu melatih pola makan anak, serta membuatnya lebih disiplin dan menghargai makanan. 

Baca Juga: 7 Tips Memilih Resep MPASI yang Tepat untuk Si Kecil

Jika Ibu butuh saran atau punya pertanyaan seputar kesehatan, tumbuh kembang, dan nutrisi anak, yuk langsung hubungi BebeCare.

Tim careline kami terdiri dari para ahli berlatar belakang keperawatan dan pendidikan gizi yang siap menjadi teman berbagi dan sumber informasi terpercaya untuk Ibu, 24 jam gratis tanpa perlu buat janji!

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Ibu

  1. Rokom. (2024, March 28). Responsive Feeding Agar Si Kecil Lahap Makan. Sehat Negeriku. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/blog/20240328/0845184/responsive-feeding-agar-si-kecil-lahap-makan/
  2. “IDAI | Makan Kok Diemut Sih ?” Idai.or.id, 2017, www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/makan-kok-diemut-sih. Accessed 21 Dec. 2022.
  3. “IDAI | SULIT MAKAN PADA BAYI DAN ANAK.” Idai.or.id, 2016, www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/sulit-makan-pada-bayi-dan-anak. Accessed 21 Dec. 2022.
  4. “IDAI | Pentingnya Mengatur Jadwal Makan Anak.” Idai.or.id, 2015, www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/pentingnya-mengatur-jadwal-makan-anak. Accessed 21 Dec. 2022.
  5. “IDAI | Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI).” Idai.or.id, 2018, www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/pemberian-makanan-pendamping-air-susu-ibu-mpasi?utm_source=newsletter&utm_medium=email&utm_campaign=idai-newsletter&utm_content=Booklet+Pemberian+Makanan+Pendamping+Air+Susu+Ibu+%28MPASI%29. Accessed 21 Dec. 2022.
  6. Anne-Claude Bernard-Bonnin. “Feeding Problems of Infants and Toddlers.” Canadian Family Physician, vol. 52, no. 10, Oct. 2006, pp. 1247–1251, www.cfp.ca/content/52/10/1247.long. Accessed 21 Dec. 2022.
  7. “Toddlers at the Table: Avoiding Power Struggles (for Parents) - Nemours KidsHealth.” Kidshealth.org, 2021, kidshealth.org/en/parents/toddler-meals.html. Accessed 21 Dec. 2022.
  8. DeJesus, Jasmine M., et al. “Children Eat More Food When They Prepare It Themselves.” Appetite, vol. 133, Feb. 2019, pp. 305–312, www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6768385/, 10.1016/j.appet.2018.11.006. Accessed 21 Dec. 2022.
  9. Higuera, Valencia. “What Can You Do If Your Child Refuses to Eat Anything?” Healthline, Healthline Media, 11 Sept. 2019, www.healthline.com/health/parenting/child-refuses-to-eat-anything#mealtime-tips. Accessed 21 Dec. 2022.
  10. “Why It’s OK to Get Messy at Mealtime | Suffolk Center for Speech.” Lispeech.com, 2022, www.lispeech.com/why-its-ok-to-get-messy-at-mealtime/. Accessed 21 Dec. 2022.


Temukan Topik Lainnya

Artikel Terkait