4 Menu Makanan untuk Solusi Anak yang Sedang GTM
Saat si Kecil sedang GTM, Ibu pasti frustrasi karena khawatir jika asupan gizinya jadi tidak maksimal. GTM sebenarnya fase yang normal d...
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Ditinjau oleh :
Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH
Saat si Kecil sedang GTM, Ibu pasti frustrasi karena khawatir jika asupan gizinya jadi tidak maksimal. GTM sebenarnya fase yang normal dialami setiap anak, dan tidak akan terjadi terus-terusan, kok. Tapi, tetap penting bagi Ibu memastikan si Kecil mendapatkan asupan makanan sehat yang bergizi seimbang agar tumbuh kembangnya optimal. Nah kalau sedang bingung mau masak apa hari ini untuk si Kecil, yuk cek inspirasi resep makanan yang enak dan mudah dibuat untuk anak GTM!
Rekomendasi Resep Makanan untuk Anak GTM
Ibu bisa menyajikan menu makanan baru ketika anak GTM. Kebosanan ketika mengonsumsi makanan yang tidak variatif menjadi salah satu penyebab anak GTM.
Nah, supaya tidak bingung, ada beragam resep MPASI untuk mengatasi anak GTM. Mari coba ragam resep sebagai solusi makanan anak yang sedang GTM berikut ini.
1. Perkedel Nasi Hati Ayam
Hati ayam memiliki kandungan zat besi yang tinggi jika dibandingkan dengan protein hewani lain. Zat besi memiliki manfaat untuk meningkatkan perkembangan sistem saraf dan sumber energi bagi otot. Anak yang kekurangan zat besi berpengaruh pada fungsi kognitif, tingkah laku, dan perkembangannya.
Menu ini cocok untuk si Kecil yang sedang GTM, karena di dalamnya sudah ada menu lengkap. Bisa juga dicoba untuk anak yang mulai makan finger food, Bu.
Bahan-bahan:
- 30gr hati ayam, bersihkan lalu potong-potong
- 1 butir telur
- 50 gr nasi putih
- Daun bawang sejumput
- Keju parut sejumput
- 30 ml santan
- Minyak untuk menggoreng
Cara membuat:
- Campur hati ayam, telur dan nasi pada sebuah wadah. Aduk-aduk hingga merata.
- Masukkan daun bawang dan keju parut pada adonan, lalu aduk sampai tercampur.
- Tambahkan santan pada adonan tersebut, kemudian aduk-aduk kembali.
- Apabila sudah tercampur, bentuk adonan menjadi bulat, kemudian goreng pada minyak dengan api kecil saja.
- Goreng hingga matang berwarna kuning kecokelatan.
- Perkedel nasi hati ayam siap disajikan.
2. Bakwan Mie Udang
Udang merupakan sumber protein yang baik serta memiliki kandungan asam lemak omega-3 untuk membantu memperkuat sel pertumbuhan si Kecil. Namun sebelum mencoba resep ini, pastikan si Kecil tidak memiliki alergi terhadap udang ya, Bu.
Bahan-bahan:
- 1 keping mie telur
- 1 butir telur
- Wortel, yang sudah diparut
- 4 buah udang, bersihkan dan potong-potong halus
Cara membuat:
- Rebus mie telur sampai matang, jika sudah matang, sisihkan.
- Masukkan sebutir telur dan parutan wortel, aduk hingga merata.
- Tambahkan udang yang sudah dipotong-potong pada adonan telur.
- Masukkan mie pada adonan tadi, aduk-aduk sampai tercampur rata.
- Bentuk adonan sesuai selera, kemudian goreng dengan minyak dan api kecil saja.
- Goreng hingga matang dan berwarna kecokelatan.
- Bakwan mie udang siap disajikan.
3. Martabak Nasi Daging Sapi
Daging sapi mengandung zat besi yang dapat membantu mencegah anemia defisiensi besi yang menjadi faktor risiko stunting pada anak. Jangan lupa untuk mengolah daging sapi hingga benar-benar matang ya, Bu.
Bahan-bahan:
- 5 lembar kulit lumpia
- 50 gr nasi putih
- 30 gr daging sapi cincang
- Daun bawang, iris-iris
- 1 butir telur
- 1 siung bawang putih, iris-iris
- 1 siung bawang merah, iris-iris
Cara membuat:
- Tumis bawang merah dan bawang putih sampai harum.
- Masukkan daging sapi cincang, masak sampai matang, jika sudah matang, sisihkan.
- Sediakan wadah, masukkan nasi, daging cincang yang sudah dimasak, dan telur. Aduk sampai tercampur rata.
- Tambahkan daun bawang pada adonan tersebut.
- Siapkan kulit lumpia, beri isian adonan di atas kulit lumpia, lalu tutup rapat.
- Goreng dengan minyak dan api kecil saja.
- Masak hingga matang dan berwarna kuning kecokelatan.
- Martabak nasi daging sapi siap disajikan untuk si Kecil.
4. Stick Kentang Ayam
Jika si Kecil bosan makan nasi, Ibu bisa memberikan kentang sebagai alternatif lain, lho. Kentang merupakan sumber energi dan memiliki berbagai nutrisi seperti folat, zat besi, vitamin B6, dan mineral zinc. Mineral zinc penting untuk menjaga kekebalan tubuh dan mempercepat penyembuhan luka.
Bahan-bahan:
- 1 buah kentang, sudah dikukus
- 1 butir telur, ambil bagian kuningnya saja
- 1 siung bawang merah, iris-iris
- 1 siung bawang putih, iris-iris
- 60 gr daging ayam giling
- 2 sdm maizena
- Minyak goreng secukupnya
Cara membuat:
- Tumis daging ayam giling, bawang merah, dan bawang putih dengan minyak goreng. Masak hingga matang.
- Campurkan daging ayam, kentang kukus dan kuning telur menggunakan blender atau chopper.
- Jika sudah tercampur rata, tuang adonan ke dalam sebuah wadah.
- Tambahkan tepung maizena pada adonan tersebut, aduk hingga merata.
- Masukkan adonan pada pipping bag.
- Bentuk adonan seperti bentuk stick, lalu goreng hingga berwarna kuning keemasan.
- Stick kentang ayam siap disajikan.
Nah, itu dia berbagai resep makanan untuk anak GTM yang bisa Ibu coba di rumah.
Baca Juga: Modifikasi Makanan yang Disukai Picky Eater Agar Lebih Bernutrisi
Penyebab GTM pada Anak
Lalu, apa sebenarnya yang menyebabkan anak melakukan GTM, ya? Ada beberapa alasan yang bisa menyebabkan anak menolak untuk makan. Berikut daftar kemungkinan penyebab GTM pada anak:
- Si Kecil merasa bermain lebih menyenangkan dibanding makan, sehingga saat waktu makan tiba, ia justru menolak dan memilih untuk bermain.
- Anak selektif dalam memilih makanan, misalnya ia hanya menyukai makanan berkuah. Jika diberi makanan yang digoreng, dia akan menutup mulutnya.
- Nafsu makan anak bervariasi, karena adanya percepatan pertumbuhan dan perubahan tingkat aktivitas.
- Masih merasa kenyang. Mungkin si Kecil terlalu banyak minum susu atau camilan, sehingga di jam waktunya makan, ia malah menutup mulutnya.
- Tumbuh gigi juga bisa menyebabkan minat makan si Kecil jadi berkurang.
Baca Juga: Pilihan Cemilan Sehat Untuk Anak 1 Tahun yang Susah Makan
Cara Mengatasi GTM pada Anak
Meski merupakan masalah umum yang terjadi pada anak, Ibu harus segera mengatasi GTM pada anak. Jika tidak segera diatasi, GTM bisa mengakibatkan menurunnya asupan kalori pada si Kecil, sehingga dapat menghambat tumbuh kembangnya. Selain itu, GTM bisa memengaruhi berat badan bayi, tinggi badan, hingga status gizi si Kecil.
Mengutip IDAI, penyebab GTM yang paling sering terjadi adalah inappropriate feeding practice, yaitu perilaku memberikan makanan yang tidak pas dengan usia anak atau perilaku makan anak yang tidak sesuai.
Oleh karena itu, melatih perilaku makan yang benar merupakan hal terpenting untuk mengatasi GTM pada anak. Pemberian makanan yang tepat juga harus memperhatikan kualitas, kuantitas, kebersihan, dan penyajian makanan yang disesuaikan dengan perkembangan si Kecil. Misalnya jika masih usia 6 bulan, sebaiknya diberi tekstur makanan yang lembut atau puree. Sementara untuk anak usia 9 bulan, sudah mulai bisa dikenalkan dengan tekstur padat atau finger food.
Berikut berbagai cara mengatasi GTM pada anak:
- Mengatur jadwal makanan utama dan makanan selingan (camilan) secara teratur, yaitu 3 kali makanan utama, dan 2 kali makanan selingan.
- Waktu atau durasi makan tidak boleh lebih dari 30 menit.
- Ciptakan lingkungan makan yang menyenangkan, seperti makan bersama keluarga di meja makan.
- Biarkan anak belajar makan sendiri. Apabila si Kecil menolak makanannya, tawarkan kembali makanan tanpa dipaksa. Jika setelah 10 - 15 menit anak tetap tidak mau makan, selesaikan proses makan. Ajarkan si Kecil mengenali rasa lapar dan kenyang.
- Jangan memaksa apalagi memarahi anak untuk menghabiskan makanannya, karena ini bisa membuat si Kecil stres saat makan.
- Hindari makan dengan distraksi, seperti sambil berjalan-jalan, menonton televisi, atau bermain gadget.
- Libatkan anak saat Ibu menyiapkan dan memasak makanan untuk si Kecil.
- Hindari memberikan camilan saat si Kecil mogok makan, karena nantinya akan membuat anak lebih tertarik pada camilan dibandingkan makanan utama.
- Sajikan si Kecil makanan yang sama dengan anggota keluarga lainnya. Jika si Kecil melihat Ibu memakan makanan tersebut, mereka cenderung akan penasaran dan ingin mencobanya.
Yang terpenting, jangan pernah memaksa si Kecil untuk menghabiskan makanannya, ya, agar ia tidak menyimpan pengalaman yang buruk tentang waktu makannya.