9 Nutrisi Penting untuk Kecerdasan Otak Anak

Sebagai orang tua, Ibu tentu menginginkan si Kecil tumbuh menjadi anak yang sehat dan hebat. Anak diharapkan mudah berkonsentrasi, mampu...

Ditulis oleh : Tim Penulis

4 min
19 Jul 2022
Si Kecil sudah siap masuk prasekolah, pastikan Ibu penuhi kebutuhan nutrisi otak anak.


Sebagai orang tua, Ibu tentu menginginkan si Kecil tumbuh menjadi anak yang sehat dan hebat. Anak diharapkan mudah berkonsentrasi, mampu memahami pelajaran, dan memiliki perkembangan akal yang kreatif. Nah salah satu cara yang bisa Ibu lakukan, yaitu memberikan makanan padat gizi untuk anak setiap hari. Perlu Ibu ketahui bahwa pemberian nutrisi sangatlah berhubungan dengan kesiapan si Kecil belajar di sekolah nantinya.

Lantas, adakah nutrisi untuk otak anak yang dapat membantu meningkatkan kecerdasan? Yuk, simak jawabannya dalam artikel berikut ini!

Kenapa Nutrisi Otak Anak Penting untuk Perkembangan Kognitif?

Tahukah Ibu? Dari lahir sampai dengan usia 1 tahun ke atas, perkembangan anak sangatlah pesat sehingga penting bagi orang tua untuk memahami pentingnya peran nutrisi dan tidak boleh sampai melewatkannya. 

Sebab bisa dibilang, pemenuhan nutrisi dalam tiga tahun pertama kehidupan anak menjadi fondasi untuk pengembangan keterampilan kognitif, motorik, dan sosio-emosional sepanjang masa kanak-kanak dan dewasa nanti.

Penelitian dari jurnal Nutrition Reviews bahkan melaporkan bahwa kekurangan gizi pada anak usia dini cenderung berisiko memengaruhi proses berpikir, perilaku, dan produktivitas anak sepanjang usia sekolah nanti.

Sudah banyak pula penelitian lain yang membuktikan bahwa anak yang tidak mendapatkan cukup nutrisi dari makanan berisiko mengalami penurunan produksi sel otak, keterbatasan fungsi otak, dan keterlambatan perkembangan kognitif. 

Menariknya lagi, asupan nutrisi tidak hanya diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan kognitif anak, Bu. Namun juga kesiapannya bersekolah nanti. Karena para ahli menyatakan, periode emas pertumbuhan otak anak akan terus berlangsung hingga si Kecil berusia lima tahun.

Ya! Sebanyak 90% dari kapasitas kognitif anak akan tercapai pada usia 5 tahun, dan ini merupakan tahap penting untuk mempersiapkan mereka belajar. Itu kenapa penting sekali untuk Ibu meneruskan pemenuhan nutrisi yang tepat sampai setelah anak berusia 3 tahun.

Sebetulnya, anak terlahir sudah memiliki semua sel otak (neuron) untuk selama sisa hidup mereka. Akan tetapi, setiap sel-sel tersebut perlu memiliki koneksi antar satu sama lain agar otak dapat berfungsi dengan baik.

Koneksi otak ini yang memungkinkan kita untuk bergerak, berpikir, berkomunikasi, dan melakukan hampir semua hal. Keterampilan penting lainnya, seperti motivasi, kedisiplinan diri, pemecahan masalah, dan berperilaku juga terbentuk dari koneksi otak pada tahun-tahun awal ini.

Pada anak usia dini, koneksi antar sel otak dibuat dengan kecepatan yang luar biasa. Setidaknya akan terjadi satu juta koneksi saraf baru setiap detik dalam otak anak balita, yang jauh lebih banyak daripada waktu lain dalam hidup. Semakin banyak dan semakin kuat hubungan antar sel saraf otak, perkembangan otak anak akan semakin matang. 

Nah selain stimulasi yang anak dapatkan setiap hari, asupan nutrisi yang si Kecil terima di masa kanak-kanak awal juga berperan sama pentingnya untuk menguatkan fungsi kognitif otak, Bu!

Nutrisi Otak Anak untuk Mendukung Perkembangan Kognitif

Sama seperti bagian tubuh lainnya, otak juga membutuhkan makanan bernutrisi sebagai ‘bahan bakar’ agar dapat bekerja maksimal dalam menyerap informasi. Di dalam otak, terdapat sel-sel yang saling terhubung, yang disebut sinaps. Semakin banyak jumlah sinaps yang terbentuk, semakin cepat juga proses berpikir anak, Bu. 

Nah, sinaps ini paling banyak terbentuk saat usia janin 34 minggu sampai dengan si Kecil berusia 2 tahun.1 

Lalu, bagaimana cara memperbanyak sinaps tersebut agar si Kecil semakin cerdas? Tentu saja dengan memenuhi kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan oleh otak anak, yang bisa diperoleh dari makanan dan minuman yang sehat. Cek apa saja nutrisi otak anak yang dibutuhkan si Kecil, ya, Bu! Berikut adalah daftarnya:

1. Triple A (LA, ALA, dan DHA)

Siapa yang tidak kenal dengan kehebatan asam lemak omega-3, seperti LA (linoleic acid) dan DHA (docosahexaenoic acid), serta omega-6 atau ALA (alpha linoleic acid) sebagai nutrisi penting untuk otak anak? Ketiganya disebut sebagai triple A, dan perlu dipenuhi kebutuhannya setiap hari.

Asam lemak omega-3 merupakan salah satu asam lemak tak jenuh yang jumlahnya mencapai 20 persen di dalam otak manusia.1 Banyak, ya? Jadi, tak heran jika banyak ahli menyarankan agar nutrisi ini diberikan pada anak untuk mendukung perkembangan dan fungsi otak dengan mendukung pertumbuhan neuron dan koneksinya satu sama lain.

Tak hanya baik untuk perkembangan kognitif, banyak hasil penelitian juga menunjukkan asupan asam lemak omega-3 penting untuk mendukung perkembangan saraf anak hingga usia prasekolah. Omega-3 juga diketahui berfungsi penting untuk mendukung perkembangan retina mata dan kesehatan mental anak.

Studi lain dari University of Illinois tahun 2017 menambahkan bahwa kombinasi asupan asam lemak omega-3 dan omega-6 dari makanan dapat menjaga kesehatan otak anak hingga ia dewasa nanti. Kedua asam lemak ini penting untuk mendukung proses pembelajaran dan memori anak.

Meski begitu, tubuh anak umumnya tidak memiliki persediaan omega-3 dan 6 dalam jumlah yang cukup. Maka, Ibu bisa terus memberikan asupan dua asam lemak esensial ini dari variasi makanan. Lalu, dari mana omega 3, omega 6, dan DHA berasal? 

Ibu bisa mendapatkan nutrisi penting ini dari beberapa bahan makanan, seperti: 

  • Beragam jenis ikan berlemak, misalnya salmon, makarel, sarden, dan trout.

  • Kacang-kacangan seperti kedelai dan kacang mete. 

  • Daging, ayam, dan telur.

  • Biji-bijian, seperti kuaci, kenari, chia seed, dan flax seed.2

  • Minyak ikan.

Kandungan triple A juga bisa didapat dari susu pertumbuhan seperti susu Bebelac 4 GroGreat+. Bahkan, kandungan DHA dan LA+ALA pada susu Bebelac sudah 23% lebih tinggi. Ketiga nutrisi ini sangat penting dalam membentuk sel otak, yang mendukung perkembangan kognitif si Kecil. 

bebe 4

2. Asam Folat

Masih merupakan bagian dari keluarga vitamin B, asam folat adalah bentuk alami dari vitamin B9. Sayangnya, asam folat tidak dapat diproduksi oleh tubuh, sehingga harus dikonsumsi lewat makanan sehari-hari. Fungsi asam folat adalah untuk menguatkan sistem saraf pada otak anak selama masa pertumbuhannya.1

Secara alami, asam folat terdapat dalam makanan terutama dalam buah-buahan dan sayuran berdaun hijau, seperti bayam dan brokoli.3 Jadi, ajarkan si Kecil sejak dini agar mau makan sayuran untuk memenuhi kebutuhan asam folatnya, ya, Bu. 

Tapi Ibu juga harus ingat, bahwa folat adalah jenis vitamin yang mudah larut dalam air, sehingga disarankan tidak terlalu lama saat memasak sayuran hijau agar kandungan folatnya tidak hilang.3

3. Kolin

Fungsi kolin juga tak kalah penting sebagai nutrisi untuk otak anak, Bu. Mirip seperti asam folat, kolin berperan dalam hal meningkatkan memori dan kemampuan belajar si Kecil.1,4 Jadi, penting ada dalam makanan si Kecil yang sudah mau masuk sekolah, ya, Bu. 

Makanan yang mengandung kolin adalah hati ayam, kuning telur, jamur shitake, daging ayam, daging sapi, dan susu. Selain itu, sayuran seperti kubis, kol, sawi hijau, brokoli, serta kacang-kacangan tertentu seperti almond juga merupakan sumber kolin yang baik.4

4. Zinc

Nutrisi otak anak kali ini datang dari kelompok mineral, yaitu zinc. Zinc merupakan salah satu bagian penting pada 200 jenis enzim yang mengatur beragam aktivitas metabolisme dalam tubuh, termasuk di antaranya produksi sel saraf, pematangan sel saraf, hingga pembentukan sinaps.1

Zinc penting untuk membantu anak siap belajar di sekolah. Kekurangan zinc dapat memengaruhi perkembangan kognitif anak dengan cara menurunkan atensi (fokus dan perhatian) dan kurangnya minat untuk beraktivitas.

Kekurangan seng selama masa pertumbuhan otak di periode emas dan usia sekolah juga mengurangi kapasitas memori dan menghambat motivasi untuk belajar.

Zinc atau seng adalah zat gizi yang banyak ditemukan daging sapi tanpa lemak, daging ayam, sereal, biji-bijian utuh seperti gandum, dan kacang-kacangan seperti kacang mete dan almond. Selain itu, zinc juga bisa didapat dari ikan berlemak (sarden dan salmon) dan sayuran seperti kangkung dan buncis.5 Cukup beragam, ya, Bu?

Tak hanya dari makanan, susu pertumbuhan yang terfortifikasi juga merupakan sumber zinc tinggi yang baik, lho! 

5. Zat Besi

Zat besi selama ini lebih sering dikaitkan dengan kondisi anemia, yakni kondisi tubuh kekurangan sel darah merah yang sehat akibat kadar hemoglobin (Hb) yang rendah. Zat besi sendiri sangat penting sebagai nutrisi otak anak, Bu. Nutrisi ini menyediakan jumlah sel darah merah yang cukup untuk membawa oksigen ke otak.

Di otak, zat besi akan digunakan untuk meningkatkan kemampuan dan fungsi setiap bagian otak anak. Asupan zat besi membantu fungsi kognitif anak berjalan optimal dengan mendukung atensi, pengambilan keputusan, penalaran, pembelajaran, dan kecerdasannya.

Nah, sebuah studi menyebut bahwa anemia yang terjadi pada anak dapat mengganggu perkembangan kognitifnya dalam jangka panjang.1 Itu kenapa kekurangan zat besi sering dikaitkan dengan keterlambatan perkembangan kognitif pada anak kecil.

Jadi, pastikan untuk mencukupi kebutuhan zat besi si Kecil, ya, Bu. Untuk memenuhi kebutuhan anak, Ibu bisa memberikan makanan tinggi zat besi seperti:

  • Daging tanpa lemak (ayam, sapi, kambing).

  • Hati sapi atau hati ayam.

  • Sereal. 

  • Bayam. 

  • Brokoli. 

  • Kentang. 

  • Biji-bijian. 

  • Telur.

  • Seafood (ikan tuna, salmon, udang).

  • Tahu.

  • Kacang-kacangan, termasuk selai kacang.

  • Susu pertumbuhan yang terfortifikasi.

6. Yodium

Selama ini Ibu mungkin sudah paham kalau kekurangan yodium sering kali dikaitkan dengan penyakit gondok. Namun, tahukah Ibu bahwa defisiensi yodium juga dapat menghambat perkembangan saraf dan berbagai proses lainnya yang terjadi di otak?1. 

Maka itu, yodium menjadi nutrisi otak anak yang perlu dipenuhi, Bu. Anak membutuhkan zat yodium untuk perkembangannya selama dua tahun pertama kehidupan. 

Kekurangan yodium dapat mengakibatkan gangguan perkembangan kognitif, fisik, dan motorik yang berdampak pada prestasi anak di sekolah. Saat beranjak dewasa, hal tersebut bisa memengaruhi produktivitasnya. 

Itu sebabnya, semakin banyak makanan yang diperkaya dengan mineral yang satu ini, termasuk di antaranya garam, sereal, dan susu.

Untuk mencukupi kebutuhan yodium si Kecil, Ibu bisa memberinya berbagai makanan sumber yodium seperti rumput laut, udang, telur, dan susu pertumbuhan terfortifikasi.

7. Vitamin B12

Dari delapan jenis vitamin B, vitamin B12 atau kobalamin termasuk salah satu nutrisi yang paling berperan untuk perkembangan otak anak. Vitamin B12 memiliki peran dalam menyalurkan rangsangan ke sel-sel otak, sehingga membuat daya tangkap si Kecil menjadi lebih baik.1 

Jadi, pastikan vitamin untuk otak ini terkandung dalam makanan yang dikonsumsi si Kecil sehari-hari, ya, Bu. 

Sebagian besar sumber vitamin B12 ditemukan pada produk hewani, seperti daging sapi, daging ayam, susu, dan telur. Namun, vitamin B12 juga bisa ditemukan di beberapa makanan nabati, seperti tempe dan sereal.1   

8. Vitamin C

Selama ini Ibu mungkin lebih mengenal manfaat vitamin C untuk menjaga daya tahan tubuh supaya si Kecil tidak gampang sakit. 

Namun nyatanya, vitamin C juga punya andil penting untuk mendukung perkembangan kognitif anak di usia dini, lho!

Vitamin C membantu kerja sistem saraf untuk membentuk koneksi antar sel otak, juga membantu pembentukan struktur sel otak itu sendiri. Selain itu, asupan vitamin C yang cukup ikut mendukung kelangsungan hidup tiap sel-sel otak tersebut.

Beberapa makanan tinggi vitamin C yang disukai anak adalah:

  • Jeruk.

  • Stroberi.

  • Pepaya.

  • Kiwi.

  • Jambu biji.

  • Brokoli.

  • Mangga.

  • Tomat.

  • Bayam.

  • Pisang.

9. Vitamin D

Vitamin D dikenal dapat membantu penyerapan kalsium untuk membangun tulang yang kuat agar si Kecil bisa tumbuh tinggi.

Namun, Ibu juga perlu tahu bahwa peran vitamin D sama pentingnya untuk perkembangan kognitif anak. Terutama pada tahun-tahun awal kehidupan anak ketika otak sedang berkembang pesat-pesatnya.

Untuk otak, vitamin D berfungsi untuk melindungi neuron dan mencegah peradangan yang dapat memicu kerusakan di kemudian hari. Bahkan, sudah terbukti pula bahwa asupan vitamin D juga membantu meningkatkan kinerja kognitif, perhatian, dan memori secara drastis.

Melansir hasil analisis studi dalam jurnal Cureus tahun 2018, kekurangan vitamin D yang terjadi selama periode emas anak menunjukkan peningkatan risiko masalah belajar, masalah pada memori, dan gangguan perilaku.

Vitamin D paling banyak ditemukan dalam sinar matahari pagi dan makanan sehat, seperti:

  • ikan berminyak, seperti salmon, sarden, herring, dan makarel.

  • Daging merah.

  • Hati sapi.

  • Kuning telur.

  • Sumber makanan yang diperkaya (fortifikasi), seperti susu pertumbuhan.

Penting untuk mencukupi kebutuhan vitamin D anak sehari-hari. Sebab selain untuk mendukung perkembangan tulang dan otak, vitamin D juga berpengaruh pada tumbuh kembang anak secara umum, Bu.

Kekurangan vitamin D yang serius pada anak-anak juga dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik dan kelemahan otot yang tentu akan memengaruhi kesiapan si Kecil bersekolah nanti.

Baca Juga: 10 Makanan untuk Perkembangan Otak Si Kecil

Dukung Anak Belajar dengan Bebelac 3 GroGreat+

Pemenuhan nutrisi sebetulnya bukan sekadar untuk menjamin kesehatan dan tumbuh kembang fisik anak, tapi juga kesiapan anak bersekolah, Bu.

Studi menunjukkan bahwa ketika anak-anak usia sekolah memiliki gizi yang baik, mereka bisa berkonsentrasi lebih baik, menunjukkan hasil akademis yang lebih baik di kelas, dan memiliki lebih sedikit masalah perilaku di sekolah.

Selain itu, nutrisi yang baik mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Ini artinya, anak akan lebih jarang izin tidak masuk sekolah karena sakit.

Tidak hanya nutrisi dari makanan, Ibu juga bisa mendukung perkembangan kognitif otak si Kecil dengan terus memberikannya susu pertumbuhan yang terfortifikasi untuk memastikan kelengkapan nutrisinya.

Dukung Awal Semua Kehebatan si Kecil melalui pemberian susu Bebelac 3 GroGreat+ yang dilengkapi kandungan FOS:GOS 1:9 yang teruji klinis serta Triple A (DHA, LA, ALA) untuk mendukung saluran cerna si Kecil (happy tummy). Ketika pencernaannya baik, anak juga akan memiliki akal kreatif dan daya tangkap yang baik (happy brain), serta ceria juga bersemangat untuk melakukan berbagai kegiatan yang menunjang perkembangannya sambil bermain bersama teman-teman (happy heart).

Jangan lupa, dapatkan juga lebih banyak informasi dan tips seputar perkembangan tumbuh kembang si Kecil dengan mendaftar member Bebeclub.

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Ibu


Temukan Topik Lainnya

  1. Anett Nyaradi, et al. 2013. The role of nutrition in children's neurocognitive development, from pregnancy through childhood. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3607807/
  2. Maria Alessandra Gammone, Graziano Riccioni,1,2 Gaspare Parrinello,3 and Nicolantonio D’Orazio. 2018. Omega-3 Polyunsaturated Fatty Acids: Benefits and Endpoints in Sport. Diambil dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6357022/
  3. Kashif M. Khan and Ishwarlal Jialal. 2022. Folic Acid Deficiency. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK535377/
  4. Taylor C. Wallace, PhD, CFS, FACN, Jan Krzysztof Blusztajn, PhD, Marie A. Caudill, PhD, RD, Kevin C. Klatt, MS, Elana Natker, MS, RD, Steven H. Zeisel, MD, PhD, and Kathleen M. Zelman, MPH, RD, LD. 2018. Choline. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6259877/ 
  5. Josune Olza, et al. 2017. Reported Dietary Intake and Food Sources of Zinc, Selenium, and Vitamins A, E and C in the Spanish Population: Findings from the ANIBES Study. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5537812/ 
  6. Franziska Spritzler. (2020, January 27). 12 Healthy Foods That Are High in Iron. Healthline; Healthline Media. https://www.healthline.com/nutrition/healthy-iron-rich-foods#1.-Shellfish
  7. Prado, E. L., & Dewey, K. G. (2014). Nutrition and brain development in early life. 72(4), 267–284. https://doi.org/10.1111/nure.12102
  8. How Nutrition Helps Kids Learn - Knoxville-Knox County Head Start. (2019, March). Knoxville-Knox County Head Start - Knoxville-Knox County Head Start. https://www.knoxvilleheadstart.org/03/how-nutrition-helps-kids-learn/
  9. Brain Development. (2023, January 13). First Things First. https://www.firstthingsfirst.org/early-childhood-matters/brain-development/#:~:text=90%25%20of%20Brain%20Growth%20Happens,full%20grown%20%E2%80%93%20by%20age%205
  10. Jones, K. (2017, November 22). Early childhood brain development has lifelong impact. Arizona PBS. https://azpbs.org/2017/11/early-childhood-brain-development-lifelong-impact/#:~:text=90%20Percent%20of%20a%20Child%27s%20Brain%20Develops%20by%20Age%205&text=Incredibly%2C%20it%20doubles%20in%20size,full%20grown%20%E2%80%94%20by%20age%20five
  11. DiNicolantonio, J. J., & O’Keefe, J. H. (2020). The Importance of Marine Omega-3s for Brain Development and the Prevention and Treatment of Behavior, Mood, and Other Brain Disorders. 12(8), 2333–2333. https://doi.org/10.3390/nu12082333
  12. Bhatnagar, S., & Taneja, S. (2001). Zinc and cognitive development. 85(S2), S139–S145. https://doi.org/10.1079/bjn2000306
  13. item. (2023). Who.int. https://www.who.int/news-room/questions-and-answers/item/nutrition-effects-of-iodine-deficiency#:~:text=Iodine%20deficiency%20during%20pregnancy%20not,first%20two%20years%20of%20life
  14. Figueroa-Méndez, R., & Selva Rivas-Arancibia. (2015). Vitamin C in Health and Disease: Its Role in the Metabolism of Cells and Redox State in the Brain. 6. https://doi.org/10.3389/fphys.2015.00397
  15. Anjum, I., Syeda Maira Jaffery, Fayyaz, M., Zarak Iqbal Samoo, & Anjum, S. (2018). The Role of Vitamin D in Brain Health: A Mini Literature Review. https://doi.org/10.7759/cureus.2960
  16. Hossein Bakhtiari-Dovvombaygi, Izadi, S., Zare, M., Elham Asgari Hassanlouei, Hossein Dinpanah, S. Mohammad Ahmadi-Soleimani, & Beheshti, F. (2021). Vitamin D3 administration prevents memory deficit and alteration of biochemical parameters induced by unpredictable chronic mild stress in rats. 11(1). https://doi.org/10.1038/s41598-021-95850-6


Artikel Terkait