7 Manfaat Bermain Peran (Role Play) untuk Perkembangan Anak

Pernahkah Ibu melihat si Kecil pura-pura bermain sebagai seorang dokter, guru yang sedang mengajar, koki restoran, atau peran karakter f...

Ditulis oleh : Tim Penulis

4 min
11 Jan 2023
Anak perempuan bermain peran sebagai dokter.


Pernahkah Ibu melihat si Kecil pura-pura bermain sebagai seorang dokter, guru yang sedang mengajar, koki restoran, atau peran karakter fiktif seperti superhero Avengers? Jika pernah, Ibu patut berbangga hati, nih!

Karena, bermain peran alias role playing nyatanya tidak cuma menjadi aktivitas selingan kala anak sedang bosan. Lewat permainan pura-pura ini, anak juga bisa belajar banyak keterampilan baru dan mengembangkan berbagai karakter diri yang positif. Misalnya, belajar untuk bekerja sama, berkomunikasi dengan baik, dan berempati dengan orang lain. 

Selain itu, masih banyak aspek lain yang dikembangkan oleh si Kecil saat sedang asyik role play. Yuk, simak manfaat lengkapnya plus ide-ide permainan peran yang seru untuk si Kecil di artikel ini!

Manfaat Bermain Peran untuk Anak Usia Dini

Bermain peran atau role play adalah permainan tindakan meniru karakter dan perilaku dari seseorang yang berbeda dari diri anak sendiri. Pada permainan ini, anak bisa bertindak dan berbicara seolah-olah ia adalah karakter yang ia perankan dalam skenario yang ia buat sendiri. 

Karakter yang anak perankan bisa berasal dari mana saja, Bu. Ia bisa berpura-pura sebagai profesi yang ada di dunia nyata, seperti dokter di rumah sakit, atau “menghidupkan” karakter fiksi favoritnya, misalnya Buzz Lightyear dari The Toys Story. Bahkan, si Kecil mungkin bisa menciptakan satu karakter baru dari imajinasinya sendiri. 

Mungkin Ibu bertanya-tanya, kenapa anak suka bermain peran? Bagi anak, roleplay adalah cara yang menyenangkan untuk “belajar merasa jadi orang dewasa”.

Jadi, ia akan belajar tentang bagaimana sebuah profesi bisa melakukan pekerjaannya atau bagaimana cara membuat sesuatu yang mungkin tidak bisa dilakukan secara nyata oleh anak kecil. Di sini, anak secara tidak langsung belajar memahami konsep kompleks peran manusia dalam kehidupan nyata mulai dari cara bicara, jenis bahasa yang digunakan, gesture tubuh, ekspresi wajah, hingga emosi yang ditunjukkan.  

Sambil bermain, anak juga secara tidak langsung mempelajari keterampilan penting yang membantu perkembangan kognitif dan sosial-emosional mereka.

Maka itu, setidaknya ada 7 manfaat penting yang akan didapatkan anak dari role playing. Simak penjelasan berikut ini ya, Bu!

1. Meningkatkan Kreativitas dan Imajinasi Anak

Bermain peran dapat membantu anak dalam meningkatkan keterampilan kognitif dan kreativitas anak, sebab kegiatan ini menuntut anak untuk menggunakan imajinasinya. 

Untuk mendukung imajinasi anak dan memberikan pengalaman bermain peran yang lebih nyata, Ibu bisa lho menyediakan kostum-kostum lucu dan mainan profesi seperti mini kitchen-set yang dibuat dari kardus atau dengan membeli kids doctor kit.

Imajinasi yang terus diasah kelak akan membantu anak dalam menikmati proses membaca buku, merencanakan kegiatan dalam hidup, hingga menempatkan diri di posisi orang lain alias berempati.  

2. Meningkatkan Keterampilan Bahasa

Saat memerankan tokoh lain, secara otomatis anak akan mencari tahu bagaimana cara tokoh tersebut berbicara dan kosakata apa saja yang sering digunakan oleh si tokoh.

Misalnya saat Ibu mengajak si Kecil untuk berpura-pura menjadi Dora the Explorer dan Swiper yang suka mencuri. Di sini, si Kecil akan banyak menggunakan kata-kata seperti “Swiper jangan mencuri” sambil mengacungkan tangannya ke depan. 

Dengan melakukan hal tersebut secara berulang-ulang, maka anak mendapatkan pemahaman baru bahwa mencuri itu tidak baik. 

Tidak hanya itu, Bu. Anak juga akan mengetahui bagaimana cara mengutarakan apa yang ia pikirkan kepada orang lain dengan intonasi dan dengan susunan kata yang tepat.

Baca Juga: 9 Ide Kegiatan Seru untuk Anak-Anak Weekend di Rumah

3. Mengasah Kemampuan Berkomunikasi

Untuk dapat memainkan perannya dengan baik, si Kecil perlu berinteraksi secara langsung dengan lawan mainnya, entah itu Ibu, Kakak, Ayah, maupun teman sebayanya. 

Jika anak masih terlihat pasif, Ibu bisa kok memancingnya dengan pertanyaan-pertanyaan sederhana atau pertanyaan menarik. “Wah apelnya berwarna merah, cantik sekali Pak. Manis tidak ya rasanya?” atau “Wah, Ibu koki sibuk sekali. Sedang masak apa?”

Ibu bisa mengajukan pertanyaan-pertanyaan semacam itu, sehingga terjadilah komunikasi seperti saling bertukar informasi, ide, negosiasi, hingga menyatakan simpati. 

4. Mengembangkan Sikap Empati

Tentu Ibu pernah dengar pepatah yang bilang, “Walk a mile in someone else’s shoes” bukan? Nah, role play akan membantu anak mengembangkan kecerdasan sosial dan emosionalnya, yang kemudian pelan-pelan membentuk sikap empati dalam diri anak. Bagaimana caranya?

Selama sedang berpura-pura, anak secara instingtif akan mencari cara untuk coba berinteraksi dan berkomunikasi dengan lawan mainnya dalam skenario-skenario yang berbeda. Situasi ini memberikan kesempatan pada anak untuk memahami lawan mainnya, mulai dari mimik muka, gerak-gerik, nada bicara, dan pemilihan kata yang dipakai. 

Kemudian ia akan mencoba menanggapi reaksi lawan mainnya dengan mencontoh bagaimana peran tokoh tersebut bertindak dan berbicara. Pada momen ini, role play dapat membantu anak membentuk pemahaman yang lebih dalam tentang situasi tertentu untuk dapat melihat dari sudut pandang orang lain.

Dengan harapan, ia juga akan belajar untuk memahami norma yang berlaku dan memiliki kontrol perilaku yang baik dalam kehidupan nyatanya.  

5. Mengasah Kemampuan Penyelesaian Masalah

Role playing adalah salah satu kesempatan bagi untuk belajar menyelesaikan masalah atau konflik di situasi tertentu. Contohnya saat Ibu membuat cerita tentang tiga orang anak yang sedang tersesat saat berpetualang di hutan. Ternyata, perbekalan mereka habis dan tinggal tersisa satu potong roti cokelat.

Saat anak-anak bermain, coba perhatikan bagaimana mereka bereaksi terhadap masalah yang sedang mereka hadapi ini. Mungkin, akan ada satu anak yang berusaha untuk mengambil semua rotinya dan ada anak yang diam saja. 

Nah di sini, tugas Ibu sebagai “narator” adalah untuk memancing mereka untuk bernegosiasi dan berkompromi membagi roti tersebut agar tidak ada yang kelaparan. Misalnya dengan berkata, “Waduh, rotinya cuma satu! Supaya tiga kawanan petualang hebat ini tidak ada yang kelaparan dan bisa pulang dengan selamat, rotinya harus diapakan, ya?”

Kalau mereka tidak menemukan titik terangnya, Ibu bisa memandu mereka mencapai kesepakatan. Dan yang paling penting, jangan sampai anak-anak bertengkar sungguhan tanpa mendapatkan proses penyelesaian masalah yang tepat, ya!

6. Membantu Anak Mengekspresikan Emosi

Ketika Ibu melihat anak kesulitan dalam mengkomunikasikan perasaannya, Ibu bisa lho mengajak anak bermain peran agar ia merasa lebih mudah dalam mengeluarkan emosinya. 

Ibu bisa secara spontan mengajak si Kecil memainkan peran yang sesuai dengan kondisinya. Misalkan, sepulang dari preschool anak terlihat murung. Namun ketika ditanyai anak memilih diam seribu bahasa.

Di sini ibu bisa mengajak bermain peran sebagai guru dan murid untuk mengulik apa saja yang tadi terjadi di preschool. 

Selama permainan berlangsung, si Kecil akan secara tidak langsung menceritakan apa yang terjadi sambil mengeluarkan emosinya dengan lebih nyaman karena tidak takut akan dimarahi atau diberi label.   

Ketika emosinya sudah berhasil dikeluarkan, si Kecil akan merasa lebih tenang dan tingkat stresnya menurun. 

7. Meningkatkan Kebugaran Fisik Anak

Tidak hanya perkembangan kognitif dan emosional, role-playing juga ternyata memberikan pengaruh positif pada perkembangan fisik anak. 

Contohnya ketika si Kecil berpura-pura menjadi polisi dan ia berlari mengitari taman belakang untuk menangkap temannya yang berperan menjadi pencuri. 

Secara otomatis ia juga melakukan aktivitas fisik yang dapat meningkatkan kekuatan massa otot, keterampilan motorik halus dan kasarnya, juga kemampuan koordinasi antara mata dan anggota gerak tubuhnya. 

Baca Juga: Cara Disiplinkan Anak Tanpa Marah-Marah Lewat Metode Time Out

Ide Kegiatan Roleplay untuk Anak

Nah, kegiatan bermain peran ini sudah bisa dilakukan mulai dari anak berusia 2 atau 3 tahun.  Ada banyak sekali ide roleplay yang dapat Ibu coba untuk mengoptimalkan aspek-aspek perkembangan anak. 

Walaupun, bermain peran isa dilakukan secara spontan, namun Ibu lebih baik mempersiapkan skenario yang akan diperankan oleh anak secara terstruktur. Dengan begitu, setiap sesi bermain bersama anak memiliki hasil yang maksimal. 

Hal pertama yang perlu dilakukan adalah sepakati tema yang akan dimainkan. Sehingga, sejak awal anak sudah antusias. Setelah, itu lakukan diskusi untuk menyepakati pembagian peran. Berikut ide kegiatan bermain peran untuk anak yang dapat Ibu coba:

1. This is My Cafe!

Ini saatnya Ibu mengajak si Kecil berkreasi untuk menyulap pojok ruangan menjadi cafe yang cantik. Ibu bisa memanfaatkan kertas warna-warni untuk membuat ornamen dan memanfaatkan kardus bekas untuk dijadikan meja. 

Di sini, ibu dapat memanfaatkan biskuit yang ada di dapur dan jus yang ada di kulkas untuk dimasukkan ke dalam daftar menu. Ajak si kecil untuk menyusun biskuit di piring-piring kecil sesuai dengan orderan pembeli. Begitu juga dengan jusnya. 

Pembeli di sini bisa teman-teman bonekanya, anggota keluarga lain, atau teman sebaya yang ikut bermain. Selanjutnya, Ibu bisa memutar peran penjual-pembeli secara periodik atau sesuai keadaan. 

Untuk pembayaran, Ibu bisa menyiapkan uang kertas mainan atau membuatnya sendiri dari kertas warna-warni yang tersisa. 

Setelah memainkan permainan ini, voila! Si Kecil telah mempelajari cara memesan makanan, melayani dengan baik, mengenal nilai mata uang, dan lain sebagainya. Cara belajar yang seru sekali bukan, Bu?

2. I’m Gonna Save the Animal!

Ibu pernah dengar Kalaweit Organisation yang dibangun oleh seorang pria Prancis bernama Chanee? Jika ya, Ibu bisa menjadikan Chanee dan dan keluarga kecilnya sebagai tokoh dalam role playing satu ini.

Di sini, Ibu akan mengajak si Kecil untuk melakukan petualangan seru di halaman belakang sebagai seorang Aktivis Lingkungan. Ajak si Kecil bermain sambil mengamati dan memahami bahwa lingkungan hidup serta binatang yang ada di dalamnya harus dijaga.

Jika keluarga Kalaweit melindungi monyet Gibbon di hutan Kalimantan, Ibu bisa mengajak si Kecil melindungi ikan hias, kucing liar, burung gereja, dan binatang lain yang bisa di temukan di sekitar rumah. 

Untuk membuat main peran kali ini makin seru, Ibu bisa menyiapkan sebuah makanan hewan (remahan roti, makanan kucing, makanan ikan), kaca pembesar, jaring kecil, sepatu boots, dan sarung tangan plastik. Sarung tangan plastik digunakan demi keamanan ya, Bu. Sebab tidak semua binatang yang ditemui aman untuk dipegang secara langsung. 

Semua telah siap? Ayo Bu, segera mulai petualangan dengan si Kecil! Arahkan kaca pembesar ke arah semut sambil bercerita kepada anak segala hal yang berkaitan dengan semut. 

Saat bertemu kucing liar katakan, “Wah si Mpus kelihatan lapar, ya? Yuk, Nak, kita kasih makan supaya si Mpus bisa pulang ke rumahnya.”

Saat melihat plastik mengapung di kolam ikan, ajak si Kecil membersihkannya sambil menjelaskan bahwa ikan hidup di sungai dan di laut. Sehingga, kita tidak boleh mengotori air dengan sampah.

“Wah kolamnya kotor sekali, ini saatnya aktivis lingkungan bekerja! Bantu Ibu mengambil sampah menggunakan jaring ya!”

3. I am a Hairdresser!

Untuk role play satu ini, Ibu dapat memanfaatkan boneka atau mainan figur lain yang ukurannya cukup besar. Kemudian, Ibu bisa membuat rambut palsu dari kertas warna apapun, bisa kuning, hitam, cokelat, putih, dan lain sebagainya. 

Tempelkan kertas tersebut di kepala boneka atau figur mainan. Ibu bisa menyediakan gunting aman yang memang digunakan khusus untuk belajar memotong juga jepit dan ikat rambut. Kemudian ajak anak untuk melayani customer-customer mungil mereka. 

4. Let’s Go to The Moon!

Menjelajah ruang angkasa terdengar asyik sekali ya, Bu? Yuk, perkenalkan ruang angkasa dan tata surya pada si Kecil dengan berpura-pura menjadi astronot!

Ibu bisa menyiapkan helm kecil, selang bening, dan botol aqua 1.5 liter yang diberi tali untuk dijadikan tabung oksigen. 

Anak bisa berpura-pura menjadi kapten roket dan Ibu rekan dalam perjalanannya menuju bulan. Ajak anak duduk di sofa dan menggeser tuas yang terbuat dari gagang sapu untuk menandakan roket telah meluncur. 

Bersama anak, buat suara menderu dan guncangan-guncangan kecil pada sofa supaya permainan semakin seru. Sesampainya di Bulan, ajak anak berjalan dengan lambat dan sedikit melompat untuk mengenalkan konsep gravitasi. 

Oh iya, Bu! Ibu juga boleh mengajak anak berimajinasi dengan berpura-pura bertemu alien lho! 

5. Let’s Dive Into the Sea!

Si Kecil pernah menonton film The Little Mermaid, Aquaman, atau bahkan yang terbaru Wakanda Forever? Coba tebak, apa satu tokoh fiksi yang sama-sama muncul di ketiga film tersebut? Yuk, ajak si Kecil berubah menjadi manusia duyung!

Ibu bisa buatkan ekor duyungnya sendiri dari kain sprei warna-warni bekas yang dijahit kemudian ditempel manik-manik sebagai sisiknya. 

Setelah ekor siap, Ibu bisa memanfaatkan karpet di ruang tengah sebagai area laut. Ajak anak berpura-pura menyelam, bertemu berbagai jenis ikan, membangun istana bawah laut dari balok, dan lain sebagainya. 

Dari permainan ini, Ibu bisa mengenalkan si Kecil tentang ekosistem laut dan kenapa melindungi hewan-hewan laut itu sangat penting. Selain itu, Ibu juga bisa mengenalkan anak tentang perbedaan manusia dan hewan-hewan laut yang bernapas menggunakan insang dan sirip untuk bergerak.

Baca Juga: 8 Ide Sensory Play untuk Anak 1-3 Tahun di Rumah, Seru Banget!

Jadi, role play mana yang Ingin Ibu coba bersama si Kecil di akhir pekan ini? Jangan lupa ajak teman-temannya ikut bermain juga, ya, Bu! Bermain peran pasti akan makin seru jika ada banyak tokohnya.

Baca Juga: Melatih Keseimbangan Si Kecil Melalui Permainan Menyenangkan

Oh iya Bu, untuk menemani anak belajar sambil bermain, Ibu juga perlu pastikan si Kecil mendapatkan asupan gizi yang optimal tidak hanya dari makanan tapi juga dampingan susu Bebelac 3 Grogreat+ setiap pagi dan malam sebelum tidur.

Susu Bebelac 3+ adalah susu pertumbuhan satu-satunya yang mengandung FOS:GOS 1:9 dan sudah teruji klinis untuk mendukung kesehatan pencernaan si Kecil (happy tummy).

Selain itu, susu Bebelac 3 juga kini dilengkapi formulasi baru, yaitu Triple A (DHA, ALA+LA) dengan DHA yang lebih tinggi dari minyak ikan serta LA dan ALA untuk mendukung perkembangan otaknya agar si Kecil memiliki akal yang kreatif (happy brain), serta vitamin dan mineral yang penting untuk mendukung tumbuh kembang hebat si Kecil.

Dengan pemberian stimulasi yang tepat dan didukung nutrisi untuk pencernaannya, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang ceria (happy heart) sehingga jadi makin bersemangat untuk bermain dan mencoba hal-hal baru bersama teman-temannya.

Ingin dapatkan lebih banyak tips dan informasi parenting terbaru menyambut masa prasekolah si Kecil? Yuk, daftarkan diri Ibu di Bebeclub. Ibu juga bisa dapatkan beragam promo dan penawaran menarik seputar susu Bebelac, lho!

 

 

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Ibu


Temukan Topik Lainnya

  1. Vlaicu, Claudia. “The Importance of Role Play for Children’s Development of Socio-Emotional Competencies.” ResearchGate, unknown, 31 Dec. 2014, www.researchgate.net/publication/293019372_The_Importance_of_Role_Play_for_Children’s_Development_of_Socio-Emotional_Competencies. Accessed 28 Nov. 2022.

  1. Alhamdu Alhamdu, et al. “Bermain Peran (Role Play) Dan Peningkatan Keterampilan Sosial Anak Usia Dini.” ResearchGate, Universitas Mulawarman, 26 June 2019, www.researchgate.net/publication/335261695_Bermain_Peran_Role_Play_dan_Peningkatan_Keterampilan_Sosial_Anak_Usia_Dini. Accessed 28 Nov. 2022.

  1. “Role Play.” Harvard.edu, 2012, ablconnect.harvard.edu/role-play-research. Accessed 28 Nov. 2022.

  1. Stivanie, Alysa, et al. PSIKODRAMA UNTUK MENURUNKAN TINGKAT STRES PADA SISWA AKSELERASI. Vol. 03, no. 02, 2015, pp. 2301–8267, ejournal.umm.ac.id/index.php/jipt/article/download/3535/4068/9324. Accessed 28 Nov. 2022.

  1. Samis, Max. “Stages of Play from 24–36 Months: The World of Imagination - ZERO to THREE.” ZERO to THREE, 26 Feb. 2015, www.zerotothree.org/resource/stages-of-play-from-24-36-months-the-world-of-imagination/#:~:text=Between%202%20and%203%2C%20your,skills%20will%20grow%20more%20complex.. Accessed 28 Nov. 2022.

  1. tldn_wp_admin. “5 Important Benefits of Role Play in Early Childhood - the Little Dreamers Nursery.” The Little Dreamers Nursery, 30 June 2022, dreamersnursery.com/benefits-of-role-play-in-early-childhood/#:~:text=Children%20gain%20a%20lot%20from,have%20a%20lot%20of%20fun.. Accessed 30 Nov. 2022.



Artikel Terkait