5 Cara Kreatif Mengajarkan Anak Kerja Sama Sejak Dini
Memasuki usia 3 tahun, keterampilan sosial anak akan makin berkembang, lho, Bu! Setelah ia sudah bisa belajar caranya berbagi, anak-anak...
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Memasuki usia 3 tahun, keterampilan sosial anak akan makin berkembang, lho, Bu! Setelah ia sudah bisa belajar caranya berbagi, anak-anak akan berhadapan dengan banyak situasi baru yang mengharuskan mereka belajar untuk bekerja sama dengan teman sebaya ketika sudah masuk prasekolah nanti. Misalnya, melalui permainan seperti bermain bola atau menyelesaikan puzzle.
Lalu, bagaimana cara mengajarkan anak tentang pentingnya bekerja sama dengan konsep yang mudah dimengerti si Kecil? Simak tipsnya berikut ini, yuk!
Mengapa Kerja Sama Harus Diajarkan Sejak Dini?
Memangnya, kenapa penting untuk anak bisa bekerja sama dengan teman sebayanya? Maksud kerja sama di sini ternyata tak hanya sebatas meringankan pekerjaan dalam sebuah kelompok, Bu.
Contohnya ketika menyusun puzzle dan balok. Menyelesaikan puzzle akan lebih cepat dilakukan beramai-ramai karena si Kecil bisa mencari potongan yang tepat, sementara teman-teman yang lain bantu mencari tempat menempelnya.
Selain itu, Bu, kerja sama bagus untuk melatih anak jadi lebih terbuka dengan cara atau ide baru demi mencari solusi dari sebuah masalah. Seperti contohnya, saling mengoper bola untuk mencetak gol ke gawang lawan.
Bekerja dalam tim juga melatih anak untuk belajar tentang pentingnya aturan, bernegosiasi, dan menyelesaikan konflik melalui keterampilan komunikasi mereka.
Dari pengalaman ini, kerja sama bagi anak juga dapat melatih kepekaan, rasa empati, kerendahan hati, dan rasa untuk menghargai orang lain.
Hingga pada akhirnya, anak akan bisa menumbuhkan jiwa kekompakan, rasa saling percaya antar teman, dan mempertahankan hubungan pertemanan yang sehat, lho.
Baca Juga: 6 Ciri Anak Cerdas, Kenali Tanda-Tandanya Berikut Ini
Cara Kreatif Mengajarkan Anak Kerja Sama
Tentu saja Ibu tentu tidak bisa langsung bilang pada si Kecil bahwa kerja sama itu penting. Sebab, anak-anak di usia ini belum begitu paham tentang konsep dari sebuah tim.
Jadi setiap kali Ibu melihat ada kesempatan bagi anak untuk bekerja sama dengan orang lain, beri tahu si Kecil bahwa ini bukan lomba siapa cepat dia yang menang. Ibu dapat berkata “Main puzzle sama Kakak, yuk, supaya gambar-nya bisa kita lihat sama-sama!”
Atau, bisa juga beri pengertian dengan hal-hal sederhana yang bisa ia pahami. Misalnya, Ibu bisa ibaratkan ia dan teman-temannya sebagai roda mobil.
Jika salah satu ban kempes, mobil tidak akan bisa jalan. Sementara jika salah satu “roda”nya berjalan lebih cepat, mobil juga tidak bisa jalan dan bahkan rentan kecelakaan. Jadi, setiap roda harus berputar dalam kecepatan yang sama supaya mobilnya selamat sampai di tujuan.
Nah selain itu, Ibu menanamkan cara bekerja sama sejak usia dini dengan cara berikut ini:
1. Bermain Peran
Role play adalah cara yang bagus untuk mengajak anak belajar sambil bermain, Bu.
Aktivitas ini bantu mendorong imajinasi dan kreativitas anak, melatihnya komunikasi, dan sekaligus mengajarkan cara menyelesaikan masalah dari “skenario” yang berbeda-beda.
Jadi ketika sedang main di rumah, Ibu bisa coba ajak si Kecil dan teman-temannya bermain role play yang membutuhkan mereka berkolaborasi dan berbagi ide. Contohnya, mainkan karakter seperti tim pemadam kebakaran atau kelompok superheroes seperti Avengers.
Bermain peran artinya anak-anak akan membayangkan dan mengucapkan apa yang mungkin dikatakan karakter itu dan bagaimana mereka akan bertindak. Misalnya, anak mungkin akan berkata pada temannya, “Kamu lawan musuh yang di depan, ya! Aku selamatkan warga!” ketika sedang berpura-pura jadi Avengers.
Memutuskan siapa yang akan “berakting” sebagai karakter mana juga membuat anak belajar bernegosiasi dan bergiliran, lho! Jika di kesempatan kali ini si Kecil kedapatan menjadi Hulk, selanjutnya Ibu bisa bilang ia yang akan jadi Iron Man.
2. Libatkan Anak Membuat Acara Keluarga
Sekarang kita sudah lebih leluasa untuk berkumpul kembali bersama keluarga besar setelah sekian lama harus social distancing. Nah jika ini adalah giliran Ibu sekeluarga untuk menggelar acara kumpul keluarga, jangan ragu untuk libatkan si Kecil dalam prosesnya, ya!
Misalkan, Ibu bisa berikan “tugas” untuknya menata piring-piring kertas di atas meja sementara Ibu menaruh cemilannya. Berikan ia kebebasan untuk berkreasi menentukan “komposisi” macam-macam cemilan sesuai keinginannya. Setelah itu, ajak si Kecil nanti untuk bersama-sama menyajikan snack kepada keluarga yang hadir.
Atau, Ibu bisa memintanya menempelkan dekorasi seperti balon-balon di dinding sementara Ayah yang meniupkannya.
Dengan cara ini, anak jadi terbiasa untuk berinisiatif dan memiliki keinginan untuk tolong menolong.
3. Memasak atau Membuat Cookies
Memasak juga bisa jadi contoh kerja sama anak dengan orang tua di rumah, lho!
Memasak atau membuat kue bersama anak tidak hanya mendorong mereka untuk berhitung dan mengenal nama-nama benda. Kegiatan ini juga melatih mereka untuk mengikuti instruksi atau aturan, Bu, karena ia akan bisa memahami langkah-langkahnya yang harus diikuti sampai masakannya jadi.
Beberapa resep sederhana yang mungkin bisa Ibu dan si Kecil buat bersama di rumah termasuk pizza mini, cookies dengan glaze warna-warni, atau salad buah — pilihannya tidak terbatas!
Ibu bisa meminta anak untuk mengerjakan beberapa tugas yang simpel-simpel dulu pada awalnya. Misalkan, ketika membuat pizza, si Kecil bisa bantu mengaduk adonan dan memberi topping di atas pizza, sementara Ibu yang memotong-motong bahan dan memasukkan pizza ke dalam oven.
Setelah jadi, Ibu dapat berkata, “Makasih ya udah bantu Ibu masak. Pizzanya jadi kelihatan lebih enak nih setelah dihias Kakak!” supaya ia merasa senang sudah berhasil menolong Ibu.
Baca Juga: 4 Nilai Kebaikan yang bisa Anak Dapatkan dari Saling Tolong Menolong
4. Bermain Labirin
Cara lain untuk mengajak anak bekerja sama dengan teman sebayanya adalah dengan bermain labirin di halaman rumah. Untuk bermain ini, Ibu bisa sediakan kotak besar dan buatlah jalur labirin 3D berwarna-warni dengan strip busa atau karet.
Minta anak dan teman-temannya berdiri di sekitar kotak dan berpegangan di masing-masing tepinya. Tempatkan mainan atau bola di salah satu ujung labirin dan mintalah anak-anak bekerja untuk memindahkannya melalui labirin dengan menaikkan, menurunkan, dan memiringkan kotak bersama-sama.
Ibu juga dapat melakukan aktivitas ini tanpa harus membuat jalur labirin dengan meminta anak menggulir bola di sekitar tepi kotak dan jangan biarkan sampai menggelinding masuk ke tengah.
Kegiatan ini sangat bagus untuk melatih keterampilan resolusi konflik. Amati bagaimana anak-anak mengidentifikasi masalah, yaitu memindahkan objek, dan lihat apakah mereka dapat bekerja sama untuk mencoba berbagai solusi sampai mereka menemukan cara yang paling tepat.
Setelah mengamati selama beberapa menit, Ibu bisa bantu memfasilitasi ide dan solusi yang berbeda dengan mengajukan pertanyaan sehingga anak-anak bisa tahu bahwa dalam banyak kasus ada lebih dari satu jawaban yang benar.
5. Adakan Kerja Bakti di Rumah
Ibu ingin mengajarkan kerja sama dengan cara yang lebih seru? Coba adakan kerja bakti di rumah setiap 1 minggu sekali. Jika biasanya Ibu dibantu asisten rumah tangga untuk mengerjakan pekerjaan rumah seperti menyapu, pel, atau mengelap meja, kali ini ajak si Kecil melakukannya bersama-sama.
Bagi tugas agar si Kecil mengerti instruksi dalam bekerja sama. Misalnya Ibu bagian menyapu, Ayah mengepel, dan si Kecil mengelap meja. Dengan membagi tugas seperti ini, si Kecil juga melihat pentingnya kerja sama yang ternyata dapat meringankan banyak pekerjaan.
Selayaknya orang dewasa, anak juga makhluk sosial yang akan berdampingan dengan banyak orang di sekolah nanti. Maka penting untuk mengasah insting kerja sama si Kecil, sebagai salah satu modal agar ia dapat bergaul dengan baik nantinya.
Nah, Ibu bisa dapatkan juga modul eksklusif dari para ahli untuk menstimulasi tumbuh hebat si Kecil, lho! Ketika Ibu rutin menerapkan stimulasi-stimulasi sederhana setiap hari lewat bermain, perlahan anak akan memahami bahwa kerja sama itu penting untuk keterampilan sosialnya nanti.
Baca Juga: Mengenal Sensory Play, Ini 6 Jenis Kegiatannya untuk Anak 3 Tahun
Selain dari stimulasi, Ibu juga bisa memberikan si Kecil susu Bebelac 4 dua gelas sehari untuk menemaninya bermain. Kenapa ini penting? Sebab, melanjutkan pemenuhan nutrisi adalah kebutuhan yang mutlak untuk anak terutama pada awal kehidupannya untuk mendukung perkembangan otak anak.
Bebelac 4 kini dilengkapi dengan formula baru yaitu DHA yang 25% lebih tinggi untuk mendukung perkembangan kognitif otak dan keterampilan sosio-emosionalnya sebagai persiapan si Kecil memasuki masa prasekolah (happy brain).
Susu Bebelac 4 juga diperkaya dengan dengan FOS:GOS 1:9 yang diperlukan untuk mendukung kesehatan pencernaannya. Nah perlu Ibu ketahui juga bahwa ketika saluran cerna anak baik (happy tummy), ia bisa jadi lebih aktif dan bersemangat untuk mengeksplorasi hal-hal baru di sekitarnya!
Jangan lupa juga, Bu, untuk mendaftar jadi member Bebeclub supaya bisa dapatkan lebih banyak artikel menarik seputar parenting dan nikmati promo menarik lainnya!