Ketahui Kurikulum Sekolah Internasional yang Populer di Indonesia

Ibu, saat ini banyak orang tua memilih sekolah internasional sebagai tempat belajar untuk anaknya. Alasannya karena mereka ingin si Keci...

Ditulis oleh : Tim Penulis

Ditinjau oleh : Irma Gustiana A, S.Psi., M.Psi., Psikolog., CPC

4 min
05 Sep 2023
Profile Irma Gustiana A, S.Psi., M.Psi.,  Psikolog., CPC


Ibu, saat ini banyak orang tua memilih sekolah internasional sebagai tempat belajar untuk anaknya. Alasannya karena mereka ingin si Kecil mendapatkan pembelajaran serta fasilitas belajar yang optimal. Terlebih lagi, kurikulum sekolah internasional memberikan kesempatan murid untuk mendapatkan kualifikasi internasional yang diakui secara global.

Ada beberapa jenis kurikulum internasional yang diterapkan di Indonesia. Lantas, apa sajakah itu? Mari kita simak penjelasan selengkapnya tentang kurikulum sekolah internasional berikut ini, Bu!

Kurikulum Sekolah Internasional Populer di Indonesia

Ada beberapa sistem kurikulum internasional yang digunakan Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK) di Indonesia, di antaranya:

1. Montessori

Ibu pasti pernah mendengar kurikulum Montessori, kan? Ini adalah salah satu metode pendidikan yang kini semakin banyak peminatnya, lho. Salah satu alasan Montessori populer di kalangan orang tua adalah karena dipercaya dapat mengembangkan kemampuan serta kemandirian si Kecil dengan cara mengeksplorasi berbagai aktivitas.

Sistem pendidikan Montessori ini membebaskan si Kecil untuk memilih sendiri konsep apa yang ingin dipelajari sesuai minat dan bakatnya. Sebab, kurikulum ini meyakini bahwa setiap anak memiliki waktu dan cara belajarnya masing-masing.

Di samping itu, kurikulum Montessori tentunya memiliki kelebihan, di antaranya adalah:

  • Membangun pola pikir yang kritis.

  • Mampu bekerja sama dalam tim.

  • Melatih kedisiplinan dan kemampuan motorik.

Dengan kelebihan di atas, tidak heran ya, Bu, jika kurikulum Montessori semakin diminati. 

Baca Juga: 9 Rekomendasi Mainan Montessori untuk Anak 1 Tahun

2. Waldorf

Berasal dari Jerman, kurikulum Waldorf memiliki tujuan untuk meningkatkan lingkungan belajar yang sehat dan mengajarkan para siswa untuk bersifat praktis. 

Fokus utama dari sistem kurikulum ini adalah perkembangan anak yang optimal. Jadi, bukan hanya peningkatan nilai akademik saja, Bu. Metode ini juga menerapkan pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan kognitif, artistik, dan sosial secara seimbang.

Kurikulum Waldorf mengajarkan berbagai mata pelajaran akademik seperti Sains, Sejarah, Matematika, Bahasa, dan Seni. Namun, berbeda dari yang lain, sistem ini menekankan pada kegiatan praktis, seperti musik dan seni visual, kerajinan tangan, dan aktivitas lain yang dapat membangun kreativitas dan imajinasi anak.

Dengan lingkungan belajar yang sehat dan menyenangkan seperti itu, kurikulum Waldorf tentu memiliki beberapa kelebihan untuk perkembangan si Kecil, yaitu:

  • Mengajarkan si Kecil untuk bersifat praktis.

  • Mendorong kreativitas dan imajinasi si Kecil.

  • Membentuk sikap menghargai, menghormati, dan solidaritas.

3. International Baccalaureate (IB)

Beberapa waktu lalu, International Baccalaureate atau kurikulum IB banyak dibicarakan di media sosial lho, Bu. Pasalnya, beberapa orang menganggap kurikulum ini memiliki metode pembelajaran yang sangat baik untuk si Kecil.

Seperti yang kita tahu, kurikulum IB merupakan salah satu sistem pendidikan internasional yang sudah diakui oleh universitas dunia. Kurikulum ini bertujuan untuk mendorong setiap murid mencintai proses belajar dengan cara menyenangkan.

Selain itu, sistem pendidikan yang satu ini juga mendorong para muridnya supaya memiliki wawasan luas, kreativitas, kemampuan mengembangkan intelektualitas, kemampuan sosial, dan kecerdasan emosional. Sama halnya dengan sistem pendidikan lainnya, kurikulum IB juga memiliki kelebihan sendiri, Bu, di antaranya:

  • Melatih rasa solidaritas, empati, dan peduli si Kecil dengan lingkungan sekitarnya.

  • Si Kecil mampu beradaptasi dengan lingkungan baru.

  • Berani mengambil risiko.

4. High Scope

Menurut teori konstruktivisme yang dikemukakan oleh Vygotsky, High Scope adalah suatu kurikulum yang mengintegrasikan berbagai aspek berdasarkan pada fungsi otak. Artinya, kurikulum ini memperhatikan berbagai hal, termasuk aktivitas sehari-hari, cara belajar, interaksi antara guru dan anak, serta kerja sama antara pihak sekolah dan keluarga. Selain itu, pendekatan ini juga mendorong pembelajaran yang aktif dan berpusat pada kolaborasi dalam komunitas belajar, Bu.

Setiap pelajaran yang diberikan akan mengikuti urutan Plan-Do-Review. Maksudnya adalah para siswa harus merencanakan apa yang akan dipelajari, melakukan proses pembelajaran, dan mengulang kembali materi yang sudah dipelajari.

Selanjutnya, metode ini dirancang untuk melatih dan meningkatkan kemandirian, kemampuan pengambilan keputusan, kerja sama, kreativitas, dan pemecahan masalah pada anak. Dengan menerapkan kurikulum ini, anak diharapkan dapat tumbuh menjadi lebih mandiri, bertanggung jawab, dan memiliki rasa percaya diri dalam belajar.

Kurikulum High Scope mengelompokkan area pembelajaran ke dalam 8 kategori utama yang selaras dengan standar pembelajaran negara bagian dan nasional. Di antaranya:

  • Pendekatan pembelajaran.

  • Perkembangan sosial dan emosional.

  • Perkembangan fisik dan kesehatan.

  • Bahasa, keaksaraan, dan komunikasi.

  • Matematika.

  • Seni kreatif.

  • Sains dan teknologi.

  • IPS.

5. Cambridge

Sesuai namanya, kurikulum ini berasal dari Inggris yang telah melalui berbagai perencanaan dan pembinaan langsung oleh Universitas Cambridge lho, Bu. Pada sistem ini, anak akan diajarkan untuk berpikir analitis dan kritis, serta berbicara di depan publik.

Tujuan penerapan kurikulum Cambridge adalah membangun kecintaan anak pada proses belajar, bukan hanya fokus pada hasilnya saja. Selain itu, sistem ini juga bertujuan menyiapkan individu yang dapat bersaing secara global. Adapun sejumlah manfaat yang bisa didapatkan si Kecil, yaitu:

  • Fasih berbahasa Inggris.

  • Memiliki cara pandang internasional dan lebih luas.

  • Mendapatkan pendidikan yang selalu diperbaharui dan modern.

  • Memiliki peluang untuk berkuliah di kampus terbaik dunia.

Baca Juga: 8 Aktivitas Brain Gym untuk Stimulasi Kecerdasan Anak

Itu dia sejumlah kurikulum sekolah internasional yang diterapkan di Indonesia. Mana nih kurikulum yang menurut Ibu cocok untuk si Kecil?

Bersamaan dengan informasi ini, jangan lupa berikan asupan gizi dan nutrisi yang cukup untuk si Kecil setiap harinya agar ia bisa belajar dengan optimal ya, Bu. 

Selain itu, Ibu juga bisa mengajak si Kecil melakukan berbagai kegiatan menarik untuk mendukung awal kehebatannya. Ibu bisa kunjungi laman Ibu Perlu Tahu untuk menemukan berbagai ide aktivitas seru yang bisa dilakukan dengan si Kecil, serta berbagai tips parenting menarik lainnya, lho. Selamat mencoba, Bu!

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Ibu


Temukan Topik Lainnya

  1. TheAsianparent. (Diakses Agustus 2023). Mengapa Metode Montessori Begitu Terkenal di Dunia PAUD?. https://id.theasianparent.com/metode-montessori-paud/
     
  2. TheAsianparent. (Diakses Agustus 2023). Ketahuilah 4 Macam Kurikulum Ini Sebagai Pertimbangan Dalam Memilih Sekolah. https://id.theasianparent.com/kurikulum-sekolah-internasional
     
  3. Cambridge Assessment. (Diakses Agustus 2023). Benefits of a Cambridge education. https://www.cambridgeinternational.org/why-choose-us/benefits-of-a-cambridge-education/international-curriculum/
     
  4. World School. (Diakses Agustus 2023). International Baccalaureate: Everything You Need To Know. https://world-schools.com/ib-international-baccalaureate/#:~:text=The%20International%20Baccalaureate%20curriculum%20is%20made%20up%20of%20three%20educational,Class%2011%20to%20Class%2012)
     
  5. Montessori Academy. (Diakses Agustus 2023). Montessori Curriculum. https://montessoriacademy.com.au/montessori-education/montessori-curriculum/#:~:text=The%20Montessori%20Curriculum%20offers%20children,key%20knowledge%20area%20or%20skill.


Artikel Terkait

icon resep
3 Tahun ke Atas Resep

Resep Tahu Kukus Sosis

Ditulis oleh:
Tim Penulis

Ditinjau oleh:
Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH
4 min
09 Aug 2024