10 Ciri Anak Cerdas, Apakah si Kecil Salah Satunya?

Si Kecil banyak bertanya hingga kadang Ibu kewalahan dan kesulitan menjawab pertanyaannya? Ibu jangan malah terpancing emosi dan memarah...

Ditulis oleh : Tim Penulis

4 min
21 Apr 2022


Si Kecil banyak bertanya hingga kadang Ibu kewalahan dan kesulitan menjawab pertanyaannya? Ibu jangan malah terpancing emosi dan memarahinya ya, Bu. Sebab itu merupakan salah satu ciri anak cerdas!

Apalagi, sih, ciri dari anak yang memiliki kecerdasan melebihi rata-rata? Simak penjelasan selengkapnya dengan membaca artikel ini sampai selesai, yuk!

Bagaimana Ciri-Ciri Anak yang Cerdas? 

Anak dengan kecerdasan tinggi kerap disebut sebagai gifted child. Anak seperti ini sangat berbakat, memiliki potensi untuk lebih berprestasi, dan unggul di berbagai bidang dibandingkan teman sebayanya.

Di dalam kelas, karakter yang terlihat menonjol biasanya adalah mudah menerima pelajaran serta tidak malu bertanya atau menjawab pertanyaan. 

Umumnya kecerdasan tersebut diukur dari IQ, sebuah angka yang mengindikasikan tingkat kecerdasan seseorang melalui tes psikologi. 

Apa saja kategori kecerdasan yang ditunjukkan oleh tes IQ? Berikut daftarnya: 

  • < 70 = IQ rendah atau keterbelakangan mental (lower extreme)

  • 70 - 84 = IQ rendah yang masih dalam kategori normal (dull normal)

  • 85 - 114 = IQ normal atau rata-rata

  • 115 - 129 = IQ tinggi dalam kategori normal (bright normal)

  • 130 - 144 = IQ superior (gifted)

  • > 144 = IQ sangat superior atau jenius (highly gifted)

Selain dilihat dari IQ, berikut ini beberapa ciri lain yang umumnya ditunjukkan oleh anak dengan kecerdasan yang lebih tinggi dari rata-rata: 

1. Rasa Ingin Tahu Besar

Rasa ingin tahu juga bagian dari keterbukaan pikiran. Sikap si Kecil yang banyak bertanya, selalu penasaran, dan ingin mencoba hal baru, mungkin membuat Ibu kewalahan. Namun itu menandakan rasa ingin tahu yang besar, Bu. 

Biarkan mereka bereksplorasi dengan dunia sekitarnya ya, Bu. Namun, tentu saja keamanan si Kecil juga perlu diperhatikan.

Baca juga: 8 Aktivitas Brain Gym untuk Stimulasi Kecerdasan Anak

2. Perkembangan Bahasa yang Cepat

Anak yang diberkati dengan kecerdasan tinggi umumnya mulai bisa berbicara lebih awal dari teman-teman sebayanya. Selain itu, ia juga cenderung menggunakan berbagai kosakata yang masih dianggap sulit oleh anak sebayanya dalam percakapan sehari-hari. 

Ciri verbal lain yang ditunjukkan oleh anak dengan kecerdasan tinggi adalah she/he will likely be a great storyteller, Bu.  

Coba Ibu amati, apakah si Kecil mampu memilih sebuah tema dan menyusun cerita yang runtut dari tema tersebut? 

Kemudian, saat bercerita, apakah ia mampu menggunakan humor, idiom, majas, dan kosakata yang tepat untuk menggambarkan emosi tertentu padahal anak seusianya cenderung masih kesulitan untuk menggunakan kata-kata tersebut? 

Jika jawabannya iya, bisa dikatakan si Kecil memiliki kecerdasan bahasa yang tinggi, Bu. 

Perkembangan bahasanya sangat baik sehingga sejak usia dini ia sudah memiliki kamus kosakata yang kaya dan mampu menyusunnya menjadi kalimat yang kompleks. 

3. Cepat Memahami Informasi Baru 

Ketika memiliki kecerdasan yang tinggi, anak cenderung memiliki kemampuan untuk mengolah informasi baru dengan sangat baik dan lebih cepat daripada teman-teman sebayanya. 

Bukan hanya memahaminya saja, namun ia bisa dengan cepat dan baik mengimplementasikan pengetahuan baru tersebut pada sesuatu yang praktikal. 

4. Memiliki Daya Ingat Kuat 

Bukan hanya memiliki daya tangkap yang kuat, anak yang cerdas juga memiliki kekuatan otak yang luar biasa sehingga dapat mengingat informasi dalam jumlah besar secara sekaligus. 

Apa yang sudah ia pahami sebelumnya juga dapat muncul kembali ke permukaan ketika diperlukan tanpa harus diingatkan lagi oleh guru atau diulangi lagi proses pembelajarannya. 

5. Memiliki Daya Fokus yang Tinggi

Sebuah penelitian yang dilakukan tahun 2013 menunjukkan bahwa anak cerdas umumnya memiliki daya fokus jauh lebih tinggi dari anak lain jika sedang melakukan hal yang diminati. 

Daya fokusnya yang tinggi dipengaruhi oleh kemampuan kognitif si Kecil dalam mengontrol konsentrasi dan impulsivitas. 

Ia memiliki kemampuan yang tinggi dalam membedakan mana yang menjadi target dan mana yang menjadi distraksi dari apa yang sedang ia lakukan, Bu. 

Jadi, ketika melakukan hal yang diminati, si Kecil memiliki keteguhan hati untuk menolak segala distraksi disekitarnya. Ia memiliki keinginan yang kuat untuk tidak melewatkan satu hal pun dari apa yang sedang dilakukan.  

Hal itulah yang membuat anak dengan kecerdasan tinggi cenderung memiliki hasil kerja yang lebih baik daripada anak dengan kecerdasan rata-rata. 

Baca Juga: 10 Pilihan Mainan Edukasi untuk Anak Usia 4 Tahun

6. Cenderung Individualis dan Cepat Bosan

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, Bu, anak berbakat umumnya memiliki rasa penasaran yang tinggi dan daya fokus yang tinggi. 

Rasa penasarannya yang tinggi membuat si Kecil ingin memahami hubungan sebab-akibat dari sebuah permasalahan yang menarik perhatiannya secara mendalam. Ia ingin berfokus pada hal tersebut tanpa diganggu dan bergantung pada orang lain. Hal tersebut membuat si Kecil lebih suka bekerja sendirian karena lebih cepat dan efektif. 

Namun begitu ia mendapatkan pemahaman yang memuaskan, ia tidak akan mau mengulang-ulang lagi membahas atau mempelajari hal yang sama. 

Hal ini menjadi hambatan bagi anak dengan kecerdasan di atas rata-rata ketika harus belajar bersama teman-temannya di sekolah umum. 

Pasalnya dengan daya tangkap dan fokus yang kuat, ia akan cepat memahami pelajaran dan akan merasa sangat bosan jika harus mendengarkan penjelasan secara berulang untuk teman lain yang masih perlu belajar. Sementara itu, si Kecil harus menunggu tanpa bisa melakukan hal lain.

7. Sering Melamun

Ibu mungkin sering mendapati si Kecil duduk di taman belakang kemudian melamun sambil memandangi kolam ikan. 

Ketika melihat hal ini, beri si Kecil perhatian lebih seksama yuk, Bu. Mari kita pastikan apakah si Kecil sedang sibuk berpikir atau malah sedang kehilangan fokus jadi duduk dengan pikiran kosong.

Salah satu perilaku yang ditunjukkan oleh anak dengan tingkat kecerdasan yang tinggi adalah sering sibuk dengan pikirannya sendiri. 

Mungkin ia sedang memikirkan bagaimana caranya menyelesaikan lego yang sedang di bangun atau sedang membayangkan bagaimana rasanya punya insang dan bisa hidup di dalam air. 

Ketika si Kecil sudah diam selama beberapa saat, Ibu dapat menyentuh lembut pundaknya. Ketika ia menoleh, Ibu bisa mengatakan, “Ibu mengganggu tidak?” 

Ketika ia bilang tidak, Ibu dapat melanjutkan dengan, “Ibu perhatikan dari tadi Adik sibuk sekali, sedang memikirkan apa sih?” 

Setelah menanyakan itu, mungkin si Kecil akan dengan senang hati membagikan apa yang sedang ia pikirkan. 

Di sini Ibu perlu mendengarkan secara aktif; buat kontak mata dengan baik, berikan respon yang sesuai, dan gunakan bahasa tubuh seperti anggukan atau senyuman untuk menunjukkan Ibu benar benar peduli pada apa yang sedang disampaikan si Kecil. 

Baca juga: 5 Aktivitas Seru untuk Meningkatkan Imajinasi Anak

8. Memiliki Kemampuan Mengendalikan Diri yang Baik

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2007, anak dengan kecerdasan tinggi memiliki self-regulation atau kemampuan mengendalikan diri yang sangat baik. 

Kemampuan ini dipengaruhi oleh adanya motivasi yang besar dalam diri si Kecil untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. 

Motivasi yang besar membuat anak mampu berkonsentrasi jauh lebih lama daripada teman sebayanya untuk mengikuti prosedur yang perlu dilakukan, langkah-demi-langkah. 

Dan seperti yang sudah disebutkan di atas, ia memiliki kemampuan yang lebih baik untuk membedakan mana yang penting dan tidak penting jika dikaitkan dengan apa yang sedang ia lakukan. 

Misalnya, si Kecil sedang menggambar dan ia sedang sangat suka mencampur warna. Ia memiliki misi untuk menyelesaikan gambarnya dengan mencampur warna. 

Alih-alih langsung mewarnai langit dengan krayon biru, ia mencampurkan dulu krayon warna kuning dan hijau di atas kertas untuk mendapatkan warna biru. 

Di tengah proses mewarnai yang rumit tersebut, si Kecil dapat mengabaikan bunyi mainan atau lagu favoritnya diputar di televisi. Sebab, kedua hal itu sedang dianggap tidak penting dan dapat membuat karya besarnya tidak segera selesai, Bu.

Jadi, Ibu tidak perlu merasa kesal ketika si Kecil dipanggil dan tidak segera menengok. Ibu dapat mengecek apa yang dilakukan si Kecil terlebih dahulu, ya. Siapa tahu ia sedang fokus pada suatu pekerjaan dan ingin segera menyelesaikannya.

9. Idealis dan Perfeksionis Sejak Dini

Ibu, apakah si Kecil menunjukkan sifat saklek di usia yang masih sangat dini? Bisa saja hal tersebut merupakan salah satu tanda bahwa si Kecil memiliki kecerdasan yang tinggi. 

Bu, anak-anak yang diberkahi dengan kecerdasan tinggi secara alamiah cenderung bersifat idealis dan perfeksionis. 

Sedari dini mereka sudah memiliki pandangan hidup yang sangat jelas atas apa yang mereka mau dan mereka tidak mau. Sesuai dengan pengetahuan yang mereka miliki saat itu, mereka sudah dapat menentukan cita-cita dan skenario bagaimana cara mencapainya. 

Hal yang perlu Ibu perhatikan adalah kemungkinan anak untuk berperilaku perfeksionis secara berlebihan. 

Sebab si Kecil sudah memiliki cita-cita sendiri dan keinginan kuat untuk mencapainya, ia cenderung akan memforsir dirinya untuk memenuhi standar atau ekspektasi yang telah mereka tentukan sendiri. 

Di sini, peran Ibu dan Ayah sangat diperlukan untuk senantiasa mendampingi si Kecil. Berikan pengertian bahwa berusaha semaksimal mungkin memang diperlukan, namun jangan sampai membuat badan terlalu lelah dan hati adik menjadi tidak senang. 

Dalam melakukan suatu hal, tidak apa-apa untuk menikmati prosesnya. Hasilnya tidak harus sempurna atau sesuai dengan apa yang diinginkan. Besok masih bisa dicoba lagi. 

Ibu dapat menyampaikan, adik dapat selalu belajar dari proses yang telah dilalui agar kedepannya mendapatkan hasil yang lebih memuaskan. Tidak perlu memaksakan diri. 

10. Memiliki Kompas Moral yang Baik

“Ibu, kenapa temanku mencubit adiknya, ya? Dicubit kan sakit sekali, Bu? Kenapa tidak dibagi 2 saja kuenya?” 

Mungkin pertanyaan tersebut pernah muncul dari mulut mungil anak Ibu saat melihat temannya bertengkar dengan adiknya karena berebut sepotong kue coklat. 

Ibu mungkin terkejut dengan kemampuan si Kecil untuk membedakan mana perbuatan yang baik dan yang buruk. Namun, hal ini kerap terjadi pada anak dengan kecerdasan yang tinggi. 

Anak yang cerdas umumnya memiliki kompas moral yang baik sehingga ia memiliki prinsip kuat tentang apa yang benar dan apa yang salah. 

Selain itu, si Kecil juga memiliki empati yang tinggi sehingga ia cenderung lebih berhati-hati dalam bertindak dan berkata-kata agar tidak merugikan serta menyakiti perasaan orang lain. 

Sebuah penelitian menunjukkan seorang anak dengan kecerdasan tinggi menolak ketika diminta oleh penguji memukul boneka sebanyak 3 kali. Ketika didesak untuk memukul boneka tersebut, sang anak akhirnya memandang penguji dengan tatapan galak. 

Si anak kemudian dengan lembut mengambil boneka dan memukulnya 3 kali. Namun, setelah itu ia memeluk boneka yang dipukul dengan erat. Ia berusaha menghibur boneka tersebut dan tidak mau menyerahkan boneka kembali pada si penguji. 

Baca juga: Anak 3 Tahun Harus Sudah Bisa Apa Secara Sosio-Emosional?

Semua Anak Cerdas dengan Cara Masing-Masing

Sekarang Ibu sudah mengetahui beberapa ciri anak cerdas. Ibu mungkin menemukan beberapa cirinya pada diri si Kecil. 

Namun, Ibu perlu terus mengingat ya, bahwa kecerdasan tidak selalu mengenai prestasi akademis, kecepatan berhitung, atau kepandaian berbicara. Setiap anak cerdas dengan caranya masing-masing, Bu. 

Ada yang cerdas dalam memahami gerakan-gerakan rumit saat menari namun kesulitan memahami persoalan matematika. Ada anak yang mudah akrab dengan segala jenis binatang namun kesulitan dalam memahami bahasa asing. 

Seperti pepatah yang dikatakan Albert Einstein, “Everybody is a jenius. But if you judge a fish by its ability to climb a tree, it will live its whole life believing that it is stupid.”  

Untuk memahami kecerdasan masing-masing anak Ibu dapat mempelajari lebih jauh tentang multiple intelligence. 

Menurut, Howard Gardner, ada 9 kecerdasan berbeda di dalam diri manusia yaitu  visual-spatial, linguistic-verbal, logical mathematical, body-kinesthetic, musical, interpersonal, intrapersonal, naturalistic, dan existential intelligence. 

Cara Mendukung Kecerdasan Anak Sejak Dini

Ternyata, Bu, menghadapi anak cerdas ternyata memiliki tantangan tersendiri, lho. Sikap mereka yang kritis kadang dianggap kurang sopan oleh orang lain. Selain itu, tekanan dan ekspektasi dari orang di sekitar juga bisa membuatnya tertekan, cemas, dan akhirnya mengisolasi diri.

Ibu pasti bangga memiliki anak cerdas, namun sebaiknya hindari sikap menekan ya, Bu. Misalnya, menuntut si Kecil untuk selalu juara kelas, mendaftarkannya ikut berbagai les, atau membanggakannya secara berlebihan. Ini bisa membuatnya stres.

Dan sekali lagi perlu diingat si Kecil memiliki kecerdasan dan perkembangan masing-masing. Jadi, Ibu tidak perlu khawatir apabila tidak menemukan ciri-ciri di atas pada diri si Kecil.  

Yang paling penting, Ibu tidak pernah berhenti untuk selalu memberi stimulasi dan nutrisi seimbang untuk si Kecil agar tumbuh kembangnya optimal.

Ibu dapat temukan beragam stimulasi sesuai dengan kelompok usia si Kecil melalui Tools Belajar di Rumah. Tersedia berbagai modul pembelajaran di rumah untuk stimulasi kognitif, fisik, sosial emosional untuk tumbuh hebat si Kecil di usia 0-3 tahun. 

Nah, sambil menemani anak belajar sambil bermain, Ibu juga perlu pastikan si Kecil mendapatkan asupan gizi yang optimal tidak hanya dari makanan tapi juga dampingan susu satu gelas setiap pagi dan sebelum tidur. 

Caranya, Dukung Awal Semua Kehebatan si Kecil dengan susu Bebelac 4 GroGreat+ yang dilengkapi kandungan FOS:GOS 1:9 yang teruji klinis serta Triple A (DHA, LA, ALA), agar si Kecil tumbuh hebat dengan pencernaan yang sehat (happy tummy). 

Dengan asupan nutrisi optimal dari makanan dan susu Bebelac, anak bisa lebih aktif dan tumbuh memiliki karakter yang ceria (happy heart) sehingga terus semangat bermain bersama teman-temannya (happy brain).

Ingin dapatkan lebih banyak tips dan informasi parenting terbaru menyambut masa prasekolah si Kecil? Yuk, daftarkan diri Ibu di Bebeclub. Ibu juga bisa dapatkan beragam promo dan penawaran menarik seputar susu Bebelac, lho!


Referensi tambahan:

  1. IQ Scores and IQ Levels - What is the average IQ? (2015). BMI Certified IQ Test. https://www.test-iq.org/iq-scores-and-iq-levels/#.Y70BTHZBw2x

  2. Reed-Harris, M. (2022, February). Top 10 Signs of a Gifted Child. PASEN. https://pasen.org/top-10-signs-of-a-gifted-child/#:~:text=Memory%20Retention,few%20minutes%20in%20the%20past.

  3. Gur, C. (2011, December 31). Do gifted children have similar characteristics?: Observation of three gifted children. ResearchGate; Elsevier. https://www.researchgate.net/publication/251713263_Do_gifted_children_have_similar_characteristics_Observation_of_three_gifted_children

  4. Shi, J., Tao, T., Chen, W., Cheng, L., Wang, L., & Zhang, X. (2013). Sustained Attention in Intellectually Gifted Children Assessed Using a Continuous Performance Test. 8(2), e57417–e57417. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0057417

  5. How to communicate effectively with your young child. (2022). Unicef.org. https://www.unicef.org/parenting/child-care/9-tips-for-better-communication

  6. M. Dolores Calero, Maria BELEN Garcia-Martin, María-Isabel Jiménez, & Araque, A. (2007, October). Self-regulation advantage for high-IQ children: Findings from a research study. ResearchGate; Elsevier. https://www.researchgate.net/publication/222978548_Self-regulation_advantage_for_high-IQ_children_Findings_from_a_research_study

  7. (2015). Sengifted.org. https://www.sengifted.org/post/silverman-moralsensitivity

  8. The Characteristics of a Gifted Child – Gifted Services. (2020). Giftedservices.com.au. https://giftedservices.com.au/the-characteristics-of-a-gifted-child/

  9. Gardner’s Theory of Multiple Intelligences. Verywell Mind. https://www.verywellmind.com/gardners-theory-of-multiple-intelligences-2795161

  10. Recognising Potential | Mensa International. (2023). Mensa.org. https://www.mensa.org/giftedness/recognising-potential



 
alt

Kenali apa itu

Kalkulator Nutrisi

Cek nutrisi si Kecil yuk! Sudah sesuaikah dengan kebutuhannya?

Artikel Terkait